Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 34. Melawan Dewi Chin

Share

34. Melawan Dewi Chin

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2024-06-14 13:47:45

Tubuh Bau Ba Chin terdorong hingga keluar ring pertempuran dan menghancurkan pedang api milik Chin Cong di luar ring. Dia pun berkata kepada gadis itu sembari tersenyum tipis, "selamat, kau mengalahkanku!"

"Apa-apaan ini?" Dahi Chin Cong berkerut. Ia merasa tidak terima menang dengan cara wseperti itu. "Apa kau sedang mempermainkanku?" gertaknya mengepal kedua tangan.

"Mempermainkanmu? Aku sama sekali tidak ada maksud seperti itu," sahut Bau Ba Chin.

"Cih!" Chin Cong mengeluarkan sebuah pedang api yang lebih besar dari sebelumnya. Ia menggenggam erat pedang itu dan mengarahkannya ke leher Bau Ba Chin yang berada di luar ring. "Bertarunglah dengan benar!"

Bau Ba Chin pun menatap gadis itu tanpa rasa takut. "Bintang panggung unjuk bakat kali ini adalah saudaraku, Qu Cing. Kau seharusnya menantangnya bertarung, bukan menantangku!"

"Qu Cing? Haha!" ejek Chin Cong tertawa. "Apa yang bisa dia lakukan? hanya sebuah trik murahan! Ckck."

"Trik murahan?" Gigi Bau Ba Chin menggertak kesal dengan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   35. Kekalahan Dewi Chin

    Baam! Baam! Baam!Seribu bola api menyerbu tak henti. Qu Cing masih di tempat tak goyah sedikitpun. Lapisan bola cahaya menahan serangan itu dengan kokoh. Sampai lesatan terakhir, Chin Cong mengejutkan Qu Cing dengan serangan pedang api membara.Whuuuuuush!Tiba-tiba, dalam benak Qu Cing terbayang-bayang sebuah tulisan yang menerangkan tentang teknik pelindung. Tentu saja tulisan itu berasal dari Kitab Sang Raja Kera yang telah diserapnya.Menambah lapisan elemen spiritual dapat memperkuat pertahanan. Namun, Qu Cing menemukan sesuatu yang lebih menarik, yaitu memantulkan serangan. Dia bisa memantulkan serangan dengan teknik pelindung dengan sedikit gerakan dari dalam. Yakni, gerakan yang berbobot dan mampu menekan serangan tersebut dengan tenaga dalam."Bola cahaya seratus lapis!"Pelindung bola cahaya, menebal semakin kokoh. Kepalan kedua tangan Qu Cing yang menyatu, merenggang dan dia menyatukannya kembali dengan posisi telapak tangan seperti bertapa. Kemudian, anak itu melangkahkan

    Last Updated : 2024-06-22
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   36. Kemunculan Nie Lee

    "Ka-kau!" Mata Ben Cong melotot. Tubuhnya sedikit gemetar melihat sosok lelaki itu. "Nie Lee!"Padahal, dia telah menghancurkan tubuh dan wajahnya agar tidak ada siapapun yang bisa mengenalinya. Bagaimana bisa wajah dan postur tubuhnya kembali seperti sedia kala? Pikir Ben Cong."Siapa pria itu?" tanya Chin Cong kepada Qu Cing."Dia adalah guruku, Kepala Perguruan Lee," jawab Qu Cing meringis.Tak lama kemudian, Gu Wang datang mengekor Nie Lee. "Aku tidak boleh melewatkan pertunjukan menarik," gumamnya tersenyum simpul.Untuk memastikan bahwa itu benar-benar Nie Lee, Ben Cong beranjak mendekati lelaki itu. Lalu, ia menyerangnya dengan serangan kejutan.Whuuuuuush!Seratus ekor burung api, terbang cepat mengepakan sayap ke arah Nie Lee. Setiap satu kepakan sayap, mengeluarkan satu ring api yang akan langsung melesat ke arah target.Syuuut syuuut syuuut!Mata Nie Lee menyipit. Ia bersiap dengan posisi kuda-kuda. Menggerakkan salah satu tangannya ke depan. Kelima jari saling berhimpitan

