Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 29. Tiang kristal penguji

Share

29. Tiang kristal penguji

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2024-05-28 16:16:57

Kesokan harinya di pagi hari, atas perintah sang wakil kepala perguruan, beberapa pengurus telah menyiapkan tiang kristal penguji untuk menguji ranah spiritual seluruh murid Perguruan Long Ji.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan yang telah dicapai oleh setiap murid. Untuk kelas 1, murid yang berhasil mencapai ranah spiritual tingkat pertama tahap keenam atau lebih, akan naik ke kelas 2 dan berhak mengikuti ajang uji bakat. Yaitu berkesempatan menantang satu lawan satu, bebas memilih lawan yang diinginkan.

"Seluruh murid, diharap untuk berkumpul di halaman pelatihan untuk melaksanakan ujian!" ucap seorang pengurus terdengar dari suara gelombang batu spiritual yang terpasang di dinding pojok kelas.

Semua murid pun berbondong-bondong ke halaman pelatihan dan berbaris sesuai dengan kelas masing-masing. Suara gemuruh mereka saling berbincang.

"Qu Cing, bagaimana dengan latihanmu?" tanya An Cang tampak khawatir teman satu kelasnya ini tidak bisa mencapai titik tahap keen
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   30. Bau taik kucing

    Qu Cing menyunggingkan senyum. Dia sudah biasa mendapat hinaan itu dan terus melenggang maju tanpa memperdulikan ocehan Han Thu. Anak itu segera meletakan telapak tangan kanannya di tiang kristal penguji. Teman-teman sekelasnya, sangat menantikan hasil dari kristal penguji, termasuk Nie Lee yang saat ini masih mengawasi mereka dari atap perpustakaan.Whuuuuuuuuush!Kekuatan spiritual cahaya Qu Cing menggerakkan jarum pada tiang kristal penguji terus naik hingga ke titik ranah spiritual tingkat pertama tahap keenam. Pada titik itu, Qu Cing merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatannya seperti ditahan oleh sesuatu, sehingga ia tidak bisa menaikan jarum pada tiang kristal penguji lebih tinggi."Ada apa ini?" Qu Cing terheran-heran.Talapak tangan kanan anak itu, tiba-tiba mengeluarkan suatu gumpalan asap berwarna coklat. Gumpalan itu berbau busuk seperti taik kucing."Cukup, Tuanku. Jangan memaksakan diri! Tarik kembali tanganmu atau bau busuk itu akan menyebar dan menghebohkan tempat ini!" k

    Last Updated : 2024-05-29
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   31. Unjuk bakat

    Dalam Kitab Sang Raja Kera dia pernah mempelajari bahwa kekuatan spiritual dapat dipatahkan hanya dengan menggunakan tenaga dalam. Hal ini berlaku hanya untuk orang-orang yang memiliki tenaga dalam yang kuat. Tak sia-sia berhari-hari Qu Cing berlatih di Hutan Lembah Siluman Kera.Sejak pertarungan dimulai, Qu Cing sudah terbayang-bayang segala gerakan lawan. "Sangat lemah!" gumamnya. Ia mendapati intensitas tenaga dalam kekuatan spiritualnya sangat sedikit. "Cukup hanya dengan satu ujung jari telunjuk!"Pyaaaar!Bola spiritual air terpecah menghilang tak bersisa.Mata Qu Cing menyipit. Ia bergerak satu langkah maju sembari melayangkan kakinya. "Sekarang, giliranku!" Anak itu memusatkan tenaga dalam pada tendangannya. Lalu menendang dada anak dari kelas 1D itu dengan kuat.Bugh!Anak kelas 1D itu terhempas hingga keluar ring. Tidak hanya itu, ia merasakan rongga dadanya sesak hingga pingsan."Oh, apakah aku menendangnya terlalu keras?" Qu Cing berlari menghampiri anak itu untuk melihat

    Last Updated : 2024-05-30
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   32. Melawan Du Bai

