Yaron melepaskan tangan Alexa saat mendengarkan kata yang Alexa ucapkan, “Enggak.”
Alexa tersenyum miris melihat sikap Yaron yang langsung mengalihkan pandangannya dan langsung melanjutkan permainan pukul tikusnya. Alexa hanya berdiam diri sambil menunggu permainan Yaron selesai, ingin rasanya dia langsung pergi atau kabur meninggalkan Yaron sendiri. Sekarang Alexa sudah berada di batas kesabarannya.
“Aku cape, mau pulang!” ucap Alexa sambil melangkahkan kakinya saat Yaron baru selesai memainkan game pukul tikus.
Alexa seakan melupakan perjanjian yang dia sudah buat sendiri dan pertama kalinya menjadi orang yang tidak profesional. Bagaimana tidak, ia sudah muak dengan sikap dan kebohongan Yaron walaupun ia suka bermain tentang cinta tapi ini bukan permainan yang dia sukai.
Yaron langsung mengejar Alexa, saat dia sudah berada di samping Alexa dan menyamakan langkahnya, mereka hanya saling menutup rapat-rapat bibirnya seakan tidak ada niatan untuk membuka obrolan. Apalagi saat Yaron tahu Alexa sedang marah dan badmood begini. Setelah sampai di parkiran, Alexa berdiri dan sedang menunggu Yaron untuk naik ke sepeda motornya.
“Kenapa diam?” tanya Alexa karena dari tadi Yaron hanya diam saja.
“Kamu yang diam,” jawab Yaron menatap Alexa namun langsung memalingkan wajahnya saat mata mereka bertemu.
“Aku kecewa sama kamu, Ron. Apa susahnya sih bawa aku ke tempat yang selalu kamu sama Nori singgahi? Belum move on? Atau karena mau berusaha untuk menghindar? Atau mungkin kamu gak mau kalau aku jadi orang yang kamu bawa selain Nori.”
Yaron hanya diam membeku saat mendengar ucapan Alexa.
“Alasan kamu ada di sisi aku saat ini bukan karena kamu cinta sama aku, Ron. Kamu tahu kenapa aku bisa ngomong gitu? Karena tubuh kamu aja nolak Ron buat aku deketin, dari tadi aku sadar kamu gak nyaman saat aku peluk, saat aku genggam bahkan saat aku mencoba untuk natap mata kamu. Kamu sadar gak? Mata kamu jalan kemana-mana seakan tidak suka aku tatap. Dan satu lagi yang harus kamu tahu, pupil mata kamu gak membesar saat lihat aku. Itu artinya kamu emang gak ada rasa sama aku.”
“Gini deh Ron, aku bisa jadi drama queen dan mengikuti permainan kamu, asal itu gak ada unsur pembohongan kayak gini. Kamu harus kasih tahu aku apa yang terjadi sampai kamu ngelakuin ini dan aku gak mau kamu ngaku-ngaku cinta bahkan so-soan larang inilah-itulah. Stop! Oke. Kamu pikirin baik-baik apa yang aku mau kalau kamu masih mau melanjutkan permainannya.”
“Aku pulang sendiri, aja,” sambung Alexa tidak lupa untuk memukul pelan punggung Yaron sebelum dia pergi.
Kini Alexa sudah berada di sebuah cafe, untuk makan malam terlebih dahulu dan tentu saja dia sendirian berbeda dengan sekelilingnya yang berpasang-pasangan. Sebenarnya Alexa ingin mengetest Irvin, apakah jika ia meminta bantuan untuk menjemputnya di cafe, Irvin akan menolaknya atau tidak. Tapi semua itu diurungkannya, saat Alexa melihat Raysha dengan cowok yang waktu itu dia lihat bersama Irvin.
“Raysha,” panggil Alexa sambil menghampiri Raysha dan cowoknya yang sedang makan malam.
Alexa tersenyum seperti menunjukan cewek yang polos, “Hai, udah lama ya nggak ketemu. Ini pacar kamu?” tanya Alexa sengaja memancing.
