"Izinkan aku menyerapnya, Tuan!" ujar sang tongkat sakti."Kau bisa menyerap api?" tanya Qu Cing terkejut."Ya, serahkan padaku!"Energi api mengandung cahaya dan panas. Segala sesuatu yang mengandung cahaya dapat di serap oleh sang tongkat sakti, asalkan kapasitas energi cahaya tersebut kekuatannya lebih rendah dari kekuatan sang tongkat sakti.Baam!Kedua bola api tersebut lenyap seketika saat berada di panggung Qu Cing. Qu Cing pun menoleh merasakan suatu kehangatan di bagian belakangnya. Dia menatap gadis itu dengan senyum seringai. Lalu, kembali menuju tujuannya ke meja pengurus."Apa-apaan itu!" ucap Chin Cong terbengong. "Bukankah dia si sampah yang tidak memiliki kekuatan spiritual? Bagaimana bisa dia melenyapkan kekuatanku begitu saja?" Alisnya tertaut terus menatap tajam gerak gerik anak lelaki itu. Rasa penasarannya, membuat gadis itu tanpa sadar melangkahkan kakinya mengikut Qu Cing.Setelah meminjam buku, Qu Cing kembali ke kelasnya. Dia menyadari kehadiran Chin Cong, saa
Setelah makan bersama dengan Nie Lee, Qu Cing duduk bersila di mulut gua membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan sembari melihat indahnya pemandangan Laut Biru.Mata Qu Cing tertuju pada sebuah bab, yang di sana dijelaskan tentang pembuatan ramuan tenaga super. Ramuan ini akan memulihkan tenaga orang yang meminumnya sebanyak 100% dari tenaga asal dalam waktu 10 menit. "Ramuan yang bagus," gumamnya.Kemudian, ia beralih membaca bahan yang diperlukan. Ternyata hanya satu bahan, yaitu air buah kelapa yang bernama Degan. Jenis kelapa ini hanya tumbuh di satu tempat, yakni lembah siluman kera.Sang tongkat sakti berkata, "Sun Ji Gong adalah siluman yang memiliki tenaga dalam terkuat dari siluman-siluman lain. Jika Tuanku bisa menguasai Kitab Sang Raja Kera, selain akan mendapat kekuatan tenaga dalam yang luar biasa, Tuanku juga bisa menjadi pemimpin bangsa kera. Hal ini karena aku berada di sisimu. Tapi, Tuanku harus menjadi kuat terlebih dahulu untuk bisa menaklukan pasukan kera. Ka
Setelah menyembuhkan kaki Nie Lee hingga bisa berjalan kembali, Qu Cing berpamitan kepada pria itu. "Tunggu aku, Paman. Aku akan kembali sebelum ujian kenaikan kelas tiba. Dan saat itu, aku pastikan sudah menguasai isi sebagian kitab tersebut dalam genggamanku!""Berhati-hatilah! Lembah Siluman, adalah tempat yang sangat berbahaya.""Baik, Paman!" Qu Cing melompat menaiki sang tongkat sakti, lalu terbang dengan posisi badan berdiri menyamping. Meskipun tak biasa, ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya secara sempurna.Whuuuuuush!Sang tongkat melaju cepat melewati wilayah Klan Ma'. Qu Cing melihat di bawah sana ada suatu tindakan ketidakadilan. Yaitu para manusia yang memiliki pangkat menindas orang-orang berstatus rendah."Abaikan apapun yang Anda lihat di bawah sana, Tuanku. Anda belum cukup mampu untuk melawan mereka. Tunggulah sampai Anda menjadi orang terkuat di muka bumi ini. Siapapun yang tidak Anda senangi, Anda bisa langsung menyingkirkannya!" ujar sang tongkat sakti.Qu Cing me
