Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 5. Formasi tanda pengunci

Share

5. Formasi tanda pengunci

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2024-03-14 14:32:15

"Oh, maaf, Tuan Muda. Aku benar-benar tidak tahu. Tapi, ini adalah tingkat dasar. Siapapun bebas meminjam dan belajar, meskipun dia berada di ranah spiritual terendah sekalipun," ucap Gu Wang.

"Oh, Paman Gu benar. Ini adalah tingkat dasar. Haha." Han Thu berjongkok dan menatap Qu Cing dengan tatapan yang mengintimidasi, sembari menekan kedua rahang pipinya dengan cukup kuat. "Rupanya, kau memiliki keberuntungan bisa selamat dari gundukan sampah itu. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa kau akan berkembang. Meskipun, kau menghafal seluruh isi buku di perpustakaan ini, tanpa kekuatan spiritual, kau hanyalah seorang SAM-PAH!"

Kemudian, Han Thu pergi menuju tangga diikuti oleh teman-temannya. Sementara Qu Cing, masih duduk tertimbun buku-buku yang berjatuhan dari rak.

Gu Wang jelas mengenali anak yang dianggap kotoran itu. Namun, perpustakaan adalah gudang ilmu. Siapa saja bisa mendapat keajaiban hanya dengan membaca sebuah ilmu. Sebagai pengurus tingkat dasar, pria paruh baya itu dipilih dengan sangat ketat oleh kepala perguruan.

Hal itu karena, pengurus dan guru-guru tingkat dasar, mereka lah yang akan pertama kali membentuk karakter dan ilmu anak-anak didik mereka. Jika ada pengurus atau guru-guru yang condong dengan salah satu murid, maka murid yang lain akan ada yang terabaikan. Dan ini akan sangat berpengaruh dengan perkembangan ilmu mereka.

Delapan tahun yang lalu, ketika terjadi kekacauan di Menara Ti Yang. Kepala perguruan Long Ji menghilang. Dia ikut serta dalam pertempuran antar tiga ras di sana. Namun, hingga saat ini belum kunjung kembali.

Ada yang mengabarkan, bahwa ia tewas dalam pertempuran tersebut. Akan tetapi, tidak ada jasad kematiannya. Ada juga yang bilang, bahwa kepala perguruan telah kembali. Namun, tidak ada seorangpun dari orang-orang perguruan yang menjumpainya.

Gu Wang dan Shi Liet, adalah dua orang pilihan kepala perguruan yang tersisa. Sejak perguruan diambil alih oleh wakil Ben Cong, keadaan perguruan benar-benar berubah sangat drastis. Penghianat bermunculan. Guru-guru dan para pengurus berbuat sewenang-wenang terhadap anak didik mereka. Yang lemah dicampakan dan yang kuat dijunjung tinggi. Moral para murid semakin bejat dan tak tahu aturan.

Keadaan tersebut sempat membuat Gu Wang dan Shi Liet geleng-geleng kepala dan terpaksa menelan ludah pahit. Mereka harus terus bersabar dan bersikap netral kepada siapapun.

"Apa kau baik-baik saja, Nak?" tanya si pengurus perpustakaan kepada Qu Cing sembari mengulurkan tangan.

"Tentu saja! Paman tidak perlu khawatir. Aku sudah terbiasa ditindas olehnya. Dan berkat Senior Han, aku bisa menemukan buku ini lebih cepat. Hehe." Anak itu meringis sembari menunjukan sebuah buku yang ia cari.

"Tidak peduli kau berada di ranah apa, aku akan tetap memperlakukanmu sebagaimana yang lainnya. Ayo berdiri! Akan ku bantu membereskan buku-buku ini!"

"Terima kasih Pengurus Gu!"

"Panggil aku Paman!"

"Baiklah, Paman!" Qu Cing meraih uluran tangan pria itu dan menyisihkan buku yang akan dipinjam ke meja pengurus.

Gu Wang membantu Qu Cing membereskan buku-buku yang berhamburan agar kembali pada tempatnya. Setelah itu, mereka melakukan akad pinjam meminjam.

"Kau hanya bisa meminjam buku ini paling lama tiga hari. Setelah jatuh tempo, kau harus mengembalikan buku ini pada tempat semula. Apa kau mengerti?" ujar Gu Wang kepada Qu Cing.

