“Kapan mau tobat, Xa?”
Pertanyaan itu dilontarkan dengan sadisnya oleh Nazwa sahabat kecil Alexa Sofiavette yang kini sedang menatap heran cewek yang ada di sampingnya, terlihat dari ekspresi wajah Alexa yang mengerutkan kening dan mengangkat sebelah matanya.
“Maksud kamu? Tobat jadi perusak hubungan orang atau berhenti jadi orang ketiga.” Alexa tersenyum kecil sambil meminum jus alpukat kesukaannya dengan santai.
“Mau orang ketiga ataupun pho itu sama aja-kan?”
Alexa menganggukan kepalanya dengan wajah malas.
“Kalau kamu gini terus, aku jadi takut kalau kamu juga akan melakukan hal yang sama dengan hubungan aku nanti,” ucap Nazwa lemah.
“Lagipula ... emangnya kamu enggak takut kalau nanti kamu punya karma karena udah jadi pho dan susah cari pacar atau cari cowok yang benar-benar sayang dan cinta sama kamu,” peringat Nazwa.
Alexa menghentikan aktivitasnya terlebih dahulu untuk meminum dan menikmati jus alpukatnya yang begitu nikmat. Dia memandang dengan serius sahabatnya itu sambil berpikir dan menimba-nimba perkataan yang dilontarkan oleh Nazwa dengan menyimpan tangan di kepalanya.
“Bukannya kamu tahu ya, alasan aku jadi pho itu apa?” tanya Alexa sambil memainkan matanya.
“Lagipula kalau aku ngelakuin itu sama kamu dan pacar kamu nanti, berarti ada yang enggak beres sama hubungan kalian. Selesai,” lanjut Alexa enteng.
“Masalah apapun nanti yang ada dihubungan aku maupun oranglain, bukannya kamu enggak perlu ikut campur urusan mereka? Segabut apa sih sampai ngurusin hidup orang, emangnya kamu enggak ada kegiatan yang lebih bermanfaat.”
“Loh bukannya itu bermanfaat ya?”
Nazwa melihat ke arah Alexa dengan malas, entah sampai kapan dia akan menjadi perusak hubungan orang. Udah berbagai cara, bahkan mulutnya sampai sudah lelah mengeluarkan kata-kata bijak atau bahkan ancaman tapi tetap saja Alexa terus melakukan hal itu dan mengurus kehidupan orang.
“Kak Alexa, ya?”
Alexa dan Nazwa langsung melihat ke arah suara itu yang memperlihatkan seorang cewek manis dan cantik dengan muka yang menekuk dan kusut seperti pakaian yang belum di setrika.
“Kak, tolong menjauh dari pacar aku,” ucap cewek itu melihat dengan tegak ke arah Alexa sambil menitikan airmata.
“Sungguh tragis dan menyedihkan.” Kalimat itu yang pertama kali keluar dari mulut Alexa dengan wajah yang datar tanpa ada rasa iba sama sekali, berbeda dengan Nazwa yang langsung melihat dan menyenggol tubuh Alexa karena kasihan melihat cewek dihadapannya menangis karena ulah sahabatnya itu.
“Aku cinta sama dia, Kak. Tolong ... kembalikan dia kepelukan aku.” Cewek itu tidak berhenti menitikan airmatanya. Bahkan saat ini, dia sedang berlutut kepada Alexa supaya cewek yang telah merebut kekasihnya itu kasihan kepada dirinya.
“Jangan gitu, ayo berdiri,” ucap Nazwa membantu cewek itu untuk berdiri.
“XA!” kesal Nazwa karena melihat Alexa yang bodo amat bahkan saat ini Alexa seperti sedang menatap rendah cewek yang telah ia rebut pacarnya.
“Cowok masih banyak, Sayang. Cari aja yang lain, enggak usah so sedih gitu,” ucap Alexa sambil memakan makanan yang tersaji di meja.
“Pulang yu, lagi malas lihat drama.” Alexa langsung meninggalkan Nazwa dan gadis itu yang masih menangis bahkan sekarang menundukan kepalanya karena malu sudah dilihat oleh ratusan pasang mata yang sedang berada di Mall.
“Jahat banget ya, padahal wajah dia cantik.”
“Kasian banget cewek yang lagi nangis, siapa sih cewek itu.”
“Alah ... mungkin mereka janjian mau cari sensasi, supaya viral.”
“Wih ... sabi nih, ceweknya. Cantik tapi sadis.”