    Masih terlihat lemah! Batin Qu Cing saat melihat serangan lesatan beberapa bola api yang terbang melesat ke arahnya. Kekuatan spiritualnya sama sekali tidak berbobot."Kau seharusnya berlatih beberapa teknik untuk memperkuat tenaga dalam terlebih dahulu!" ujar Qu Cing saat berada di hadapan Ji Thu sembari melayangkan sebuah tinju.Buak!"Ugh, sial! Bagaimana dia bisa sekuat itu?!" gerutu Ji Thu tersangkut di atas pohon. Dia merasa sangat malu telah dikalahkan oleh bocah itu, sehingga lebih memilih pura-pura pingsan di atas pohon.Kekuatan spiritual tanpa tenaga dalam diumpamakan seperti daging tanpa tulang. Tulang yang kuat, akan membentuk otot-otot pada daging membentuk suatu daya tahan dan kekuatan yang besar.Ji Thu ataupun anak dari kelas 1D yang Qu Cing hadapi, adalah anak-anak yang terlalu fokus berlatih kekuatan spiritual. Mereka melupakan dasar yang lebih penting, sehingga dapat dengan mudah dikalahkan."Luar Biasa!" gumam Du Bai. "Dia berkembang cepat dengan memahami dasar ke

    Last Updated : 2024-05-31
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   33. Mengaku kalah

    "Suara ini ...!" Du Bai berbalik sembari menghempaskan lengan ke belakang. Kekuatan tenaga dalamnya cukup berbobot. Meskipun ia mengenali suara itu, ia tak ragu menyerang. "Aku tidak akan mengaku kalah tanpa mencoba beberapa serangan!" ucapnya.Hap!Qu Cing menangkis lengan Du Bai dengan punggung tangan, lalu menghempaskan lutut ke depan mengenai perutnya. Setelah Du Bai membungkuk kesakitan memegang perut, Qu Cing menggerakkan siku dari atas ke bawah mengenai punggung anak itu.Buak!Du Bai tertohok memuntahkan darah. Hampir saja ia terjatuh, tangan kirinya menahan ke lantai. Kepalanya mendongak menatap Qu Cing. "Hebat! Benar-benar hebat!" ucapnya menyunggingkan senyum menampakkan giginya yang penuh darah. Kemudian, anak itu berguling mundur menjaga jarak dengan Qu Cing dan bangkit seraya berkata, "sekarang, coba hentikan ini!" Dia mengeluarkan seratus bola cahaya. Bola-bola itu melayang tinggi, lalu melesat cepat secara berbondong-bondong menghujani Qu Cing.Di samping itu, Qu Cing

    Last Updated : 2024-06-08
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   34. Melawan Dewi Chin

    Tubuh Bau Ba Chin terdorong hingga keluar ring pertempuran dan menghancurkan pedang api milik Chin Cong di luar ring. Dia pun berkata kepada gadis itu sembari tersenyum tipis, "selamat, kau mengalahkanku!""Apa-apaan ini?" Dahi Chin Cong berkerut. Ia merasa tidak terima menang dengan cara wseperti itu. "Apa kau sedang mempermainkanku?" gertaknya mengepal kedua tangan."Mempermainkanmu? Aku sama sekali tidak ada maksud seperti itu," sahut Bau Ba Chin."Cih!" Chin Cong mengeluarkan sebuah pedang api yang lebih besar dari sebelumnya. Ia menggenggam erat pedang itu dan mengarahkannya ke leher Bau Ba Chin yang berada di luar ring. "Bertarunglah dengan benar!"Bau Ba Chin pun menatap gadis itu tanpa rasa takut. "Bintang panggung unjuk bakat kali ini adalah saudaraku, Qu Cing. Kau seharusnya menantangnya bertarung, bukan menantangku!""Qu Cing? Haha!" ejek Chin Cong tertawa. "Apa yang bisa dia lakukan? hanya sebuah trik murahan! Ckck.""Trik murahan?" Gigi Bau Ba Chin menggertak kesal dengan