"Lembah Siluman lapisan pertama?" Telunjuk Qu Cing menggosok-gosok dagu seolah-olah sedang berpikir."Lembah Siluman lapisan pertama, didominasi oleh kekuatan siluman raja ular, Tham Fan. Meskipun banyak siluman lain yang hidup di lembah ini, mereka semua tunduk kepada Raja Tham Fan," kata sang tongkat sakti.Qu Cing berjalan semakin jauh menelusuri lembah. Setiap kali ia bertemu dengan sosok siluman, mereka selalu manatapnya dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Menurut mereka, kehadiran ras manusia di Lembah Siluman adalah hal yang perlu diwaspadai."Anak manusia, apa yang sedang kau lakukan di sini?" ucap sebuah suara tiba-tiba hadir."Siapa itu?" sahut Qu Cing.Seekor ular piton besar sepanjang dua meter, menampakkan diri di hadapan Qu Cing. Anak itu sedikit terperanjat ketika melihat sosoknya yang tampak ganas. Seketika, ular itu pun berubah menjadi seorang kakek tua dan berkata kepada Qu Cing. "Jika kau tidak memiliki kepentingan, kembalilah ke tempat asalmu! Kalau saja sang
"Apa!" Qu Cing membelalakan mata."Cepat kabur! Sisik ular ini tidak akan ada habisnya jika Anda hanya bisa menghancurkannya satu persatu, Tuanku!" ujar sang tongkat sakti."Huh!" Anak itu mendengus. "Ayo pergi!" Dia melompat menaiki sang tongkat sakti."Duduk, dan berpegangan dengan erat!""Baiklah!"Sang tongkat pun melesat cepat dengan kecepatan cahaya.Wuuuush!Mereka menghilang begitu cepat bagai kilat. Hal ini cukup mengecewakan bagi sang raja ular. "Sial! Aku tak menyangka mereka memiliki trik untuk bisa kabur dariku!" ujarnya.Laju sang tongkat dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat kepala Qu Cing berputar-putar. Pusing, mual, dan kepala berdenging-denging."Hoek!" Perut anak itu terguncang, sehingga segala isinya melambung dan keluar. "Jika bukan karena aku masih menginginkan hidup, sungguh aku tidak ingin melakukan ini lagi!" gerutunya masih merasakan guncangan di perut."Maafkan aku, Tuanku!" sesal si tongkat sakti.Qu Cing memeluk erat badannya sendiri dan menggunakan
"Ha ha ha. Karena aku akan menggantikan posisi ayahku sebentar lagi, tentu saja aku harus menghimpun banyak kekuatan! Aku menginginkan batu mustika hitam milikmu, Raja Ular!" tegas Bell Lee Yong."Cih! Langkahi dulu mayatku!"Seketika, di sekeliling tubuh Raja Tham Fan diselimuti oleh aura hitam. Rupanya, dia telah mengaktifkan batu mustika miliknya. Ini bertanda, siluman ular itu siap bertarung mati-matian dengan kekuatan penuh.Bell Lee Yong pun tak mau kalah. Ia juga mengaktifkan batu mustika putih hasil curiannya.Kedua makhluk itu bertarung sengit, hingga tak seorang pun berani mendekat untuk ikut campur. Para pasukan dari masing-masing kubu, tidak akan bergerak tanpa perintah. Sehingga, mereka hanya bisa menatap serius sang pemimpin dari jangkauan yang cukup jauh.Whuuush!Boom! Boom! Booom!Pertarungan yang begitu dahsyat, membuat tubuh dua makhluk yang sedang bertarung itu terhempas ke tanah cukup keras.Bugh!Tubuh bagian terdalam mereka terkoyak, sampai memuntahkan banyak da
"Benar, gulungan tanda teleportasi! Sebuah gulungan yang biasanya hanya bisa digunakan sekali pakai. Gulungan tersebut akan bereaksi sesuai fungsi tanda yang tertulis! Aku tidak tau secara spesifiknya. Mungkin, bisa Anda tanyakan hal ini kepada Kepala Perguruan Long Ji setelah Anda kembali, Tuanku," jelas sang tongkat sakti."Hmm ..." Qu Cing mengangguk mengerti.Karena pertarungan telah usai dengan hasil yang begitu mengecewakan, Qu Cing bergegas pergi mencari tempat untuk latihan. Tidak ada gunanya dia terus berada di sana. Namun, beberapa langkah ia berjalan, sang raja ular datang menghadangnya diikuti si kakek tua ular piton.Qu Cing sedikit terkejut dengan kehadirin sosok manusia setengah ular itu. "Apa yang Anda inginkan, Yang Mulia Raja Tham Fan?" ucapnya melipat kedua tangan dan dengan gagah matanya menatap tegas."Terima kasih!" ujar sang raja sedikit menundukan kepalanya. "Aku mendapat kabar bahwa kau akan pergi ke Hutan Lembah Siluman Kera. Jika ada sesuatu yang bisa ku ban
