Alexa pergi meninggalkan Yaron dan langsung menaiki mobilnya, harapannya saat ini. Alexa tidak ingin Yaron mengganggunya lagi, apapun itu alasannya terkecuali kalau Yaron mau membersihkan dulu namanya yang sudah tercoreng menjadi sang pho yang antogonis. Mungkin Alexa akan berbaik hati untuk menuruti kemauannya atau paling tidak dia akan siap untuk mengikuti permainan Yaron, kalau perlu Alexa akan membuat Yaron jatuh cinta kepadanya.
Selama dua hari ini, kehidupan Alexa jauh lebih indah setelah Yaron tidak memunculkan lagi wajahnya dihadapan Alexa dan itu yang membuat Alexa bersemangat lagi untuk melanjutkan permainan cintanya dan menyelesaikan target yang begitu menggemaskan. Alexa duduk dengan tenang di taman sambil melihat-lihat sosial media miliknya dan mencari tahu keberadaan Irvin untuk sore nanti. Garis bibir Alexa tergambar dengan jelas nan indah di wajah cantiknya saat melihat beberapa foto yang menampakan visualisasi sosok Irvin yang begitu imut dan cool. Ia terpana dengan tergetnya saat ini.
“Oh shit, imut banget.” Alexa tersenyum sangat manis sambil melihat salah satu gambar Irvin yang seakan sedang menatapnya dengan senyum manis.
“Siapa?”
Alexa langsung melihat sosok itu dengan malas, “Irvin Adrian.”
“Datang lagi ... ada apa? Padahal kalau boleh jujur, aku senang kamu ngejauh,” sambung Alexa dengan wajah songong saat melihat ke arah Yaron yang sedang berdiri di depannya.
“Ikut aku.” Yaron langsung menarik tangan Alexa dan membawanya ke lapangan.
“Ron, apaan sih. Lepasin!” Mata Alexa langsung tertuju ke banyaknya mata yang kini sedang melihat ke arah mereka berdua.
“Ron, kenapa banyak orang? Jangan ngelakuin hal yang gila,” bisik Alexa.
“Disini, aku mau ngejelasin tentang gosip yang sedang beredar yaitu tentang Alexa yang katanya jadi orang ketiga di dalam hubungan aku sama Nori.” Perkataan Yaron membuat semua siswa yang ada di lapangan langsung diam dan terpokus ke arahnya.
“Aku gak akan ngejelasin panjang lebar. Intinya, Alexa bukan orang ketiga dalam hubungan kami dan Alexa gak seburuk yang kalian pikirkan. Kalian cuma tahu ceritanya sebait dan gak akan pernah tahu ceritanya secara keseluruhan. Jadi jangan menjudge, menfitnah, dan membuat cerita seenaknya. Kalau telinga aku sampai mendengar ada yang menfitnah dan menjelek-jelekan Alexa lagi jangan harap kalian bisa hidup tenang. Paham?”
Alexa mendengar ucapan Yaron tidak percaya dan tentunya Alexa hanya tersenyum, bukan tersenyum manis melainkan meremehkan. Tapi dibalik itu semua, di dalam batinnya, ia bertepuk tangan atas keberanian Yaron yang telah menjadi pahlawan kesiangannya. “Terima kasih sudah mencopy kata-kata mutiara aku,” bisik Alexa tersenyum sambil menepuk pundak Yaron.
Yaron hanya menatap Alexa datar, “Satu lagi, yang harus kalian tahu. Cinta akan datang kapan, dimana dan bisa kepada siapa saja. Jadi, jangan heran kalau aku cinta sama Alexa tanpa alasan dan tanpa karena. Kalian juga pasti pernah merasakan jatuh cinta kepada orang di waktu yang tidak tepat, dan itu yang sedang terjadi sekarang. Seorang Yaron Yutaka juga manusia biasa dan wajar saja jika dia jatuh cinta kepada Alexa Sofiavette.”