    Last Updated : 2024-06-14
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   35. Kekalahan Dewi Chin

    Baam! Baam! Baam!Seribu bola api menyerbu tak henti. Qu Cing masih di tempat tak goyah sedikitpun. Lapisan bola cahaya menahan serangan itu dengan kokoh. Sampai lesatan terakhir, Chin Cong mengejutkan Qu Cing dengan serangan pedang api membara.Whuuuuuush!Tiba-tiba, dalam benak Qu Cing terbayang-bayang sebuah tulisan yang menerangkan tentang teknik pelindung. Tentu saja tulisan itu berasal dari Kitab Sang Raja Kera yang telah diserapnya.Menambah lapisan elemen spiritual dapat memperkuat pertahanan. Namun, Qu Cing menemukan sesuatu yang lebih menarik, yaitu memantulkan serangan. Dia bisa memantulkan serangan dengan teknik pelindung dengan sedikit gerakan dari dalam. Yakni, gerakan yang berbobot dan mampu menekan serangan tersebut dengan tenaga dalam."Bola cahaya seratus lapis!"Pelindung bola cahaya, menebal semakin kokoh. Kepalan kedua tangan Qu Cing yang menyatu, merenggang dan dia menyatukannya kembali dengan posisi telapak tangan seperti bertapa. Kemudian, anak itu melangkahkan

    Last Updated : 2024-06-22
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   36. Kemunculan Nie Lee

    "Ka-kau!" Mata Ben Cong melotot. Tubuhnya sedikit gemetar melihat sosok lelaki itu. "Nie Lee!"Padahal, dia telah menghancurkan tubuh dan wajahnya agar tidak ada siapapun yang bisa mengenalinya. Bagaimana bisa wajah dan postur tubuhnya kembali seperti sedia kala? Pikir Ben Cong."Siapa pria itu?" tanya Chin Cong kepada Qu Cing."Dia adalah guruku, Kepala Perguruan Lee," jawab Qu Cing meringis.Tak lama kemudian, Gu Wang datang mengekor Nie Lee. "Aku tidak boleh melewatkan pertunjukan menarik," gumamnya tersenyum simpul.Untuk memastikan bahwa itu benar-benar Nie Lee, Ben Cong beranjak mendekati lelaki itu. Lalu, ia menyerangnya dengan serangan kejutan.Whuuuuuush!Seratus ekor burung api, terbang cepat mengepakan sayap ke arah Nie Lee. Setiap satu kepakan sayap, mengeluarkan satu ring api yang akan langsung melesat ke arah target.Syuuut syuuut syuuut!Mata Nie Lee menyipit. Ia bersiap dengan posisi kuda-kuda. Menggerakkan salah satu tangannya ke depan. Kelima jari saling berhimpitan

    Last Updated : 2024-06-26
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   37. Latihan

    Hari liburan pun tiba. Sebagian besar para murid, pulang ke kampung halaman untuk melepas rindu terhadap keluarga mereka. Namun, tidak dengan Qu Cing dan Bau Ba Chin.Meskipun Guru Shi tidak lagi menjadi guru mereka setelah kenaikan kelas, mereka tetap menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediamannya. Mereka berdua memanfaatkan sebagian waktu libur untuk berlatih bersama Nie Lee.Kedua bocah itu beradu tanding dengan sang guru. Nie Lee sengaja melakukan itu untuk mengetes sejauh mana kemampuan mereka."Serang aku! Jika kalian bisa menggoreskan sedikit luka di tubuhku, aku akan membawa kalian pergi ke pusat perbelanjaan Kota Ni, untuk membeli banyak makanan enak. Ehem!" Nie Lee mendekatkan kepalan tangan ke depan mulut. "Tan-pa tong-kat sak-ti!" lanjutnya, yang seketika itu membuat Qu Cing dan Bau Ba Chin tampak bersemangat. Kota Ni adalah kota terdekat, yang terletak di bagian selatan Perguruan Long Ji. Kota ini, didominasi oleh Klan Ma, yaitu klan tempat Nie Lee tumbuh besar."Sabi