Kalimat itu salah satu dari banyaknya cacian dan tanda tanya orang-orang yang melihat kejadian Alexa dan cewek yang mengaku dirinya salah satu korban dari jahatnya Alexa. Banyak orang yang merasa kasian dengan cewek itu namun ada juga yang malah mendukung atau bahkan memuji perlakuan Alexa karena menurut mereka Alexa keren dan nanti bisa berguru untuk cewek-cewek yang gabut atau mau coba-coba.
Saat Alexa sedang berjalan dengan santainya mau keluar dari Mall, sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di pipi kirinya. Dengan refleks Alexa langsung menyentuh pipinya dan langsung melihat kearah orang yang berani-beraninya menampar dirinya tanpa permisi. Belum hilang rasa sakit dari pipi kirinya, cewek itu kembali menampar pipi kanan Alexa dengan sadis.
Kejadian itu disaksikan kembali oleh ribuan pasang mata karena penasaran ada masalah dan keributan apa yang menyebabkan cewek itu menampar dua kali pipi Alexa. “Salah saya apa ya?” tanya Alexa sambil mengusap kedua pipinya.
“Kamu nanya salah kamu apa? Dasar cewek murahan.” Satu tamparan hampir saja mendarat kembali dipipi gemoi dan lembut Alexa, tapi untungnya ada cowok yang menahan tangan cewek itu dan menjadi pahlawan kesiangan bagi Alexa.
“Anda siapa? Jangan berani ikut campur urusan saya dengan cewek murahan ini!” Cewek itu sukses membuat banyak orang mendekati mereka, bahkan ada yang sampai merekam untuk dijadikan konten atau berita yang bisa menghebohkan negara Indonesia dengan sejuta netizen yang maha benar dan sadis ketikannya.
“Cewek murahan? Saya atau Anda?” tanya Alexa datar sambil melepaskan pegangan tangan cowok itu yang menahan tangan cewek yang mau menamparnya.
“Kalau mau bikin konten yang bermanfaat, Mbak. Jangan main fitnah orang aja, lagipula saya tidak kenal dengan Anda, dan saya tidak berminat untuk menjadi bahan konten atau tontonan orang-orang. Uang tidak bisa membeli harga diri saya,” sambung Alexa lalu meninggalkan cewek itu yang tidak terima karena sudah difitnah bahkan dipermalukan dihadapan banyak orang.
“Wah gila sih cewek itu, bisa-bisanya buat konten yang kayak gitu.”
“Kasian banget cewek yang ditampar tadi, pasti sakit sama malu. Untuk dia berani speak up dan ada cowok yang nolongin dia.”
Alexa sukses membuat orang menjadi iba kepadanya, untung saja cewek tadi tidak cerita banyak atau bicara yang tidak-tidak tentang dirinya. Kalau sampai itu terjadi, pasti sekarang dia sudah jadi tontonan bahkan bahan teriakan dan bahan untuk melampiaskan kemarahan orang-orang. Dan jika cewek itu bercerita tentang kelakuan dirinya, dia akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari orang-orang.
“Huh, ada apa sih dengan hari ini. Tadi ada cewek yang nangis sekarang marah-marah,” keluh Alexa saat sudah keluar dari Mall.
“Ada apa? Kamu masih nanya ada apa? Gila sih!” ucap cowok itu tidak percaya mendengar perkataan cewek ajaib di sampingnya itu.
“Salah aku apa? Mereka enggak nyadar ya, yang salah itu cowok mereka. Kenapa malah nyalahin aku yang polos ini.”
“Polos! Cuih.” Cowok itu terlihat menampakan wajah yang tidak suka dengan perkataan Alexa.
“Xa ...!” teriak Nazwa yang membuat langkah kaki Alexa dan cowok itu berhenti dan memutar 180 derajat tubuhnya untuk melihat sumber suara yang sudah tidak asing dari telinga keduanya.
“Wajah kamu enggak kenapa-napa? Tadi aku lihat wajah cantik kamu ini ditampar dari atas.” Nazwa memegang wajah dan pipi Alexa dengan tidak lembut atau bahkan dengan kata lain Nazwa sengaja memegang pipi Alexa dengan tekanan yang besar karena kesal atas tingkah laku cewek yang ada didepannya ini.
“Cewek itu korban dari cowok yang mana lagi, Xa?”
