Share

24. An Cang si pincang

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-23 12:48:35

Wajah Qu Cing merah padam. Bibirnya mengantup dan kedua tangannya mengepal kuat. Ketika Qu Cing hendak bertindak, Bau Ba Chin mengulurkan tangan ke samping untuk menghadangnya. "Simpan tenagamu, Teman. Biarkan aku yang memberi mereka pelajaran!"

Sebuah bola kegelapan, melesat cepat menghantam pantat Ji Thu. Bocah kasar itu terjingkrak kaget serta merasakan suatu pukulan yang kuat. "Sialan!" Dia menoleh mencari-cari si pelaku sembari meraba-raba bagian belakangnya. Anak itu menyadari bahwa celana yang dikenakan terkoyak-koyak, di balik serabut-serabut benang tipis, tampak dua belah daging mulus dan kenyal saling berhimpitan.

"Aaaaargh! Siapa yang melakukan ini!" gertak Ji Thu menutupi celananya yang bolong dengan kedua tangan. Dia merasa malu dan tidak bisa terus berlama-lama di sana. Sehingga, ia berlari meninggalkan teman-temannya ke asrama untuk mengganti celana.

Selepas Ji Thu pergi, hingga tak tampak lagi batang hidungnya, anak-anak kelas 1C yang sudah dari tadi menahan tawa pun a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ozan Zaky
lama sekali update nya author?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   25. Kebangkitan sang kegelapan

    Setelah itu, An Cang perlahan membuka matanya dan merasakan kakinya bisa bergerak dengan ringan. Terukir raut wajah bahagia saat ia mendapati kakinya bisa bergerak bebas. "Apakah ini nyata?" Gadis itu berdiri sembari menghentak-hentakkan kedua kakinya dengan girang. Ia juga mencubit lengannya beberapa kali untuk memastikan bahwa ia sedang tidak bermimpi. "Ini benar-benar nyata!""Tentu saja ini nyata. Aku belajar pengobatan dengan baik," ucap Qu Cing merasa senang bisa membantu temannya."Terima kasih! Sekali lagi terima kasih!" Gadis itu membungkuk-bungkukan badan.Qu Cing berdiri dan berkata, "Sekarang, kau bisa ikut pergi ke perpustakaan menyusul yang lain.""Hmm ... aku akan memberi kejutan kepada teman-teman. Aku sudah meminjam buku tentang kekuatan spiritual angin kemaren. Jadi, aku akan berlatih di asrama.""Oh, kau meminjam buku itu! Bolehkah aku menyalinnya?""Menyalin?" An Cang memeringkan kepala. "Jadi, kau sudah bisa memunculkan inti spiritual?!""Em, aku akan mengoleksin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   26. Anak saudagar kaya

    Beberapa menit sebelumnya di Kediaman Guru Shi, Nie Lee menyadari bangkitnya suatu kekuatan asing. Dia menatap langit, samar-samar melihat gempulan aura kegelapan di area perpustakaan. "Sang kegelapan telah bangkit! Itu berarti putera kegelapan telah kehilangan kendali!" ucapnya. Pria itu segera bergegas mengambil jubah untuk menyamar dan pergi mencari Qu Cing. "Jambul, bantu aku cari bocah itu!""Ka-kak tu-a!" jawab si Jambul mengerti."Jika kau menemukannya, bawa dia ke pohon besar ini!" Nie Lee menunjuk sebuah pohon besar yang terletak tidak jauh dari Kediaman Guru Shi.Mereka pun berpencar. Si Jambul lebih dulu menemukan Qu Cing di asrama puteri."Ka-kak tu-a ... ka-kak tu-a!" Suara si Jambul memanggil Qu Cing.Jambul!Mata Qu Cing membulat mencari-cari burung itu. Dia baru setengah menyalin buku. Tapi, anak itu merasa ada sesuatu yang terjadi sehingga burung itu datang memanggilnya."Ah, aku ingat, bahwa ada yang harus aku kerjakan sebelum Guru Shi kembali! Sampai jumpa, An Cang!

