Beranda / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 8. Kekuatan tersembunyi

Share

8. Kekuatan tersembunyi

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-03 14:49:17

"Ka-kak tu-a. Ben Cong bodoh! Tahanan kabur!" Si Jambul akhirnya menampakkan diri terbang memutari gubuk tua.

Hanya seekor kakak tua? Mendengar ocehan kakak tua yang menyebalkan, Ben Cong tersadar bahwa ini hanya sebuah tipuan. Dia segera kembali untuk memeriksa keberadaan Nie Lee.

Lagi-lagi sang kakak tua yang pintar berhasil mengelabui pria itu. Dia sengaja mengucapkan bahwa tahanan kabur, karena ia melihat Qu Cing sudah berada di ujung pintu keluar dari jalan tersembunyi.

Si Jambul merasakan suatu kedekatan pada diri bocah itu. Ia hinggap di bahu Qu Cing seraya berkata, "Hadiah! Hadiah! Ka-kak tu-a!"

Hadiah? Dahi Qu Cing berkerut. Rupanya kakak tua itu ingin meminta hadiah atas kerja kerasnya. Untung saja Qu Cing mengantongi beberapa biji kacang tanah, sisa cemilan yang ia lupakan kemaren. Anak itu pun memberikan beberapa biji kacang tanah kepada si kakak tua.

"Ka-kak tu-a ... suka biji kacang. Terima kasih!" ujar burung itu girang.

Kemudian mereka pergi meninggalkan tempat itu me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   9. Kesedihan Jie Jie

    "Apa kalian lihat-lihat!" ketus Shi Jie melotot. Hatinya yang masih kesal karena tidak menemukan Qu Cing, ditambah bertemu anak-anak menyebalkan. Hal ini membuat gadis itu tak bisa menahan emosinya.Anak-anak dari kelas 1A itu berjalan mengitari Shi Jie. Salah satu dari mereka yang paling menonjol adalah Chin Cong. Nona muda cantik dari Keluarga Cong, yang merupakan salah satu keluarga terpandang di Klan Naar. Dia adalah gadis populer yang menyandang anak perempuan paling berbakat di kelas 1. Semua anak-anak kelas 1A tunduk dan patuh untuk bisa mendapatkan perhatiannya.Chin Cong mencengkeram kuat baju belakang Shi Jie hingga gadis kecil itu terjinjing. "Galak sekali! Beraninya kau membentakku! Apa kau sudah bosan hidup?"Gigi Shi Jie menggertak. "Lepaskan aku!""Aku akan melepaskanmu jika kau mau mencium kakiku!" ujar Chin Cong menunjukkan senyum seringai."Cuh! Aku tidak akan sudi!" balas Shi Jie meludahi wajah Chin Cong."Kau!" Gadis dari Keluarga Cong itu menggeram. Kemudian, ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   10. Berebut

    "Gubuk tua? Aku tidak melihat ada gubuk tua di sana! Jadi, semua suara-suara itu ternyata hanya ilusi," ujar Shi Liet. "Di sana ada sebuah pembatas yang menghalangi pandangan. Tidak ada seorang pun yang bisa melihat gubuk tua itu kecuali pembatas tersebut telah dihancurkan," kata Qu Cing.Mata Guru Shi tiba-tiba menyipit. Pria itu menautkan kedua alis menatap serius sosok anak muda di hadapannya. Dia merasa ada yang berbeda dengan anak itu.Anak itu bilang, dia melihat gubuk tua. Tapi, gubuk tua tersebut tidak akan terlihat sebelum pembatas yang menghalanginya dihancurkan?Sang guru bergumam, "itu berarti ... Qu Cing berhasil menghancurkan pembatas tersebut, yang artinya, selama ini dia menyembunyikan kekuatannya. Oh, astaga! Pantas saja dia tampak lebih fokus pada apa yang aku ajarkan kepada teman-temannya daripada membentuk kekuatannya sendiri."Shi Liet menyangka bahwa Qu Cing mungkin memiliki tujuan tertentu. Namun, apapun itu tujuannya, dia mengenal Qu Cing adalah sosok anak yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   11. Kekuatan penyembuh

