Share

6. Si Jambul

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Akhirnya ... ada yang datang setelah 8 tahun aku terkurung!" ucap seorang pria paruh baya berwajah hancur yang terbelenggu rantai emas di dalam sebuah jeruji.

"Suara itu, berasal dari Anda?" tanya Qu Cing kepada orang itu. Ia menggenggam erat tongkat saktinya dan melangkah mendekati jeruji. Saat Qu Cing menggerakkan tangannya hendak menyentuh jeruji, pria itu melarangnya.

"Jangan sentuh! Jeruji itu diselimuti oleh kekuatan spiritual api. Tanganmu akan terbakar jika menyentuhnya dengan tangan kosong!"

Seketika, Qu Cing menarik kembali tangannya dan berkata, "siapa Anda sebenarnya?"

"Aku adalah pemimpin Perguruan Long Ji, Nie Lee Phi. Kau bisa memanggilku Nie Lee," balas pria itu.

"Ti-tidak mungkin!" Wajah Qu Cing berkerut. Anak itu merasa bahwa ia tidak boleh gegabah dan percaya begitu saja kepada seseorang yang baru dikenalnya.

Pria berwajah hancur itu tampak menghembuskan napas berat. "Aku tau. Tidak mudah untuk percaya!" Suara pria itu menjadi pelan dan sangat lembut.

"Delapan tahun yang lalu, aku ikut hadir untuk mempertahankan wilayah inti dari jajahan ras iblis dan ras siluman. Aku kembali dengan luka yang cukup parah. Di tengah perjalanan sebelum aku sampai di Perguruan Long Ji, aku bertemu dengan wakil perguruan, Ben Cong. Aku tidak menyangka, bahwa Wakil begitu picik." Sejenak, pria itu terdiam dan menarik napas.

Setelah aliran napas terhembus, pria itu melanjutkan obrolannya. "Wakil Ben Cong berselisih denganku. Dia billang, tidak seharusnya aku mencampurkan adukan murid-murid yang terbelakang dengan murid-murid berbakat. Dia sangat bertentangan denganku. Moment itu adalah keuntungan baginya karena aku masih dalam keadaan terluka parah. Dia menyerangku, menghancurkan seluruh tubuhku hingga sendi-sendi spiritualku terputus. Kemudian, dia mengurungku di tempat ini. Dan kau adalah orang pertama yang berhasil menemukanku setelah delapan tahun ini."

Qu Cing masih terdiam mendengar cerita orang itu. Dia berpikir dan menganalisa bahwa apa yang diucapkannya bukanlah suatu kebohongan. "Jika sendi-sendi spiritual Anda telah terputus, bagaimana Anda bisa menggemakan suara hingga dapat menuntunku sampai ke hadapan Anda?"

"Haha. Tidak hanya berbakat, ternyata kau sangat cerdik dan juga teliti! Aku memanfaatkan ilusi mantra angin yang dibuat oleh wakil perguruan pada tiang bendera putih gubuk ini, untuk mengelabui orang-orang perguruan. Aku juga memiliki cermin kecil ajaib yang terbuat batu spiritual putih. Cermin ini bisa memperlihatkan keadaan sekitar dengan batasan tertentu. Kecerdikanmu lah yang telah membawamu ke sini. Jika kamu anak yang bodoh, kamu pasti akan pergi ketakutan dan mengabaikan suara ini," jelas pria itu.

"Tidak. Itu karena aku terlalu pasrah dengan diriku sendiri. Aku adalah murid paling terbelakang di Perguruan Long Ji yang sering ditindas dan diperlakukan dengan sangat buruk. Aku tidak peduli meskipun aku akan mati karena mengikuti suara yang Anda buat. Semalam, aku hanya beruntung karena mendapatkan benda pusaka, sehingga bisa mencapai titik ini," sanggah Qu Cing.

"Benda pusaka? Apakah yang kau maksud adalah tongkat sakti milik Sun Ji Gong?"

"Oh, Anda tau itu?!"