Kini, mata Alexa benar-benar terbuka dengan sempurna saat mendengar kalimat yang telah diucapkan Yaron, jujur saja pasti sekarang banyak cewek yang sedang salting dan melting gara-gara mendengar ucapan Yaron yang begitu sangat romantis. Cewek mana yang tidak baper diperlakukan seperti itu, seorang Alexa saja sedikit terketuk hatinya. Tapi di satu sisi lain, Alexa ingin mendorong Yaron karena bisa-bisanya ia berani mengungkapkan perasaannya di hadapan banyak orang, tidak tahukah itu akan menyebabkan diagram permainan cintanya semakin menurun.
Yaron menarik tangan Alexa untuk menjauh dari area lapangan dan menjauh dari lautan siswa-siswa yang baper mendengar perkataan dia yang terakhir dan berharap cewek-cewek itu ada di posisi Alexa. Tapi ada sedikitnya yang sadar bahwa itu akan terjadi pada orang yang “goodlooking” saja.
“Jujur, aku terpana dan terima kasih,” ucap Alexa tersenyum saat sudah duduk kembali di taman.
“Jadi, apa yang harus aku lakukan?” tanya Alexa yang membuat Yaron melihatnya dengan datar dan hanya diam saja.
“Ahh aku tahu, kamu mau aku bersikap manis seperti cowok-cowok yang aku deketinkan? Oke.” ucap Alexa menjawab pertanyaan sendiri.
“Kita mulai permainannya dari hari besok. Btw, tadi aktingnya bagus,” sambung Alexa sambil pergi meninggalkan Yaron yang hanya mengerutkan keningnya karena bingung apa yang diucapkan oleh Alexa.
“Alexa ...!” teriak Nazwa yang menghentikan langkah kaki Alexa.
Alexa menatap Nazwa yang sedang berlari ke arahnya, “Ada apa?” tanya Alexa.
“Hubungan kamu sama Yaron, gimana?” tanya Nazwa antusias.
Alexa mengerutkan keningnya, “Gimana apanya?”
“Hubungan kalian, pacaran?”
“Sumpah tadi Yaron sweet banget waktu di lapang. Jadi suka sama sikap Yaron yang sekarang, dingin tapi perhatian walaupun yang dulu juga imut dan lumayan sedikit ramah. Tapi yang sekarang lebih menarik dan menantang, iya enggak?” lanjut Nazwa.
“Ambil aja kalau mau, dia ngomong gitu karena ada maunya kali.”
“Serius?” tanya Nazwa yang hanya dijawab anggukan oleh Alexa.
“Jadi gimana?” tanya Nazwa lagi.
“Tadinya malas berhubungan sama Yaron, tapi karena tadi di lapang sebelum akting dia udah ngejelasin yang sebenarnya dan sedikitlah lumayan membersihkan nama baik seorang Alexa. Jadi Alexa ini dengan baik hati dan dengan susah payah mengubur egonya dalam-dalam untuk membantunya dan berakting seakan-akan kita ada hubungan.”
“Terus waktu itu penah ngobrol sih sama diri sendiri gak tahu termasuk janji atau apa. Jadi, kalau Yaron mau membersihkan nama baik seorang Alexa. Aku mau bantu dia, kalau perlu aku mau buat dia jatuh cinta sekalian supaya terjebak dalam permainannya.” Alexa tertawa geli sambil ngakak saat mengatakan itu.
“Bisa-bisanya,” ucap Nazwa menggelengkan kepala.
Angin yang berbisik sendu seakan menamani langkah kaki Alexa untuk mengelilingi taman, rambut yang diikat seperti kucir kuda seakan menolak untuk di belai oleh angin, tapi tidak apa. Seperti halnya Alexa saat ini, jika rambut tidak ingin di belai oleh angin maka angin akan berusaha dan melakukan semaksimal mungkin memberikan kesejukan di daerah wajahnya terlebih dahulu. Nanti setelah waktunya tepat dia akan menaklukan kembali sang rambut.
Alexa mendapatkan info bahwa setiap sore, Irvin akan berada di taman untuk berolahraga, makanya sekarang Alexa memakai pakaian olahraga dengan warna hitam dan abu sambil melilitkan handuk kecil di lehernya yang berwarna biru. Tidak lupa Alexa juga memakai eartphone untuk menambah suasana supaya bersemangat saat ia berolahrga.