"Mengerti, Paman!"

Kemudian Qu Cing segera membawa buku tersebut ke gubuk tua di pekarangan pojok timur laut perguruan.

"Hei, Ki Sanak! Lihatlah! Aku berhasil membawa buku ini!" ujar Qu Cing kepada suara aneh yang muncul beberapa saat lalu.

Tanpa menunggu tanggapan, anak itu pun langsung membuka buku yang dibawanya. Beberapa kali ia membolak-balikan buku tersebut hingga wajahnya berkerut.

"Tidak ada yang sesuai dengan tanda yang berada di pintu lemari!" gumam Qu Cing.

"Kau tidak akan pernah menemukan yang sesuai! Itu adalah formasi tanda pengunci. Kau harus memahami konsep pembuatannya dan pembukaannya," kata suara aneh itu kembali muncul.

Pembuatan dan pembukaan?

Qu Cing pun langsung beralih ke halaman yang bertuliskan bab Pembuatan dan Pembukaan Formasi Tanda Pengunci. Di sana diterangkan, cara membuat formasi tanda pengunci yaitu, seseorang harus menyalurkan energi spiritualnya di suatu benda yang akan dibuat tanda. Menyalurkan energi spiritual menjadi bentuk sebuah titik, lalu buat jarak setiap titik dari rapat ke renggang dan semakin merenggang. Adapun cara pembukaannya, adalah dengan menghubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah garis dari jarak titik paling rapat ke jarak titik paling renggang.

Setelah membaca buku tersebut, Qu Cing merasa dirinya tercerahkan. Anak itu segera mengambil sebuah batu krikil kasar dan mengamati titik-titik tanda pada pintu lemari dengan teliti. Kemudian, dia mulai menghubungkan titik-titik tersebut sesuai dengan konsep pembukaan.

Tiba-tiba, pintu lemari bergetar memancarkan cahaya. Sedikit demi sedikit, pintu itu terbuka menunjukan sebuah jalan yang sangat gelap.

"Inikah jalan menuju ruang bawah tanah?" kata Qu Cing.

"Benar. Masuk dan berhati-hatilah! Karena di sana terdapat banyak jebakan," sahut suara itu lagi.

Baru satu langkah Qu Cing menginjakkan kakinya ke dalam ruangan itu, tiba-tiba beberapa panah melayang ke arahnya.

Syuuut syuuut syuuut!

"Tongkat sakti!"

Whuuush whuuush whuuush!

Sang tongkat sakti datang berputar-putar menghalau panah-panah itu. Ketika panah-panah menyentuh sedikit dari bagian sang tongkat, seketika panah-panah itu menjadi abu.

"Terjang!" teriak Qu Cing kepada sang tongkat, agar benda sakti itu terus maju menunjukan jalan sembari menerangi gelapnya ruangan, dan menghalau segala rintangan.

Anak itu berlari mengikuti sang tongkat sakti, hingga akhirnya ia sampai di sebuah tempat. Di tempat itu, terdapat jeruji besi yang sangat kokoh. Seorang pria berwajah hancur dan berpenampilan seperti orang gila terkurung di dalam jeruji tersebut.

"Akhirnya ... ada yang datang setelah 8 tahun aku terkurung!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   6. Si Jambul

    "Akhirnya ... ada yang datang setelah 8 tahun aku terkurung!" ucap seorang pria paruh baya berwajah hancur yang terbelenggu rantai emas di dalam sebuah jeruji."Suara itu, berasal dari Anda?" tanya Qu Cing kepada orang itu. Ia menggenggam erat tongkat saktinya dan melangkah mendekati jeruji. Saat Qu Cing menggerakkan tangannya hendak menyentuh jeruji, pria itu melarangnya."Jangan sentuh! Jeruji itu diselimuti oleh kekuatan spiritual api. Tanganmu akan terbakar jika menyentuhnya dengan tangan kosong!"Seketika, Qu Cing menarik kembali tangannya dan berkata, "siapa Anda sebenarnya?""Aku adalah pemimpin Perguruan Long Ji, Nie Lee Phi. Kau bisa memanggilku Nie Lee," balas pria itu."Ti-tidak mungkin!" Wajah Qu Cing berkerut. Anak itu merasa bahwa ia tidak boleh gegabah dan percaya begitu saja kepada seseorang yang baru dikenalnya.Pria berwajah hancur itu tampak menghembuskan napas berat. "Aku tau. Tidak mudah untuk percaya!" Suara pria itu menjadi pelan dan sangat lembut."Delapan tahu