Raysha terlihat salah tingkah saat melihat Alexa bahkan mulutnya tidak mengeluarkan sepatah dua patah untuk menjawab pertanyaan Alexa.
“Irvin buat aku aja ya? Kamu sama cowok brengsek ini aja, cocok. Sama-sama ngedua ehh gak tau ngetiga atau bahkan lebih dari itu deh. Tanya aja kalau gak percaya. Upss,” bisik Alexa sambil melihat ke arah cowok Raysha.
Mata Raysha terlihat terbuka sambil menatap cowoknya dan menatap ke arah Alexa yang sedang menahan untuk tidak menertawakannya. “Duhh aku gak bisa lama-lama, sampai ketemu lagi ya Raysha dan pacar Raysha.”
Alexa sangat puas saat sudah keluar dari cafe, sangat lucu sekali. Kadang Alexa sangat bingung saat ada temannya yang marah karena cowoknya selingkuh padahal teman dia juga selingkuh. Kalau dia sama saja, kenapa harus marah? Toh sama-sama impas. Tapi kebanyakan manusia sekarang egois, dia melarang ke pacarnya sendiri untuk tidak selingkuh, jaga hati, jaga mata, jangan terlalu dekat sama lawan jenis, harus perhatian tapi dia sendiri malah tidak melakukannya.
Selamat pagi guru halu...
Semangat sekolahnya ... be and love yourself
Satu lagi jangan lupa untuk bahagia dan tersenyum tapi jangan ketawa apalagi ngakak kalau lagi sendirian nanti di sebut orang gila lagi. hehe.
By : Murid halu
Sangat manis sekali, saat pagi yang cerah seperti ini diiringi dengan keromantisan dan keuwuan yang membahagiakan. Alexa menyimpan hp di saku roknya saat sudah melihat batang hidung Nazwa dari kejauhan.
“Aku pengen punya pacar,” rengek Nazwa tiba-tba.
“Cowok banyak tinggal pungut aja,” jawab Alexa dengan kejamnya.
“Pungut, kamu kira apa? Sampah?”
“Tapi takut, nanti sama kamu di rebut lagi,” lanjut Nazwa lagi sambil menyelidiki wajah Alexa.
“Sama Haden aja, 100% aku gak akan pernah rebut. Itu pilihan teraman dan terbaik.”
“Ihhh ... amit-amit-amit-amit,” ucap Nazwa sambil langsung bereaksi seperti cacing kepanasan.
“Lagipula, Haden gak akan berani macam-macam begitupun juga kamu. Karena ada satu kesalahan dan kebohongan aja yang kalian tutupi, aku akan langsung bilang. Enak gak?” tanya Alexa sambil memainkan matanya ke atas dan ke bawah.
Nazwa hanya memperlihatkan muka yang malas sambil melihat ke arah sekitar yang ternyata ada cowok yang sedang mencuri-curi pandang ke arah mereka.
“Ada yang cuka noh tinggal kasih pedas aja atau mau manis, asin juga boleh,” ucap Nazwa sambil memberi kode lewat wajah dan tangannya untuk menyuruh Alexa melihat dengan pelan-pelan ke arah cowok itu.
Alexa sengaja terlihat menguap untuk melihat apakah cowok yang sedang curi-curi pandang melihatnya akan bereaksi dan menguap juga atau tidak. Setelah Alexa dan Nazwa menghitung mundur dari tiga, cowok itu langsung menguap. Alexa dan Nazwa tersenyum, berarti apa yang mereka duga selama ini benar, cowok itu selalu mencuri-curi pandang untuk bisa melihatnya. Tinggal tunggu tanggal mainnya aja buat cowok itu mendekati Alexa dan melakukan beberapa cara untuk mendekatinya. Lalu, BOOM! Cowok itu akan nembak dan Alexa dengan wajah malaikat dan baby face akan menolaknya dengan lembut.
“Ya ampun, makasih ya udah suka sama aku ... tapi ya gimana, aku udah punya pacar. Gak mungkinkan aku tinggalin dia buat kamu. Itukan jahat, sesama cowok kamu pasti bisa ngerasain sakitnya. Maaf ya sekali lagi.”