Alexa duduk di bawah sebuah pohon untuk beristirahat karena telah lari mengelilingi taman sambil mencari sosok Irvin. Bukan irvin yang dia temukan melainkan efek samping selain tubuhnya sehat ternyata bisa menyebabkan kelelahan karena sudah mengejar seseorang yang bahkan orang itu saja tidak meminta untuk mengejar. Sungguh mengenaskan.
“Pasti cape ... minum?” Orang itu langsung menyodorkan botol minum ke arah Alexa dan langsung duduk di sampingnya.
Alexa tersenyum manis saat melihat orang itu duduk di sampingnya, teryata dia tidak perlu mencari karena yang dia tunggu sudah ada di sampingnya sekarang. “Makasih.”
Sesaat semuanya hening, Alexa maupun Irvin hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. “Udah sejak kapan berolahraga disini?” tanya Alexa membuka percakapan.
“Kok tahu aku sering olahraga disini?”
Alexa tertawa ringan, “Aku cuma nebak aja sih, soalnya kamu pakai baju olahraga terus waktu itu juga lagi olahragakan ketemunya.”
Irvin menganggukan kepalanya, “Belum lama, sekitar empat bulanan.”
“Nanti kalau udah tujuh bulan kabarin ya, aku mau bantu-bantu masak,” canda Alexa yang membuat Irvin tersenyum kecil. “Emangnya aku hamil.”
Alexa langsung tersenyum saat mendengar perkataan Irvin dan tentunya dia tersenyum karena melihat senyuman Irvin yang sangat manis. “Tumben senyum,” ucap Alexa yang langsung membuat Irvin kaku seketika.
“Gak usah kaku gitu, santai aja. mau kamu ngakak pun gak akan jadi masalah. Tapi jangan sendiri juga ketawanya nanti orang lain takut lagi, terus mikir yang macam-macam,” lanjut Alexa.
“Oh iya, Raysha gimana kabarnya?” tanya Alexa.
“Kabar dia baik.”
"Bagus deh kalau dia baik-baik aja. Ngomong-ngomong kenapa Raysha gak ikut olahraga sama kamu?"
Irvin menggelengkan kepalanya, "Satu yang aku tahu, dia sibuk."
“Oh gitu ya," ucap Alexa kaku.
"Duh lapar nih, mau ikut makan gak?” tawar Alexa mengalihkan pembicaraan karena menurut dia suasananya menjadi canggung.
“Aku tarik omonganku lagi deh. Makan yu? Kasian perut kamu jarang di kasih makan.” Alexa langsung menarik tangan Irvin dengan pelan sampai akhirnya langkah kaki diantara mereka sejajar namun tangan yang di genggam oleh Alexa belum dilepaskan sama sekali.
Saat sudah sampai di depan tempat makan, Alexa langsung menyadari bahwa daritadi ia belum melepaskan tangan Irvin. Ia langsung melepaskan tangan Irvin sambil meminta maaf karena lupa, Irvin hanya menganggukan kepalanya.
“Sekali lagi maaf banget, rambut kamu berantakan.” Alexa menaiki satu tangga karena untuk mensejajarkan tingginya dengan Irvin lalu membenarkan rambutnya dengan tangan Alexa yang lembut seperti sebuah belaian yang sangat manis dan hangat.
"Emangnya kamu gak pernah bawa sisir atau emang bukan tipe cowok yang peduli sama penampilan? Kamu emang udah ganteng sih dari bayi, jadi mau rambut kamu berantakan ataupun gak. Ya, akan tetap jadi cowok yang ganteng, gak akan pernah jelek."
"Nah udah rapih dan makin ganteng," sambung Alexa mengakhiri omelannya yang panjang kali lebar. Saat Alexa sedang melihat ke arah Irvin, mata mereka tidak sengaja saling bertemu yang menyebabkan Irvin langsung mengalihkan pandangannya.
“Makasih,” ucap Irvin salah tingkah.