Pria itu tersenyum. "Tongkat itu tidak akan memilih tuan dari seorang pecundang yang tidak memiliki dedikasi. Itu artinya, tongkat itu mengetahui bakat terpendam dalam dirimu yang bahkan kau sendiri tidak mengetahuinya. Kau benar-benar anak berbakat yang dipilih secara khusus olehnya."

"Hah!" Lanjutnya mendengus. "Kalau saja sendi-sendi spiritualku tidak terputus, aku akan menjadikanmu sebagai muridku satu-satunya."

Dahi Qu Cing mengernyit. Matanya menatap serius pria itu. "Anda memiliki pengetahuan yang luas. Itu adalah ide yang bagus. Meskipun Anda tidak bisa menggunakan kekuatan spiritual saat ini, aku akan berusaha mempelajari suatu herbal dan ramuan yang bisa memulihkan sendi-sendi spiritual Anda untuk balas budi atas pengajaran Anda."

Qu Cing menunjukkan buku yang ia bawa dari perpustakaan. "Seperti halnya dengan saat ini, beri tahu apa yang harus aku lakukan dan aku akan melakukannya!"

Sungguh Nie Lee Phi seperti menemukan sebuah harta karun senilai berlian. Dia merasa sangat beruntung bertemu dengan bocah itu. Tampak suatu ketulusan dari dalam hatinya untuk saling membantu.

Tiba-tiba, datang seekor burung kakak tua putih jambul kuning. "Ben Cong datang! Ben Cong datang!" ucapnya hinggap di sebuah meja kayu tua yang rapuh.

Nie Lee menyebut burung kakak tua itu si jambul. Burung itu adalah penyelamat dirinya dari kelaparan selama delapan tahun terkurung dalam gubuk. Setiap hari, si jambul datang membawakannya makanan, walau hanya sepotong apel atau sepotong pisang.

Setiap sepekan sekali, biasanya akan datang hujan. Air hujan tersebut meresap dan menetes pada atap tanah tempat Nie Lee berada sampai membentuk genangan air di hadapannya.

"Celaka! Dia pasti sadar karena pembatasnya telah dihancurkan! Jika dia menemukanmu bersamaku, dia pasti akan membunuhmu! Cepat sembunyi!" desak Nie Lee kepada Qu Cing karena khawatir.

Bab terkait

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   7. Nie Lee yang malang

    "Ikuti aku! Ikuti aku!" kata si Jambul berkicau. Dia menarik sesuatu dari lubang dinding tanah dengan paruhnya. Tiba-tiba dinding bergetar dan terbuka menunjukan suatu jalan tersembunyi.Nie Lee sangat tercengang. Bagaimana bisa burung kakak tua itu mengetahui ada jalan tersembunyi di sana? Dia menduga bahwa si Jambul adalah burung yang telah lama dilatih oleh seseorang. Yang artinya, burung itu memiliki pemilik sebelumnya. Dan, sang pemilik pastinya sering singgah di gubuk tua ini. Atau bahkan mungkin, sang pemilik burung itu lah yang telah membagun dan merancang denah gubuk ini hingga ruang bawah tanah.Setelah si Jambul dan Qu Cing masuk ke jalan tersembunyi, jalan itu kembali tertutup seperti semula. Tak lama kemudian, Ben Cong pun datang menemui Nie Lee."Siapa yang menghancurkan dinding pembatas?" ucap Ben Cong dengan dahi berkerut dan tatapan mata yang sangat tajam menyoroti netra Nie Lee. "Kau, bagaimana mungkin masih bisa hidup di tempat seperti ini?""Heh! Keberuntungan masi