    Last Updated : 2024-05-01
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   7. Nie Lee yang malang

    "Ikuti aku! Ikuti aku!" kata si Jambul berkicau. Dia menarik sesuatu dari lubang dinding tanah dengan paruhnya. Tiba-tiba dinding bergetar dan terbuka menunjukan suatu jalan tersembunyi.Nie Lee sangat tercengang. Bagaimana bisa burung kakak tua itu mengetahui ada jalan tersembunyi di sana? Dia menduga bahwa si Jambul adalah burung yang telah lama dilatih oleh seseorang. Yang artinya, burung itu memiliki pemilik sebelumnya. Dan, sang pemilik pastinya sering singgah di gubuk tua ini. Atau bahkan mungkin, sang pemilik burung itu lah yang telah membagun dan merancang denah gubuk ini hingga ruang bawah tanah.Setelah si Jambul dan Qu Cing masuk ke jalan tersembunyi, jalan itu kembali tertutup seperti semula. Tak lama kemudian, Ben Cong pun datang menemui Nie Lee."Siapa yang menghancurkan dinding pembatas?" ucap Ben Cong dengan dahi berkerut dan tatapan mata yang sangat tajam menyoroti netra Nie Lee. "Kau, bagaimana mungkin masih bisa hidup di tempat seperti ini?""Heh! Keberuntungan masi

    Last Updated : 2024-05-02
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   8. Kekuatan tersembunyi

    "Ka-kak tu-a. Ben Cong bodoh! Tahanan kabur!" Si Jambul akhirnya menampakkan diri terbang memutari gubuk tua.Hanya seekor kakak tua? Mendengar ocehan kakak tua yang menyebalkan, Ben Cong tersadar bahwa ini hanya sebuah tipuan. Dia segera kembali untuk memeriksa keberadaan Nie Lee.Lagi-lagi sang kakak tua yang pintar berhasil mengelabui pria itu. Dia sengaja mengucapkan bahwa tahanan kabur, karena ia melihat Qu Cing sudah berada di ujung pintu keluar dari jalan tersembunyi.Si Jambul merasakan suatu kedekatan pada diri bocah itu. Ia hinggap di bahu Qu Cing seraya berkata, "Hadiah! Hadiah! Ka-kak tu-a!"Hadiah? Dahi Qu Cing berkerut. Rupanya kakak tua itu ingin meminta hadiah atas kerja kerasnya. Untung saja Qu Cing mengantongi beberapa biji kacang tanah, sisa cemilan yang ia lupakan kemaren. Anak itu pun memberikan beberapa biji kacang tanah kepada si kakak tua. "Ka-kak tu-a ... suka biji kacang. Terima kasih!" ujar burung itu girang.Kemudian mereka pergi meninggalkan tempat itu me

    Last Updated : 2024-05-03
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   9. Kesedihan Jie Jie

    "Apa kalian lihat-lihat!" ketus Shi Jie melotot. Hatinya yang masih kesal karena tidak menemukan Qu Cing, ditambah bertemu anak-anak menyebalkan. Hal ini membuat gadis itu tak bisa menahan emosinya.Anak-anak dari kelas 1A itu berjalan mengitari Shi Jie. Salah satu dari mereka yang paling menonjol adalah Chin Cong. Nona muda cantik dari Keluarga Cong, yang merupakan salah satu keluarga terpandang di Klan Naar. Dia adalah gadis populer yang menyandang anak perempuan paling berbakat di kelas 1. Semua anak-anak kelas 1A tunduk dan patuh untuk bisa mendapatkan perhatiannya.Chin Cong mencengkeram kuat baju belakang Shi Jie hingga gadis kecil itu terjinjing. "Galak sekali! Beraninya kau membentakku! Apa kau sudah bosan hidup?"Gigi Shi Jie menggertak. "Lepaskan aku!""Aku akan melepaskanmu jika kau mau mencium kakiku!" ujar Chin Cong menunjukkan senyum seringai."Cuh! Aku tidak akan sudi!" balas Shi Jie meludahi wajah Chin Cong."Kau!" Gadis dari Keluarga Cong itu menggeram. Kemudian, ia

