Zeus dan Zia sudah berusia satu tahun, sementara Danis baru akan beranjak lima bulan, Danis yang baru belajar membalik badannya kalah cepat dengan si kembar yang sudah mulai belajar lari. Namun kedua balita itu tidak ada yang rewel, mereka seperti langsung akrab ketika di dekatkan. Apalagi Zia yang suka menoel pipi Danis.
Kedua orang tua mereka memperhatikan sambil terkekeh, Linda yang tidak ingin meninggalkan momen tersebut mengabadikan dengan kamera ponselnya. “Bagaimana jika mereka kita jadikan teman?” celetuk Mia, yang lain menoleh ke arahnya. “Tapi kita tak bisa sering bertemu, lokasi tempat tinggal kita sangat jauh.” jawab Linda, Mia mengerucutkan bibirnya, apa yang Linda katakan benar, mereka tak bisa bertemu sesering mungkin, Los Angeles dan Manhattan bukanlah tempat dekat yang bisa di tempuh kendaraan hanya dengan beberapa menit saja. “Nelvan, bukankah kau punya tempat tinggal di LA, kenapa kau7 tahun kemudianDi sebuah meja panjang terdiri dari orang-orang pemegang saham di sebuah perusahaan besar real estate di daerah Los Angeles, hari ini Zev sendiri yang melakukan presentasi akan rencana yang ia buat. Semua orang di ruangan itu mendengarkan penjelasan Zev yang sangat mendetail sampai tiba-tiba ...,Brakk..!Semua orang menoleh ke arah ujung samping meja di mana Nelvan jatuh tak sadarkan diri, Zev ingin membantu tapi asisten Zev segera mencegah sambil menggeleng, Zev menghela nafas rendah, ia harus profesional untuk melanjutkan perkembangan proyek terbarunya. Terlihat Nelvan di bantu oleh beberapa orang keluar dari ruangan tersebut untuk di bawa ke rumah sakit.Sejak tadi pagi Zev memang merasa kondisi Nelvan terlihat berbeda, wajahnya pucat, lelaki itu pasti memaksakan diri untuk bisa menghadiri rapat, padahal dua hari yang lalu Nelvan masih di Manhattan.Satu jam kemudian rapat selesai, Zev me
Malam harinya, Mia memastikan kedua anaknya tidak lagi bertengkar, Zia dan Zeus belajar bersama, dua jam si kembar belajar hingga selesai, Mia kemudian berbicara.“Zia, Zeus, kalian duduk dulu. Ada yang ingin Mama katakan pada kalian.”Zeus menatap Zia seolah bertanya apa kau membuat kesalahan, lalau Zia pun melemparkan padangan yang sama, keduanya meletakkan kembali buku ke atas meja, duduk di sisi kanan dan kiri Mia.Tangan Mia mengusap rambut pirang anak-anaknya yang sama sepertinya, mengecup puncak kepala si kembar bergantian. “Ingat apa yang sering Mama katakan pada kalian?” tanya Mia.Zeus dan Zia diam, jika Mia sudah mengatakan kalimat seperti itu, sudah di pastikan ada hal yang membuat Mia merasa tidak suka.“Ingat, kalian adalah adik dan kakak, saudara kembar. Jika salah harus mengakuinya, jika benar maka tidak boleh berbohong untuk menutupi yang salah. Jadi katakan pada Mama, siapa y
Pekerjaan dan pekerjaan, itulah yang selama ini Zev lakukan, waktu senggangnya sebisa mungkin untuk keluarga agar ia tetap bisa menjadi ayah dan suami yang baik untuk keluarga kecilnya. Sebuah bingkai foto yang memperlihatkan si kembar dan Mia terpajang cantik di depan meja kerja Zev untuk penyemangatnya.Zev menoleh saat piintu di ruanganya di ketuka, beberapa detik setelah suara keukan berhenti, pintu terbuka. Jordan dan beberapa berkas di tangannya. Asisten yang setia bekerja untuk Zev itu pun meletakkan barang bawaannya di depan Zev.“Nanti, pukul tiga ada pertemuan dari direktur perusahaan ICA. Tuan Redrigo menjadwalkan pertemuan hanya bisa di lakukan hari ini, beliau akan melakukan perjalanan ke Singapura besok.”“Apa ada yang lain?” tanya Zev sembari memeriksa berkas di depannya.Jordan membuka ipad, menggeser layar yang cukup besar itu kemudian berkata. “Ada undangan makan malam dari Tuan Andreas
