Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 41. Membunuh rekan sendiri

Share

41. Membunuh rekan sendiri

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2024-07-22 07:44:22
Beberapa saat sebelum Bau Phe Sing menyerang, Qu Cing melihat raut wajah Bau Ba Chin penuh dendam. Ia menepuk sisi bahunya. "Apa yang membuatmu begitu membenci pria itu?"

"Seluruh manusia di Kediaman Bau, menganggapku sebagai anak yang akan mendatangkan malapetaka. Tapi, sebagian mereka ada yang menampakkan rasa iba terhadapku, sehingga aku hanya diasingkan dari kediaman. Jikalau, Kakak Tertua tidak membuat masalah dan melimpahkan semua kesialan dikarenakan kehadiranku, Keluarga Bau tidak akan sampai merencanakan tindakan pembunuhan terhadapku," terang Bau Ba Chin.

"Aku ... ingin membunuhnya!" Tangan anak berkulit hitam itu mengepal kuat. Matanya mulai menghintam seperti kejadian saat bertarung dengan Du Bai dan teman-temannya waktu itu. Jika sang kegelapan telah menguasai dirinya, maka pikirannya akan terkontaminasi. Dia tidak akan berhenti bertarung, sampai salah satu dari mereka mati.

Qu Cing menepuk punggungnya. "Tenanglah! Itu akan ada saatnya nanti, Teman. Kita harus lebih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   42. Mata cahaya

    "Fokuslah, Tuanku! Pelajari teknik mata cahaya dalam Kitab Sang Raja Kera! Teknik itu bisa membantumu melihat meski dalam gumpalan kegelapan yang sangat pekat! Aku akan menghalau segala serangan yang mendekatimu," ujar sang tongkat sakti turut membantu memberikan petunjuk, di kala Qu Cing kebingungan.Teknik mata cahaya?Qu Cing memejamkan mata sembari bergumam, "tunjukan padaku teknik mata cahaya!"Sosok bayangan hitam, muncul di alam bawah sadarnya mengajarkan teknik tersebut. Dalam sekali percobaan, Qu Cing meniru gerakannya. Seketika, matanya terbelalak dalam kenyataan memancarkan aliran cahaya.Gumpalan kabut kegelapan, kini tidak lagi menjadi masalah baginya. Dia melihat Nie Lee tampak terus menambalkan lapisan pelindungnya yang retak."Guru, apakah Anda baik-baik saja?""Jangan pedulikan aku! Bantulah raja ular! Sekarang, dia pasti sudah terpengaruh. Jangan sampai pria dari Keluarga Bau itu berhasil mendapatkan mustika hitam miliknya! Ini akan lebih berbahaya!" balasnya.Qu Cin

    Last Updated : 2024-07-23
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   43. Kekuatan raja kematian

    Bau Ba Chin tersenyum dan berkata, "kau lihat kan! Sudah ku bilang, dia pasti datang!" ujarnya kepada sang raja kegelapan. "Huh!" Raja kegelapan mendengus. "Lalu, apa kau pikir bocah ingusan sepertinya mampu mengalahkan orang yang telah berhasil menundukan sang raja kematian? Ckck," ucapnya sinis. Dengan entengnya, Bau Ba Chin menjawab, "kau tidak tahu! Pendekar Cahaya memiliki banyak keberuntungan!" Tak lama kemudian, Qu Cing datang menghampiri Bau Ba Chin. Dia berjongkok dengan salah satu lutut sebagai tumpuan menyentuh tanah. Lalu, bocah itu menyentuh dada Bau Ba Chin. Baru sebagian ia memulihkan tubuhnya, putera tertua dari Keluarga Bau, muncul di belakang Qu Cing dengan mengendalikan seribu pedang tulang kegelapan di atasnya. Whuuuuuush! Pedang tulang kegelapan itu menyerbu mereka. Bau Ba Chin terbelalak. Ia segera menghentikan penyembuhannya dan merangkul Qu Cing berguling ke samping seraya berseru, "awaaas!" Syuuut syuuut syuuut! Sssssssh! Pedang-pedang tulang

    Last Updated : 2024-07-24
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   44. Pasukan kera