    Last Updated : 2024-05-04
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   10. Berebut

    "Gubuk tua? Aku tidak melihat ada gubuk tua di sana! Jadi, semua suara-suara itu ternyata hanya ilusi," ujar Shi Liet. "Di sana ada sebuah pembatas yang menghalangi pandangan. Tidak ada seorang pun yang bisa melihat gubuk tua itu kecuali pembatas tersebut telah dihancurkan," kata Qu Cing.Mata Guru Shi tiba-tiba menyipit. Pria itu menautkan kedua alis menatap serius sosok anak muda di hadapannya. Dia merasa ada yang berbeda dengan anak itu.Anak itu bilang, dia melihat gubuk tua. Tapi, gubuk tua tersebut tidak akan terlihat sebelum pembatas yang menghalanginya dihancurkan?Sang guru bergumam, "itu berarti ... Qu Cing berhasil menghancurkan pembatas tersebut, yang artinya, selama ini dia menyembunyikan kekuatannya. Oh, astaga! Pantas saja dia tampak lebih fokus pada apa yang aku ajarkan kepada teman-temannya daripada membentuk kekuatannya sendiri."Shi Liet menyangka bahwa Qu Cing mungkin memiliki tujuan tertentu. Namun, apapun itu tujuannya, dia mengenal Qu Cing adalah sosok anak yan

    Last Updated : 2024-05-06
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   11. Kekuatan penyembuh

    "Izinkan aku menyerapnya, Tuan!" ujar sang tongkat sakti."Kau bisa menyerap api?" tanya Qu Cing terkejut."Ya, serahkan padaku!"Energi api mengandung cahaya dan panas. Segala sesuatu yang mengandung cahaya dapat di serap oleh sang tongkat sakti, asalkan kapasitas energi cahaya tersebut kekuatannya lebih rendah dari kekuatan sang tongkat sakti.Baam!Kedua bola api tersebut lenyap seketika saat berada di panggung Qu Cing. Qu Cing pun menoleh merasakan suatu kehangatan di bagian belakangnya. Dia menatap gadis itu dengan senyum seringai. Lalu, kembali menuju tujuannya ke meja pengurus."Apa-apaan itu!" ucap Chin Cong terbengong. "Bukankah dia si sampah yang tidak memiliki kekuatan spiritual? Bagaimana bisa dia melenyapkan kekuatanku begitu saja?" Alisnya tertaut terus menatap tajam gerak gerik anak lelaki itu. Rasa penasarannya, membuat gadis itu tanpa sadar melangkahkan kakinya mengikut Qu Cing.Setelah meminjam buku, Qu Cing kembali ke kelasnya. Dia menyadari kehadiran Chin Cong, saa

    Last Updated : 2024-05-06
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   12. Kitab Sang Raja Kera

    Setelah makan bersama dengan Nie Lee, Qu Cing duduk bersila di mulut gua membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan sembari melihat indahnya pemandangan Laut Biru.Mata Qu Cing tertuju pada sebuah bab, yang di sana dijelaskan tentang pembuatan ramuan tenaga super. Ramuan ini akan memulihkan tenaga orang yang meminumnya sebanyak 100% dari tenaga asal dalam waktu 10 menit. "Ramuan yang bagus," gumamnya.Kemudian, ia beralih membaca bahan yang diperlukan. Ternyata hanya satu bahan, yaitu air buah kelapa yang bernama Degan. Jenis kelapa ini hanya tumbuh di satu tempat, yakni lembah siluman kera.Sang tongkat sakti berkata, "Sun Ji Gong adalah siluman yang memiliki tenaga dalam terkuat dari siluman-siluman lain. Jika Tuanku bisa menguasai Kitab Sang Raja Kera, selain akan mendapat kekuatan tenaga dalam yang luar biasa, Tuanku juga bisa menjadi pemimpin bangsa kera. Hal ini karena aku berada di sisimu. Tapi, Tuanku harus menjadi kuat terlebih dahulu untuk bisa menaklukan pasukan kera. Ka

    Last Updated : 2024-05-07
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   13. Bau Ba Chin