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   74. Menundukkan raja kegelapan

    Beberapa saat sebelumnya di alam bawah sadar Bau Ba Chin. Anak itu sedang berjuang keras untuk menaklukkan sang raja kegelapan.Namun, rupanya itu sangat sulit. Raja kegelapan sangat berambisi untuk menguasai tubuhnya. Beberapa kali Bau Ba Chin hendak melawan, itu justru berakibat melukai dirinya sendiri."Bagaimana mungkin? Aku sama sekali tidak bisa menyentuhnya." Bau Ba Chin tertunduk merenung, wajahnya pucat dan nafasnya tersenggal-senggal. Darah segar mengalir dari sudut mulutnya karena terkena serangannya sendiri."Ha ha ha. Dasar bodoh! Kekuatanmu belum cukup untuk bisa menghadapiku, Bocah! Ragamu ini juga masih terlalu lemah untuk menampung kekuatanku," kata sang raja kegelapan."Tunggu beberapa tahun lagi, ketikan tubuhmu sudah benar-benar matang, aku akan mengambil alih dan membalaskan dendam kepada seluruh Klan Dhulam. Aku akan menjadikan tanah kediaman mereka sebagai kuburan! Ha ha ha!" imbuh sang raja kegelapan.Kebangkitan sang raja kegelapan adalah malapetaka bagi Klan D

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   73. Kelemahan ksatria bayangan

    Kedua ksatria bayangan itu, maju sekaligus menyerang Qu Cing. “Ternyata kau, cukup berkemampuan juga. Tapi, tetap saja kau hanyalah seorang anak bau tengik yang baru beranjak dewasa. Rasakan ini!” ucap salah satu dari mereka.Si ksatria yang pertama itu melangkah dengan gerakan seribu bayangan, melangkah cepat ke arah Qu Cing sembari kedua tangannya menciptakan dua belati dalam genggamannya. Sorot matanya, seperti elang yang sedang menerjang ingin menerkam mangsa.Ksatria bayangan yang lain, mengekor temannya dengan gerakan yang sama. Dia menerbangkan belati bayangan mengiringi mereka.“Berhati-hatilah, Tuanku. Ini adalah teknik tikaman bayangan,” kata sang tongkat sakti.“Bergerak dengan seribu bayangan untuk mengacaukan musuh, lalu menikam dengan pasti? Kalian berhadapan dengan orang yang salah!” Mata Qu Cing yang telah meningkat ketajamannya mengetahui bahwa kelemahan para ksatria bayangan adalah pada kakinya.Anak itu melihat setiap gerakan demi gerakan secara detail dan sangat li

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   72. Menembus ranah spiritual tingkat empat

    Qu Cing melesat ke atap mengikuti langkah derap dua ksatria bayangan itu, mengenakan jubah cokelat berhoodie dan wajah yang tertutup kain. Namun, anak itu tidak mendapati dua orang itu bertindak lebih lanjut."Tidak mungkin mereka hanya mengintai, kan?" gumam Qu Cing menaikan alisnya.Dulu, Thai Qu Cing dan Bau Ba Chin adalah teman sekamar. Namun, karena Qu Cing langsung melompat ke kelas 3, dia tidak bisa satu kamar lagi dengan Bau Ba Chin yang masih kelas 2. Sehingga, Nie Lee hanya bisa mengatur kamar mereka bersebelahan.Untuk mengetahui lebih jelas apa yang sedang para ksatria bayangan itu lakukan, Qu Cing diam-diam mendekat mencuri dengar pembicaraan mereka."Tuan Muda keempat sedang fokus bersemedi. Ini kesempatan bagus untuk membunuhnya," ucap salah satu dari ksatria bayangan itu.Sementara, satu ksatria yang lain tampak menoleh-noleh melihat keadaan sekitar. Lalu ia berkata, "aman!"Kemudian, mereka melesat menembus atap dengan teknik bayangan murni memasuki kamar Bau Ba Chin.