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   27 Ashe Li si tuli

    Qu Cing siap menunggu teman-temannya datang. Ujian kenaikan kelas akan berlangsung dua hari lagi. Murid yang tidak bisa menembus ranah spiritual tingkat pertama tahap keenam, diharuskan mengulang kelas 1.Beberapa saat kemudian, Ashe Li datang memasuki kelas bersama Bery Tha diikuti oleh Bau Ba Chin. Meraka bercerita bahwa kekacauan di perpustakaan, membuat gempar seisi murid di perguruan. Bau Ba Chin dalam sekejap tersorot menjadi murid populer yang mampu mengalahkan Du Bai si anak teladan dari kelas 1B.Rupanya, sejak Du Bai mengalihkan pertarungannya ke belakang perpustakaan, rasa penasaran murid-murid yang terlanjur menyaksikan pertarungan mereka pun diam-diam mengikuti. Bukan hanya itu, mereka bahkan juga menjumpai sosok Pendekar Cahaya yang tidak lain itu adalah Qu Cing.Kini, Bau Ba Chin kerap menjadi sebuah pembicaraan yang asik di setiap obrolan. Mereka selalu mempertanyakan, apa hubungan anak berkulit hitam itu dengan sosok Pendekar Cahaya yang datang menghentikannya?"Apaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   28. Pencapaian

    Ashe Li meraih sebotol ramuan yang diberikan oleh Qu Cing dan segera meminumnya. Qu Cing melompat dengan menjadikan meja sebagai tumpuan, dan mendarat di belakang Ashe Li."Bersiaplah!" Anak itu menggenggam kedua telinga Ashe Li, dan cahaya hijau masuk menjelajah melewati lubang telinga hingga ke syaraf otot-ototnya.Qu Cing memposisikan jari telunjuk dan ibu jari melingkar di belakang daun telinga Ashe Li, lalu bergerak memutar.Ashe Li memejamkan mata merasakan sensasi hangat yang menggumpal di dalam telinga. Kemudian, Qu Cing memasukan jari kelingking ke lubang telinga gadis itu.Setelah beberapa saat, dengan perlahan anak itu menarik jari kelingnya dan berkata kepada Ashe Li, "Apa kau sudah bisa mendengarku, sekarang?"Spontan, gadis itu memeluk Qu Cing. "Terima kasih!" ucapnya. Kemudian, dia tersenyum dan berkata kepada teman-temannya."Mulai sekarang, jangan biarkan siapapun menindas kita lagi. Mari berjuang bersama untuk ujian kenaikan kelas!" Gadis itu mengacungkan kepalan tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   29. Tiang kristal penguji

    Kesokan harinya di pagi hari, atas perintah sang wakil kepala perguruan, beberapa pengurus telah menyiapkan tiang kristal penguji untuk menguji ranah spiritual seluruh murid Perguruan Long Ji.Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan yang telah dicapai oleh setiap murid. Untuk kelas 1, murid yang berhasil mencapai ranah spiritual tingkat pertama tahap keenam atau lebih, akan naik ke kelas 2 dan berhak mengikuti ajang uji bakat. Yaitu berkesempatan menantang satu lawan satu, bebas memilih lawan yang diinginkan."Seluruh murid, diharap untuk berkumpul di halaman pelatihan untuk melaksanakan ujian!" ucap seorang pengurus terdengar dari suara gelombang batu spiritual yang terpasang di dinding pojok kelas.Semua murid pun berbondong-bondong ke halaman pelatihan dan berbaris sesuai dengan kelas masing-masing. Suara gemuruh mereka saling berbincang."Qu Cing, bagaimana dengan latihanmu?" tanya An Cang tampak khawatir teman satu kelasnya ini tidak bisa mencapai titik tahap keen