    "Izinkan aku menyerapnya, Tuan!" ujar sang tongkat sakti."Kau bisa menyerap api?" tanya Qu Cing terkejut."Ya, serahkan padaku!"Energi api mengandung cahaya dan panas. Segala sesuatu yang mengandung cahaya dapat di serap oleh sang tongkat sakti, asalkan kapasitas energi cahaya tersebut kekuatannya lebih rendah dari kekuatan sang tongkat sakti.Baam!Kedua bola api tersebut lenyap seketika saat berada di panggung Qu Cing. Qu Cing pun menoleh merasakan suatu kehangatan di bagian belakangnya. Dia menatap gadis itu dengan senyum seringai. Lalu, kembali menuju tujuannya ke meja pengurus."Apa-apaan itu!" ucap Chin Cong terbengong. "Bukankah dia si sampah yang tidak memiliki kekuatan spiritual? Bagaimana bisa dia melenyapkan kekuatanku begitu saja?" Alisnya tertaut terus menatap tajam gerak gerik anak lelaki itu. Rasa penasarannya, membuat gadis itu tanpa sadar melangkahkan kakinya mengikut Qu Cing.Setelah meminjam buku, Qu Cing kembali ke kelasnya. Dia menyadari kehadiran Chin Cong, saa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   12. Kitab Sang Raja Kera

    Setelah makan bersama dengan Nie Lee, Qu Cing duduk bersila di mulut gua membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan sembari melihat indahnya pemandangan Laut Biru.Mata Qu Cing tertuju pada sebuah bab, yang di sana dijelaskan tentang pembuatan ramuan tenaga super. Ramuan ini akan memulihkan tenaga orang yang meminumnya sebanyak 100% dari tenaga asal dalam waktu 10 menit. "Ramuan yang bagus," gumamnya.Kemudian, ia beralih membaca bahan yang diperlukan. Ternyata hanya satu bahan, yaitu air buah kelapa yang bernama Degan. Jenis kelapa ini hanya tumbuh di satu tempat, yakni lembah siluman kera.Sang tongkat sakti berkata, "Sun Ji Gong adalah siluman yang memiliki tenaga dalam terkuat dari siluman-siluman lain. Jika Tuanku bisa menguasai Kitab Sang Raja Kera, selain akan mendapat kekuatan tenaga dalam yang luar biasa, Tuanku juga bisa menjadi pemimpin bangsa kera. Hal ini karena aku berada di sisimu. Tapi, Tuanku harus menjadi kuat terlebih dahulu untuk bisa menaklukan pasukan kera. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   13. Bau Ba Chin

    Setelah menyembuhkan kaki Nie Lee hingga bisa berjalan kembali, Qu Cing berpamitan kepada pria itu. "Tunggu aku, Paman. Aku akan kembali sebelum ujian kenaikan kelas tiba. Dan saat itu, aku pastikan sudah menguasai isi sebagian kitab tersebut dalam genggamanku!""Berhati-hatilah! Lembah Siluman, adalah tempat yang sangat berbahaya.""Baik, Paman!" Qu Cing melompat menaiki sang tongkat sakti, lalu terbang dengan posisi badan berdiri menyamping. Meskipun tak biasa, ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya secara sempurna.Whuuuuuush!Sang tongkat melaju cepat melewati wilayah Klan Ma'. Qu Cing melihat di bawah sana ada suatu tindakan ketidakadilan. Yaitu para manusia yang memiliki pangkat menindas orang-orang berstatus rendah."Abaikan apapun yang Anda lihat di bawah sana, Tuanku. Anda belum cukup mampu untuk melawan mereka. Tunggulah sampai Anda menjadi orang terkuat di muka bumi ini. Siapapun yang tidak Anda senangi, Anda bisa langsung menyingkirkannya!" ujar sang tongkat sakti.Qu Cing me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   14. Bertemu pasukan ular