Mendengar kabar dari si kakek, Qu Cing tampak memahami. Mungkin, inilah sebab orang tuanya membuang dirinya dan juga menyegel kekuatannya. Hal ini semata-mata karena mereka ingin menyembunyikan jati diri sang anak, agar terlepas dari gangguan.Itu berarti, Qu Cing tidak boleh menunjukan kekuatannya secara sembarangan kepada seseorang. Anak itu berbalik sembari menggenggam erat kedua tangannya. "Aku, harus menjadi orang terkuat! Dan aku akan mencari mereka hingga ke ujung dunia. Tidak akan ku biarkan seorang pun mengganggu mereka lagi!" Kemudian, dia menoleh ke belakang dan mengucapkan terima kasih kepada si kakek ular piton karena telah memberikan informasi penting.Satu bulan lagi, usia Qu Cing menginjak 9 tahun. Saat itu tiba, bertepatan dengan dilaksanakannya ujian kenaikan kelas. Qu Cing adalah murid tertua dari semua teman-temannya di kelas 1, yang masih berusia 7 tahun lebih beberapa bulan.Anak itu dengan cepat berkembang. Dalam satu hari, ia mampu menguasai satu jurus yang dia
Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya kembali ke Perguruan Long Ji. Qu Cing dan Bau Ba Chin melapor langsung kepada sang guru. Nie Lee duduk tenang di atas kursi meditasi batu yang dibalut akar pohon spiritual tua. Jubah panjangnya berkibar pelan karena angin pegunungan, tapi sorot matanya tajam penuh rasa puas saat melihat dua muridnya kembali dengan selamat.“Kerja yang sangat baik,” ucapnya pelan. “Bukan hanya kalian berhasil menghancurkan Master Pengubah Wajah, tapi kalian juga membawa bukti utuh dari pengkhianatan Ben Cong. Perguruan ini… berutang banyak pada kalian.”Bau Ba Chin hanya mengangguk ringan, sementara Qu Cing membungkuk penuh hormat.Nie Lee menepuk bahu keduanya. “Kalian telah melewati ujian yang bahkan para tetua pun belum tentu sanggup jalani di usia kalian. Mulai hari ini, kalian dibebaskan dari pelatihan hingga liburan selesai. Gunakan waktu ini untuk menenangkan jiwa kalian. Kalian pantas mendapatkannya.”Tak lama kemudian, seorang penjaga gerbang perguru
Qu Cing berdiri diam, matanya menatap sangkar cahaya yang berputar di hadapannya. Energinya masih mengalir pelan dari telapak tangan, menghubungkan dirinya dengan jaring-jaring bercahaya itu. Ia tidak menyangka—teknik sangkar cahaya yang ia serap dari lawan, kini tumbuh menjadi bagian dari kekuatannya.Cahaya dari sangkar terus berdenyut. Setiap denyutnya menyedot energi dari tubuh Master Pengubah Wajah yang terkurung di dalam. Pria itu tak lagi bisa melawan. Tubuhnya berlutut, wajahnya pias, tak ada lagi kekuatan tersisa."Pantas saja Bibi Miao tidak berdaya berada dalam sangkar ini," gumam Qu Cing mengepalkan tangan.Angin yang tadinya berputar liar kini mulaimeredaa. Debu yang berterbangan perlahan turun.Arena pelatihan Klan Naar menjadi sunyi. Tempat itu porak-poranda. Pilar-pilar batu runtuh. Permukaan tanah penuh retakan. Pohon-pohon di sekelilingnya hangus. Namun di tengah kehancuran itu, berdiri satu titik terang—Qu Cing, bocah dengan tongkat pusaka yang ia tenggerkan di atas