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   30. Bau taik kucing

    Qu Cing menyunggingkan senyum. Dia sudah biasa mendapat hinaan itu dan terus melenggang maju tanpa memperdulikan ocehan Han Thu. Anak itu segera meletakan telapak tangan kanannya di tiang kristal penguji. Teman-teman sekelasnya, sangat menantikan hasil dari kristal penguji, termasuk Nie Lee yang saat ini masih mengawasi mereka dari atap perpustakaan.Whuuuuuuuuush!Kekuatan spiritual cahaya Qu Cing menggerakkan jarum pada tiang kristal penguji terus naik hingga ke titik ranah spiritual tingkat pertama tahap keenam. Pada titik itu, Qu Cing merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatannya seperti ditahan oleh sesuatu, sehingga ia tidak bisa menaikan jarum pada tiang kristal penguji lebih tinggi."Ada apa ini?" Qu Cing terheran-heran.Talapak tangan kanan anak itu, tiba-tiba mengeluarkan suatu gumpalan asap berwarna coklat. Gumpalan itu berbau busuk seperti taik kucing."Cukup, Tuanku. Jangan memaksakan diri! Tarik kembali tanganmu atau bau busuk itu akan menyebar dan menghebohkan tempat ini!" k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   31. Unjuk bakat

    Dalam Kitab Sang Raja Kera dia pernah mempelajari bahwa kekuatan spiritual dapat dipatahkan hanya dengan menggunakan tenaga dalam. Hal ini berlaku hanya untuk orang-orang yang memiliki tenaga dalam yang kuat. Tak sia-sia berhari-hari Qu Cing berlatih di Hutan Lembah Siluman Kera.Sejak pertarungan dimulai, Qu Cing sudah terbayang-bayang segala gerakan lawan. "Sangat lemah!" gumamnya. Ia mendapati intensitas tenaga dalam kekuatan spiritualnya sangat sedikit. "Cukup hanya dengan satu ujung jari telunjuk!"Pyaaaar!Bola spiritual air terpecah menghilang tak bersisa.Mata Qu Cing menyipit. Ia bergerak satu langkah maju sembari melayangkan kakinya. "Sekarang, giliranku!" Anak itu memusatkan tenaga dalam pada tendangannya. Lalu menendang dada anak dari kelas 1D itu dengan kuat.Bugh!Anak kelas 1D itu terhempas hingga keluar ring. Tidak hanya itu, ia merasakan rongga dadanya sesak hingga pingsan."Oh, apakah aku menendangnya terlalu keras?" Qu Cing berlari menghampiri anak itu untuk melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   32. Melawan Du Bai

    Masih terlihat lemah! Batin Qu Cing saat melihat serangan lesatan beberapa bola api yang terbang melesat ke arahnya. Kekuatan spiritualnya sama sekali tidak berbobot."Kau seharusnya berlatih beberapa teknik untuk memperkuat tenaga dalam terlebih dahulu!" ujar Qu Cing saat berada di hadapan Ji Thu sembari melayangkan sebuah tinju.Buak!"Ugh, sial! Bagaimana dia bisa sekuat itu?!" gerutu Ji Thu tersangkut di atas pohon. Dia merasa sangat malu telah dikalahkan oleh bocah itu, sehingga lebih memilih pura-pura pingsan di atas pohon.Kekuatan spiritual tanpa tenaga dalam diumpamakan seperti daging tanpa tulang. Tulang yang kuat, akan membentuk otot-otot pada daging membentuk suatu daya tahan dan kekuatan yang besar.Ji Thu ataupun anak dari kelas 1D yang Qu Cing hadapi, adalah anak-anak yang terlalu fokus berlatih kekuatan spiritual. Mereka melupakan dasar yang lebih penting, sehingga dapat dengan mudah dikalahkan."Luar Biasa!" gumam Du Bai. "Dia berkembang cepat dengan memahami dasar ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31