    "Lembah Siluman lapisan pertama?" Telunjuk Qu Cing menggosok-gosok dagu seolah-olah sedang berpikir."Lembah Siluman lapisan pertama, didominasi oleh kekuatan siluman raja ular, Tham Fan. Meskipun banyak siluman lain yang hidup di lembah ini, mereka semua tunduk kepada Raja Tham Fan," kata sang tongkat sakti.Qu Cing berjalan semakin jauh menelusuri lembah. Setiap kali ia bertemu dengan sosok siluman, mereka selalu manatapnya dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Menurut mereka, kehadiran ras manusia di Lembah Siluman adalah hal yang perlu diwaspadai."Anak manusia, apa yang sedang kau lakukan di sini?" ucap sebuah suara tiba-tiba hadir."Siapa itu?" sahut Qu Cing.Seekor ular piton besar sepanjang dua meter, menampakkan diri di hadapan Qu Cing. Anak itu sedikit terperanjat ketika melihat sosoknya yang tampak ganas. Seketika, ular itu pun berubah menjadi seorang kakek tua dan berkata kepada Qu Cing. "Jika kau tidak memiliki kepentingan, kembalilah ke tempat asalmu! Kalau saja sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   15. Guncangan di Lembah Siluman lapisan pertama

    "Apa!" Qu Cing membelalakan mata."Cepat kabur! Sisik ular ini tidak akan ada habisnya jika Anda hanya bisa menghancurkannya satu persatu, Tuanku!" ujar sang tongkat sakti."Huh!" Anak itu mendengus. "Ayo pergi!" Dia melompat menaiki sang tongkat sakti."Duduk, dan berpegangan dengan erat!""Baiklah!"Sang tongkat pun melesat cepat dengan kecepatan cahaya.Wuuuush!Mereka menghilang begitu cepat bagai kilat. Hal ini cukup mengecewakan bagi sang raja ular. "Sial! Aku tak menyangka mereka memiliki trik untuk bisa kabur dariku!" ujarnya.Laju sang tongkat dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat kepala Qu Cing berputar-putar. Pusing, mual, dan kepala berdenging-denging."Hoek!" Perut anak itu terguncang, sehingga segala isinya melambung dan keluar. "Jika bukan karena aku masih menginginkan hidup, sungguh aku tidak ingin melakukan ini lagi!" gerutunya masih merasakan guncangan di perut."Maafkan aku, Tuanku!" sesal si tongkat sakti.Qu Cing memeluk erat badannya sendiri dan menggunakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   16. gulungan tanda

    "Ha ha ha. Karena aku akan menggantikan posisi ayahku sebentar lagi, tentu saja aku harus menghimpun banyak kekuatan! Aku menginginkan batu mustika hitam milikmu, Raja Ular!" tegas Bell Lee Yong."Cih! Langkahi dulu mayatku!"Seketika, di sekeliling tubuh Raja Tham Fan diselimuti oleh aura hitam. Rupanya, dia telah mengaktifkan batu mustika miliknya. Ini bertanda, siluman ular itu siap bertarung mati-matian dengan kekuatan penuh.Bell Lee Yong pun tak mau kalah. Ia juga mengaktifkan batu mustika putih hasil curiannya.Kedua makhluk itu bertarung sengit, hingga tak seorang pun berani mendekat untuk ikut campur. Para pasukan dari masing-masing kubu, tidak akan bergerak tanpa perintah. Sehingga, mereka hanya bisa menatap serius sang pemimpin dari jangkauan yang cukup jauh.Whuuush!Boom! Boom! Booom!Pertarungan yang begitu dahsyat, membuat tubuh dua makhluk yang sedang bertarung itu terhempas ke tanah cukup keras.Bugh!Tubuh bagian terdalam mereka terkoyak, sampai memuntahkan banyak da