"Sama-sama." Alexa menjawab dengan kobaran semangat dan greget saat melihat Irvin yang salah tingkah, begitu sangat manis.
Alexa memberikan kode untuk masuk ke tempat makannya, namun saat sedang mencari tempat duduk yang kosong. mata Alexa langsung tertuju ke pasangan kekasih yang sedang di mabuk asmara, saling bertukar makanan dan memasukan makanan ke mulut pasangannya.
"Raysha," ucap Alexa pelan tapi tetap saja bisa di dengar oleh Irvin yang langsung membuatnya melihat pemandangan yang entah indah ataupun menyedihkan.
Alexa langsung melihat ke arah Irvin yang sedang menampilkan wajah yang murung, walaupun sepengetahuan Alexa, Irvin sudah tahu bahwa Raysha suka berselingkuh atau bahkan selalu kepergok sama dia. Tapi tetap saja Alexa bisa merasakan sakit hati yang di rasakan oleh Irvin, ia bisa tahu betapa nyesek hatinya apalagi harus melihat Raysha bermesraan dengan cowok lain. Di saat dia sedang bersama Alexa atau mungkin teman-temannya yang lain. Apa yang harus di jelaskan sama Irvin?
"Kita cari tempat lain aja yu." Alexa memegang dengan erat tangan Irvin sambil tersenyum dengan manis seakan memberikan kekuatan kepada Irvin.
Alexa daritadi tidak membuka pembicaraan begitupun dengan Irvin, mereka hanya sibuk menghabiskan makanan yang tersaji di meja. Sekarang, Alexa sedang berpikir dan menimbang apakah ini waktu yang tepat untuk membicarakan hubungan Irvin dengan Raysha atau bukan. Tapi jika Alexa diam saja, Irvin tidak akan pernah terbuka pikirannya dan akan terus menjadi seseorang yang bodoh karena telah mempertahankan Raysha.“Irvin...!” panggil Alexa sambil mencoba untuk tersenyum tapi bisa dilihat bahwa senyum yang Alexa tampakan kaku.Alexa diam beberapa saat sambil menatap mata Irvin yang sedang melihatnya, “Boleh minta tolong sesuatu gak?”“Apa?”“Ajarin aku main basket.” Alexa tersenyum kali ini dengan penuh semangat.“Kapan?”“Kalau kamu gak sibuk, habis ini aja.”Irvin terlihat diam seperti sedang berpikir sebelum dia mengangguk setuju, “Yeee. Makasih.”Al
Alexa dan Nazwa kini sedang duduk di kantin sambil menikmati mie baso yang hanya di bumbui penyedap rasa dan sambal tanpa saos kecap. Keduanya makan sambil terus bercerita sampai mulut mereka terdiam karena ada Yaron yang duduk di antara mereka berdua.“Ada apa?” tanya Alexa kepada Yaron sambil menyuapi mulutnya.“Habisin dulu aja makannya.”Alexa menganggukan kepalanya, “Gak pesan makanan?” tanya Alexa saat melihat Yaron yang daritadi hanya melihat dia dan Nazwa makan.“Enggak.”“Mau?” Alexa terlihat menyodorkan sendok yang sudah di isi oleh potongan baso. Awalnya Yaron melihat dulu dengan wajah yang datar sampai pada akhirnya dia membuka mulutnya dan mengunyah makanannya.“Please deh, kalian lupa ya, disini ada aku,” greget Nazwa.“Nyuapin doang, ni riwehh,” ucap Alexa dengan berlogat.“Mau lagi?” tanya Alexa yang dijawab gelengan
Alexa sudah sampai di depan rumahnya dan langsung masuk ke ruang tamu, saat ini ia sedang melihat Yaron yang sedang menatap ke arahnya dengan santai. Haden yang menjadi penengah langsung tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat Alexa menghampirinya.“Dari mana aja?” tanya Haden saat melihat sepupunya yang sudah menyiapkan ribuan kata-kata untuk menyerangnya.“Ron ngapain?” greget Alexa.“Nunggu kamu,” jawab Yaron simple sedangkan Haden hanya menelan ludahnya, saat ia di acuhkan oleh Alexa bahkan pertanyaan darinya saja tidak di jawab sama sekali.“Aku udah bilang ada janji. Kenapa masih nunggu. Keras kepala banget sih.”“Pulang!” usir Alexa yang membuat Haden bersiap-siap untuk mengangkat kakinya.“Mau kemana?” tanya Alexa saat melihat Haden akan pergi.“Pulang.”“Bukan kamu tapi Yaron,” ucap Alexa sambil senyum terpak