“Pertanyaan yang salah. Jangangkan kamu, Alexa yang jadi pelakunya aja pasti enggak akan inget. Dari sekian banyak dan puluhan hubungan yang telah ia rusak, masa Alexa harus inget satu-satu, enggak mungkin dan enggak logis,” ucap cowok itu sambil melepaskan tangan Nazwa dari wajah Alexa.
“Haden ... kamu sejak kapan ada disini?” Nazwa terlihat bingung karena baru menyadari Haden ada di sisi Alexa.
“Sepupu yang baik,” ucap Alexa sambil memukul pundak Haden karena sudah membantu melepaskan tangan Nazwa dari wajahnya.
“Makanya kamu jangan terlalu ngurusin cewek-cewek yang mengaku korban dari jahatnya para cowok yang ngedeketin aku. Kasiankan Haden jadi enggak kamu anggap.”
“Sorry ... apa? Cowok yang ngedeketin kamu? Enggak kebalik?” tanya Nazwa membuat Alexa tidak berkutip.
“Sebagai sahabat, harusnya kamu itu ngedukung bukan mepatahkan sayap sahabat sendiri. Lagipula aku sebagai cowok juga akan setuju, siapa sih yang enggak mau ngedeketin sepupu aku yang cantik dan enak diajak ngobrol ini,” timpal Haden yang langsung disambut antusias oleh Alexa untuk mengajak “Tos”.
“Sesama sepupu sama aja, yang cewek jadi pho yang cowok jadi buaya darat. Kenapa enggak pacaran aja sekalian?”
“Gila!” Alexa terlihat menoyor kepala Nazwa pelan.
“Kamu-kan ada, kenapa harus Alexa?” jawab Haden yang membuat Nazwa pura-pura muntah.
“Tarik aja terus, Sayang. Kalau aku baper enggak akan aku biarin kamu hidup tenang,” ancam Nazwa.
“Uuuu ... Alexa, Haden atuttt,” jawab Haden dengan suara diimut-imutkan dan memegang tangan Alexa seperti anak kecil.
Alexa langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dan melihat perlakuan Haden sedangkan Nazwa seperti orang yang jijik dan ingin rasanya mengulek atau mempotong-potong tubuh Haden supaya dia tahu rasa.
Saat ini, Alexa sedang bersiap-siap untuk membalaskan dendam atas perlakuan seseorang yang telah melakukan dan membuatnya malu kemarin. Oh bukan, Alexa tentu saja tidak akan bisa sejahat itu apalagi menyakiti fisik sesama cewek. Karena dia tahu betul kelemahan cewek berada di hatinya, mudah sekali bukan untuk mempatahkan hati seorang cewek atau memecahkan sebuah hubungan yang benar-benar tidak terikat dan gampang hancur seperti kaca?
“Hai ... pakaian kamu bagus deh di tubuh kamu.” Alexa langsung duduk di sebuah meja makan yang memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang berbicara dan langsung terganggu karena mereka kini sudah tidak merasakan bahwa dunia bukan milik berdua lagi.
Cewek itu membulatkan matanya saat melihat Alexa dan langsung memegang tangan cowoknya dengan erat. “Kamu kenal aku?” tanya Alexa kemudian yang dijawab gelengan kepala cowok itu.
“Kalau gitu, Alexa, salam kenal ya ... dan semoga nanti bisa ketemu lagi,” ucap Alexa sambil pergi dari meja itu dengan senyuman kecil dan kemenangan karena telah berhasil membuat cewek yang kemarin menamparnya ketakutan jika dia merebut kembali kekasihnya.
Alexa pergi ke tempat meja yang tidak jauh dari jarak cewek itu, setelah mengangkat tangannya untuk memberi kode memesan makanan, Alexa tidak lupa melihat kembali ke arah cowok itu dengan tersenyum kecil seperti orang yang malu-malu padahal itu siasatnya untuk menarik perhatian cowok itu.
Setelah makanan yang dia pesan datang dan sebelum pelayannya pergi, Alexa berbisik ke pelayannya untuk meminta tolong supaya pelayan itu bisa membantunya untuk memberikan surat kepada cowok yang ada di meja delapan. Tidak lupa Alexa juga memperingati pelayannya untuk melakukannya dengan hati-hati supaya tidak ketahuan oleh ceweknya. Alexa tersenyum kecil saat cowok itu sudah mendapatkan surat yang ia buat dengan isi nomor teleponnya untuk dia hubungi.