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   8. Kekuatan tersembunyi

    "Ka-kak tu-a. Ben Cong bodoh! Tahanan kabur!" Si Jambul akhirnya menampakkan diri terbang memutari gubuk tua.Hanya seekor kakak tua? Mendengar ocehan kakak tua yang menyebalkan, Ben Cong tersadar bahwa ini hanya sebuah tipuan. Dia segera kembali untuk memeriksa keberadaan Nie Lee.Lagi-lagi sang kakak tua yang pintar berhasil mengelabui pria itu. Dia sengaja mengucapkan bahwa tahanan kabur, karena ia melihat Qu Cing sudah berada di ujung pintu keluar dari jalan tersembunyi.Si Jambul merasakan suatu kedekatan pada diri bocah itu. Ia hinggap di bahu Qu Cing seraya berkata, "Hadiah! Hadiah! Ka-kak tu-a!"Hadiah? Dahi Qu Cing berkerut. Rupanya kakak tua itu ingin meminta hadiah atas kerja kerasnya. Untung saja Qu Cing mengantongi beberapa biji kacang tanah, sisa cemilan yang ia lupakan kemaren. Anak itu pun memberikan beberapa biji kacang tanah kepada si kakak tua. "Ka-kak tu-a ... suka biji kacang. Terima kasih!" ujar burung itu girang.Kemudian mereka pergi meninggalkan tempat itu me

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   9. Kesedihan Jie Jie

    "Apa kalian lihat-lihat!" ketus Shi Jie melotot. Hatinya yang masih kesal karena tidak menemukan Qu Cing, ditambah bertemu anak-anak menyebalkan. Hal ini membuat gadis itu tak bisa menahan emosinya.Anak-anak dari kelas 1A itu berjalan mengitari Shi Jie. Salah satu dari mereka yang paling menonjol adalah Chin Cong. Nona muda cantik dari Keluarga Cong, yang merupakan salah satu keluarga terpandang di Klan Naar. Dia adalah gadis populer yang menyandang anak perempuan paling berbakat di kelas 1. Semua anak-anak kelas 1A tunduk dan patuh untuk bisa mendapatkan perhatiannya.Chin Cong mencengkeram kuat baju belakang Shi Jie hingga gadis kecil itu terjinjing. "Galak sekali! Beraninya kau membentakku! Apa kau sudah bosan hidup?"Gigi Shi Jie menggertak. "Lepaskan aku!""Aku akan melepaskanmu jika kau mau mencium kakiku!" ujar Chin Cong menunjukkan senyum seringai."Cuh! Aku tidak akan sudi!" balas Shi Jie meludahi wajah Chin Cong."Kau!" Gadis dari Keluarga Cong itu menggeram. Kemudian, ia

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   10. Berebut

    "Gubuk tua? Aku tidak melihat ada gubuk tua di sana! Jadi, semua suara-suara itu ternyata hanya ilusi," ujar Shi Liet. "Di sana ada sebuah pembatas yang menghalangi pandangan. Tidak ada seorang pun yang bisa melihat gubuk tua itu kecuali pembatas tersebut telah dihancurkan," kata Qu Cing.Mata Guru Shi tiba-tiba menyipit. Pria itu menautkan kedua alis menatap serius sosok anak muda di hadapannya. Dia merasa ada yang berbeda dengan anak itu.Anak itu bilang, dia melihat gubuk tua. Tapi, gubuk tua tersebut tidak akan terlihat sebelum pembatas yang menghalanginya dihancurkan?Sang guru bergumam, "itu berarti ... Qu Cing berhasil menghancurkan pembatas tersebut, yang artinya, selama ini dia menyembunyikan kekuatannya. Oh, astaga! Pantas saja dia tampak lebih fokus pada apa yang aku ajarkan kepada teman-temannya daripada membentuk kekuatannya sendiri."Shi Liet menyangka bahwa Qu Cing mungkin memiliki tujuan tertentu. Namun, apapun itu tujuannya, dia mengenal Qu Cing adalah sosok anak yan