Dengan Alexa berbicara seperti itu, dia hanya akan mendapatkan simpati karena cowoknya akan berpikir Alexa adalah tipe cewek yang setia dan itu tidak akan membuat para cowok menjauh melainkan menunggunya sampai dia putus untuk mendapatkan hatinya. Tapi itu tergantung tipe dari cowoknya, kalau cowoknya lembut, cara itu ampuh. Beda lagi kalau yang buaya atau bahkan hatinya udah keras dengan prinsip apa yang dia mau harus dia milikin.
“Gimana? Pancing jangan?” tanya Nazwa saat melihat cowok itu yang menyadari dia ketahuan lagi melihat ke arah mereka.
“Of course,” jawab Alexa tersenyum manis ke arah cowok itu yang langsung mendapat balasan senyum dan terlihat sedang salah tingkah.
Raysha : Mau rebut Irvin? Coba aja kalau bisa.“Shitt ... bisanya di chat doang, pas ketemu malah kikuk gak berani ngomong apa-apa,” gerutu Alexa saat membaca pesan yang tidak sama sekali tertarik untuk dia balas.“Kenapa?” tanya Nazwa dan Haden secara bersamaan.“Uuuu ... udahlah kalian jadian aja. Aku yakin kalian akan jadi pasangan yang awet rajet.”Nazwa dan Haden saling melirik satu sama lain, “Kalau aku sih yes—““No!” potong Nazwa.Alexa yang melihat itu hanya bisa menutup mulutnya, namun fokusnya teralihkan saat hpnya bergetar lagi.Raysha : 100% gagal. Karena aku yakin, aku satu-satunya.Alexa langsung menunjukan ekspresi yang jijik dan mual-mual yang langsung membuat Haden dan Nazwa saling melirik karena tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan cewek yang ada di depan mereka.“Emangnya ak
Alexa menatap Yaron yang juga sedang menatap matanya, sesaat mata merekalah yang kini sedang berbicara dari hati ke hati. Mempertanyakan semua yang terjadi dan bagaimana cara untuk mengakhiri, setidaknya berubah menjadi lebih baik tanpa harus ada kata permainan dan sakit hati yang berkelanjutan. Entah itu dari Alexa, Yaron, Nori, Irvin dan orang lain.“Yaron Yutaka ...!” panggil Alexa sambil masih menatap mata Yaron yang entah kenapa hatinya menjadi sangat tenang dan nyaman.“Iya,” jawab Yaron lembut.“Kenapa?” tanya Alexa yang bingung karena Yaron menjawabnya dengan nada yang sangat lembut, bukankah dia selalu dingin dan datar jika menjawab.“Apa?” Yaron terlihat mengerutkan keningnya.“Tumben jawabnya lembut, biasanya juga dingin,” ucap Alexa membenarkan posisi duduknya dan mulai mengalihkan pandangannya karena sudah mulai merasa panas dingin.“Kata siapa?” jawab Yaron
“Makasih,” ucap Alexa saat berjalan menuju ke kelasnya sambil melihat tangan Yaron yang masih menggenggam tangannya dengan erat.“Mau sampai kapan?” tanya Yaron tiba-tiba sambil menghentikan langkahnya yang membuat Alexa mengerutkan kening dan mengangkat sebelah alisnya.“Apa?”“Yang kamu lakuin ini fatal, bukan hanya cewek yang entah jadi korban atau pelaku dari permainan cinta kamu, mereka gak segan-segan buat nyakitin kamu dan kamu harus tahu cowok juga bisa ngelakuin hal yang lebih kejam untuk balas dendam atau apapun itu. Kamu sadar gak!” ucap Yaron dengan nada yang tinggi yang membuat Alexa kaget dan diam saat Yaron memarahinya.“Udah cukup, kamu gak perlu lagi ikut campur hubungan orang lain,” lanjut Yaron sambil menahan amarahnya.“Oke ... itu artinya kamu juga nyuruh aku untuk jangan bantuin kamu. Jadi, tolong jauhin aku,” ucap Alexa yang langsung pergi meninggalkan Ya