“Kamu enggak belajar dari kesalahan yang lalu ya, cowok gitu dipacarin. Disenyumin dikit aja udah goyah. Huuh ... enggak ada tantangan sama sekali. Sayang banget, enggak sih. Aku harus berhubungan lagi sama cowok jelalatan kayak gitu,” keluh Alexa sambil meminum jus alpukat dan tidak lupa melihat kembali cowok yang daritadi selalu mencuri-curi pandang terhadapnya.
Cowok itu terlihat melihat ke arah Alexa saat sudah menerima surat yang ia buat, terlihat sepasang kekasih yang tadinya humoris menjadi sedikit cekcok dan berakhir dengan sang pangeran meninggalkan sang putri. Lagi dan lagi, Alexa hanya menatap iba ke arah cewek itu yang kini sedang berjalan kearahnya.
“Owww, aku sudah membangunkan singa yang sedang tertidur di siang hari,” ucap Alexa pelan sambil meminum jus alpukatnya.
Sedetik saja Alexa lengah, mungkin pakaian yang ia pakai akan basah oleh minuman yang cewek itu bawa. Untung saja dia gesit mencegah tangan ceweknya dan membuat pakaian cewek itu yang basah dengan dua minuman sekaligus. “Sayang banget ... jus alpukat aku, maafkan aku ya.”
“Mau kamu itu apa sih? Enggak malu jadi perusak hubungan orang?” Wajah cewek itu memerah karena menahan marahnya dan tidak bisa berbuat apa-apa karena tangannya masih dipegang erat oleh Alexa.
“Sorry? Gimana?” tanya Alexa pura-pura tidak tahu.
“Gara-gara kamu, pacar aku minta putus!”
“Terus?” jawab Alexa datar.
“Ehh bentar ... Selingkuhan kali bukan pacar. Tapi benar sih, sekarangkan selingkuhannya udah jadi pacar ya. Karena pacar yang aslinya udah minta putus, dan sekarang selingkuhan yang baru saja jadi satu-satunya pacar, malah minta putus. Oooo kasian banget sih,” lanjut Alexa senyum kecil.
“Kurang ajar!” gerutu cewek itu.
“Malas enggak sih, drama gini.” Alexa melepaskan tangan cewek itu.
“Saran aku ya, cari cowok itu yang benar. Jangan cari cowok yang jelalatan kayak gitu, baru disenyumin dikit aja udah curi-curi pandang. Terus nanti kalau udah punya cowok yang baik, jangan ngedua. Enggak baik. Dewasa-lah!”
“Udah ya, jangan cari ribut terus. Kita damai,” paksa Alexa menjabat tangan cewek itu dengan tersenyum lalu pergi.
Alesa meninggalkan cafe itu sambil memegang kepalanya yang terasa ingin meledak akibat dari drama yang telah terjadi dengan cewek yang bahkan Alexa pun tidak tahu nama cewek itu siapa. Harapan dia saat ini, semoga cewek itu tidak menganggu hidupnya lagi walaupun sebenarnya Alexalah yang memulai masalahnya. Karena mana mungkin Alexa diam saja, saat pacar cewek itu yang serius malah diselingkuhin. Gimana? Alexa baik bukan, walaupun cara yang dia lakukan salah.
“Kamu kenapa lagi?” tanya Haden saat melihat sepupunya pulang sambil memegang kepalanya. "Itu kepala lepas aja kali, enggak usah dipegangin ... kayak mau copot dan menggelinding ke bawah aja.”“Ihh amit-amit,” ucap Alexa sambil menggetok kepala dan meja yang ada di dekatnya secara bersamaan.“Bosan ... terus jenuh jadi perusak hubungan orang yang protagonis,” ucap Alexa sambil memajukan bibirnya beberapa centi ke depan.“Mana ada status orang ketiga yang baik? Bilang aja kamu bosen sama cowok-cowok yang kamu deketin. Karena rata-rata, salah satu sikap mereka dominan sama kalau soal cinta dan segala permainnya.”“Hmmm,” jawab Alexa malas tapi memang ia membenarkan perkataan sepupu yang gantengnya itu. Cowok yang ia dekati selama ini rata-rata tidak bisa menjaga matanya atau bahkan menjaga hatinya, selalu saja bercabang. Dan dia juga bosan karena cowok yang selalu menjadi targetnya terlalu ga