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12

Bab terbaru

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   69. Panah cahaya

    Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melihat Thai Qu Cing berlari tergesa-gesa bersama sang kepala perguruan."Apa kau tau bagaimana keadaan di luar sana?" tanya Du Bai kepada salah satu siluman kera."Tidak. Kami hanya mendapat perintah untuk menjaga Anda di sini," jawab si kera.Lu Tung yang berada di sana, mendengar percakapan mereka pun ikut angkat bicara. "Aku sungguh mengkhawatirkan Yang Mulia. Tapi, kami juga tidak bisa mengabaikan perintahnya," ujar kera hitam itu.Seketika, Du Bai menampakkan senyum meringis di wajahnya. "Bagus! Bukankah mengikuti mereka secara diam-diam itu bukan ide yang buruk? Kita hanya perlu berhati-hati agar tidak menjadi perhatian musuh." Kemudian, anak itu nekat mengikuti langkah Qu Cing dan Nie Lee dari kejauhan.Para kera pun tak ada pilihan selain mengekor di belakang Du Bai. Langkah derap yang pelan, namun pasti."Kalian yang bergerak di bagian tepi dan belakang, harus selalu waspada kalau-kalau ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba!" ujar Du Bai m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   68. Siasat Gran Dong

    Tanpa peringatan, makhluk bayangan itu meluncur cepat, seakan-akan muncul dari kegelapan itu sendiri. Tubuhnya berbalut asap hitam yang mengerikan, bergerak lincah dengan kecepatan yang hampir tak terlihat."Awas!" teriak Nie Lee, menarik tangan Qu Cing saat bayangan itu meluncur ke arah mereka.Anak itu hanya bisa melangkah mundur, matanya tajam menilai setiap gerakan makhluk tersebut. “Itu ... sangat cepat!” gumamnya, jantung Qu Cing berdebar, merasa terperangkap dalam perangkap yang tak terlihat.Makhluk bayangan itu berputar mengelilingi mereka, seakan mengejek dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi. "Jangan lengah!" kata Nie Lee, suaranya tegas dan penuh peringatan. Ia melangkah mundur, mengangkat tangan untuk melindungi dirinya dan Qu Cing. “Ingat, makhluk ini bisa menyerang dari mana saja. Fokuskan perhatianmu pada jejak-jejak bayangannya!”Qu Cing menatap sekeliling, mengumpulkan konsentrasi dengan mata cahaya. Sesaat kemudian, dia melihat kilatan hitam yang bergerak membaw

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   67. Mencari jejak bayangan

    Tak terasa, pertarungan berlangsung hingga hari menjelang malam. Saat Qu Cing berusaha untuk menyembuhkan Jia Gong An yang terluka parah, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Benar saja, tubuh Jia Gong An tak kunjung membaik. Anak itu mendapati tubuh sang guru memucat, denyut nadi berhenti, dan tak ada hembusan napas lagi."Tidak mungkin! Apakah Guru sudah mati?" gumam Thai Qu Cing. Rahangnya mengencang, jantungnya berdebar, wajah lesu dengan mata yang berkaca-kaca.Perasaan Qu Cing sangat kacau. Ia tertunduk setengah berdiri memandang tubuh Jia Gong An yang tak berdaya di hadapannya."Bagaimana keadaan Jiang An?" tanya sesosok lelaki di belakang Thai Qu Cing yang baru saja menyelesaikan pertarungannya dengan dua pangeran iblis.Anak itu tidak menjawab. Takut bercampur bingung. Ia masih menatap sang guru dengan wajah sayu.Sesaat kemudian, Thai Qu Cing menemukan sesuatu yang mengganjal. Darah Jia Gong An menghitam bercampur aura kegelapan hingga ke saluran urat-urat nadinya. Qu Cing m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   66. Kesadaran Raja Tham Fan