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   71. Penyatuan jiwa

    "Kau tidak perlu mengkhawatirkan penyatuan jiwa, Jia Gong An. Percayakan kepada muridmu. Percayalah, kau akan baik-baik saja," kata Nie Lee terlihat sangat tenang.Jia Gong An menatap Qu Cing dengan penuh tanda tanya. Rahasia apalagi yang disembunyikan oleh anak ini?Mereka pun membawa kembali Jia Gong An ke lembah siluman kera tempat raga mereka berada. Di sana tampak beberapa orang menunggu mereka dengan kekhawatiran. Kesadaran Nie Lee dan Thai Qu Cing bangun terlebih dahulu, sedangkan Jia Gong An masih dalam proses penyatuan jiwa.Raga Jia Gong An terguncang hebat. Pada tubuhnya mulai muncul retakan bercampur darah."Guru!" seru Qu Cing segera menghampiri Jia Gong An. Dua jari tangannya menekan di area dahi wanita itu untuk menyalurkan energi penyembuh ke otaknya.Mata Qu Cing menyipit menunjukan keseriusannya. Sementara yang lain menunggu dengan penuh kecemasan, sekalipun itu Nie Lee yang selalu yakin bahwa muridnya tidak akan gagal.Adapun yang dirasakan Jia Gong An, tubuhnya mer

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   70. Mengejar makhluk bayangan

    "Mau pergi ke mana kau, Gran Dong?" Gran Dong menoleh dan mendapati Tham Fan sudah berada di sisinya. Tham Fan berdiri di sana dengan rahang terkatup erat, tatapannya tajam seperti pisau, dan aura membunuh yang memancar darinya membuat setiap detik terasa penuh ancaman. "Tham Fan!" Raja iblis itu terhuyung dalam posisi yang rapuh. Segenap tubuhnya bergetar dengan rasa takut yang mencekam. Saat melihat Tham Fan, hatinya berdegup kencang seolah-olah sudah bisa mendengar detak waktu yang tersisa, mengingatkan bahwa dia sedang berada di ambang kematian. Dikelilingi oleh ancaman yang terbaca jelas dalam tatapan membara tersebut. Syuuuuut! Sebuah piringan bening raksasa tiba-tiba muncul di atas kepala Gran Dong, berputar vertikal dengan cepat disertai kobaran api membara, membelah tubuh Gran Dong menjadi dua bagian. Tubuhnya jatuh terjepit, kaku, dan tak bernyawa, seolah-olah semua kekuatan dan keangkuhannya seketika lenyap. Tumbuhan di sekitar yang terkena cipratan darahnya menjadi lay

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   69. Panah cahaya

    Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melihat Thai Qu Cing berlari tergesa-gesa bersama sang kepala perguruan."Apa kau tau bagaimana keadaan di luar sana?" tanya Du Bai kepada salah satu siluman kera."Tidak. Kami hanya mendapat perintah untuk menjaga Anda di sini," jawab si kera.Lu Tung yang berada di sana, mendengar percakapan mereka pun ikut angkat bicara. "Aku sungguh mengkhawatirkan Yang Mulia. Tapi, kami juga tidak bisa mengabaikan perintahnya," ujar kera hitam itu.Seketika, Du Bai menampakkan senyum meringis di wajahnya. "Bagus! Bukankah mengikuti mereka secara diam-diam itu bukan ide yang buruk? Kita hanya perlu berhati-hati agar tidak menjadi perhatian musuh." Kemudian, anak itu nekat mengikuti langkah Qu Cing dan Nie Lee dari kejauhan.Para kera pun tak ada pilihan selain mengekor di belakang Du Bai. Langkah derap yang pelan, namun pasti."Kalian yang bergerak di bagian tepi dan belakang, harus selalu waspada kalau-kalau ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba!" ujar Du Bai m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   68. Siasat Gran Dong