    Beberapa waktu yang lalu sebelum Qu Cing terkurung di suatu ruang misterius, yaitu ketika hari menjelang malam, tiba-tiba tanah Lembah Siluman Kera sedikit berguncang. Hal ini membuat Lu Tung meningkatkan kewaspadaannya. Ia mengumpulkan para kera di satu tempat."Kita harus berhati-hati! Mungkin akan ada serangan kejutan!" ujar Lu Tung kepada para kera.Setelah beberapa saat, mereka tidak kunjung mendapat serangan apapun. Namun, perasaan buruk terus menghantui Lu Tung sebab guncangan tadi.Apa yang sebenarnya terjadi? Pikir kera hitam itu."Sepertinya serangan itu tidak ditunjukan untuk kita, melainkan untuk para siluman ular. Jika kau memberi perintah kepadaku untuk mengecek ke Lembah Siluman Ular, aku akan pergi ke sana sekarang juga!" ucap seekor kera kecil berbulu cokelat."Hmm, itu ide yang bagus. Pergilah! Dan, segera kembali! Kabarkan kepada kami apa yang terjadi di sana!" perintah Lu Tung lantang.Kera kecil itu segera pergi tanpa menunda sedetikpun. Dia melompat ranting demi

    Last Updated : 2024-07-25
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   45. Dendam Bau Ba Chin

    "Perintahkan mereka agar kembali bersiul lebih keras, untuk mengacaukan gelombang ilusi raja kematian!" teriak Nie Lee kepada Qu Cing. Pria itu berusaha keras membentuk dinding air penghalang, sehingga semua makhluk yang berada di belakangnya termasuk sang raja ular terhalang dari ilusi itu."Laksanakan apa yang Guru perintahkan!" ucap Qu Cing kepada Lu Tung dan para kera."Guru?" Lu Tung menyahut dengan penuh tanda tanya."Benar. Guruku, adalah guru kalian! Aku memintanya, agar dia berkenan mengajari kalian suatu ilmu. Dan tujuan kami yang sebenarnya adalah Hutan lembah Siluman Kera untuk memenuhi janjiku. Tapi, karena kami mendapat kabar buruk bahwa peperangan akan terjadi di Lembah Ular, kami pun menghentikan langkah dan singgah di sini sampai saat ini," jelas Qu Cing.Lu Tung tersenyum. "Ayo lakukan!" serunya kepada para kera. Mereka menghimpun tenaga dalam sesaat, lalu bersiul mendenging dengan suara yang sangat keras. Gelombang ilusi sang raja kematian pun hancur.Bau Phe Sing

    Last Updated : 2024-07-26
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   46. Membantu teman

    Beberapa saat sebelum Qu Cing dan Bau Ba Chin datang, Bery Tha sedang duduk santai bersenda gurau bersama kedua orang tua dan adik perempuannya. Tiba-tiba, tiga pengawal datang ke rumahnya."Tuan Wisa Tha, Anda diduga telah melakukan tindakan pembunuhan terhadap Pemimpin Klan. Atas perintah putera tertua sang pemimpin, kami menangkap Anda untuk menjalankan eksekusi. Saat ini, Pemimpin sakit parah karena terkena racun. Dan racun itu telah diselidiki berasal dari senjata yang Anda buat," kata sang pengawal."Apa? Bagaimana mungkin? Aku sungguh tidak mengerti, bagaimana bisa ada racun di sana?" ujar Wisa Tha (ayah Bery Tha) kebingungan. Wajahnya tampak cemas hingga keringat mengalir di pelipisnya.Tanpa berkata-kata lagi, ketiga pengawal itu langsung menyeret pria paruh baya itu keluar dan membawanya ke Kediaman Keluarga Rhi. Bery Tha berusaha mencegah. Akan tetapi dia didorong keras hingga terjatuh tersungkur.Gigi anak itu menggertak. Dia bangkit merangkak, lalu membentuk tangga tanah

    Last Updated : 2024-07-27
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   47. Kembali ke perguruan

    Sejak berada di luar bangunan ini, Qu Cing sudah merasa ada yang aneh. Dari setiap tempat di Kediaman Keluarga Rhi yang terlihat megah dan indah, hanya Kediaman Kaktius Berdu Rhi yang memancarkan energi gelap.Langkah Qu Cing terhenti. Dia menatap tajam pedang yang bertengger itu."Mata cahaya!"Tak disangka, pandangannya berhasil menembus suatu ruang dari pedang tersebut. Tampak sosok makhluk hitam bersayam di sana."Itu adalah ras iblis hitam!" ucap sang tongkat sakti. "Kembalilah, Tuanku! Kabarkan hal ini kepada Tuan Muda Rhi. Biarkan dia yang mengurusnya. Anda hanya cukup membuktikan bahwa ayah dari teman Anda tidak bersalah, bukan?""Kau benar. Untuk apa aku bersusah payah mengurus sesuatu hal yang bukan urusanku. Tapi, bagaimana cara aku harus menunjukkannya?""Anda bisa menyalurkan energi dan meminjamkan mata cahaya sejenak sampai dia mengeluarkan makhluk itu dari pedang tersebut, Tuanku."Qu Cing pun berbalik arah dan keluar dari tempat itu. Di depan kediaman, ternyata Nang Bu