    Setelah menyembuhkan kaki Nie Lee hingga bisa berjalan kembali, Qu Cing berpamitan kepada pria itu. "Tunggu aku, Paman. Aku akan kembali sebelum ujian kenaikan kelas tiba. Dan saat itu, aku pastikan sudah menguasai isi sebagian kitab tersebut dalam genggamanku!""Berhati-hatilah! Lembah Siluman, adalah tempat yang sangat berbahaya.""Baik, Paman!" Qu Cing melompat menaiki sang tongkat sakti, lalu terbang dengan posisi badan berdiri menyamping. Meskipun tak biasa, ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya secara sempurna.Whuuuuuush!Sang tongkat melaju cepat melewati wilayah Klan Ma'. Qu Cing melihat di bawah sana ada suatu tindakan ketidakadilan. Yaitu para manusia yang memiliki pangkat menindas orang-orang berstatus rendah."Abaikan apapun yang Anda lihat di bawah sana, Tuanku. Anda belum cukup mampu untuk melawan mereka. Tunggulah sampai Anda menjadi orang terkuat di muka bumi ini. Siapapun yang tidak Anda senangi, Anda bisa langsung menyingkirkannya!" ujar sang tongkat sakti.Qu Cing me

    Last Updated : 2024-05-08

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   101. Apakah Anda orang tua Qu Cing?

    Suara Seo Rang terdengar serak, tetapi masih penuh dengan kesombongan. Ketika debu mulai mereda, sosoknya kembali terlihat.Tubuhnya penuh luka bakar akibat cahaya suci, kulitnya tampak hangus di beberapa bagian, dan tanduk kecil di kepalanya retak. Namun, matanya masih bersinar dengan keganasan yang tak surut."Menarik… sangat menarik…" Seo Rang menggerakkan lehernya ke kanan dan kiri, suara retakan tulang terdengar jelas. "Aku tidak mengira ada seseorang yang bisa menyerangku dengan cara seperti ini."Ia mengangkat tangan, jari-jarinya bergetar karena efek serangan sebelumnya. Namun, dalam hitungan detik, kegelapan kembali menyelimuti tubuhnya, menutupi luka-luka yang menganga.Kemudian, ia melirik sekeliling, mencoba mencari sosok Miao Meng, tetapi yang ia temukan hanyalah keheningan yang aneh.Alisnya berkerut. Ia yakin wanita itu ada di hadapannya beberapa saat lalu, dalam kondisi lemah dan nyaris tak bisa berdiri. Tidak mungkin ia bisa kabur begitu saja.‘Apa yang sebenarnya ter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   100. Sang Raja Tongkat

    Namun, Miao Meng sudah siap. Ia melompat ke samping, lalu dengan cepat menciptakan lapisan es tebal di sekelilingnya. Tombak itu menghantam es dengan keras, tetapi tidak langsung menembus.Miao Meng mendarat ringan di atas salah satu pilar es, lalu mengangkat satu tangan ke udara. Udara di sekitar mereka menjadi semakin dingin. Salju turun lebih deras, dan napas Seo Rang mulai mengembun.“Jangan meremehkanku,” ucapnya pelan.Dalam sekejap, badai salju menerjang. Angin es berputar liar, menutupi pandangan Seo Rang.Pria itu menyipitkan mata, lalu menyebarkan kegelapan dari tubuhnya, mencoba menyingkirkan salju itu. Namun, Miao Meng sudah berada di belakangnya, menciptakan bilah es yang lebih besar dan lebih tajam.“Serangan yang bagus,” Seo Rang berkata tanpa menoleh. “Tapi masih belum cukup.”Ia berbalik dengan cepat, menangkap bilah es itu dengan tangannya yang berselimut cahaya. Dalam sekejap, bilah es itu retak dan hancur berkeping-keping.Miao Meng terkejut, tetapi ia tidak menunj

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   99. Seo Rang vs Miao Meng