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   11. Kekuatan penyembuh

    "Izinkan aku menyerapnya, Tuan!" ujar sang tongkat sakti."Kau bisa menyerap api?" tanya Qu Cing terkejut."Ya, serahkan padaku!"Energi api mengandung cahaya dan panas. Segala sesuatu yang mengandung cahaya dapat di serap oleh sang tongkat sakti, asalkan kapasitas energi cahaya tersebut kekuatannya lebih rendah dari kekuatan sang tongkat sakti.Baam!Kedua bola api tersebut lenyap seketika saat berada di panggung Qu Cing. Qu Cing pun menoleh merasakan suatu kehangatan di bagian belakangnya. Dia menatap gadis itu dengan senyum seringai. Lalu, kembali menuju tujuannya ke meja pengurus."Apa-apaan itu!" ucap Chin Cong terbengong. "Bukankah dia si sampah yang tidak memiliki kekuatan spiritual? Bagaimana bisa dia melenyapkan kekuatanku begitu saja?" Alisnya tertaut terus menatap tajam gerak gerik anak lelaki itu. Rasa penasarannya, membuat gadis itu tanpa sadar melangkahkan kakinya mengikut Qu Cing.Setelah meminjam buku, Qu Cing kembali ke kelasnya. Dia menyadari kehadiran Chin Cong, saa

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   12. Kitab Sang Raja Kera

    Setelah makan bersama dengan Nie Lee, Qu Cing duduk bersila di mulut gua membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan sembari melihat indahnya pemandangan Laut Biru.Mata Qu Cing tertuju pada sebuah bab, yang di sana dijelaskan tentang pembuatan ramuan tenaga super. Ramuan ini akan memulihkan tenaga orang yang meminumnya sebanyak 100% dari tenaga asal dalam waktu 10 menit. "Ramuan yang bagus," gumamnya.Kemudian, ia beralih membaca bahan yang diperlukan. Ternyata hanya satu bahan, yaitu air buah kelapa yang bernama Degan. Jenis kelapa ini hanya tumbuh di satu tempat, yakni lembah siluman kera.Sang tongkat sakti berkata, "Sun Ji Gong adalah siluman yang memiliki tenaga dalam terkuat dari siluman-siluman lain. Jika Tuanku bisa menguasai Kitab Sang Raja Kera, selain akan mendapat kekuatan tenaga dalam yang luar biasa, Tuanku juga bisa menjadi pemimpin bangsa kera. Hal ini karena aku berada di sisimu. Tapi, Tuanku harus menjadi kuat terlebih dahulu untuk bisa menaklukan pasukan kera. Ka

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   13. Bau Ba Chin

    Setelah menyembuhkan kaki Nie Lee hingga bisa berjalan kembali, Qu Cing berpamitan kepada pria itu. "Tunggu aku, Paman. Aku akan kembali sebelum ujian kenaikan kelas tiba. Dan saat itu, aku pastikan sudah menguasai isi sebagian kitab tersebut dalam genggamanku!""Berhati-hatilah! Lembah Siluman, adalah tempat yang sangat berbahaya.""Baik, Paman!" Qu Cing melompat menaiki sang tongkat sakti, lalu terbang dengan posisi badan berdiri menyamping. Meskipun tak biasa, ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya secara sempurna.Whuuuuuush!Sang tongkat melaju cepat melewati wilayah Klan Ma'. Qu Cing melihat di bawah sana ada suatu tindakan ketidakadilan. Yaitu para manusia yang memiliki pangkat menindas orang-orang berstatus rendah."Abaikan apapun yang Anda lihat di bawah sana, Tuanku. Anda belum cukup mampu untuk melawan mereka. Tunggulah sampai Anda menjadi orang terkuat di muka bumi ini. Siapapun yang tidak Anda senangi, Anda bisa langsung menyingkirkannya!" ujar sang tongkat sakti.Qu Cing me

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   14. Bertemu pasukan ular

    "Lembah Siluman lapisan pertama?" Telunjuk Qu Cing menggosok-gosok dagu seolah-olah sedang berpikir."Lembah Siluman lapisan pertama, didominasi oleh kekuatan siluman raja ular, Tham Fan. Meskipun banyak siluman lain yang hidup di lembah ini, mereka semua tunduk kepada Raja Tham Fan," kata sang tongkat sakti.Qu Cing berjalan semakin jauh menelusuri lembah. Setiap kali ia bertemu dengan sosok siluman, mereka selalu manatapnya dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Menurut mereka, kehadiran ras manusia di Lembah Siluman adalah hal yang perlu diwaspadai."Anak manusia, apa yang sedang kau lakukan di sini?" ucap sebuah suara tiba-tiba hadir."Siapa itu?" sahut Qu Cing.Seekor ular piton besar sepanjang dua meter, menampakkan diri di hadapan Qu Cing. Anak itu sedikit terperanjat ketika melihat sosoknya yang tampak ganas. Seketika, ular itu pun berubah menjadi seorang kakek tua dan berkata kepada Qu Cing. "Jika kau tidak memiliki kepentingan, kembalilah ke tempat asalmu! Kalau saja sang

