Mia tak tau, yang ia tau ia di besarkan di sebuah panti sejak masih kecil.
Zev masih belum pulang dari kantor, sementara Mia lebih memilih duduk bersantai di kursi dekat kolam renang, sesekali mengusap perutnya yang menerima gerakan dari bayi, terasa geli namun Mia menikmati proses sebelum ia melahirkan kedua anaknya.
Tinggal satu bulan lagi hingga ia bisa melihat kedua buah hatinya di lahirkan, Mia tak sabar menjadi seorang ibu dari dua anak yang akan memanggilnya mama suatu hari nanti.
“Mia.” Jeslyn memanggil, Mia menoleh melihat Jeslyn berjalan mendekat dengan senyum
Zev datang ke acara pernikahan Cameron, acara itu di adakan tidak terlalu mewah dan tersembunyi dari media, semua orang tau bagaimana gemparnya hubungan Cameron yang tiba-tiba menarik Gracila dari ruang konferensi dan akan jauh lebih menggemparkan jika awak media meliput berita tentang pernikahan Cameron.Lelaki yang sempat berteman baik dengan Zev memang ingin berhenti di dunia entertainment sehingga ia harus menjauh dari bidikan kamera yang sering menyorot ke arahnya, meskipun bayaran menjadi seorang artis sangat besar bagi Cameron, tapi ia tak menemukan kebahagiaannya, dan sekarang ia sudah menjadi seorang ayah dari bayi yang baru saja Gracila lahirkan beberapa hari lalu.“Kau tak membawa serta istrimu datang kemari?” tanya Cameron.Zev menggeleng, “Tidak, kehamilannya sangat rentan dan aku ingin memastikan mereka bertiga tetap aman di rumah.”“Wow, kau akan menjadi ayah dari anak kembar?” sahut Cameron.Zev m
Hari berlalu dengan cepat, dua minggu pun sudah terlewati tapi sampai sekarang pun Mia belum merasakan akan segera melahirkan, namun Zev sudah menempatkan Mia di rumah sakit agar jika Mia melahirkan ia tak terburu-buru membawa Mia ke rumah sakit.Mia duduk di atas tempat tidur rumah sakit, sementara Zev kesana kemari menyiapkan beberapa barang untuk persiapan persalinanan Mia.“Bagaiamana jika ternyata bayinya akan lahir dua minggu lagi? Aku akan merasa bosan di rumah sakit.”Zev menoleh, berjalan sambil meletakkan beberapa botol kecil aroma therapi agar Mia tetap merasa rileks di detik-detik waktu melahirkan. Ketimbang Mia, Zev justru yang lebih panik menantikan si kembar akan lahir, Zev takut terjadi sesuatu ke depannya dengan Mia.“Aku akan menemanimu agar tidak bosan.” jawab Zev, sebenarnya jika Mia setuju, hari ini Zev pasti juga bisa melihat anaknya, namun Mia menolak operasi, Mia bersikeras untuk melahirkan dengan normal. Ze
Pukul Sebelas malam lebih lima belas menit, rasa haru menyelimuti Zev setelah dua jam ia melihat kesakitan luar biasa yang di pertaruhkan oleh Mia demi dua bayi yang sekarang tengah menangis mengisi ruangan tersebut.Zev melihat bayinya satu persatu di bersihkan, anak pertama laki-laki dan kedua perempuan, bayi sepasang yang membuat Zev tak bisa menghentikan tetas air mata haru saat menyambutnya.Kecupan tak berhenti Zev berikan untuk Mia atas rasa terima kasihnya yang sangat besar, Mia dengan keringat membasahi sekujur tubuhnya merasa lemas, matanya terpejam namun masih sempat ia berkata.“Bayi kita.”“Mereka lahir sehat, berkat perjuanganmu. Terima kasih.” ucap Zev, ia semakin memberikan kecupan di kening Mia hingga kedua bayinya selesai di bersihkan, Mia juga selesai dengan proses pembersihan, hanya perlu membiarkan Mia istirahat sebentar sebelum di pindahkan ke kamar perawatan.Zev menerima bayi laki-laki yang masih berk
Zev tak meninggalkan kamar yang masih di tempati Mia, untuk beberapa hari ke depan mungkin Zev masih akan di rumah sakit untuk memastikan keadaan Mia, Zev yang terlalu khawatir tidak ingin melihat istrinya kembali sakit.Sementara Mia menatap wajah Zeus, putranya masih memejamkan mata, kulitnya masih kemerahan. “Tenang sekali tidurnya.” ucap Mia sambil mengusap pipi Zeus dengan jari telunjuk.“Zeus sangat mirip denganmu. Atau lebih tepatnya mereka berdua lebih mirip denganmu.” Zev berkata dengan tidak rela, ia juga ingin kebagian dalam hal kemiripan anaknya.“Mereka masih bayi, Zev. Akan ada saat di mana mereka juga akan terlihat memiliki kemiripan denganmu.” Mia sedikit menggerakkan kepala melihat Zia yang tidur dengan pulas di dalam boks bayi.“Bisa aku minta kamu ambilkan itu untukku?” Mia menunjuk kain persegi di samping keranjang bayi, dengan cepat Zev mengambil kain itu.“Untuk apa?”