Alexa mempersilahkan Irvin duduk di sisinya untuk menceritakan dan lebih tepatnya menanyakan kebenaran soal Irvin yang sudah tahu atau tidak, bahwa pacarnya selingkuh dengan cowok lain. Tidak, Alexa tidak akan menceritakan hal-hal yang buruk tentang Raysha, itu akan membuat Irvin menjauh darinya. Tentunya Alexa akan menceritakan hal-hal yang menyenangkan atau sisi positif dari Raysha untuk menarik perhatian Irvin dan memancingnya untuk membuat dia menceritakan apa yang telah Raysha lakukan untuknya.“Raysha emang baik,” bangga Irvin saat Alexa sudah selesai bercerita.Alexa hanya menjawab perkataan Irvin dengan senyuman kecil tanpa ada niatan untuk menjawab kalimat yang telah Irvin keluarkan. Sekarang Alexa hanya perlu menunggu Irvin untuk menceritakan hal lain tentang Raysha. Setahunya, cowok tipe Irvin akan gampang untuk menceritakan kebaikan ceweknya karena saking sayangnya.”Dulu, saat aku lagi dalam keadaan terpuruk. Raysha datang dan memberi aku
Waktu istirahat telah tiba, Alexa yang sedang santai duduk di bangkunya sambil memainkan gawai langsung terfokus kepada seseorang yang entah sejak kapan ada di depannya sambil menatapnya datar. Dengan malas, Alexa memalingkan wajahnya dari cowok itu sambil melihat teman-teman sekelasnya yang ternyata sedang melihat ke arahnya sambil menunggu kelanjutan apa yang akan terjadi di antara dirinya dengan Yaron.“Ada apa?” Alexa mengawali percakapan dengan terpaksa karena dari tadi Yaron hanya menatapnya sedangkan dari tadi Alexa sudah menahan kupingnya yang panas akibat bisikan teman sekelasnya.Yaron hanya diam saja sambil terus menatap ke arah Alexa, “Naz, mau ikut gak?” tanya Alexa mengalihkan pembicaraan.Nazwa terlihat memberi kode kepada Alexa dengan menunjuk ke arah Yaron seakan bertanya Yaron gimana. Sedangkan Alexa hanya membalas dengan wajah yang bodo amat. “Mau ikut gak? Yaudah!”Belum sempat Alexa melangkahkan kak
Alexa pergi meninggalkan Yaron dan langsung menaiki mobilnya, harapannya saat ini. Alexa tidak ingin Yaron mengganggunya lagi, apapun itu alasannya terkecuali kalau Yaron mau membersihkan dulu namanya yang sudah tercoreng menjadi sang pho yang antogonis. Mungkin Alexa akan berbaik hati untuk menuruti kemauannya atau paling tidak dia akan siap untuk mengikuti permainan Yaron, kalau perlu Alexa akan membuat Yaron jatuh cinta kepadanya.Selama dua hari ini, kehidupan Alexa jauh lebih indah setelah Yaron tidak memunculkan lagi wajahnya dihadapan Alexa dan itu yang membuat Alexa bersemangat lagi untuk melanjutkan permainan cintanya dan menyelesaikan target yang begitu menggemaskan. Alexa duduk dengan tenang di taman sambil melihat-lihat sosial media miliknya dan mencari tahu keberadaan Irvin untuk sore nanti. Garis bibir Alexa tergambar dengan jelas nan indah di wajah cantiknya saat melihat beberapa foto yang menampakan visualisasi sosok Irvin yang begitu imut dan cool. Ia terpana
Alexa daritadi tidak membuka pembicaraan begitupun dengan Irvin, mereka hanya sibuk menghabiskan makanan yang tersaji di meja. Sekarang, Alexa sedang berpikir dan menimbang apakah ini waktu yang tepat untuk membicarakan hubungan Irvin dengan Raysha atau bukan. Tapi jika Alexa diam saja, Irvin tidak akan pernah terbuka pikirannya dan akan terus menjadi seseorang yang bodoh karena telah mempertahankan Raysha.“Irvin...!” panggil Alexa sambil mencoba untuk tersenyum tapi bisa dilihat bahwa senyum yang Alexa tampakan kaku.Alexa diam beberapa saat sambil menatap mata Irvin yang sedang melihatnya, “Boleh minta tolong sesuatu gak?”“Apa?”“Ajarin aku main basket.” Alexa tersenyum kali ini dengan penuh semangat.“Kapan?”“Kalau kamu gak sibuk, habis ini aja.”Irvin terlihat diam seperti sedang berpikir sebelum dia mengangguk setuju, “Yeee. Makasih.”Al