Sikap Alexa sudah kembali normal saat Yaron datang seakan mengembalikan dan menghilangkan hawa nafsu makannya. Mata Alexa tidak bisa diam, setelah melihat Nazwa dan Haden yang sedang makan, ia kembali melihat ke arah Yaron yang sedang fokus kepada hpnya seakan sedang membalas pesan dari seseorang karena dari tadi jari tangannya tidak bisa diam.“Pasti chattan sama Nori,” lirih Alexa dalam hati.Bayangan dirinya dan Yaron kembali datang ke dalam pikiran Alexa, suara lembut dan penuh kasih sayang yang Yaron ucapkan seakan menghantui dan memenuhi setiap sel darah yang mengalir di tubuhnya. Bagaimana bisa Yaron bersikap keras kepala dan antagonis seperti ini padahal aslinya begitu sangat lembut dan penuh kasih sayang.“Irvin,” ucap Alexa pelan saat melihat ada panggilan masuk.Yaron yang daritadi fokus ke hpnya kini teralihkan oleh suara dering hp Alexa dan langsung menatap datar Alexa yang akan mengangkat teleponnya. Senyum m
“Kalian makin dekat aja ya,” ucap seseorang yang membuat Alexa dan Irvin menghentikan makan dan melihat ke arah sumber suara.“Raysha ...!” panggil Irvin yang membuat mukanya menjadi pucat sedangkan Alexa hanya tersenyum manis menanggapi tokoh yang entah berperan menjadi apa di kehidupannya.“Hai ... lama gak ketemu,” ucap Alexa manis.Raysha tersenyum kecut, “Lama banget ya.”“Sayang kok gak bilang-bilang sih kalau mau makan malam, kan aku bisa nemenin kamu,” ucap Raysha sambil membawa kursi dari meja sebelah dan duduk di samping Irvin.Alexa sangat mual saat mendengar apa yang di ucapkan oleh Raysha, “Sangat menjijikan,” ucap Alexa dalam batinnya sambil menyuapi mulutnya.“Kamu mau pesan makanan?” tanya Irvin pada Raysha.“Nggak ah, suapin aja sama kamu,” jawab Raysha yang membuat Alexa ingin mengacak-acak wajah yang sok manis it
Alexa turun dari kamarnya untuk pergi ke ruang makan saat sudah rapih menggunakan seragam, tidak lupa dengan memegang hp namun tidak memainkannya bahkan Alexa belum lihat sama sekali hpnya pagi ini karena tidak ada keinginan dan merasa sudah bosan saja karena pasti yang mengechat itu-itu aja. Saat Alexa akan memulai sarapan, salah satu pembantu Alexa ada yang berbicara bahwa ada teman Alexa yang sudah menunggu di luar.“Yaron, Mbak?” tanya Alexa sambil mengerutkan keningnya.“Bukan Non,” jawab pembantu Alexa sopan.“Suruh masuk aja kalau gitu, Mbak. Sekalian ajak ke ruang makan.”Pembantu Alexa langsung menganggukan kepalanya dan pamit untuk menemui orang yang katanya teman Alexa. Tidak terlalu lama, pembantu Alexa kembali dengan sosok Irvin muncul dari belakang. Sambil mengangkat sebelah alis matanya dan tidak lupa tersenyum kecil, Alexa melihat ke arah Irvin dan langsung menyuruhnya untuk duduk.“Ada apa?