    Last Updated : 2024-06-26
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   37. Latihan

    Hari liburan pun tiba. Sebagian besar para murid, pulang ke kampung halaman untuk melepas rindu terhadap keluarga mereka. Namun, tidak dengan Qu Cing dan Bau Ba Chin.Meskipun Guru Shi tidak lagi menjadi guru mereka setelah kenaikan kelas, mereka tetap menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediamannya. Mereka berdua memanfaatkan sebagian waktu libur untuk berlatih bersama Nie Lee.Kedua bocah itu beradu tanding dengan sang guru. Nie Lee sengaja melakukan itu untuk mengetes sejauh mana kemampuan mereka."Serang aku! Jika kalian bisa menggoreskan sedikit luka di tubuhku, aku akan membawa kalian pergi ke pusat perbelanjaan Kota Ni, untuk membeli banyak makanan enak. Ehem!" Nie Lee mendekatkan kepalan tangan ke depan mulut. "Tan-pa tong-kat sak-ti!" lanjutnya, yang seketika itu membuat Qu Cing dan Bau Ba Chin tampak bersemangat. Kota Ni adalah kota terdekat, yang terletak di bagian selatan Perguruan Long Ji. Kota ini, didominasi oleh Klan Ma, yaitu klan tempat Nie Lee tumbuh besar."Sabi

    Last Updated : 2024-07-01
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   38. Gadis buruk rupa

    Dua buah sabit, yaitu dari kekuatan spiritual cahaya dan kegelapan, bersatu memutar spiral membentuk seperti ujung tombak. Semakin melesat mendekati Nie Lee, semakin kedua sabit itu membesar. Bukan hanya bentuknya yang membesar, tapi juga berbobot.Nie Lee bersiap menerima serangan itu, dengan gigih menyilangkan kedua tangan di dalam bola pelindung.Pyaaaar!Serangan mereka berhasil menembus pertahanan Nie Lee dan bola pelindung pun hancur. Mata pria itu seketika membulat. Serangan itu membuat tubuhnya terdorong hingga beberapa meter. Tanpa ia sadari, ujung mulutnya mengalirkan darah segar sampai ke dagu dan menetes ke tanah.Kemudian, pria itu tersenyum simpul dan berkata, "bagus! Ha ha ha." Dia tertawa puas.Setelah latihan selesai, Nie Lee langsung mengajak mereka ke sebuah rumah makan di Kota Ni. Mereka memilih duduk di bagian sudut ruangan dekat jendela.Seorang pelayan datang membawa papan pipih berbentuk petak. Selembar lontar bertuliskan beberapa menu makanan terselip pada pap

    Last Updated : 2024-07-03
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   39. Anak tertua Keluarga Bau

    Spontan, gadis itu berbalik dan lari. Dia tidak ingin Qu Cing melihat keadaan yang seperti ini.Dahi Qu Cing berkerut. "Cing Ge?" Hanya satu orang yang memanggilnya dengan sebutan itu. Dia pun beranjak lari mengejar gadis itu. "Siapa yang membuatmu menjadi seperti ini, Jie Jie?" tanya Qu Cing dengan cepat berhasil menghadangnya.Shi Jie terperanjat. Lalu kepalanya menunduk tanpa kata-kata. Kakinya melangkah mundur berusaha menghindar. Dia kembali membalikan badannya dengan cepat, akan tetapi Qu Cing tiba-tiba sudah berada di hadapannya. Anak itu menyentuh hidung mungilnya dan energi penyembuh milik Qu Cing pun menyebar perlahan ke permukaan kulit."Dasar bodoh! Mengapa kau malah sembunyi dan menghindar dariku?!" Qu Cing mencubit kedua pipi gadis itu dengan gemas sekaligus untuk menyembuhkannya.Gadis itu merasa, Qu Cing telah melakukan sesuatu terhadap wajahnya. "Apa yang Cing Ge lakukan terhadap wajahku?" ujarnya sembari menyentuh kedua pipi setelah Qu Cing mencubitnya."Pulanglah d