Hentakan kaki sepatu dari perempuan yang menghampiri Zev menggema di lantai basement, namun Zev tak tertarik sama sekali walaupun sudah bertahun-tahun tak bertemu, Zev mengabaikan perempuan itu dengan membuka pintu mobilnya.“Zev, bisa kamu luangkan waktu sebentar untuk kita bicara berdua?”“Sayang sekali, aku sibuk.” jawab Zev bernada ketus.“Zev.” tangan Zev di tahan, namun dengan cepat Zev tepis, terakhir ia berurusan dengan Gracila, hal itu nyaris membuat hubungannya dengan Mia hancur, lalu beberapa saat lalu Zev juga bertemu dengan perempuan bernama Joey yang mengatakan ingin memisahkan Cameron dari Celine.“Tidak perlu terlihat akrab lagi denganku, Gracie.”“Sudah berlalu cukup lama, apa kamu masih menyimpan dendam padaku?”“Aku tidak ingin mengingat masa lalu tentang dirimu sama sekali.” ucap Zev.Gracil
Sebuah mobil terparkir di depan gedung berlantai dua puluh, tempat sebuah apartemen mewah tempat tinggal Nelvan dan Linda sejak satu tahun yang lalu. Mia berjalan memasuki lobi menuju lift untuk mempermudahnya sampai di lantai tempat tinggal sang sahabat.Satu lantai di bangunan tersebut di kuasai penuh oleh Nelvan, Mia menekan bel pintu, butuh waktu sekitar sepuluh detik dan pintu sudah terbuka. Suara keramaian anak-anak menyambut kedatangan Mia.“Rumahmu ribut sekali.” ucap Mia, Linda yang membukakan pintu hanya tertawa rendah.Terlihat luas tempat tinggal Linda, namun di berantakkan oleh empat anak-anak yang berlarian di rumah tersebut, seolah mengalih fungsikan apartemen Linda menjadi sebuah lapangan bermain.“Cameron tadi datang membawa Celine kemari, jadi sekarang rumahku benar-benar penuh dengan suara anak-anak.” ucap Linda.Mia meletakkan tas, memperhatikan empat anak yang sibuk melakukan ke
“Zia.” panggil Zeus sembari mengampiri sang adik kembar, terlihat Zia duduk membelakangi Zeus sambil memegang buku, membacanya dalam posisi berbaring di atas tempat tidur, telinganya di sumpal oleh benda yang terhubung dengan Mp3.Zeus menepuk kaki Zia, gadis itu terlonjak kaget sampai berteriak, nyaris saja Zeus terkena timpukan buku yang Zia pegang.“Kenapa kau mengagetkanku, ZEUS!”“Kau yang tidak mendengar panggilanku.”Zia melepaskan earphone, menyimpannya di atas meja. “Kenapa menemuiku? Aku sedang tidak berbicara denganmu.” ketus Zia. Namun Zeus berbaring di samping Zia, menatap langit-langit kamar sembari kedua tangannya di silangkan untuk bantal kepala.“Aku tidak melakukan kesalahan, kenapa kamu marah denganku?”Zia mendengus, “Kamu sama saja dengan Danis, selalu memihak Celine. Aku ini adikmu, tidakkah kau mau membantuku menjauhkan mereka?&rd
Ke esokan hari Zev membawa kedua anaknya di tempat yang cukup jauh dari kota, ladang luas menjadi pemandangan utama, Zia dan Zeus melihat keluar dari kaca jendela sembari bergumam takjub.“Dad, Dad! Apa yang kita lakukan di tempat ini?” tanya Zia.“Zia benar, apa yang kita lakukan di sini? Kenapa kita tidak menyiapkan acara halloween untuk besok?”“Kita juga sedang menyiapkan acara halloween, tapi dengan cara sedikit berbeda.” Zev kemudian memberhentikan mobil di depan sebuah rumah kayu bertingkat dua, seorang berambut putih terlihat cukup tua berjalan menghampiri.Zeus dan Zia turun dari mobil, mereka melihat beberapa hewan berada di balik pagar pembatas, ada dua kuda, ayam, ada pula domba dan juga sapi. Zeus melihat Zev yang tengah berbicara pada pria tua yang menyapa, kemudian Zev memanggil.“Zeus, Zia! Ayo!”Si kembar berlari mengikuti langkah Zev yang berjalan ke ba
Masih berada di daerah peternakan, Zeus dan Zia mengikuti kakek Ben untuk memanen jagung, terlihat kebahagiaan si kembar ketika mereka mengumpulkan jagung yang sudah di pisah dari batangnya ke dalam gerobak.Mia dan Zev juga tidak mau mengalah, Ma ikut dengan istri kakek Ben untuk mencabut wortel dan mengambil beberapa bunga kol.“Sudah berapa lama kamu dan Zev menikah?” tanya Nenek Trisa sembari memasukkan wortel yang baru di cabut ke dalam keranjang.“Sudah sekitar sembilan tahun. Bibi dan paman Ben kenapa tidak pernah menemui kami sebelumnya? Jika Zev tidak mengatakan kalau paman Ben adalah kakak dari ibu Zev, aku tidak akan tau jika ada keluarga Zev juga yang tinggal di sini.”Nenek Trisa hanya tersenyum tipis. “Bibi, selain bibi dan pman Ben, apa Bibi punya anak yang menemani bibi tinggal di sini?” tanya Mia penasaran, pasalnya ia hanya melihat kakek Ben dan istrinya, lalu dua orang penj