    Tanpa peringatan, makhluk bayangan itu meluncur cepat, seakan-akan muncul dari kegelapan itu sendiri. Tubuhnya berbalut asap hitam yang mengerikan, bergerak lincah dengan kecepatan yang hampir tak terlihat."Awas!" teriak Nie Lee, menarik tangan Qu Cing saat bayangan itu meluncur ke arah mereka.Anak itu hanya bisa melangkah mundur, matanya tajam menilai setiap gerakan makhluk tersebut. “Itu ... sangat cepat!” gumamnya, jantung Qu Cing berdebar, merasa terperangkap dalam perangkap yang tak terlihat.Makhluk bayangan itu berputar mengelilingi mereka, seakan mengejek dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi. "Jangan lengah!" kata Nie Lee, suaranya tegas dan penuh peringatan. Ia melangkah mundur, mengangkat tangan untuk melindungi dirinya dan Qu Cing. “Ingat, makhluk ini bisa menyerang dari mana saja. Fokuskan perhatianmu pada jejak-jejak bayangannya!”Qu Cing menatap sekeliling, mengumpulkan konsentrasi dengan mata cahaya. Sesaat kemudian, dia melihat kilatan hitam yang bergerak membaw

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   67. Mencari jejak bayangan

    Tak terasa, pertarungan berlangsung hingga hari menjelang malam. Saat Qu Cing berusaha untuk menyembuhkan Jia Gong An yang terluka parah, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Benar saja, tubuh Jia Gong An tak kunjung membaik. Anak itu mendapati tubuh sang guru memucat, denyut nadi berhenti, dan tak ada hembusan napas lagi."Tidak mungkin! Apakah Guru sudah mati?" gumam Thai Qu Cing. Rahangnya mengencang, jantungnya berdebar, wajah lesu dengan mata yang berkaca-kaca.Perasaan Qu Cing sangat kacau. Ia tertunduk setengah berdiri memandang tubuh Jia Gong An yang tak berdaya di hadapannya."Bagaimana keadaan Jiang An?" tanya sesosok lelaki di belakang Thai Qu Cing yang baru saja menyelesaikan pertarungannya dengan dua pangeran iblis.Anak itu tidak menjawab. Takut bercampur bingung. Ia masih menatap sang guru dengan wajah sayu.Sesaat kemudian, Thai Qu Cing menemukan sesuatu yang mengganjal. Darah Jia Gong An menghitam bercampur aura kegelapan hingga ke saluran urat-urat nadinya. Qu Cing m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   66. Kesadaran Raja Tham Fan

    “Raja Tham Fan, aku akan membebaskanmu dari ilusi ini!” teriak Nie Lee, melesatkan semburan air yang membelah kegelapan.Air yang berdesir itu mulai mengusir bayangan, menciptakan celah dalam ilusi yang menakutkan. Raja Tham Fan merasakan sentuhan realitas, matanya mulai menunjukkan tanda kehidupan. “Kau ... Nie Lee!”. "Hei,Tham Fan! Cepat bangun! Istrimu sedang sekarat! Dia akan mati jika kau tak kunjung sadar!" Nie Lee mendorong, berusaha menembus gelombang ilusi yang masih menghalangi.“Apa!” teriak Raja Tham Fan, suaranya menggema dalam kehampaan, mengguncang ilusi yang menjeratnya. Mata Raja Tham Fan yang tadinya kosong, kini menyala dengan api kemarahan yang membara. Ketika Nie Lee memanggilnya, menyuarakan bahwa Jiang An, sedang sekarat, kemarahan itu berubah menjadi kekuatan yang tak tertahankan. “Aku harus menyelamatkan Jiang An!” teriaknya, suaranya bergetar penuh keyakinan. Dengan satu gerakan kuat, ia menghancurkan ilusi itu, mengusir bayangan kelam yang menjeratnya. Da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status