    Last Updated : 2024-07-28
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   48. Sosok berjubah merah

    Qu Cing terperanjat bangkit. Celananya terbakar api membara yang tiba-tiba keluar dari tempat duduknya, hingga tampak daging empuk yang sedikit matang dan terasa hangat. Ukiran aneh yang melekat di sana pun seketika hangus. "Ini ..." "Ha ha ha ha ha!" Suara Qu Cing rertahan karena tawa teman-teman sekelasnya yang menggelegar. "Lihatlah pantatnya! Ha ha ha!" teriak salah satu dari mereka. Qu Cing meraba bagian belakang yang mulai terasa dingin berangin-angin. "Oh, astaga!" Anak itu segera menutup celana berlubangnya dengan energi cahaya, sehingga tampaklah pantat indah nan bercahaya. Kemudian, Qu Cing menatap tajam teman-temannya itu. "Hehe." Dia nyengir sembari menjentikkan jari. Lalu, muncul lima bola cahaya yang masing-masing mendekati kelima temannya. "Pantat, dibalas dengan pantat!" ujar Qu Cing melesatkan kelima bola itu ke pantat mereka. Mereka menjerit ketakutan lari pontang-panting dikejar bola cahaya milik Qu Cing. Segera mereka memohon ampun agar Qu Cing men

    Last Updated : 2024-07-29
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   49. Ramuan oj

    "Aku hanya ingin memastikan bahwa kau adalah pendekar cahaya!"Qu Cing melesat cepat dengan langkah cahaya ke sisi Du Bai. "Lalu, apa kau sudah sangat yakin dengan dugaanmu?"Du Bai sedikit tersentak dengan kehadiran anak itu yang tiba-tiba berada di sisinya. "Hmm. Ya, aku sangat yakin. Benar, kan?""Hehe." Qu Cing hanya meringis tersenyum simpul. Tanpa menjawab rasa penasaran Du Bai, anak itu pun menghilang bagai kilat."Huh!" Du Bai mendesah. Dia merasa bahwa Qu Cing masih belum bisa menerima dirinya sebab perilakunya dulu. Padahal ia sangat ingin berteman.Sementara itu, Qu Cing kembali ke kelas 3F untuk mendapatkan pengajaran. Berkat kelima teman sekelasnya, kini dia mendapat bekal lima tanda. Tanda api membara dari Jien Jing. Gadis berambut ikal itu mengajari Qu Cing secara detail bagaimana susunan titik, garis dan lengkungan yang dipadukan ke dalam sebuah kertas spiritual.Kemudian, setelah coretan tanda itu selesai, untuk mengaktifkan tanda, harus menggunakan sedikit kekuatan

    Last Updated : 2024-08-07

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   112. Berpisah

    Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya kembali ke Perguruan Long Ji. Qu Cing dan Bau Ba Chin melapor langsung kepada sang guru. Nie Lee duduk tenang di atas kursi meditasi batu yang dibalut akar pohon spiritual tua. Jubah panjangnya berkibar pelan karena angin pegunungan, tapi sorot matanya tajam penuh rasa puas saat melihat dua muridnya kembali dengan selamat.“Kerja yang sangat baik,” ucapnya pelan. “Bukan hanya kalian berhasil menghancurkan Master Pengubah Wajah, tapi kalian juga membawa bukti utuh dari pengkhianatan Ben Cong. Perguruan ini… berutang banyak pada kalian.”Bau Ba Chin hanya mengangguk ringan, sementara Qu Cing membungkuk penuh hormat.Nie Lee menepuk bahu keduanya. “Kalian telah melewati ujian yang bahkan para tetua pun belum tentu sanggup jalani di usia kalian. Mulai hari ini, kalian dibebaskan dari pelatihan hingga liburan selesai. Gunakan waktu ini untuk menenangkan jiwa kalian. Kalian pantas mendapatkannya.”Tak lama kemudian, seorang penjaga gerbang perguru