Bab terbaru

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   61. Raja Iblis Hitam

    'Di-dia ...' Mata Ghen Dong menyipit tajam menatap seorang bocah yang berdiri gagah menangkis serangannya. Makhluk itu merasa tidak asing. 'Tongkat sakti itu ...' Sang iblis mengingat, bahwa ia pernah menjumpainya sebelum ini. Pikirannya terus menjelajah hingga menemukan suatu ingatan yang tak terlupakan. "Heh, dia adalah anak itu!" gumam Ghen Dong sedikit menyunggingkan senyum. "Anak yang pernah menggagalkan rencanaku saat hendak menguasai tubuh Kaktius Berdu Rhi sepenuhnya." Giginya menekan, tangannya menggerakkan jari secara perlahan mengepal. Seketika, raut wajahnya berubah menjadi tawa, ketika mata Ghen Dong tertuju pada sebuah tongkat sakti milik Sun Ji Gong. "Pfffft! Ha ha ha ha! Benar-benar lucu, mereka menggangkat anak kecil sepertimu menjadi raja mereka, hanya karena kau memegang tongkat Sun Ji Gong?" ejeknya. Qu Cing hanya tersenyum simpul menanggapi ejekannya. Dia juga mendapat informasi dari sang tongkat sakti bahwa iblis yang di hadapannya saat ini adalah soso

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   60. Iblis hitam

    Sementara itu, di perbatasan menuju lapisan kedua Lembah Siluman, Qu Cing diikuti oleh Du Bai bersembunyi di balik semak-semak. Sosok makhluk-makhluk bertanduk dengan sekujur tubuh berwarna hitam, secara membabi buta memporak porandakan Lembah Siluman Kera. "Ha ha ha! Menyerahlah kalian, dan tunduklah kepada kami! Aku akan menjadi pemimpin kalian yang baru!" seru Go Dong begitu percaya diri. "Ckck. Kematian Sun Ji Gong adalah kebangkitan kami. Ingin berkuasa di sini? Kau harus mampu membunuhku dulu, Pangeran Kecil!" balas Lu Tung. Mereka pun bertarung adu kekuatan. Pasukan siluman kera juga tak mau kalah. Mereka yang telah mendapat ajaran ilmu spiritual tentu saja sangat bersemangat. Mayoritas para siluman kera memiliki kekuatan spiritual angin, kecuali satu kera kecil yang ditugaskan untuk meminta bantuan. Kabarnya, si kecil itu baru saja memunculkan inti spiritual cahaya seperti milik Sun Ji Gong. Sesuatu hal yang sangat mengejutkan bagi Pangeran Go Dong. Makhluk itu hampir menc

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   59. Generasi elit yang terdidik

    Jia Gong An adalah anak pertama dari walikota Al. Sosok gadis yang ramah dan mudah bergaul dengan siapapun. Menginjak usia 15 tahun, dia menuntut ilmu di Perguruan Long Lu, perguruan elit tingkat atas. Perguruan itu terletak di sebelah barat Kota Al dekat perbatasan Lembah Siluman.Saat gadis itu sedang serius berlatih menyendiri di hutan, tanpa sadar dia melewati perbatasan dan masuk ke Lembah Siluman Ular. "Sepertinya, aku sudah masuk terlalu jauh," gumamnya.Setelah sadar, Jia Gong An mencari jalan pulang dan bertemu dengan seorang gadis berambut putih seumurannya. Dia terlihat sedang duduk termenung menyembunyikan wajahnya diantara tumpukan tangan yang ia sandarkan di atas lutut.Gadis itu tampak menyadari keberadaan Jia Gong An. "Sudah ku bilang, kan. Aku tidak mau pulang sebelum Kakak mengizinkanku keluar dari perbatasan!" ujarnya masih dalam keadaan tertunduk tanpa melihat siapa yang hadir di sisinya.'Dia mengira bahwa aku adalah kakaknya?' Jia Gong An berjongkok di hadapannya