Yaron melepaskan tangan Alexa saat mendengarkan kata yang Alexa ucapkan, “Enggak.”Alexa tersenyum miris melihat sikap Yaron yang langsung mengalihkan pandangannya dan langsung melanjutkan permainan pukul tikusnya. Alexa hanya berdiam diri sambil menunggu permainan Yaron selesai, ingin rasanya dia langsung pergi atau kabur meninggalkan Yaron sendiri. Sekarang Alexa sudah berada di batas kesabarannya.“Aku cape, mau pulang!” ucap Alexa sambil melangkahkan kakinya saat Yaron baru selesai memainkan game pukul tikus.Alexa seakan melupakan perjanjian yang dia sudah buat sendiri dan pertama kalinya menjadi orang yang tidak profesional. Bagaimana tidak, ia sudah muak dengan sikap dan kebohongan Yaron walaupun ia suka bermain tentang cinta tapi ini bukan permainan yang dia sukai.Yaron langsung mengejar Alexa, saat dia sudah berada di samping Alexa dan menyamakan langkahnya, mereka hanya saling menutup rapat-rapat bibirnya seakan tidak ad
Raysha : Mau rebut Irvin? Coba aja kalau bisa.“Shitt ... bisanya di chat doang, pas ketemu malah kikuk gak berani ngomong apa-apa,” gerutu Alexa saat membaca pesan yang tidak sama sekali tertarik untuk dia balas.“Kenapa?” tanya Nazwa dan Haden secara bersamaan.“Uuuu ... udahlah kalian jadian aja. Aku yakin kalian akan jadi pasangan yang awet rajet.”Nazwa dan Haden saling melirik satu sama lain, “Kalau aku sih yes—““No!” potong Nazwa.Alexa yang melihat itu hanya bisa menutup mulutnya, namun fokusnya teralihkan saat hpnya bergetar lagi.Raysha : 100% gagal. Karena aku yakin, aku satu-satunya.Alexa langsung menunjukan ekspresi yang jijik dan mual-mual yang langsung membuat Haden dan Nazwa saling melirik karena tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan cewek yang ada di depan mereka.“Emangnya ak
Alexa menatap Yaron yang juga sedang menatap matanya, sesaat mata merekalah yang kini sedang berbicara dari hati ke hati. Mempertanyakan semua yang terjadi dan bagaimana cara untuk mengakhiri, setidaknya berubah menjadi lebih baik tanpa harus ada kata permainan dan sakit hati yang berkelanjutan. Entah itu dari Alexa, Yaron, Nori, Irvin dan orang lain.“Yaron Yutaka ...!” panggil Alexa sambil masih menatap mata Yaron yang entah kenapa hatinya menjadi sangat tenang dan nyaman.“Iya,” jawab Yaron lembut.“Kenapa?” tanya Alexa yang bingung karena Yaron menjawabnya dengan nada yang sangat lembut, bukankah dia selalu dingin dan datar jika menjawab.“Apa?” Yaron terlihat mengerutkan keningnya.“Tumben jawabnya lembut, biasanya juga dingin,” ucap Alexa membenarkan posisi duduknya dan mulai mengalihkan pandangannya karena sudah mulai merasa panas dingin.“Kata siapa?” jawab Yaron
“Makasih,” ucap Alexa saat berjalan menuju ke kelasnya sambil melihat tangan Yaron yang masih menggenggam tangannya dengan erat.“Mau sampai kapan?” tanya Yaron tiba-tiba sambil menghentikan langkahnya yang membuat Alexa mengerutkan kening dan mengangkat sebelah alisnya.“Apa?”“Yang kamu lakuin ini fatal, bukan hanya cewek yang entah jadi korban atau pelaku dari permainan cinta kamu, mereka gak segan-segan buat nyakitin kamu dan kamu harus tahu cowok juga bisa ngelakuin hal yang lebih kejam untuk balas dendam atau apapun itu. Kamu sadar gak!” ucap Yaron dengan nada yang tinggi yang membuat Alexa kaget dan diam saat Yaron memarahinya.“Udah cukup, kamu gak perlu lagi ikut campur hubungan orang lain,” lanjut Yaron sambil menahan amarahnya.“Oke ... itu artinya kamu juga nyuruh aku untuk jangan bantuin kamu. Jadi, tolong jauhin aku,” ucap Alexa yang langsung pergi meninggalkan Ya