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   111. Bola kristal ruang

    Qu Cing berdiri diam, matanya menatap sangkar cahaya yang berputar di hadapannya. Energinya masih mengalir pelan dari telapak tangan, menghubungkan dirinya dengan jaring-jaring bercahaya itu. Ia tidak menyangka—teknik sangkar cahaya yang ia serap dari lawan, kini tumbuh menjadi bagian dari kekuatannya.Cahaya dari sangkar terus berdenyut. Setiap denyutnya menyedot energi dari tubuh Master Pengubah Wajah yang terkurung di dalam. Pria itu tak lagi bisa melawan. Tubuhnya berlutut, wajahnya pias, tak ada lagi kekuatan tersisa."Pantas saja Bibi Miao tidak berdaya berada dalam sangkar ini," gumam Qu Cing mengepalkan tangan.Angin yang tadinya berputar liar kini mulaimeredaa. Debu yang berterbangan perlahan turun.Arena pelatihan Klan Naar menjadi sunyi. Tempat itu porak-poranda. Pilar-pilar batu runtuh. Permukaan tanah penuh retakan. Pohon-pohon di sekelilingnya hangus. Namun di tengah kehancuran itu, berdiri satu titik terang—Qu Cing, bocah dengan tongkat pusaka yang ia tenggerkan di atas

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   110. Sangkar cahaya

    Dalam sekejap, ratusan klon tanah meledak bagaikan pecahan kaca rapuh tersentuh cahaya suci. Debu dan pecahan batu beterbangan, mengguratkan lengkung kehancuran di angkasa, seolah langit dan bumi bersaksi atas kekuatan yang bangkit dari tubuh seorang bocah.Master Pengubah Wajah terpental ke belakang. Tubuhnya terguling di tanah yang retak, wajahnya yang tertutup debu menampakkan raut ngeri—seperti melihat takdirnya sendiri mulai runtuh.“Tidak mungkin… bagaimana bocah ini bisa mencapai titik ini?!”Dengan susah payah, ia menegakkan tubuhnya. Jemarinya menggenggam tanah, bergetar karena campuran marah dan takut yang menyesakkan dada.“Anak sialan… kau kira, ini sudah berakhir?” ucap sang master dengan satu hentakan kedua telapak tangan ke bumi.DUUM!Sebuah gemuruh dalam tanah menjalar ke seluruh tempat pelatihan. Retakan terbuka lebar, dan dari kedalamannya, puluhan pilar batu mencuat ke atas, menjulang laksana tombak surgawi yang hendak menembus cakrawala.Namun Qu Cing berdiri tena

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   109. Klon

    "Itu… sumber kekuatannya!”Inti itu tiba-tiba meledakkan energi. Fragmen-fragmen batu di sekitarnya langsung menyusun kembali bentuk tubuh baru yang jauh lebih cepat, lebih padat, dan lebih tajam dari sebelumnya. Tubuh monster itu tidak sebesar yang tadi, tapi lebih ramping dan agresif, dengan lengan-lengan panjang yang tajam seperti tombak batu.“Versi kedua?” Bau Ba Chin mendecak. “Sekarang kau jadi lebih menyebalkan.”Monster tanah melemparkan tubuhnya ke depan, menebas udara dengan dua bilah tangannya yang tajam!CLANG!Bau Ba Chin menahan serangan itu dengan tongkat besinya, namun kekuatannya luar biasa—kedua kakinya sampai menyeret tanah, menciptakan dua alur panjang di permukaan arena.WUSH!Monster itu langsung menghilang masuk ke dalam tanah, lalu muncul di belakang Bau Ba Chin!WHAAAM!Sebuah tebasan horizontal nyaris menyayat punggung Bau Ba Chin, namun bocah itu menghilang dalam kabut hitam detik terakhir!Sosoknya muncul di sisi kanan monster."Terlalu lambat."Tongkatnya

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   108. Monster tanah

    Dengan kecepatan kilat, Qu Cing bergerak mengejar sosok itu. "Bertanding kecepatan? Kau akan menyesal!" Dalam beberapa kejapan mata, Qu Cing berhasil menghadang pria itu. "Aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi, Tuan!" Bocah itu tersenyum meringis.Sementara Bau Ba Chin memblokir akses belakang sang Master Pengubah Wajah.Lawan mereka kali ini adalah, sesosok pria dengan wajah samar. Dia menyamarkan wajah aslinya dan membentuk wajah lain dengan tekstur elemen tanah. Umumnya, membentuk wajah membutuhkan konsentrsi dan ketelitian, sehingga memakan waktu hingga tiga sampai lima menit untuk meniru wajah seseorang. Namun, pria ini mampu merubah wajahnya dalam sekali pandangan mata, hanya dalam waktu setengah menit.Menurut informasi yang diberikan oleh Penjaga Perpustakaan Gu, Master Pengubah Wajah adalah seorang pria impoten. Dia senang bermain wanita, namun tidak sampai kehubungan yang lebih intens."Cih! Bocah sialan!" decak pria itu menggertakkan gigi. Ia menggerakkan tangannya seperti