Alexa berjalan menuju kantin untuk membeli minuman buat Yaron yang sedang berolahraga di lapangan, jangan ditanya kenapa Alexa bisa mau melakukan itu kalau tidak di chat dan dipaksa oleh Yaron yang pada akhirnya mereka membuat kesepakatan bahwa Alexa boleh pergi dengan Irvin asalkan Alexa mau nonton dan membawakan Yaron minuman dan makanan seperti layaknya Alexa memperlakukan Irvin tadi pagi.Alexa melihat teman-teman sekelas Yaron yang sedang berolahraga dan matanya kini tertuju kepada Nori yang sedang menatap Yaron malu-malu, walaupun mungkin tidak ada yang sadar Nori melakukan itu. Tapi, tentu saja Alexa akan tahu dan bisa merasakannya jika Nori sedang berusaha untuk menarik perhatian Yaron lagi.“Minuman yang gak dinginkan?” tanya Alexa sambil memberikan minumannya kepada Yaron yang kini sedang beristirahat di sampingnya.Yaron membawa minuman dari Alexa dan langsung meminumnya karena haus, “Makanannya?” tanya Yaron.“Ada
Yaron kini sudah berada di rumah Alexa dan sedang menunggu Alexa turun dari kamarnya karena dia baru saja beres mandi, entah Alexa yang lambat atau emang Yaron yang terlalu bersemangat sehingga datangnya jam 6 pagi pun belum. Tanpa urat malu, kini Yaron sudah berada di meja makan namun sambil menyiapkan roti untuk di makan Alexa dan nanti untuknya menunggu dibuatkan oleh Alexa.“Kenapa gak sekalian nginep aja?” gerutu Alexa saat sudah sampai di meja makan sambil memakai kardigan karena terburu-buru saat pembantunya memberitahu jika Yaron sudah ada di rumahnya pagi-pagi.Yaron tidak mengubris sama sekali ucapan Alexa, dia hanya berdiri dan membuat Alexa duduk di kursi, “Sekarang buatin aku roti dengan selai coklat terus pakai keju tapi jangan terlalu banyak,” suruh Yaron kembali duduk di kursi yang berhadapan dengan Alexa.“Lah itu buat siapa?” tanya Alexa menunjuk roti yang sudah siap di meja makan.“Buat kamu lah
“Aku gakpapa, Xa.”“Aku gak nanyain kondisi kamu!” geram Alexa.“Kamu anemia, Iya atau enggak?!” Alexa terlihat menatap wajah Yaron dengan kesal karena tidak suka dengan sikap Yaron yang selalu menyembunyikan apapun dari Alexa. Yang salah ada di dirinya karena tidak bisa dipercaya atau ada di Yaron?“IYA ATAU ENGGAK?!”“Iya,” jawab Yaron melihat ke arah Alexa dengan datar.“Aku gak mau, kamu jadi iba dengan penyakit yang aku derita,” lanjut Yaron membuang wajahnya.Alexa terlihat mengerutkan keningnya, “Apa sih, Ron! Siapa juga yang mau iba sama sikap kamu yang songong gini,” ucap Alexa tersenyum kecil supaya mencairkan suasana.“Lagipula, aku nanya gitu cuma mau memastikan aja apa yang aku duga-duga selama ini benar atau enggak. Supaya aku bisa menjaga kamu dan jadi ibu yang over protektif kalau anaknya kenapa-napa, sekaligus jadi suster s
Yaron melihat Alexa dari kejauhan, walaupun Alexa membelakanginya, dia masih bisa melihat dengan samar jika Alexa seperti orang yang bahagia dan sesekali tersipu malu saat berbicara dengan Irvin. Tidak ada alasan untuk Yaron membuang mukanya supaya tidak melihat apa yang dilakukan oleh Alexa, buktinya kemarin bukan kemauan Yaron untuk melihat Alexa bermain basket dengan Irvin dengan sangat romantis dan bahagianya.“Di ajak lagi main basket?” tanya Yaron saat Alexa kembali duduk di sampingnya.Alexa menggelengkan kepalanya sambil menyimpan hp setelah membalas pesan dari seseorang. “Kalau gitu di ajak jalan?”Alexa kembali menggelengkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya, “Apa sih! Kepo!” jawab Alexa sambil melihat-lihat sudut kamar Yaron yang simple tapi terlihat elegant.Alexa tersenyum kecil saat melihat poto Yaron yang masih kecil dan di edit menjadi naik unta, tentu saja itu poto Yaron saat wisuda tk. Saat Alexa
Alexa berjalan sambil melihat jendela kelas Yaron yang menunjukan tidak ada tanda-tanda Yaron disana, bahkan kantongnya saja tidak ada. Alexa hanya melihat Nori yang sedang mengobrol dengan teman-temannya dan sedang melihat ke arah Alexa sambil bisik-bisik, tentu saja yang melihatnya akan menyangka jika Nori sedang menceritakan tentang Alexa.“Budi,” panggil Alexa kepada salah satu teman kelas Yaron yang kebetulan keluar dari kelas.“Iya.”“Yaron kemana ya? Kok gak ada di kelas,” tanya Alexa sambil melihat ke dalam kelas.“Dia gak sekolah, Alexa.”“Kenapa?”Budi menggelengkan kepalanya yang membuat Alexa khawatir, tidak lupa sebelum Budi pergi Alexa mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan dia informasi. Sambil melihat ke arah kelas yang menunjukan Nori sedang melihatnya, Alexa mencoba menelphone lagi Yaron yang masih tidak aktif walaupun menggunakan panggilan biasa.