Bab terbaru

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   105. Pernyataan yang mengejutkan

    Pou Cong tidak memberi Qu Cing kesempatan untuk bernapas. Begitu melihat bocah itu bangkit dengan tongkat bercahaya di tangannya, ia langsung mengayunkan tangannya ke depan.Wooosh!Semburan api melesat dari telapak tangannya, membentuk naga raksasa yang mengaum dan menerjang ke arah Qu Cing.Boom!Ledakan besar mengguncang arena, membuat para murid Klan Naar menjerit dan mundur lebih jauh. Asap hitam mengepul, menutupi seluruh area tempat Qu Cing berdiri.Pou Cong tersenyum dingin. "Kau boleh cepat, tapi kau bukan tandinganku, Bocah!"Namun, senyum itu seketika menghilang ketika sebuah bayangan tiba-tiba melesat dari dalam asap.Swish!Pou Cong nyaris tak sempat bereaksi saat cahaya oranye berkelebat di sisinya. Instingnya menendang masuk, dan ia segera berbalik, mengayunkan pukulan berapi ke arah bayangan itu.Boom!Udara di sekitarnya meledak akibat panas dari pukulannya. Namun, serangannya hanya mengenai udara kosong."Mustahil…" Pou Cong menyipitkan mata, mencoba mencari keberada

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   104. Melawan Pou Cong

    Angin berhembus pelan, membawa ketegangan yang semakin memuncak di halaman pelatihan Klan Naar. Para anggota klan yang menyaksikan pertarungan ini menahan napas mereka, mata mereka terpaku pada sosok kecil yang berdiri di hadapan pemimpin klan mereka.Pou Cong, seorang pria yang dikenal sebagai salah satu pengendali api terkuat, menatap Qu Cing dengan tajam. Ia sama sekali tidak menganggap serius bocah ini. Namun, saat Qu Cing berdiri dengan penuh percaya diri, sesuatu di dalam dirinya berkata bahwa anak ini bukan lawan biasa."Jika kau benar-benar ingin menantangku, maka buat aku jatuh ke tanah hingga mengalami luka yang cukup serius."Kata-kata itu masih terngiang di udara ketika Qu Cing mulai bergerak.Wuussh!Dalam sekejap, tubuhnya menghilang dari pandangan!Pou Cong mengerutkan kening. Cepat!Tiba-tiba—Slash!Sebuah luka tipis muncul di bahu kanan Pou Cong, darah segar menetes ke tanah. Semua orang yang menyaksikan tersentak kaget.Pou Cong menggerakkan kepalanya dengan cepat,

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   103. Menghadapi Pou Cong

    Di halaman pelatihan kediaman Klan Naar, seorang gadis muda berlutut di tanah, tubuhnya gemetar penuh luka. Kulitnya penuh bekas cambukan, beberapa di antaranya masih berdarah. Setiap kali ia gagal dalam pelatihan, hukumannya tetap sama—seratus kali cambukan.Chin Cong tidak lagi terlihat seperti jenius yang dulu dibanggakan klannya. Matanya yang dulu bersinar penuh percaya diri kini suram dan hampa. Setiap hari adalah penderitaan, dan ayahnya, Pou Cong, tidak pernah menunjukkan belas kasihan.Pou Cong berdiri di atas panggung pelatihan, memegang cambuk panjang yang berlumuran darah. Wajahnya dingin tanpa ekspresi. "Berdiri!" perintahnya. "Kau harus kuat. Seorang anak dari Klan Naar tidak boleh menunjukkan kelemahan!"Chin Cong berusaha berdiri, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Kakinya gemetar, dan ia terjatuh lagi.Pou Cong menghela napas, lalu mengangkat cambuknya. Namun, tepat sebelum cambuk itu menghantam tubuh Chin Cong—Whuuuuuus!Sebuah bayangan melesat dengan kecepatan luar bias