Dua hari tak terasa di lewati Mia di rumah sakit setelah melahirkan Zeus dan Zia, kondisnya juga membaik sehingga ia bisa berjalan sambil menggendong salah satu anaknya bergantian.Mia menoleh ke arah pintu di mana Zev masuk membawa satu map berisi data Mia selama berada di rumah sakit, sekaligus milik Zeus dan Zia juga.“Nanti sore kita sudah pulang.” ucap Zev, ia menyimpan map yang di bawanya ke dalam tas kemudian menghampiri Mia, “kenapa tidak menunggu beberapa hari lagi di rumah sakit sebelum pulang?”“Aku sudah lebih baik, lagi pula terlalu lama di rumah sakit itu tidak nyaman. Aku ingin segera pulang.” jawab Mia, Zev mengangguk, selagi Mia menggenodong Zeus, Zev merapikan beberapa hal barang milik Mia sebelu beberapa jam lagi mereka pulang.Sejak kemarin Jeslyn tidak datang ke rumah sakit, Zev juga tidak bertanya kemana perginya. Setelah semua sudah Zev bereskan, ia menatap Mia yang sudah duduk menyusui
Untuk pertama kalinya selama Mia dan Zev menikah, baru kali ini Jesliyn mau tinggal beberapa di rumah tersebut, kali ini ia punya alasan jika harus membantu Mia merawat si bayi kembar. Di luar ruangan terlihat Zev dan ibunya asik dengan si kembar sementara Mia di kamar memompa cairan yang berlebihan keluar dari tubuhnya.Selama konsumsi si bayi tercukupi, Mia tak akan menyia-nyiakan cairan darinya terbuang sia-sia. Dan tak terasa, hasil yang Mia dapatkan sejak pagi dan sore mendapatkan hasil yang banyak, ia pun menyelesaikan kebutuhan si kembar dengan menyimpan cairan yang sudah di keluarkan ke dalam lemari pendingin sebelum menghampiri Zev dan Jeslyn.“Kalau boleh tau apa yang terjadi dengan putri Cameron?” bisik Mia.Zev menoleh dengan pertanyaan Mia yang tiba-tiba, “Putrinya sakit.” jawab Zev seadanya, karena memang begitu yang terjadi, namun Zev tak mengatakan lebih lanjut jika putri Cameron tak mendapatkan asi dari ibu yang mel
Satu tahun kemudian.Zev melihat Zeus dan Zia sudah mulai belajar belajar berjalan, kedua anaknya terlihat semakin menggemaskan dan kedua anak itu mewarisi gen campuran antara Zev dan Mia, sama-sama berambut pirang bercampur hitam dan bola mata berwana biru.“ZEV!” Mia berlari dari lantai dua, Zev yang sedang memperhatikan kedua anaknya menoleh ke arah Mia di mana sang istri membawa ponsel di genggaman, Mia tersenyum lebar menghampiri suaminya.“Apa yang membuatmu sebahagia ini?” tanya Zev penasaran.“Aku ingin ke Manhattan, aku ingin melihat Linda dan bayinya, aku sungguh tidak sabar bertemu mereka. Ayo kita pergi ke sana, si kembar juga kita bawa sekaligus untuk liburan, bagaimana?”“Sejak kapan Linda melahirkan?” tanya Zev yang lupa jika istri Nelvan itu tengah hamil setelah Mia melahirkan si kembar.“Beberapa bulan kemarin, aku sangat merindukan Linda, terakhir aku b
Zeus dan Zia sudah berusia satu tahun, sementara Danis baru akan beranjak lima bulan, Danis yang baru belajar membalik badannya kalah cepat dengan si kembar yang sudah mulai belajar lari. Namun kedua balita itu tidak ada yang rewel, mereka seperti langsung akrab ketika di dekatkan. Apalagi Zia yang suka menoel pipi Danis.Kedua orang tua mereka memperhatikan sambil terkekeh, Linda yang tidak ingin meninggalkan momen tersebut mengabadikan dengan kamera ponselnya.“Bagaimana jika mereka kita jadikan teman?” celetuk Mia, yang lain menoleh ke arahnya.“Tapi kita tak bisa sering bertemu, lokasi tempat tinggal kita sangat jauh.” jawab Linda, Mia mengerucutkan bibirnya, apa yang Linda katakan benar, mereka tak bisa bertemu sesering mungkin, Los Angeles dan Manhattan bukanlah tempat dekat yang bisa di tempuh kendaraan hanya dengan beberapa menit saja.“Nelvan, bukankah kau punya tempat tinggal di LA, kenapa kau