    "Pria itu hanya akan mengejar satu orang dalam satu waktu! Jika kita tetap bersama, ini hanya mempermudahnya menangkap kita semua sekaligus!" jelas Qu Cing.Miao Meng menggertakkan giginya. Ia tahu pernyataan itu memang ada benarnya. Namun, meninggalkan Qu Cing sendirian dengan pria seperti Seo Rang bukanlah pilihan yang baik.Qu Cing akhirnya membuat keputusan. "Aku akan menjadi umpan!" ujarnya tiba-tiba.Miao Meng tersentak. "Apa? Tidak, kau tidak bisa—""Sepertinya, dia lebih menginginkan kematianku dari pada menangkap Anda kembali, Bibi! Jika aku pergi ke arah lain, dia pasti akan mengejarku! Gunakan kesempatan itu untuk kabur!"Miao Meng tampak ragu. Matanya menatap anak itu dengan kebimbangan yang dalam."Percayalah padaku, Bibi!" Qu Cing menegaskan.Wajah Bau Ba Chin berkerut. "Tapi, ini akan sangat beresiko untukmu."Miao Meng menghentikan langkahnya. Napasnya memburu, bukan karena kelelahan, tetapi karena gejolak dalam hatinya yang tak bisa ia abaikan. Sementara itu, Qu Cing

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   98. Kejar-kejaran

    Bau Ba Chin membuka matanya kembali. Kali ini, warna bola matanya berubah menjadi hitam pekat, memancarkan aura kelam yang begitu menakutkan.Dengan satu gerakan tangannya, kabut hitam mulai membubung dari tanah, merayap ke setiap celah di hutan. Kegelapan itu bukan sekadar bayangan, melainkan energi yang mampu menghisap cahaya, menipu mata, dan membingungkan panca indera.Para pengawal yang mengejar Qu Cing dan Miao Meng langsung tersendat. Kabut hitam itu seperti makhluk hidup, menjerat kaki mereka, membelit tubuh mereka, dan menarik mereka ke dalam kekosongan."A-Apa ini?!" salah satu pengawal berteriak, mencoba menebas kegelapan dengan pedangnya, namun usahanya sia-sia. Semakin ia berusaha, semakin dalam ia terjebak.Di kejauhan, Qu Cing menoleh ke belakang dan melihat pemandangan itu. Ia tahu bahwa ini adalah ulah Bau Ba Chin."Terima kasih, Bau Ba Chin..." gumamnya dalam hati.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Sebuah cahaya keemasan tiba-tiba bersinar dari dalam kabut. S

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   97. Si pria gila misterius

    Qu Cing mengeraskan rahangnya. Jari-jarinya mengepal, matanya menatap lurus ke arah sangkar cahaya yang menahan Miao Meng. Ia tahu, satu-satunya cara untuk membebaskan wanita itu adalah dengan menggunakan kekuatan yang tersembunyi dalam dirinya—kekuatan yang belum pernah ia gunakan dalam pertempuran besar. Tanda Matahari.Sebuah lambang berbentuk matahari terukir di telapak tangan kanannya sejak ia kecil. Ia tidak tahu dari mana asalnya, tetapi ia selalu merasakan energi aneh yang mengalir dalam simbol itu. Sang tongkat sakti pernah berkata bahwa tanda ini mampu melahap cahaya, panas, dan melenyapkan kegelapan.Hingga kini, ia belum pernah menggunakannya dalam skala besar. Namun, tidak ada waktu untuk ragu.Qu Cing melompat turun dari pohon dengan gesit, mendarat di tanah dengan ringan. Ia segera membentangkan telapak tangan kanannya ke arah sangkar cahaya yang mengurung Miao Meng."Lahap!"Begitu kata itu terucap, tanda matahari di telapak tangannya mulai berpendar. Dalam sekejap, se

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   96. Kecerobohan

    Bau Ba Chin mengernyit. "Kau mengenalnya?""Tak ada waktu untuk menjelaskan. Aku tidak bisa membiarkan mereka membawanya," jawab Qu Cing dengan nada serius.Anak itu segera menarik tudung jubahnya ke atas kepala dan menutupi wajahnya dengan kain, menyamarkan identitasnya. Ia menoleh ke Bau Ba Chin. "Tunggu di sini! Dan jangan ikut campur! Aku tidak ingin melibatkanmu dalam bahaya ini. Jika sesuatu terjadi padaku, jangan lakukan tindakan gegabah."Bau Ba Chin menatapnya sejenak sebelum menghela napas. "Baiklah. Tapi aku akan tetap mengawasimu dari jauh. Jika keadaan menjadi buruk, aku tidak akan diam saja."Qu Cing mengangguk sebelum bergerak lebih dekat ke arah rombongan itu. Ia melompat dari satu ranting ke ranting lainnya, mendekati sangkar dengan langkah ringan agar tidak terdeteksi.Tiba-tiba, sang pemimpin rombongan menghentikan langkah kudanya. Ia mengangkat tangannya, memberi isyarat agar seluruh pengawal berhenti. Matanya menyapu ke sekeliling, seolah merasakan sesuatu. Qu Cin

