Dua minggu sejak perempuan bernama Gracila itu di geret paksa oleh seorang selebriti seperti Cameron, sejak itu pula berita tak berhenti membahas mereka, hampir di setiap waktu saat Mia menonton televisi, pasti berita tentang Cameron yang di tampilkan. Sementara lelaki bernama Cameron itu kembali menghilang tanpa jejak bersama Gracila, entah di mana tempat persembunyian Cameron.
Ponsel di dekat Mia berdering, senyum di bibir Mia mengembang dan langsung menggeser ikon hijau, tampaklah wajah sahabatnya dengan balutan gaun cantik pernikahan.
“Linda, kau cantik sekali. Andai saja aku ada di sana untuk membantu persiapan pernikahanmu.”
Linda tersenyum, ponsel yang mungkin sedang di pegang oleh Nelvan mengarah memperlihatkan Linda sepenuhnya, gaun putih tulang yang cantik membalut tubuh Linda.
“Mia, aku merasa seperti akan menjadi ibu peri.” ucap Linda.
“Kau akan menjadi ratu dalam acara pernikahanmu, aku tidak
Musim dingin akhirnya usai, udara hangat mulai menggantikan suasana yang semula di kuasai oleh rasa dingin. Sebuah pesawat telah siap di tumpangi oleh Mia dan Zev menuju Colorado, pernikahan Linda akan di lakukan dua hari lagi, Mia sudah tidak sabar untuk segera bertemu sahabatnya itu.Namun, beberapa minggu belakangan kondisi Zev tidak begitu baik, morning sickness yang datang tiba-tiba kadang membuat Zev sampai lemas dan nyaris pingsan seperti sebelumnya, Mia ingin membantu tapi ia tidak tau bagaimana caranya.“Kau baik-baik saja?” tanya nya pada Zev, lelaki itu bersandar di kursi pesawat dengan nyaman dan maya yang terpejam.“Aku rasa begitu.”Mia mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak tega melihat Zev seperti ini dalam perjalanan menuju Denver, namun Mia juga tidak ingin meninggalkan kesempatan melihat Linda melakukan pernikahan.“Penerbangan akan mengakibatkan tekanan udara, aku taku terjadi sesuatu dengan ka
Zev dan Mia datang menghampiri Linda, setelah upacara sakral selesai, mereka kini hanya mengadakan pesta sederhana yang tidak begitu mewah, itu permintaan Linda, sehingga acara pernikahan Nelvan dan Linda di adakan sederhana namun sangat berkesan.“Linda, jika kamu berencana membuat anak dengan Nelvan aku harap kalian tidak sepertiku. Mengandung anak kembar ternyata tidak semudah yang aku pikirkan.” Ucap Mia.“Tapi bukankah Zev yang mengalami semua gejala kehamilan yang kamu alami?” tanya Linda.Mia menoleh ke arah Zev yang wajahnya pucat, sejak mengetahui kehamilan anak di rahimnya, beberapa bulan ini Zev memang tersiksa, Mia juga tidak tau kenapa semua gejala kehamilan di tanggung oleh Zev, beberapa waktu lalu saja Zev pulang balik ke kamar mandi hanya untuk menutaskan gejolak tak nyaman di perut yang biasa di alami oleh ibu hamil.“Itu karena suamimu sangat mencintaimu jadi dia yang menanggung gejalanya.&rdqu
Waktu terus berlalu, kehamilan Mia semakin membesar, memasuki bulan ke delapan membuat Mia sedikit kesulitan untuk berjalan, kakinya mulai membengkak walaupun tak begitu besar, mengandung dua bayi sekaligus ternyata melelahkan, Mia tak tau dari mana ia memiliki hormon untuk mengandung dua bayi, apa mungkin dulu keluarganya juga memiliki riwayat hamil kembar?Mia tak tau, yang ia tau ia di besarkan di sebuah panti sejak masih kecil.Zev masih belum pulang dari kantor, sementara Mia lebih memilih duduk bersantai di kursi dekat kolam renang, sesekali mengusap perutnya yang menerima gerakan dari bayi, terasa geli namun Mia menikmati proses sebelum ia melahirkan kedua anaknya.Tinggal satu bulan lagi hingga ia bisa melihat kedua buah hatinya di lahirkan, Mia tak sabar menjadi seorang ibu dari dua anak yang akan memanggilnya mama suatu hari nanti.“Mia.” Jeslyn memanggil, Mia menoleh melihat Jeslyn berjalan mendekat dengan senyum