Sikap Alexa sudah kembali normal saat Yaron datang seakan mengembalikan dan menghilangkan hawa nafsu makannya. Mata Alexa tidak bisa diam, setelah melihat Nazwa dan Haden yang sedang makan, ia kembali melihat ke arah Yaron yang sedang fokus kepada hpnya seakan sedang membalas pesan dari seseorang karena dari tadi jari tangannya tidak bisa diam.“Pasti chattan sama Nori,” lirih Alexa dalam hati.Bayangan dirinya dan Yaron kembali datang ke dalam pikiran Alexa, suara lembut dan penuh kasih sayang yang Yaron ucapkan seakan menghantui dan memenuhi setiap sel darah yang mengalir di tubuhnya. Bagaimana bisa Yaron bersikap keras kepala dan antagonis seperti ini padahal aslinya begitu sangat lembut dan penuh kasih sayang.“Irvin,” ucap Alexa pelan saat melihat ada panggilan masuk.Yaron yang daritadi fokus ke hpnya kini teralihkan oleh suara dering hp Alexa dan langsung menatap datar Alexa yang akan mengangkat teleponnya. Senyum m
“Aku gakpapa, Xa.”“Aku gak nanyain kondisi kamu!” geram Alexa.“Kamu anemia, Iya atau enggak?!” Alexa terlihat menatap wajah Yaron dengan kesal karena tidak suka dengan sikap Yaron yang selalu menyembunyikan apapun dari Alexa. Yang salah ada di dirinya karena tidak bisa dipercaya atau ada di Yaron?“IYA ATAU ENGGAK?!”“Iya,” jawab Yaron melihat ke arah Alexa dengan datar.“Aku gak mau, kamu jadi iba dengan penyakit yang aku derita,” lanjut Yaron membuang wajahnya.Alexa terlihat mengerutkan keningnya, “Apa sih, Ron! Siapa juga yang mau iba sama sikap kamu yang songong gini,” ucap Alexa tersenyum kecil supaya mencairkan suasana.“Lagipula, aku nanya gitu cuma mau memastikan aja apa yang aku duga-duga selama ini benar atau enggak. Supaya aku bisa menjaga kamu dan jadi ibu yang over protektif kalau anaknya kenapa-napa, sekaligus jadi suster s
Yaron melihat Alexa dari kejauhan, walaupun Alexa membelakanginya, dia masih bisa melihat dengan samar jika Alexa seperti orang yang bahagia dan sesekali tersipu malu saat berbicara dengan Irvin. Tidak ada alasan untuk Yaron membuang mukanya supaya tidak melihat apa yang dilakukan oleh Alexa, buktinya kemarin bukan kemauan Yaron untuk melihat Alexa bermain basket dengan Irvin dengan sangat romantis dan bahagianya.“Di ajak lagi main basket?” tanya Yaron saat Alexa kembali duduk di sampingnya.Alexa menggelengkan kepalanya sambil menyimpan hp setelah membalas pesan dari seseorang. “Kalau gitu di ajak jalan?”Alexa kembali menggelengkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya, “Apa sih! Kepo!” jawab Alexa sambil melihat-lihat sudut kamar Yaron yang simple tapi terlihat elegant.Alexa tersenyum kecil saat melihat poto Yaron yang masih kecil dan di edit menjadi naik unta, tentu saja itu poto Yaron saat wisuda tk. Saat Alexa
Alexa berjalan sambil melihat jendela kelas Yaron yang menunjukan tidak ada tanda-tanda Yaron disana, bahkan kantongnya saja tidak ada. Alexa hanya melihat Nori yang sedang mengobrol dengan teman-temannya dan sedang melihat ke arah Alexa sambil bisik-bisik, tentu saja yang melihatnya akan menyangka jika Nori sedang menceritakan tentang Alexa.“Budi,” panggil Alexa kepada salah satu teman kelas Yaron yang kebetulan keluar dari kelas.“Iya.”“Yaron kemana ya? Kok gak ada di kelas,” tanya Alexa sambil melihat ke dalam kelas.“Dia gak sekolah, Alexa.”“Kenapa?”Budi menggelengkan kepalanya yang membuat Alexa khawatir, tidak lupa sebelum Budi pergi Alexa mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan dia informasi. Sambil melihat ke arah kelas yang menunjukan Nori sedang melihatnya, Alexa mencoba menelphone lagi Yaron yang masih tidak aktif walaupun menggunakan panggilan biasa.