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   102. Jeritan

    Bau Ba Chin menatap Miao Meng dengan penuh rasa ingin tahu. “Bibi, apakah Anda orang tua Qu Cing?” tanyanya dengan nada hati-hati. Miao Meng tidak langsung menjawab. Ia justru menatap Bau Ba Chin dalam-dalam, lalu menghela napas pelan. “Apa yang membuatmu berpikir begitu?” tanyanya balik. Bau Ba Chin melirik Qu Cing, lalu kembali menatap Miao Meng. “Energi penyembuhan itu… sangat mirip dengan miliknya. Dan cara Bibi memandangnya bukan sekadar seperti seorang kenalan.” Qu Cing diam saja. Dalam hatinya, ia juga merasakan hal yang sama. Entah kenapa, sejak pertama kali melihat Miao Meng, ada sesuatu dalam dirinya yang merasa dekat dengan wanita itu. Miao Meng tersenyum tipis, lalu mengalihkan pandangannya ke langit. “Belum saatnya kalian tahu kebenarannya,” katanya dengan suara lembut. “Tapi aku berjanji, jika kau berhasil mencapai ranah spiritual tingkat sembilan, aku akan memberitahumu segalanya.” Qu Cing mengepalkan tangannya. Tingkat sembilan? Itu bukan hal yang mudah dicap

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   101. Apakah Anda orang tua Qu Cing?

    Suara Seo Rang terdengar serak, tetapi masih penuh dengan kesombongan. Ketika debu mulai mereda, sosoknya kembali terlihat.Tubuhnya penuh luka bakar akibat cahaya suci, kulitnya tampak hangus di beberapa bagian, dan tanduk kecil di kepalanya retak. Namun, matanya masih bersinar dengan keganasan yang tak surut."Menarik… sangat menarik…" Seo Rang menggerakkan lehernya ke kanan dan kiri, suara retakan tulang terdengar jelas. "Aku tidak mengira ada seseorang yang bisa menyerangku dengan cara seperti ini."Ia mengangkat tangan, jari-jarinya bergetar karena efek serangan sebelumnya. Namun, dalam hitungan detik, kegelapan kembali menyelimuti tubuhnya, menutupi luka-luka yang menganga.Kemudian, ia melirik sekeliling, mencoba mencari sosok Miao Meng, tetapi yang ia temukan hanyalah keheningan yang aneh.Alisnya berkerut. Ia yakin wanita itu ada di hadapannya beberapa saat lalu, dalam kondisi lemah dan nyaris tak bisa berdiri. Tidak mungkin ia bisa kabur begitu saja.‘Apa yang sebenarnya ter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   100. Sang Raja Tongkat

    Namun, Miao Meng sudah siap. Ia melompat ke samping, lalu dengan cepat menciptakan lapisan es tebal di sekelilingnya. Tombak itu menghantam es dengan keras, tetapi tidak langsung menembus.Miao Meng mendarat ringan di atas salah satu pilar es, lalu mengangkat satu tangan ke udara. Udara di sekitar mereka menjadi semakin dingin. Salju turun lebih deras, dan napas Seo Rang mulai mengembun.“Jangan meremehkanku,” ucapnya pelan.Dalam sekejap, badai salju menerjang. Angin es berputar liar, menutupi pandangan Seo Rang.Pria itu menyipitkan mata, lalu menyebarkan kegelapan dari tubuhnya, mencoba menyingkirkan salju itu. Namun, Miao Meng sudah berada di belakangnya, menciptakan bilah es yang lebih besar dan lebih tajam.“Serangan yang bagus,” Seo Rang berkata tanpa menoleh. “Tapi masih belum cukup.”Ia berbalik dengan cepat, menangkap bilah es itu dengan tangannya yang berselimut cahaya. Dalam sekejap, bilah es itu retak dan hancur berkeping-keping.Miao Meng terkejut, tetapi ia tidak menunj