    Last Updated : 2024-07-10
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   40. Bersekutu

    Qu Cing memanggil sang tongkat sakti, lalu melesat cepat. Karena jarak Hutan Lembah Siluman sudah dekat, hanya dengan beberapa kejapan mata, anak itu pun sampai di depan kediaman sang raja ular."Apa yang membuatmu begitu tergesa-gesa datang ke tempatku, teman kecil?" ujar Raja Tham Fan tampak sedang duduk santai sembari menikmati secangkir cairan merah kecoklatan di depan kediamannya."Bersiaplah! Musuh akan datang!""Apa!" Raja Tham Fan menegakkan tubuhnya. Secangkir minuman yang baru saja ia nikmati, seketika tak lagi berselera untuk menikmatinya. Lalu, dia berdiri dan berkata, "siapa yang akan datang?""Bell Lee Yong. Dia meminta bantuan kepada anak tertua dari Klan Dhulam untuk membunuh Anda!" ungkap Qu Cing menjelaskan.Mata sang raja terbelalak. Lalu, bibirnya mengantup dan kedua tangan mengepal erat. Ia pun berpaling dari Qu Cing dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk bersiap-siap menyambut musuh di perbatasan. "Aku

    Last Updated : 2024-07-17
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   41. Membunuh rekan sendiri

    Beberapa saat sebelum Bau Phe Sing menyerang, Qu Cing melihat raut wajah Bau Ba Chin penuh dendam. Ia menepuk sisi bahunya. "Apa yang membuatmu begitu membenci pria itu?" "Seluruh manusia di Kediaman Bau, menganggapku sebagai anak yang akan mendatangkan malapetaka. Tapi, sebagian mereka ada yang menampakkan rasa iba terhadapku, sehingga aku hanya diasingkan dari kediaman. Jikalau, Kakak Tertua tidak membuat masalah dan melimpahkan semua kesialan dikarenakan kehadiranku, Keluarga Bau tidak akan sampai merencanakan tindakan pembunuhan terhadapku," terang Bau Ba Chin. "Aku ... ingin membunuhnya!" Tangan anak berkulit hitam itu mengepal kuat. Matanya mulai menghintam seperti kejadian saat bertarung dengan Du Bai dan teman-temannya waktu itu. Jika sang kegelapan telah menguasai dirinya, maka pikirannya akan terkontaminasi. Dia tidak akan berhenti bertarung, sampai salah satu dari mereka mati. Qu Cing menepuk punggungnya. "Tenanglah! Itu akan ada saatnya nanti, Teman. Kita harus lebih

    Last Updated : 2024-07-22
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   42. Mata cahaya

    "Fokuslah, Tuanku! Pelajari teknik mata cahaya dalam Kitab Sang Raja Kera! Teknik itu bisa membantumu melihat meski dalam gumpalan kegelapan yang sangat pekat! Aku akan menghalau segala serangan yang mendekatimu," ujar sang tongkat sakti turut membantu memberikan petunjuk, di kala Qu Cing kebingungan.Teknik mata cahaya?Qu Cing memejamkan mata sembari bergumam, "tunjukan padaku teknik mata cahaya!"Sosok bayangan hitam, muncul di alam bawah sadarnya mengajarkan teknik tersebut. Dalam sekali percobaan, Qu Cing meniru gerakannya. Seketika, matanya terbelalak dalam kenyataan memancarkan aliran cahaya.Gumpalan kabut kegelapan, kini tidak lagi menjadi masalah baginya. Dia melihat Nie Lee tampak terus menambalkan lapisan pelindungnya yang retak."Guru, apakah Anda baik-baik saja?""Jangan pedulikan aku! Bantulah raja ular! Sekarang, dia pasti sudah terpengaruh. Jangan sampai pria dari Keluarga Bau itu berhasil mendapatkan mustika hitam miliknya! Ini akan lebih berbahaya!" balasnya.Qu Cin