Di satu sisi lain dari arah barat, terlihat ada seseorang yang bersembunyi di balik pohon sambil melihat dua orang manusia yang sedang main basket dengan bahagianya, dihiasi oleh ribuan senyuman dan candaan. Semuanya terasa indah apalagi sang cewek yang daritadi merengek supaya cowoknya bisa mengalah dalam bermain basket. Senyum terlukis abstrak dari wajah Yaron melihat kebahagiaan Alexa yang sedang bermain basket dan ekspresi wajahnya yang membuat Yaron mengagumi ciptaan Tuhannya yang sangat manis, mandiri dan cantik tentunya.Entah bagaimana caranya, langkah kaki yang digerakan oleh hati Yaron menuntun dan membawanya untuk melihat apa yang dilakukan Alexa bersama dengan Irvin. Ada rasa bahagia karena melihat kebahagiaan Alexa namun ada rasa kecewa karena Yaron tidak bisa membuat Alexa sebahagia itu bila bersamanya. Saat melihat kepala Alexa yang terkena bola basket, langkah kaki Yaron tiba-tiba berjalan dengan sendirinya dan terhenti saat melihat Irvin yang langsung mendeka
Alexa menatap Yaron dengan malas sambil melepaskan pegangan tangannya, tentu saja akan beda cerita kalau Yaron ikut bersama dengan Alexa. Bagaimana mungkin Alexa bisa merefresikan pikirannya yang selalu atau bahkan dipenuhi oleh masalah, dan itu semua tentang Yaron. Alexa menggelengkan kepalanya pelan melihat ke arah Yaron sebentar lalu melihat ke arah lain yang kebetulan ada Haden.“Haden...!” teriak Alexa.Haden langsung menghampiri Alexa dan Yaron, “Ada apa, Sepupu aku yang paling cantik. Apa yang harus aku bantu?” ucap Haden sambil merangkul Alexa di depan Yaron.“Lo gak bisa kayak ginikan?” ejek Haden kepada Yaron sambil tertawa puas.“Anterin Yaron pulang, pastikan dia gak ikutin aku pulang sama Irvin. Apalagi ganggu waktu santai aku sama dia.”Haden yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya dan mengangkat jempolnya, “Siap, it’s eazy. Lo dengar kan kata sepupu gue apa? Hayu
Seperti yang Alexa dan Nazwa prediksi, hari ini sekolah dibuat geger karena melihat perubahan Rina yang menjadi lebih cantik bahkan trending di sekolah saat ini diduduki olehnya. Banyak cowok-cowok yang melihat Rina dengan santapan yang enak bahkan ada beberapa cowok yang langsung menghampiri Rina dan langsung mendekatinya tanpa aba-aba. Tapi, ternyata Rina belum siap dengan keadaannya dan dia hanya tersenyum kecil dan merasakan gugup. Untung saja ada Alexa dan Nazwa yang selalu berada di sisinya.“Nah Rin, jangan mau di deketin sama Bayu, dia ceweknya banyak terus tukang ghosting,” ucap Alexa saat bayu sudah pergi dari sisi Rina.“Kalau Gio, dia ganteng sih. Tapi kamu akan ngebatin karena dia baik ke semua cewek.” Kini, Alexa melihat ke arah Gio yang sedang melihat ke arah mereka.“Tapi sih, sebenarnya semua cowok punya kekurangannya tersendiri. Jadi, ya ... kamu tahulah. Cara mereka nyakitin kita itu berbeda-beda tapi tujuannya sa