Di satu sisi lain dari arah barat, terlihat ada seseorang yang bersembunyi di balik pohon sambil melihat dua orang manusia yang sedang main basket dengan bahagianya, dihiasi oleh ribuan senyuman dan candaan. Semuanya terasa indah apalagi sang cewek yang daritadi merengek supaya cowoknya bisa mengalah dalam bermain basket. Senyum terlukis abstrak dari wajah Yaron melihat kebahagiaan Alexa yang sedang bermain basket dan ekspresi wajahnya yang membuat Yaron mengagumi ciptaan Tuhannya yang sangat manis, mandiri dan cantik tentunya.Entah bagaimana caranya, langkah kaki yang digerakan oleh hati Yaron menuntun dan membawanya untuk melihat apa yang dilakukan Alexa bersama dengan Irvin. Ada rasa bahagia karena melihat kebahagiaan Alexa namun ada rasa kecewa karena Yaron tidak bisa membuat Alexa sebahagia itu bila bersamanya. Saat melihat kepala Alexa yang terkena bola basket, langkah kaki Yaron tiba-tiba berjalan dengan sendirinya dan terhenti saat melihat Irvin yang langsung mendeka
Alexa menatap Yaron dengan malas sambil melepaskan pegangan tangannya, tentu saja akan beda cerita kalau Yaron ikut bersama dengan Alexa. Bagaimana mungkin Alexa bisa merefresikan pikirannya yang selalu atau bahkan dipenuhi oleh masalah, dan itu semua tentang Yaron. Alexa menggelengkan kepalanya pelan melihat ke arah Yaron sebentar lalu melihat ke arah lain yang kebetulan ada Haden.“Haden...!” teriak Alexa.Haden langsung menghampiri Alexa dan Yaron, “Ada apa, Sepupu aku yang paling cantik. Apa yang harus aku bantu?” ucap Haden sambil merangkul Alexa di depan Yaron.“Lo gak bisa kayak ginikan?” ejek Haden kepada Yaron sambil tertawa puas.“Anterin Yaron pulang, pastikan dia gak ikutin aku pulang sama Irvin. Apalagi ganggu waktu santai aku sama dia.”Haden yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya dan mengangkat jempolnya, “Siap, it’s eazy. Lo dengar kan kata sepupu gue apa? Hayu
Seperti yang Alexa dan Nazwa prediksi, hari ini sekolah dibuat geger karena melihat perubahan Rina yang menjadi lebih cantik bahkan trending di sekolah saat ini diduduki olehnya. Banyak cowok-cowok yang melihat Rina dengan santapan yang enak bahkan ada beberapa cowok yang langsung menghampiri Rina dan langsung mendekatinya tanpa aba-aba. Tapi, ternyata Rina belum siap dengan keadaannya dan dia hanya tersenyum kecil dan merasakan gugup. Untung saja ada Alexa dan Nazwa yang selalu berada di sisinya.“Nah Rin, jangan mau di deketin sama Bayu, dia ceweknya banyak terus tukang ghosting,” ucap Alexa saat bayu sudah pergi dari sisi Rina.“Kalau Gio, dia ganteng sih. Tapi kamu akan ngebatin karena dia baik ke semua cewek.” Kini, Alexa melihat ke arah Gio yang sedang melihat ke arah mereka.“Tapi sih, sebenarnya semua cowok punya kekurangannya tersendiri. Jadi, ya ... kamu tahulah. Cara mereka nyakitin kita itu berbeda-beda tapi tujuannya sa