    Last Updated : 2024-07-23

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   74. Menundukkan raja kegelapan

    Beberapa saat sebelumnya di alam bawah sadar Bau Ba Chin. Anak itu sedang berjuang keras untuk menaklukkan sang raja kegelapan.Namun, rupanya itu sangat sulit. Raja kegelapan sangat berambisi untuk menguasai tubuhnya. Beberapa kali Bau Ba Chin hendak melawan, itu justru berakibat melukai dirinya sendiri."Bagaimana mungkin? Aku sama sekali tidak bisa menyentuhnya." Bau Ba Chin tertunduk merenung, wajahnya pucat dan nafasnya tersenggal-senggal. Darah segar mengalir dari sudut mulutnya karena terkena serangannya sendiri."Ha ha ha. Dasar bodoh! Kekuatanmu belum cukup untuk bisa menghadapiku, Bocah! Ragamu ini juga masih terlalu lemah untuk menampung kekuatanku," kata sang raja kegelapan."Tunggu beberapa tahun lagi, ketikan tubuhmu sudah benar-benar matang, aku akan mengambil alih dan membalaskan dendam kepada seluruh Klan Dhulam. Aku akan menjadikan tanah kediaman mereka sebagai kuburan! Ha ha ha!" imbuh sang raja kegelapan.Kebangkitan sang raja kegelapan adalah malapetaka bagi Klan D

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   73. Kelemahan ksatria bayangan

    Kedua ksatria bayangan itu, maju sekaligus menyerang Qu Cing. “Ternyata kau, cukup berkemampuan juga. Tapi, tetap saja kau hanyalah seorang anak bau tengik yang baru beranjak dewasa. Rasakan ini!” ucap salah satu dari mereka.Si ksatria yang pertama itu melangkah dengan gerakan seribu bayangan, melangkah cepat ke arah Qu Cing sembari kedua tangannya menciptakan dua belati dalam genggamannya. Sorot matanya, seperti elang yang sedang menerjang ingin menerkam mangsa.Ksatria bayangan yang lain, mengekor temannya dengan gerakan yang sama. Dia menerbangkan belati bayangan mengiringi mereka.“Berhati-hatilah, Tuanku. Ini adalah teknik tikaman bayangan,” kata sang tongkat sakti.“Bergerak dengan seribu bayangan untuk mengacaukan musuh, lalu menikam dengan pasti? Kalian berhadapan dengan orang yang salah!” Mata Qu Cing yang telah meningkat ketajamannya mengetahui bahwa kelemahan para ksatria bayangan adalah pada kakinya.Anak itu melihat setiap gerakan demi gerakan secara detail dan sangat li

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   72. Menembus ranah spiritual tingkat empat

    Qu Cing melesat ke atap mengikuti langkah derap dua ksatria bayangan itu, mengenakan jubah cokelat berhoodie dan wajah yang tertutup kain. Namun, anak itu tidak mendapati dua orang itu bertindak lebih lanjut."Tidak mungkin mereka hanya mengintai, kan?" gumam Qu Cing menaikan alisnya.Dulu, Thai Qu Cing dan Bau Ba Chin adalah teman sekamar. Namun, karena Qu Cing langsung melompat ke kelas 3, dia tidak bisa satu kamar lagi dengan Bau Ba Chin yang masih kelas 2. Sehingga, Nie Lee hanya bisa mengatur kamar mereka bersebelahan.Untuk mengetahui lebih jelas apa yang sedang para ksatria bayangan itu lakukan, Qu Cing diam-diam mendekat mencuri dengar pembicaraan mereka."Tuan Muda keempat sedang fokus bersemedi. Ini kesempatan bagus untuk membunuhnya," ucap salah satu dari ksatria bayangan itu.Sementara, satu ksatria yang lain tampak menoleh-noleh melihat keadaan sekitar. Lalu ia berkata, "aman!"Kemudian, mereka melesat menembus atap dengan teknik bayangan murni memasuki kamar Bau Ba Chin.