Hari yang sangat cocok untuk berlibur dan merefreshing pikiran dengan jalan-jalan sekaligus belanja ke mall untuk keperluan Rina. Dimulai dari pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris-aksesoris yang mereka habiskan secara tiga jam lebih karena ternyata mereka bukan tipe cewek yang suka berlama-lama untuk berbelanja dan memilih pakaian yang sesuai dengan selera tanpa mementingkan fasion/stylish.“Rin, kalau gak pakai kacamata kamu bisa lihat dengan jelas gak atau mau pakai kacamata aja?” tanya Nazwa saat sedang memilah aksesoris seperti kalung, anting dan disana ada juga kacamata yang simple.“Kalau lebih pede pakai kacamata, gapapa pakai kacamata aja. Kamu akan tetap cantik dan gak mengurangi kecantikan kamu kalau gak pakai kacamata,” timpal Alexa.“Ah Teh Alexa bisa aja, tapi kayaknya Rina mau pakai kacamata aja, boleh kan Teh?” jawab Rina tersipu malu.Nazwa dan Alexa menganggukan kepalanya sambil memilih model kacamata ya
Yaron melihat Alexa dengan wajah yang datar, “Kenapa sih bahas Nori terus? Kamu cemburu?”Alexa tersenyum mendengar itu, “Iyaa, aku cemburu. Kenapa emangnya?”Yaron langsung terdiam dan menatap Alexa dengan tidak percaya, “Xa, kapan sih kamu mau berhenti ikut campur urusan orang lain?” tanya Yaron yang kini tatapannya berubah menjadi teduh.“Hmmm... emang kapan aku ikut campur urusan orang lain? Hubungan Irvin sama pacarnya aja aku udah bomatkan.”“Aku gak bahas Irvin. Udah deh, aku tahu Xa, maksud kamu deketin Rani apa.”“Ron, udah deh jangan mulai. Kamu gak tahu, titik permasalahannya. Aku ngelakuin itupun bukan tanpa alasan.” Kini, ucapan Alexa sudah mulai meninggi. Oleh karena itu, dia langsung mengatur nafasnya supaya bisa tenang.“Aku ngelarang kamu juga bukan tanpa alasan, Xa. Aku Cuma peduli dan khawatir kamu kenapa-napa. Udah gitu aja.”&ldquo
Kemampuan Alexa semakin hari semakin berkurang karena sudah jarang di asah untuk melihat sikap dan perilaku para cowok, apalagi setelah Alexa bertemu dengan Yaron dan Irvin, statusnya menjadi orang ketiga seakan vakum terlebih dahulu. Sangat di sayangkan memang, apalagi saat Alexa merasa bahwa ia tidak bisa mendeskripsikan sikap Yaron dan Irvin kepadanya. Apakah mereka melihat Alexa sebagai seorang perempuan atau tidak.Kadang, Alexa selalu berpikir apakah kemampuannya tidak mempan kepada dua cowok yang sedang berada di dalam ceritanya saat ini, karena dia sudah mulai menggunakan hati dibandingkan logikanya, sehingga dia lebih banyak merasa yang ujungnya malah jadi baper sendiri.“Nazwa...!” panggil Alexa yang membuat Nazwa langsung menoleh ke arahnya.Alexa mengeluarkan nafasnya terlebih dahulu dengan lemah. “Kenapa?” tanya Nazwa.“Kayaknya aku harus cari target baru deh, selain Irvin dan Yaron. Ada kenalan gak? Tapi kali in