Zev datang ke acara pernikahan Cameron, acara itu di adakan tidak terlalu mewah dan tersembunyi dari media, semua orang tau bagaimana gemparnya hubungan Cameron yang tiba-tiba menarik Gracila dari ruang konferensi dan akan jauh lebih menggemparkan jika awak media meliput berita tentang pernikahan Cameron.Lelaki yang sempat berteman baik dengan Zev memang ingin berhenti di dunia entertainment sehingga ia harus menjauh dari bidikan kamera yang sering menyorot ke arahnya, meskipun bayaran menjadi seorang artis sangat besar bagi Cameron, tapi ia tak menemukan kebahagiaannya, dan sekarang ia sudah menjadi seorang ayah dari bayi yang baru saja Gracila lahirkan beberapa hari lalu.“Kau tak membawa serta istrimu datang kemari?” tanya Cameron.Zev menggeleng, “Tidak, kehamilannya sangat rentan dan aku ingin memastikan mereka bertiga tetap aman di rumah.”“Wow, kau akan menjadi ayah dari anak kembar?” sahut Cameron.Zev m
Hari berlalu dengan cepat, dua minggu pun sudah terlewati tapi sampai sekarang pun Mia belum merasakan akan segera melahirkan, namun Zev sudah menempatkan Mia di rumah sakit agar jika Mia melahirkan ia tak terburu-buru membawa Mia ke rumah sakit.Mia duduk di atas tempat tidur rumah sakit, sementara Zev kesana kemari menyiapkan beberapa barang untuk persiapan persalinanan Mia.“Bagaiamana jika ternyata bayinya akan lahir dua minggu lagi? Aku akan merasa bosan di rumah sakit.”Zev menoleh, berjalan sambil meletakkan beberapa botol kecil aroma therapi agar Mia tetap merasa rileks di detik-detik waktu melahirkan. Ketimbang Mia, Zev justru yang lebih panik menantikan si kembar akan lahir, Zev takut terjadi sesuatu ke depannya dengan Mia.“Aku akan menemanimu agar tidak bosan.” jawab Zev, sebenarnya jika Mia setuju, hari ini Zev pasti juga bisa melihat anaknya, namun Mia menolak operasi, Mia bersikeras untuk melahirkan dengan normal. Ze
Pukul Sebelas malam lebih lima belas menit, rasa haru menyelimuti Zev setelah dua jam ia melihat kesakitan luar biasa yang di pertaruhkan oleh Mia demi dua bayi yang sekarang tengah menangis mengisi ruangan tersebut.Zev melihat bayinya satu persatu di bersihkan, anak pertama laki-laki dan kedua perempuan, bayi sepasang yang membuat Zev tak bisa menghentikan tetas air mata haru saat menyambutnya.Kecupan tak berhenti Zev berikan untuk Mia atas rasa terima kasihnya yang sangat besar, Mia dengan keringat membasahi sekujur tubuhnya merasa lemas, matanya terpejam namun masih sempat ia berkata.“Bayi kita.”“Mereka lahir sehat, berkat perjuanganmu. Terima kasih.” ucap Zev, ia semakin memberikan kecupan di kening Mia hingga kedua bayinya selesai di bersihkan, Mia juga selesai dengan proses pembersihan, hanya perlu membiarkan Mia istirahat sebentar sebelum di pindahkan ke kamar perawatan.Zev menerima bayi laki-laki yang masih berk
Zev tak meninggalkan kamar yang masih di tempati Mia, untuk beberapa hari ke depan mungkin Zev masih akan di rumah sakit untuk memastikan keadaan Mia, Zev yang terlalu khawatir tidak ingin melihat istrinya kembali sakit.Sementara Mia menatap wajah Zeus, putranya masih memejamkan mata, kulitnya masih kemerahan. “Tenang sekali tidurnya.” ucap Mia sambil mengusap pipi Zeus dengan jari telunjuk.“Zeus sangat mirip denganmu. Atau lebih tepatnya mereka berdua lebih mirip denganmu.” Zev berkata dengan tidak rela, ia juga ingin kebagian dalam hal kemiripan anaknya.“Mereka masih bayi, Zev. Akan ada saat di mana mereka juga akan terlihat memiliki kemiripan denganmu.” Mia sedikit menggerakkan kepala melihat Zia yang tidur dengan pulas di dalam boks bayi.“Bisa aku minta kamu ambilkan itu untukku?” Mia menunjuk kain persegi di samping keranjang bayi, dengan cepat Zev mengambil kain itu.“Untuk apa?”
Dua hari tak terasa di lewati Mia di rumah sakit setelah melahirkan Zeus dan Zia, kondisnya juga membaik sehingga ia bisa berjalan sambil menggendong salah satu anaknya bergantian.Mia menoleh ke arah pintu di mana Zev masuk membawa satu map berisi data Mia selama berada di rumah sakit, sekaligus milik Zeus dan Zia juga.“Nanti sore kita sudah pulang.” ucap Zev, ia menyimpan map yang di bawanya ke dalam tas kemudian menghampiri Mia, “kenapa tidak menunggu beberapa hari lagi di rumah sakit sebelum pulang?”“Aku sudah lebih baik, lagi pula terlalu lama di rumah sakit itu tidak nyaman. Aku ingin segera pulang.” jawab Mia, Zev mengangguk, selagi Mia menggenodong Zeus, Zev merapikan beberapa hal barang milik Mia sebelu beberapa jam lagi mereka pulang.Sejak kemarin Jeslyn tidak datang ke rumah sakit, Zev juga tidak bertanya kemana perginya. Setelah semua sudah Zev bereskan, ia menatap Mia yang sudah duduk menyusui