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   95. Bertemu lagi

    Sebelum Qu Cing sempat menjawab, suara langkah kaki seseorang terdengar mendekat. "Cukup, Lou Tong. Tidak perlu bertanya lebih lanjut," ucap Nie Lee dengan tatapan tajam.Lou Tong mengernyit, tetapi ia tidak berani membantah kepala perguruan. "Baiklah. Aku hanya merasa ada sesuatu yang aneh...""Tidak semua hal harus kau ketahui," balas Nie Lee dengan suara tegas. "Muridku masih memiliki banyak rahasia yang bahkan aku sendiri tidak mengetahuinya. Dan kurasa, lebih baik kita tidak menggali lebih dalam."Lou Tong akhirnya mundur tanpa berkata-kata lagi, meski jelas ia masih merasa penasaran.Nie Lee menoleh ke arah Qu Cing. "Ayo ikut aku. Bau Ba Chin sudah menunggu. Kita akan membahas misi yang telah kita bicarakan sebelumnya."Qu Cing mengangguk dan mengikuti Nie Lee menuju tempat di mana Bau Ba Chin sudah duduk bersandar dengan ekspresi serius. Ia tampak seperti sedang memikirkan sesuatu dengan dalam."Sebentar lagi liburan akan tiba," kata Nie Lee. "Sayangnya, karena misi ini, kalian

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   94. Kecurigaan Lou Tong

    Suatu pagi, Nie Lee membawa mereka ke puncak bukit di Lembah Siluman Kera. "Sekarang, kita akan menguji batas kekuatan kalian. Bau Ba Chin, kendalikan kegelapanmu dengan baik. Dan Qu Cing, kau harus belajar memanfaatkan elemen cahaya secara lebih efektif dalam pertarungan."Bau Ba Chin berdiri dengan tongkat besinya yang selama ini tersimpan. Energi hitam pekat mulai membalut tubuhnya. Perlahan, matanya berubah menjadi merah darah."Tenangkan hatimu!" seru Nie Lee.Bau Ba menutup matanya, menarik napas panjang. Dengan susah payah, ia menekan dorongan kekuatan gelap yang berusaha menguasainya. Setelah beberapa saat, aura hitamnya mereda. Ia membuka matanya yang kembali normal dan tersenyum kecil. "Aku berhasil... sedikit."Sementara itu, Qu Cing berdiri dengan tongkat saktinya. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi, dan cahaya keemasan menyelimuti tubuhnya. Setiap gerakan yang ia lakukan memancarkan aura suci yang menenangkan. Nie Lee mengangguk puas. "Bagus. Tapi itu belum cukup. Kau harus b

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   93. Sebuah misi

    Sehari sebelum ujian kekuatan mental, teman-teman Qu Cing—An Cang, Ashe Li, Du Bai, dan We Ling—sudah kembali ke perguruan. Mereka bersama Bery Tha, Guru Shi dan Shi Jie mencari Qu Cing setelah mendengar berita tentang ujian itu. Begitu melihatnya keluar dari aula, mereka segera berkerumun di sekelilingnya."Yeey, Cing Ge berhasil!" seru Shi Jie dengan senyum lebar kegirangan."Kami sudah mendengar semuanya. Kau benar-benar membuat kehebohan kali ini," tambah Guru Shi sambil menepuk bahu Qu Cing.Du Bai mengangguk sambil melipat tangannya. "Sepertinya, semua orang kini harus mengakui kemampuanmu. Mereka tidak bisa lagi menyebutmu anak rendahan."Mata Shi Jie menyipit tajam menatap Du Bai. "Bukankah kau yang selalu merendahkan Cing Ge?""Oh, itu ..." Tatapan mata Shi Jie membuat Du Bai menjadi gelagapan."Sekarang, kami sudah menjadi teman baik, Jie Jie," balas Qu Cing tersenyum meringis sembari merangkul Du Bai.An Cang, yang selama ini dikenal sebagai anak pendiam, menatap Qu Cing da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status