Share

Chapter 80

Martano hanya menganggukkan kepalanya. "Baik, Pak. Aku hanya takut kalau dia menyimpan dendam kepada kita."

Buston tampak tersenyum.

"Dia tidak akan sempat menyimpan dendam, untuk hidup saja dia pasti kesusahan," kekeh Buston sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya, sehingga ruangan itu dipenuhi dengan asap.

Ruangan tempat pertemuan mereka itu memang ruang bebas merokok, terletak di lantai paling atas dengan sirkulasi udara yang memadai.

"Kalau begitu, aku pamit," ujar Martano dan segera meninggalkan rumah Buston. Dia harus mengurus semuanya, dan tidak mau adanya kesalahan.

"Silakan. Jangan lupa, pastikan kau mendapatkan informasi yang bisa dipercaya," jawab Buston.

Martano memacu mobil mewahnya meninggalkan rumah mewah milik Buston. Dia juga harus mengetahui secepatnya mengenai perubahan drastis Darren.

**Sementara itu….

Kring! Kring! Kring!

Darren yang sedang tertidur pulas terganggu dengan suara ponselnya yang menjerit-jerit karena dia lupa mematikannya sebelum tidur malam i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status