Dalam sekejap, ratusan klon tanah meledak bagaikan pecahan kaca rapuh tersentuh cahaya suci. Debu dan pecahan batu beterbangan, mengguratkan lengkung kehancuran di angkasa, seolah langit dan bumi bersaksi atas kekuatan yang bangkit dari tubuh seorang bocah.Master Pengubah Wajah terpental ke belakang. Tubuhnya terguling di tanah yang retak, wajahnya yang tertutup debu menampakkan raut ngeri—seperti melihat takdirnya sendiri mulai runtuh.“Tidak mungkin… bagaimana bocah ini bisa mencapai titik ini?!”Dengan susah payah, ia menegakkan tubuhnya. Jemarinya menggenggam tanah, bergetar karena campuran marah dan takut yang menyesakkan dada.“Anak sialan… kau kira, ini sudah berakhir?” ucap sang master dengan satu hentakan kedua telapak tangan ke bumi.DUUM!Sebuah gemuruh dalam tanah menjalar ke seluruh tempat pelatihan. Retakan terbuka lebar, dan dari kedalamannya, puluhan pilar batu mencuat ke atas, menjulang laksana tombak surgawi yang hendak menembus cakrawala.Namun Qu Cing berdiri tena
"Itu… sumber kekuatannya!”Inti itu tiba-tiba meledakkan energi. Fragmen-fragmen batu di sekitarnya langsung menyusun kembali bentuk tubuh baru yang jauh lebih cepat, lebih padat, dan lebih tajam dari sebelumnya. Tubuh monster itu tidak sebesar yang tadi, tapi lebih ramping dan agresif, dengan lengan-lengan panjang yang tajam seperti tombak batu.“Versi kedua?” Bau Ba Chin mendecak. “Sekarang kau jadi lebih menyebalkan.”Monster tanah melemparkan tubuhnya ke depan, menebas udara dengan dua bilah tangannya yang tajam!CLANG!Bau Ba Chin menahan serangan itu dengan tongkat besinya, namun kekuatannya luar biasa—kedua kakinya sampai menyeret tanah, menciptakan dua alur panjang di permukaan arena.WUSH!Monster itu langsung menghilang masuk ke dalam tanah, lalu muncul di belakang Bau Ba Chin!WHAAAM!Sebuah tebasan horizontal nyaris menyayat punggung Bau Ba Chin, namun bocah itu menghilang dalam kabut hitam detik terakhir!Sosoknya muncul di sisi kanan monster."Terlalu lambat."Tongkatnya
Dengan kecepatan kilat, Qu Cing bergerak mengejar sosok itu. "Bertanding kecepatan? Kau akan menyesal!" Dalam beberapa kejapan mata, Qu Cing berhasil menghadang pria itu. "Aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi, Tuan!" Bocah itu tersenyum meringis.Sementara Bau Ba Chin memblokir akses belakang sang Master Pengubah Wajah.Lawan mereka kali ini adalah, sesosok pria dengan wajah samar. Dia menyamarkan wajah aslinya dan membentuk wajah lain dengan tekstur elemen tanah. Umumnya, membentuk wajah membutuhkan konsentrsi dan ketelitian, sehingga memakan waktu hingga tiga sampai lima menit untuk meniru wajah seseorang. Namun, pria ini mampu merubah wajahnya dalam sekali pandangan mata, hanya dalam waktu setengah menit.Menurut informasi yang diberikan oleh Penjaga Perpustakaan Gu, Master Pengubah Wajah adalah seorang pria impoten. Dia senang bermain wanita, namun tidak sampai kehubungan yang lebih intens."Cih! Bocah sialan!" decak pria itu menggertakkan gigi. Ia menggerakkan tangannya seperti
"Tidak bisa membiarkan serangan itu terjadi! Kita harus segera mencegahnya!" seru Qu Cing.Bau Ba Chin langsung paham. Mereka harus menyerang sebelum teknik itu selesai!WUSSH!Kedua bocah itu melesat dalam waktu yang bersamaan!Ben Cong mengerahkan seluruh kekuatannya, tapi di saat yang sama, tubuhnya mulai menunjukkan efek samping dari pembakaran darah. Urat-uratnya terlihat semakin menonjol, dan wajahnya mulai menua dengan cepat.Namun, itu tidak menghalangi niatnya untuk membunuh mereka!"MATI!"Ben Cong mengayunkan tangannya, melepaskan semburan api hitam raksasa ke arah mereka!BOOOOM!Ledakan dahsyat terjadi!Namun, ketika asap mulai menghilang…Swish!Qu Cing muncul tepat di belakang Ben Cong!Matanya berkilat dingin."Ini akhirnya."Dengan secepat kilat, ia menghantam ulu hati Ben Cong dengan tongkatnya!CRACK!Ben Cong terbatuk darah. Matanya melebar tak percaya.Namun, sebelum tubuhnya jatuh, Bau Ba Chin muncul dari bayangan di bawahnya."Giliranmu!" seru Qu Cing.Bau Ba Ch