Alexa dan Nazwa kini sedang duduk di kantin sambil menikmati mie baso yang hanya di bumbui penyedap rasa dan sambal tanpa saos kecap. Keduanya makan sambil terus bercerita sampai mulut mereka terdiam karena ada Yaron yang duduk di antara mereka berdua.“Ada apa?” tanya Alexa kepada Yaron sambil menyuapi mulutnya.“Habisin dulu aja makannya.”Alexa menganggukan kepalanya, “Gak pesan makanan?” tanya Alexa saat melihat Yaron yang daritadi hanya melihat dia dan Nazwa makan.“Enggak.”“Mau?” Alexa terlihat menyodorkan sendok yang sudah di isi oleh potongan baso. Awalnya Yaron melihat dulu dengan wajah yang datar sampai pada akhirnya dia membuka mulutnya dan mengunyah makanannya.“Please deh, kalian lupa ya, disini ada aku,” greget Nazwa.“Nyuapin doang, ni riwehh,” ucap Alexa dengan berlogat.“Mau lagi?” tanya Alexa yang dijawab gelengan
Alexa sudah sampai di depan rumahnya dan langsung masuk ke ruang tamu, saat ini ia sedang melihat Yaron yang sedang menatap ke arahnya dengan santai. Haden yang menjadi penengah langsung tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat Alexa menghampirinya.“Dari mana aja?” tanya Haden saat melihat sepupunya yang sudah menyiapkan ribuan kata-kata untuk menyerangnya.“Ron ngapain?” greget Alexa.“Nunggu kamu,” jawab Yaron simple sedangkan Haden hanya menelan ludahnya, saat ia di acuhkan oleh Alexa bahkan pertanyaan darinya saja tidak di jawab sama sekali.“Aku udah bilang ada janji. Kenapa masih nunggu. Keras kepala banget sih.”“Pulang!” usir Alexa yang membuat Haden bersiap-siap untuk mengangkat kakinya.“Mau kemana?” tanya Alexa saat melihat Haden akan pergi.“Pulang.”“Bukan kamu tapi Yaron,” ucap Alexa sambil senyum terpak
Yaron melepaskan tangan Alexa saat mendengarkan kata yang Alexa ucapkan, “Enggak.”Alexa tersenyum miris melihat sikap Yaron yang langsung mengalihkan pandangannya dan langsung melanjutkan permainan pukul tikusnya. Alexa hanya berdiam diri sambil menunggu permainan Yaron selesai, ingin rasanya dia langsung pergi atau kabur meninggalkan Yaron sendiri. Sekarang Alexa sudah berada di batas kesabarannya.“Aku cape, mau pulang!” ucap Alexa sambil melangkahkan kakinya saat Yaron baru selesai memainkan game pukul tikus.Alexa seakan melupakan perjanjian yang dia sudah buat sendiri dan pertama kalinya menjadi orang yang tidak profesional. Bagaimana tidak, ia sudah muak dengan sikap dan kebohongan Yaron walaupun ia suka bermain tentang cinta tapi ini bukan permainan yang dia sukai.Yaron langsung mengejar Alexa, saat dia sudah berada di samping Alexa dan menyamakan langkahnya, mereka hanya saling menutup rapat-rapat bibirnya seakan tidak ad
“Aku gakpapa, Xa.”“Aku gak nanyain kondisi kamu!” geram Alexa.“Kamu anemia, Iya atau enggak?!” Alexa terlihat menatap wajah Yaron dengan kesal karena tidak suka dengan sikap Yaron yang selalu menyembunyikan apapun dari Alexa. Yang salah ada di dirinya karena tidak bisa dipercaya atau ada di Yaron?“IYA ATAU ENGGAK?!”“Iya,” jawab Yaron melihat ke arah Alexa dengan datar.“Aku gak mau, kamu jadi iba dengan penyakit yang aku derita,” lanjut Yaron membuang wajahnya.Alexa terlihat mengerutkan keningnya, “Apa sih, Ron! Siapa juga yang mau iba sama sikap kamu yang songong gini,” ucap Alexa tersenyum kecil supaya mencairkan suasana.“Lagipula, aku nanya gitu cuma mau memastikan aja apa yang aku duga-duga selama ini benar atau enggak. Supaya aku bisa menjaga kamu dan jadi ibu yang over protektif kalau anaknya kenapa-napa, sekaligus jadi suster s