    “Raja Tham Fan, aku akan membebaskanmu dari ilusi ini!” teriak Nie Lee, melesatkan semburan air yang membelah kegelapan.Air yang berdesir itu mulai mengusir bayangan, menciptakan celah dalam ilusi yang menakutkan. Raja Tham Fan merasakan sentuhan realitas, matanya mulai menunjukkan tanda kehidupan. “Kau ... Nie Lee!”. "Hei,Tham Fan! Cepat bangun! Istrimu sedang sekarat! Dia akan mati jika kau tak kunjung sadar!" Nie Lee mendorong, berusaha menembus gelombang ilusi yang masih menghalangi.“Apa!” teriak Raja Tham Fan, suaranya menggema dalam kehampaan, mengguncang ilusi yang menjeratnya. Mata Raja Tham Fan yang tadinya kosong, kini menyala dengan api kemarahan yang membara. Ketika Nie Lee memanggilnya, menyuarakan bahwa Jiang An, sedang sekarat, kemarahan itu berubah menjadi kekuatan yang tak tertahankan. “Aku harus menyelamatkan Jiang An!” teriaknya, suaranya bergetar penuh keyakinan. Dengan satu gerakan kuat, ia menghancurkan ilusi itu, mengusir bayangan kelam yang menjeratnya. Da

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   65. Keadaan Jia Gong An

    "Tuan Lee?" Mata Harha Fan membulat, penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran. "Mengapa Anda menolongku? Bukankah kita tidak saling mengenal?" suaranya bergetar, mencerminkan ketidakpercayaan bahwa seseorang yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengannya akan berani mengambil risiko untuk menyelamatkannya.Tatapan Nie Lee seketika berubah hangat, seolah cahaya lembut menyelimuti mereka berdua di tengah ketegangan yang melingkupi. Dia tersenyum, senyuman yang mampu menghapus keraguan di wajah Harha Fan. "Apakah kita harus berkenalan terlebih dahulu sebelum bisa saling membantu?" katanya, suaranya penuh kelembutan, seolah-olah mengajak Harha Fan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda—sudut pandang di mana kebaikan dan kepedulian tidak memerlukan latar belakang atau ikatan yang kuat.Dalam momen itu, jantung Harha Fan berdegup lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu dalam senyuman Nie Lee yang membuatnya merasa hangat, seolah ada ikatan tak terduga yang mulai tumbuh di hati

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   64. Di ambang kematian

    Di sisi lain, beberapa saat sebelum Harha Fan mengalami kesulitan menghadapi Raja Gran Dong, Thai Qu Cing hampir selesai membuat portal yang direncanakan. Sementara itu, di ruang tertutup, Jia Gong An menunggu kesempatan tepat untuk keluar dari perisainya. Mata tajamnya memantau sekitar melalui celah sempit. Rupanya, asap yang tebal dan serangan-serangan bayangan itu telah lenyap. Namun, hatinya merasa tercabik-cabik saat melihat dua sosok yang begitu berarti baginya, sedang dalam keadaan terhimpit. Tiba-tiba, batu spiritual di kantungnya bercahaya. "Guru, aku hampir selesai membuat portal!" suara Thai Qu Cing terdengar jelas dari batu tersebut. Jia Gong An segera mengambil batu itu. "Bagus! Jika sudah selesai, segera gunakan darahmu untuk mengaktifkannya!" "Baik, Guru," jawab Thai Qu Cing. Jia Gong An menarik napas dalam-dalam. "Aku mengandalkanmu, Qu Cing. Suamiku terkena ilusi raja iblis dan Harha Fan sedang dalam situasi yang sulit. Mintalah bantuan kepada kepala perguruan l

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   63. Kekalahan Raja Tham Fan