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   71. Penyatuan jiwa

    "Kau tidak perlu mengkhawatirkan penyatuan jiwa, Jia Gong An. Percayakan kepada muridmu. Percayalah, kau akan baik-baik saja," kata Nie Lee terlihat sangat tenang.Jia Gong An menatap Qu Cing dengan penuh tanda tanya. Rahasia apalagi yang disembunyikan oleh anak ini?Mereka pun membawa kembali Jia Gong An ke lembah siluman kera tempat raga mereka berada. Di sana tampak beberapa orang menunggu mereka dengan kekhawatiran. Kesadaran Nie Lee dan Thai Qu Cing bangun terlebih dahulu, sedangkan Jia Gong An masih dalam proses penyatuan jiwa.Raga Jia Gong An terguncang hebat. Pada tubuhnya mulai muncul retakan bercampur darah."Guru!" seru Qu Cing segera menghampiri Jia Gong An. Dua jari tangannya menekan di area dahi wanita itu untuk menyalurkan energi penyembuh ke otaknya.Mata Qu Cing menyipit menunjukan keseriusannya. Sementara yang lain menunggu dengan penuh kecemasan, sekalipun itu Nie Lee yang selalu yakin bahwa muridnya tidak akan gagal.Adapun yang dirasakan Jia Gong An, tubuhnya mer

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   70. Mengejar makhluk bayangan

    "Mau pergi ke mana kau, Gran Dong?" Gran Dong menoleh dan mendapati Tham Fan sudah berada di sisinya. Tham Fan berdiri di sana dengan rahang terkatup erat, tatapannya tajam seperti pisau, dan aura membunuh yang memancar darinya membuat setiap detik terasa penuh ancaman. "Tham Fan!" Raja iblis itu terhuyung dalam posisi yang rapuh. Segenap tubuhnya bergetar dengan rasa takut yang mencekam. Saat melihat Tham Fan, hatinya berdegup kencang seolah-olah sudah bisa mendengar detak waktu yang tersisa, mengingatkan bahwa dia sedang berada di ambang kematian. Dikelilingi oleh ancaman yang terbaca jelas dalam tatapan membara tersebut. Syuuuuut! Sebuah piringan bening raksasa tiba-tiba muncul di atas kepala Gran Dong, berputar vertikal dengan cepat disertai kobaran api membara, membelah tubuh Gran Dong menjadi dua bagian. Tubuhnya jatuh terjepit, kaku, dan tak bernyawa, seolah-olah semua kekuatan dan keangkuhannya seketika lenyap. Tumbuhan di sekitar yang terkena cipratan darahnya menjadi lay

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   69. Panah cahaya

    Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melihat Thai Qu Cing berlari tergesa-gesa bersama sang kepala perguruan."Apa kau tau bagaimana keadaan di luar sana?" tanya Du Bai kepada salah satu siluman kera."Tidak. Kami hanya mendapat perintah untuk menjaga Anda di sini," jawab si kera.Lu Tung yang berada di sana, mendengar percakapan mereka pun ikut angkat bicara. "Aku sungguh mengkhawatirkan Yang Mulia. Tapi, kami juga tidak bisa mengabaikan perintahnya," ujar kera hitam itu.Seketika, Du Bai menampakkan senyum meringis di wajahnya. "Bagus! Bukankah mengikuti mereka secara diam-diam itu bukan ide yang buruk? Kita hanya perlu berhati-hati agar tidak menjadi perhatian musuh." Kemudian, anak itu nekat mengikuti langkah Qu Cing dan Nie Lee dari kejauhan.Para kera pun tak ada pilihan selain mengekor di belakang Du Bai. Langkah derap yang pelan, namun pasti."Kalian yang bergerak di bagian tepi dan belakang, harus selalu waspada kalau-kalau ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba!" ujar Du Bai m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   68. Siasat Gran Dong