Hari yang sangat cocok untuk berlibur dan merefreshing pikiran dengan jalan-jalan sekaligus belanja ke mall untuk keperluan Rina. Dimulai dari pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris-aksesoris yang mereka habiskan secara tiga jam lebih karena ternyata mereka bukan tipe cewek yang suka berlama-lama untuk berbelanja dan memilih pakaian yang sesuai dengan selera tanpa mementingkan fasion/stylish.“Rin, kalau gak pakai kacamata kamu bisa lihat dengan jelas gak atau mau pakai kacamata aja?” tanya Nazwa saat sedang memilah aksesoris seperti kalung, anting dan disana ada juga kacamata yang simple.“Kalau lebih pede pakai kacamata, gapapa pakai kacamata aja. Kamu akan tetap cantik dan gak mengurangi kecantikan kamu kalau gak pakai kacamata,” timpal Alexa.“Ah Teh Alexa bisa aja, tapi kayaknya Rina mau pakai kacamata aja, boleh kan Teh?” jawab Rina tersipu malu.Nazwa dan Alexa menganggukan kepalanya sambil memilih model kacamata ya
Yaron melihat Alexa dengan wajah yang datar, “Kenapa sih bahas Nori terus? Kamu cemburu?”Alexa tersenyum mendengar itu, “Iyaa, aku cemburu. Kenapa emangnya?”Yaron langsung terdiam dan menatap Alexa dengan tidak percaya, “Xa, kapan sih kamu mau berhenti ikut campur urusan orang lain?” tanya Yaron yang kini tatapannya berubah menjadi teduh.“Hmmm... emang kapan aku ikut campur urusan orang lain? Hubungan Irvin sama pacarnya aja aku udah bomatkan.”“Aku gak bahas Irvin. Udah deh, aku tahu Xa, maksud kamu deketin Rani apa.”“Ron, udah deh jangan mulai. Kamu gak tahu, titik permasalahannya. Aku ngelakuin itupun bukan tanpa alasan.” Kini, ucapan Alexa sudah mulai meninggi. Oleh karena itu, dia langsung mengatur nafasnya supaya bisa tenang.“Aku ngelarang kamu juga bukan tanpa alasan, Xa. Aku Cuma peduli dan khawatir kamu kenapa-napa. Udah gitu aja.”&ldquo
Kemampuan Alexa semakin hari semakin berkurang karena sudah jarang di asah untuk melihat sikap dan perilaku para cowok, apalagi setelah Alexa bertemu dengan Yaron dan Irvin, statusnya menjadi orang ketiga seakan vakum terlebih dahulu. Sangat di sayangkan memang, apalagi saat Alexa merasa bahwa ia tidak bisa mendeskripsikan sikap Yaron dan Irvin kepadanya. Apakah mereka melihat Alexa sebagai seorang perempuan atau tidak.Kadang, Alexa selalu berpikir apakah kemampuannya tidak mempan kepada dua cowok yang sedang berada di dalam ceritanya saat ini, karena dia sudah mulai menggunakan hati dibandingkan logikanya, sehingga dia lebih banyak merasa yang ujungnya malah jadi baper sendiri.“Nazwa...!” panggil Alexa yang membuat Nazwa langsung menoleh ke arahnya.Alexa mengeluarkan nafasnya terlebih dahulu dengan lemah. “Kenapa?” tanya Nazwa.“Kayaknya aku harus cari target baru deh, selain Irvin dan Yaron. Ada kenalan gak? Tapi kali in