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   58. Pertemuan yang tak terduga

    "Lima tahun? Ha ha ha! Bocah tengik sepertimu, apa yang kau tahu? Apa kau pikir menaklukan raja kegelapan adalah perkara yang mudah?" Nada bicaranya penuh dengan ejekan. Pemimpin Klan itu akhirnya berbalik berkacak pinggang berhadapan dengan Qu Cing. "Sepuluh tahun yang akan datang pun, belum tentu dia bisa menaklukannya. Bicaramu hanya omong kosong!"Kemudian, mereka pergi meninggalkan tempat itu. Sedangkan Qu Cing tersenyum tipis melihat punggung mereka yang semakin menjauh."Pak Tua bodoh! Cara berpikirnya begitu kolot dan sangat mudah dipengaruhi! Dia tidak sadar, bahwa dia telah dibodohi oleh orang-orang di kediamannya sendiri!" celetuk Raja Tham Fan berdiri di sisi Thai Qu Cing."Apa yang Anda maksud dengan dibodohi oleh orang-orang di kediamannya sendiri, Yang Mulia?" ujar Qu Cing mendongakkan kepala menatap pria tinggi di sisinya. Desiran angin menerpa rambut merah kecoklatan itu, membuat wajah tampannya semakin mempesona."Jika kau tertarik dengan Klan Dhulam, mungkin sesekal

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   57. Bocah tengik

    Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melangkahkan kakinya di lembah siluman ular dengan tubuh gemetar. Pandangannya senantiasa waspada, campur sedikit kekhawatiran kalau-kalau ada sosok siluman ular yang menyerang.Dia sengaja melalui jalur yang berbeda melewati Kota Tu, agar Klan Dhulam tidak mencurigai pergerakannya.Meskipun rasa takut menghantui pikiran, dia tidak bisa mengabaikan masalah ini. "Huh! Di mana istana gua siluman ular?" keluh anak itu sembari menghembuskan napas lelah.Tiba-tiba, Du Bai mendengar suatu pertempuran di perbatasan. Dia mengecek sebentar dan melihat Qu Cing sedang meluncurkan tongkat saktinya ke arah si botak."Celaka! Kekuatan satu klan tidak bisa dianggap remeh! Aku harus segera bertindak!" Dengan langkah cahaya, Du Bai berkeliling menelusuri lembah siluman ular untuk mencari kediaman sang raja ular. "Aku tidak akan mengecewakanmu, Teman," gumamnya.Pergerakan anak itu, tentu saja memicu perhatian para siluman ular yang melihatnya. "Apa yang sedang anak it

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   56. Shaka

    Sempat beberapa kali Qu Cing menahan dan menghantam rantai-rantai itu dengan tongkat saktinya. Namun itu sia-sia. Perbedaan kekuatan anak itu dan si botak bukanlah hal yang bisa digapai dalam sekejap."Sudah ku bilang, seharusnya kau pergi saja. Sekarang, semua malah menjadi semakin rumit. Jika kau pergi, kau tidak akan merasakan sakit seperti ini." Wajah Jia Gong An menengadah pasrah."Rasa sakit yang seperti ini, bukanlah apa apa bagiku, Guru. Aku bahkan, pernah merasakan rasanya berada di ujung kematian. Keadaan ini terjadi karena aku terlalu lemah. Aku sangat menyesali diri sendiri. Aku bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun meski hanya sekejap saja." Qu Cing tertunduk sayu. "Maafkan aku, Guru!"Meskipun dalam keadaan tubuhnya yang kacau, Qu Cing masih tetap berusaha menyembuhkan diri agar tetap berada dalam kesadaran.Tiba-tiba ...PraaaaankFormasi pecah dan belenggu rantai pun hancur. Qu Cing dan Jia Gong An terbebas dan terjatuh.Di hadapan Qu Cing, muncul seorang pria mu