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   99. Seo Rang vs Miao Meng

    "Pria itu hanya akan mengejar satu orang dalam satu waktu! Jika kita tetap bersama, ini hanya mempermudahnya menangkap kita semua sekaligus!" jelas Qu Cing.Miao Meng menggertakkan giginya. Ia tahu pernyataan itu memang ada benarnya. Namun, meninggalkan Qu Cing sendirian dengan pria seperti Seo Rang bukanlah pilihan yang baik.Qu Cing akhirnya membuat keputusan. "Aku akan menjadi umpan!" ujarnya tiba-tiba.Miao Meng tersentak. "Apa? Tidak, kau tidak bisa—""Sepertinya, dia lebih menginginkan kematianku dari pada menangkap Anda kembali, Bibi! Jika aku pergi ke arah lain, dia pasti akan mengejarku! Gunakan kesempatan itu untuk kabur!"Miao Meng tampak ragu. Matanya menatap anak itu dengan kebimbangan yang dalam."Percayalah padaku, Bibi!" Qu Cing menegaskan.Wajah Bau Ba Chin berkerut. "Tapi, ini akan sangat beresiko untukmu."Miao Meng menghentikan langkahnya. Napasnya memburu, bukan karena kelelahan, tetapi karena gejolak dalam hatinya yang tak bisa ia abaikan. Sementara itu, Qu Cing

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   98. Kejar-kejaran

    Bau Ba Chin membuka matanya kembali. Kali ini, warna bola matanya berubah menjadi hitam pekat, memancarkan aura kelam yang begitu menakutkan.Dengan satu gerakan tangannya, kabut hitam mulai membubung dari tanah, merayap ke setiap celah di hutan. Kegelapan itu bukan sekadar bayangan, melainkan energi yang mampu menghisap cahaya, menipu mata, dan membingungkan panca indera.Para pengawal yang mengejar Qu Cing dan Miao Meng langsung tersendat. Kabut hitam itu seperti makhluk hidup, menjerat kaki mereka, membelit tubuh mereka, dan menarik mereka ke dalam kekosongan."A-Apa ini?!" salah satu pengawal berteriak, mencoba menebas kegelapan dengan pedangnya, namun usahanya sia-sia. Semakin ia berusaha, semakin dalam ia terjebak.Di kejauhan, Qu Cing menoleh ke belakang dan melihat pemandangan itu. Ia tahu bahwa ini adalah ulah Bau Ba Chin."Terima kasih, Bau Ba Chin..." gumamnya dalam hati.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Sebuah cahaya keemasan tiba-tiba bersinar dari dalam kabut. S

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   97. Si pria gila misterius

    Qu Cing mengeraskan rahangnya. Jari-jarinya mengepal, matanya menatap lurus ke arah sangkar cahaya yang menahan Miao Meng. Ia tahu, satu-satunya cara untuk membebaskan wanita itu adalah dengan menggunakan kekuatan yang tersembunyi dalam dirinya—kekuatan yang belum pernah ia gunakan dalam pertempuran besar. Tanda Matahari.Sebuah lambang berbentuk matahari terukir di telapak tangan kanannya sejak ia kecil. Ia tidak tahu dari mana asalnya, tetapi ia selalu merasakan energi aneh yang mengalir dalam simbol itu. Sang tongkat sakti pernah berkata bahwa tanda ini mampu melahap cahaya, panas, dan melenyapkan kegelapan.Hingga kini, ia belum pernah menggunakannya dalam skala besar. Namun, tidak ada waktu untuk ragu.Qu Cing melompat turun dari pohon dengan gesit, mendarat di tanah dengan ringan. Ia segera membentangkan telapak tangan kanannya ke arah sangkar cahaya yang mengurung Miao Meng."Lahap!"Begitu kata itu terucap, tanda matahari di telapak tangannya mulai berpendar. Dalam sekejap, se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status