Yaron melihat Alexa dari kejauhan, walaupun Alexa membelakanginya, dia masih bisa melihat dengan samar jika Alexa seperti orang yang bahagia dan sesekali tersipu malu saat berbicara dengan Irvin. Tidak ada alasan untuk Yaron membuang mukanya supaya tidak melihat apa yang dilakukan oleh Alexa, buktinya kemarin bukan kemauan Yaron untuk melihat Alexa bermain basket dengan Irvin dengan sangat romantis dan bahagianya.“Di ajak lagi main basket?” tanya Yaron saat Alexa kembali duduk di sampingnya.Alexa menggelengkan kepalanya sambil menyimpan hp setelah membalas pesan dari seseorang. “Kalau gitu di ajak jalan?”Alexa kembali menggelengkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya, “Apa sih! Kepo!” jawab Alexa sambil melihat-lihat sudut kamar Yaron yang simple tapi terlihat elegant.Alexa tersenyum kecil saat melihat poto Yaron yang masih kecil dan di edit menjadi naik unta, tentu saja itu poto Yaron saat wisuda tk. Saat Alexa
Alexa berjalan sambil melihat jendela kelas Yaron yang menunjukan tidak ada tanda-tanda Yaron disana, bahkan kantongnya saja tidak ada. Alexa hanya melihat Nori yang sedang mengobrol dengan teman-temannya dan sedang melihat ke arah Alexa sambil bisik-bisik, tentu saja yang melihatnya akan menyangka jika Nori sedang menceritakan tentang Alexa.“Budi,” panggil Alexa kepada salah satu teman kelas Yaron yang kebetulan keluar dari kelas.“Iya.”“Yaron kemana ya? Kok gak ada di kelas,” tanya Alexa sambil melihat ke dalam kelas.“Dia gak sekolah, Alexa.”“Kenapa?”Budi menggelengkan kepalanya yang membuat Alexa khawatir, tidak lupa sebelum Budi pergi Alexa mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan dia informasi. Sambil melihat ke arah kelas yang menunjukan Nori sedang melihatnya, Alexa mencoba menelphone lagi Yaron yang masih tidak aktif walaupun menggunakan panggilan biasa.
Di satu sisi lain dari arah barat, terlihat ada seseorang yang bersembunyi di balik pohon sambil melihat dua orang manusia yang sedang main basket dengan bahagianya, dihiasi oleh ribuan senyuman dan candaan. Semuanya terasa indah apalagi sang cewek yang daritadi merengek supaya cowoknya bisa mengalah dalam bermain basket. Senyum terlukis abstrak dari wajah Yaron melihat kebahagiaan Alexa yang sedang bermain basket dan ekspresi wajahnya yang membuat Yaron mengagumi ciptaan Tuhannya yang sangat manis, mandiri dan cantik tentunya.Entah bagaimana caranya, langkah kaki yang digerakan oleh hati Yaron menuntun dan membawanya untuk melihat apa yang dilakukan Alexa bersama dengan Irvin. Ada rasa bahagia karena melihat kebahagiaan Alexa namun ada rasa kecewa karena Yaron tidak bisa membuat Alexa sebahagia itu bila bersamanya. Saat melihat kepala Alexa yang terkena bola basket, langkah kaki Yaron tiba-tiba berjalan dengan sendirinya dan terhenti saat melihat Irvin yang langsung mendeka
Alexa menatap Yaron dengan malas sambil melepaskan pegangan tangannya, tentu saja akan beda cerita kalau Yaron ikut bersama dengan Alexa. Bagaimana mungkin Alexa bisa merefresikan pikirannya yang selalu atau bahkan dipenuhi oleh masalah, dan itu semua tentang Yaron. Alexa menggelengkan kepalanya pelan melihat ke arah Yaron sebentar lalu melihat ke arah lain yang kebetulan ada Haden.“Haden...!” teriak Alexa.Haden langsung menghampiri Alexa dan Yaron, “Ada apa, Sepupu aku yang paling cantik. Apa yang harus aku bantu?” ucap Haden sambil merangkul Alexa di depan Yaron.“Lo gak bisa kayak ginikan?” ejek Haden kepada Yaron sambil tertawa puas.“Anterin Yaron pulang, pastikan dia gak ikutin aku pulang sama Irvin. Apalagi ganggu waktu santai aku sama dia.”Haden yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya dan mengangkat jempolnya, “Siap, it’s eazy. Lo dengar kan kata sepupu gue apa? Hayu