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   55. Belenggu penderitaan

    "Heh! Sangat mengganggu! Tangkap juga bocah itu!" perintah sang pemimpin klan kepada para bawahannya. Saat ketujuh pengikutnya bergerak, Jia Gong An menghadang mereka. "Langkahi dulu mayatku!" Matanya menyala membentangkan kedua tangan. Energi hijau keluar dari telapak tangan, terkumpul membentuk tumbuhan raflesia yang menyala. "The Power of Rafflesia!" Baaam! Tak disangka dirinya mampu memukul mundur ketujuh orang itu. 'Kesempatan bagus!' Jia Gong An melancarkan serangan lanjutan. Wanita itu merentangkan tangan. Lalu bergerak seperti seorang pemanah yang menarik busurnya. "Cactus thorns!" Syuuut syuuut syuuut! Lesatan cepat duri-duri kaktus yang tipis dan tajam mampu meremukan besi sekalipun dalam sekali hantaman. "Benar-benar merepotkan!" Sang pemimpin klan akhirnya turun tangan. Dia bergerak mengayunkan sebuah tinju bayangan. Energi hitam memutar spiral mengitari telapak tangannya. Dia melompat dan memblokir serangan Jia Gong An dengan mudah. Tidak berhenti di situ. Mata pr

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   54. Mencari Jejak

    Drap! Drap! Drap!Qu Cing menyusul Jia Gong An dengan teknik gerakan cahaya kilat. Dia melihat jejak wanita itu mulai samar.Guru An tidak mungkin melewati Kota Tu, karena di sana telah di dominasi oleh kekuatan dari Klan Dhulam! Pikir Qu Cing.Anak itu berbelok ke arah tenggara, tepatnya ke sebuah kota bernama Al, sebelah timur kota Tu. Benar saja, Qu Cing melihat beberapa pengawal dari Klan Dhulam berjaga di perbatasan Kota Al dan Kota A. Dia berasumsi bahwa Jia Gong An telah melewati perbatasan."Mereka juga pasti telah mengepung Guru An dari perbatasan Lembah Siluman!" Qu Cing bergerak lebih cepat dari sebelumnya untuk mencari sang guru ke seluruh penjuru kota Tu hingga waktu pagi pun tiba."Aku harus menemukannya sebelum ia sampai ke perbatasan!" guman Qu Cing mulai lelah, haus, dan lapar. Ia terus berjalan ke arah selatan dengan wajah lesu. Tiba-tiba, seseorang memanggilnya. "Hei, Dik. Apa kau lapar?" tanya seorang lelaki muda, berambut perak, bermata biru dengan pakaian putih

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   53. Teknik bayangan murni

    Teknik bayangan murni adalah sebuah teknik khusus yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan spiritual cahaya atau kegelapan. Ini merupakan teknik tingkat tinggi yang bisa dipelajari setelah seseorang mencapai ranah spiritual tingkat empat.Menyinkornkan kekuatan spiritual dengan tubuh, dan membentuk bayangan transparan dalam waktu tertentu. Kekuatan spiritual kegelapan, akan membentuk bayangan transparan hitam gelap. Sedangkan kekuatan spiritual cahaya, akan membentuk bayangan transparan putih terang.Belum sempat Qu Cing dan Du Bai bersembunyi, mereka dikejutkan oleh kehadiran pria botak berkulit hitam itu."Kami baru saja lewat hendak menuju ke kamar kami. Mengapa Anda begitu panik, Paman?" ucap Du Bai tampak tenang."Baru saja lewat? Benarkah?" Mata pria itu menyelidik."Tentu saja. Tidak ada alasan untuk kami terus berada di tengah jalan karidor seperti ini! Inu sudah malam, Paman. Kami sangat mengantuk." Anak itu menguap sambil salah satu tangannya memberi

DMCA.com Protection Status