    Tanpa peringatan, makhluk bayangan itu meluncur cepat, seakan-akan muncul dari kegelapan itu sendiri. Tubuhnya berbalut asap hitam yang mengerikan, bergerak lincah dengan kecepatan yang hampir tak terlihat."Awas!" teriak Nie Lee, menarik tangan Qu Cing saat bayangan itu meluncur ke arah mereka.Anak itu hanya bisa melangkah mundur, matanya tajam menilai setiap gerakan makhluk tersebut. “Itu ... sangat cepat!” gumamnya, jantung Qu Cing berdebar, merasa terperangkap dalam perangkap yang tak terlihat.Makhluk bayangan itu berputar mengelilingi mereka, seakan mengejek dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi. "Jangan lengah!" kata Nie Lee, suaranya tegas dan penuh peringatan. Ia melangkah mundur, mengangkat tangan untuk melindungi dirinya dan Qu Cing. “Ingat, makhluk ini bisa menyerang dari mana saja. Fokuskan perhatianmu pada jejak-jejak bayangannya!”Qu Cing menatap sekeliling, mengumpulkan konsentrasi dengan mata cahaya. Sesaat kemudian, dia melihat kilatan hitam yang bergerak membaw

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   67. Mencari jejak bayangan

    Tak terasa, pertarungan berlangsung hingga hari menjelang malam. Saat Qu Cing berusaha untuk menyembuhkan Jia Gong An yang terluka parah, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Benar saja, tubuh Jia Gong An tak kunjung membaik. Anak itu mendapati tubuh sang guru memucat, denyut nadi berhenti, dan tak ada hembusan napas lagi."Tidak mungkin! Apakah Guru sudah mati?" gumam Thai Qu Cing. Rahangnya mengencang, jantungnya berdebar, wajah lesu dengan mata yang berkaca-kaca.Perasaan Qu Cing sangat kacau. Ia tertunduk setengah berdiri memandang tubuh Jia Gong An yang tak berdaya di hadapannya."Bagaimana keadaan Jiang An?" tanya sesosok lelaki di belakang Thai Qu Cing yang baru saja menyelesaikan pertarungannya dengan dua pangeran iblis.Anak itu tidak menjawab. Takut bercampur bingung. Ia masih menatap sang guru dengan wajah sayu.Sesaat kemudian, Thai Qu Cing menemukan sesuatu yang mengganjal. Darah Jia Gong An menghitam bercampur aura kegelapan hingga ke saluran urat-urat nadinya. Qu Cing m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   66. Kesadaran Raja Tham Fan

    “Raja Tham Fan, aku akan membebaskanmu dari ilusi ini!” teriak Nie Lee, melesatkan semburan air yang membelah kegelapan.Air yang berdesir itu mulai mengusir bayangan, menciptakan celah dalam ilusi yang menakutkan. Raja Tham Fan merasakan sentuhan realitas, matanya mulai menunjukkan tanda kehidupan. “Kau ... Nie Lee!”. "Hei,Tham Fan! Cepat bangun! Istrimu sedang sekarat! Dia akan mati jika kau tak kunjung sadar!" Nie Lee mendorong, berusaha menembus gelombang ilusi yang masih menghalangi.“Apa!” teriak Raja Tham Fan, suaranya menggema dalam kehampaan, mengguncang ilusi yang menjeratnya. Mata Raja Tham Fan yang tadinya kosong, kini menyala dengan api kemarahan yang membara. Ketika Nie Lee memanggilnya, menyuarakan bahwa Jiang An, sedang sekarat, kemarahan itu berubah menjadi kekuatan yang tak tertahankan. “Aku harus menyelamatkan Jiang An!” teriaknya, suaranya bergetar penuh keyakinan. Dengan satu gerakan kuat, ia menghancurkan ilusi itu, mengusir bayangan kelam yang menjeratnya. Da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status