Mata Qu Cing menyipit. Ia segera mengenali sosok itu. "Kau selalu bergerak seperti seorang pengecut. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mungkin, orang lain tidak melihat gerakanmu, tapi langkah itu sangat jelas di mataku, Tuan Ben Cong!" Dengan tubuh Pou Cong yang masih terluka parah dan dalam keadaan lemah, ini adalah saat yang sempurna bagi Ben Cong untuk menyingkirkannya. Jika ia berhasil membunuh kakaknya, maka secara otomatis ia akan menjadi pemimpin baru Klan Naar! Namun— CLANG! Sebuah tongkat besi melesat, menghentikan serangan Ben Cong tepat sebelum menyentuh tubuh Pou Cong! Ben Cong tersentak mundur, matanya melebar melihat sosok anak lelaki berkulit hitam yang kini berdiri di hadapannya. "Kau?!" Bau Ba Chin menatapnya dingin. "Guru akan senang jika kami pulang membawa mayatmu, Tuan Ben Cong." Semua orang di arena mulai berbisik, menyadari bahwa ini bukan sekadar pengkhianatan biasa. Semua tahu bahwa Ben Cong adalah wakil kepala Perguruan Long Ji. Pou Cong yang
Pou Cong tidak memberi Qu Cing kesempatan untuk bernapas. Begitu melihat bocah itu bangkit dengan tongkat bercahaya di tangannya, ia langsung mengayunkan tangannya ke depan. Wooosh! Semburan api melesat dari telapak tangannya, membentuk naga raksasa yang mengaum dan menerjang ke arah Qu Cing. Boom! Ledakan besar mengguncang arena, membuat para murid Klan Naar menjerit dan mundur lebih jauh. Asap hitam mengepul, menutupi seluruh area tempat Qu Cing berdiri. Pou Cong tersenyum dingin. "Kau boleh cepat, tapi kau bukan tandinganku, Bocah!" Namun, senyum itu seketika menghilang ketika sebuah bayangan tiba-tiba melesat dari dalam asap. Swish! Pou Cong nyaris tak sempat bereaksi saat cahaya oranye berkelebat di sisinya. Instingnya menendang masuk, dan ia segera berbalik, mengayunkan pukulan berapi ke arah bayangan itu. Boom! Udara di sekitarnya meledak akibat panas dari pukulannya. Namun, serangannya hanya mengenai udara kosong. "Mustahil…" Pou Cong menyipitkan mata, mencoba mencar
Angin berhembus pelan, membawa ketegangan yang semakin memuncak di halaman pelatihan Klan Naar. Para anggota klan yang menyaksikan pertarungan ini menahan napas mereka, mata mereka terpaku pada sosok kecil yang berdiri di hadapan pemimpin klan mereka.Pou Cong, seorang pria yang dikenal sebagai salah satu pengendali api terkuat, menatap Qu Cing dengan tajam. Ia sama sekali tidak menganggap serius bocah ini. Namun, saat Qu Cing berdiri dengan penuh percaya diri, sesuatu di dalam dirinya berkata bahwa anak ini bukan lawan biasa."Jika kau benar-benar ingin menantangku, maka buat aku jatuh ke tanah hingga mengalami luka yang cukup serius."Kata-kata itu masih terngiang di udara ketika Qu Cing mulai bergerak.Wuussh!Dalam sekejap, tubuhnya menghilang dari pandangan!Pou Cong mengerutkan kening. Cepat!Tiba-tiba—Slash!Sebuah luka tipis muncul di bahu kanan Pou Cong, darah segar menetes ke tanah. Semua orang yang menyaksikan tersentak kaget.Pou Cong menggerakkan kepalanya dengan cepat, m