    Sebenarnya, kekuatan Raja Tham Fan dan Raja Gran Dong cukup seimbang. Namun, muslihat sang raja iblis, terasa begitu nyata sehingga membuat Tham Fan berada dalam kebimbangan. Pikirannya, dikacaukan oleh ilusi. Saat Raja Tham Fan menyerang Gran Dong dengan kekuatan penuh, tiba-tiba di hadapannya muncul sosok yang mirip dengan adiknya. Sehingga serangannya seolah-olah mengenai sang adik sampai terjatuh berlumur darah. Tham Fan terperangah, pandangannya terpaku pada sosok mirip Harha Fan yang berlumur darah. Rasa bersalah dan kebimbangan menghimpitnya. "Kenapa, Rhara? Mengapa kau ada di sini?" Tham Fan berbicara dengan suara terputus. Sosok itu menatapnya dengan mata penuh kesedihan. "Kakak, aku tidak mengerti. Apakah aku salah? Apakah aku tidak cukup baik bagi Kakak?" Tham Fan merasa hatinya tercabik. Ia mencoba mendekati sosok itu, namun kaki-kakinya terasa berat seperti terikat. "Tidak, Rhara! Aku tidak bermaksud melukaimu!" teriak Tham Fan. Raja Gran Dong tertawa, suaranya mem

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   62. Kekuatan sang puteri ular

    Tubuh Du Bai mulai kaku, mati rasa seperti mayat. Sementara itu, di alam bawah sadarnya, jiwanya tergantung melayang, tertusuk beberapa jarum hitam raksasa yang mengeluarkan asap hitam menggumpal. Anak itu sangat memahami kondisinya saat ini. Serpihan jiwanya tertunduk dengan wajah lesu tak berdaya. dia benar-benar sudah merasakan berada di ambang kematian.Namun, tiba-tiba suara seseorang yang ia kenal menggema dalam ruang kosong yang penuh kehampaan itu. "Bertahanlah, Du Bai! Aku akan menyelamatkanmu!"Mendengar suara tersebut, Du Bai menyunggingkan bibirnya. "Kalaupun aku mati saat ini juga, aku tidak akan pernah menyesali perbuatanku!"Beberapa saat kemudian datanglah sekumpulan cahaya hijau menghampiri jiwa Du Bai. Cahaya tersebut seperti menarik jarum-jarum yang menancap pada dirinya, sehingga jiwa anak itu akhirnya terbebas dari penderitaan.Lalu, secara ajaib cahaya tersebut bahkan memberi kekuatan pada jiwa Du Bai, memulihkan jiwanya dan menghempaskan jarum-jarum itu keluar d

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   61. Raja Iblis Hitam

    'Di-dia ...' Mata Ghen Dong menyipit tajam menatap seorang bocah yang berdiri gagah menangkis serangannya. Makhluk itu merasa tidak asing. 'Tongkat sakti itu ...' Sang iblis mengingat, bahwa ia pernah menjumpainya sebelum ini. Pikirannya terus menjelajah hingga menemukan suatu ingatan yang tak terlupakan. "Heh, dia adalah anak itu!" gumam Ghen Dong sedikit menyunggingkan senyum. "Anak yang pernah menggagalkan rencanaku saat hendak menguasai tubuh Kaktius Berdu Rhi sepenuhnya." Giginya menekan, tangannya menggerakkan jari secara perlahan mengepal. Seketika, raut wajahnya berubah menjadi tawa, ketika mata Ghen Dong tertuju pada sebuah tongkat sakti milik Sun Ji Gong. "Pfffft! Ha ha ha ha! Benar-benar lucu, mereka menggangkat anak kecil sepertimu menjadi raja mereka, hanya karena kau memegang tongkat Sun Ji Gong?" ejeknya. Qu Cing hanya tersenyum simpul menanggapi ejekannya. Dia juga mendapat informasi dari sang tongkat sakti bahwa iblis yang di hadapannya saat ini adalah soso

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status