Seperti yang Alexa dan Nazwa prediksi, hari ini sekolah dibuat geger karena melihat perubahan Rina yang menjadi lebih cantik bahkan trending di sekolah saat ini diduduki olehnya. Banyak cowok-cowok yang melihat Rina dengan santapan yang enak bahkan ada beberapa cowok yang langsung menghampiri Rina dan langsung mendekatinya tanpa aba-aba. Tapi, ternyata Rina belum siap dengan keadaannya dan dia hanya tersenyum kecil dan merasakan gugup. Untung saja ada Alexa dan Nazwa yang selalu berada di sisinya.“Nah Rin, jangan mau di deketin sama Bayu, dia ceweknya banyak terus tukang ghosting,” ucap Alexa saat bayu sudah pergi dari sisi Rina.“Kalau Gio, dia ganteng sih. Tapi kamu akan ngebatin karena dia baik ke semua cewek.” Kini, Alexa melihat ke arah Gio yang sedang melihat ke arah mereka.“Tapi sih, sebenarnya semua cowok punya kekurangannya tersendiri. Jadi, ya ... kamu tahulah. Cara mereka nyakitin kita itu berbeda-beda tapi tujuannya sa
Hari yang sangat cocok untuk berlibur dan merefreshing pikiran dengan jalan-jalan sekaligus belanja ke mall untuk keperluan Rina. Dimulai dari pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris-aksesoris yang mereka habiskan secara tiga jam lebih karena ternyata mereka bukan tipe cewek yang suka berlama-lama untuk berbelanja dan memilih pakaian yang sesuai dengan selera tanpa mementingkan fasion/stylish.“Rin, kalau gak pakai kacamata kamu bisa lihat dengan jelas gak atau mau pakai kacamata aja?” tanya Nazwa saat sedang memilah aksesoris seperti kalung, anting dan disana ada juga kacamata yang simple.“Kalau lebih pede pakai kacamata, gapapa pakai kacamata aja. Kamu akan tetap cantik dan gak mengurangi kecantikan kamu kalau gak pakai kacamata,” timpal Alexa.“Ah Teh Alexa bisa aja, tapi kayaknya Rina mau pakai kacamata aja, boleh kan Teh?” jawab Rina tersipu malu.Nazwa dan Alexa menganggukan kepalanya sambil memilih model kacamata ya
Yaron melihat Alexa dengan wajah yang datar, “Kenapa sih bahas Nori terus? Kamu cemburu?”Alexa tersenyum mendengar itu, “Iyaa, aku cemburu. Kenapa emangnya?”Yaron langsung terdiam dan menatap Alexa dengan tidak percaya, “Xa, kapan sih kamu mau berhenti ikut campur urusan orang lain?” tanya Yaron yang kini tatapannya berubah menjadi teduh.“Hmmm... emang kapan aku ikut campur urusan orang lain? Hubungan Irvin sama pacarnya aja aku udah bomatkan.”“Aku gak bahas Irvin. Udah deh, aku tahu Xa, maksud kamu deketin Rani apa.”“Ron, udah deh jangan mulai. Kamu gak tahu, titik permasalahannya. Aku ngelakuin itupun bukan tanpa alasan.” Kini, ucapan Alexa sudah mulai meninggi. Oleh karena itu, dia langsung mengatur nafasnya supaya bisa tenang.“Aku ngelarang kamu juga bukan tanpa alasan, Xa. Aku Cuma peduli dan khawatir kamu kenapa-napa. Udah gitu aja.”&ldquo
Kemampuan Alexa semakin hari semakin berkurang karena sudah jarang di asah untuk melihat sikap dan perilaku para cowok, apalagi setelah Alexa bertemu dengan Yaron dan Irvin, statusnya menjadi orang ketiga seakan vakum terlebih dahulu. Sangat di sayangkan memang, apalagi saat Alexa merasa bahwa ia tidak bisa mendeskripsikan sikap Yaron dan Irvin kepadanya. Apakah mereka melihat Alexa sebagai seorang perempuan atau tidak.Kadang, Alexa selalu berpikir apakah kemampuannya tidak mempan kepada dua cowok yang sedang berada di dalam ceritanya saat ini, karena dia sudah mulai menggunakan hati dibandingkan logikanya, sehingga dia lebih banyak merasa yang ujungnya malah jadi baper sendiri.“Nazwa...!” panggil Alexa yang membuat Nazwa langsung menoleh ke arahnya.Alexa mengeluarkan nafasnya terlebih dahulu dengan lemah. “Kenapa?” tanya Nazwa.“Kayaknya aku harus cari target baru deh, selain Irvin dan Yaron. Ada kenalan gak? Tapi kali in