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   107. Wajah-wajah palsu

    "Tidak bisa membiarkan serangan itu terjadi! Kita harus segera mencegahnya!" seru Qu Cing.Bau Ba Chin langsung paham. Mereka harus menyerang sebelum teknik itu selesai!WUSSH!Kedua bocah itu melesat dalam waktu yang bersamaan!Ben Cong mengerahkan seluruh kekuatannya, tapi di saat yang sama, tubuhnya mulai menunjukkan efek samping dari pembakaran darah. Urat-uratnya terlihat semakin menonjol, dan wajahnya mulai menua dengan cepat.Namun, itu tidak menghalangi niatnya untuk membunuh mereka!"MATI!"Ben Cong mengayunkan tangannya, melepaskan semburan api hitam raksasa ke arah mereka!BOOOOM!Ledakan dahsyat terjadi!Namun, ketika asap mulai menghilang…Swish!Qu Cing muncul tepat di belakang Ben Cong!Matanya berkilat dingin."Ini akhirnya."Dengan secepat kilat, ia menghantam ulu hati Ben Cong dengan tongkatnya!CRACK!Ben Cong terbatuk darah. Matanya melebar tak percaya.Namun, sebelum tubuhnya jatuh, Bau Ba Chin muncul dari bayangan di bawahnya."Giliranmu!" seru Qu Cing.Bau Ba Ch

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   106. Teknik pembakar darah

    Mata Qu Cing menyipit. Ia segera mengenali sosok itu. "Kau selalu bergerak seperti seorang pengecut. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mungkin, orang lain tidak melihat gerakanmu, tapi langkah itu sangat jelas di mataku, Tuan Ben Cong!" Dengan tubuh Pou Cong yang masih terluka parah dan dalam keadaan lemah, ini adalah saat yang sempurna bagi Ben Cong untuk menyingkirkannya. Jika ia berhasil membunuh kakaknya, maka secara otomatis ia akan menjadi pemimpin baru Klan Naar! Namun— CLANG! Sebuah tongkat besi melesat, menghentikan serangan Ben Cong tepat sebelum menyentuh tubuh Pou Cong! Ben Cong tersentak mundur, matanya melebar melihat sosok anak lelaki berkulit hitam yang kini berdiri di hadapannya. "Kau?!" Bau Ba Chin menatapnya dingin. "Guru akan senang jika kami pulang membawa mayatmu, Tuan Ben Cong." Semua orang di arena mulai berbisik, menyadari bahwa ini bukan sekadar pengkhianatan biasa. Semua tahu bahwa Ben Cong adalah wakil kepala Perguruan Long Ji. Pou Cong yang

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   105. Pernyataan yang mengejutkan

    Pou Cong tidak memberi Qu Cing kesempatan untuk bernapas. Begitu melihat bocah itu bangkit dengan tongkat bercahaya di tangannya, ia langsung mengayunkan tangannya ke depan. Wooosh! Semburan api melesat dari telapak tangannya, membentuk naga raksasa yang mengaum dan menerjang ke arah Qu Cing. Boom! Ledakan besar mengguncang arena, membuat para murid Klan Naar menjerit dan mundur lebih jauh. Asap hitam mengepul, menutupi seluruh area tempat Qu Cing berdiri. Pou Cong tersenyum dingin. "Kau boleh cepat, tapi kau bukan tandinganku, Bocah!" Namun, senyum itu seketika menghilang ketika sebuah bayangan tiba-tiba melesat dari dalam asap. Swish! Pou Cong nyaris tak sempat bereaksi saat cahaya oranye berkelebat di sisinya. Instingnya menendang masuk, dan ia segera berbalik, mengayunkan pukulan berapi ke arah bayangan itu. Boom! Udara di sekitarnya meledak akibat panas dari pukulannya. Namun, serangannya hanya mengenai udara kosong. "Mustahil…" Pou Cong menyipitkan mata, mencoba mencar

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   104. Bertarung

    Angin berhembus pelan, membawa ketegangan yang semakin memuncak di halaman pelatihan Klan Naar. Para anggota klan yang menyaksikan pertarungan ini menahan napas mereka, mata mereka terpaku pada sosok kecil yang berdiri di hadapan pemimpin klan mereka.Pou Cong, seorang pria yang dikenal sebagai salah satu pengendali api terkuat, menatap Qu Cing dengan tajam. Ia sama sekali tidak menganggap serius bocah ini. Namun, saat Qu Cing berdiri dengan penuh percaya diri, sesuatu di dalam dirinya berkata bahwa anak ini bukan lawan biasa."Jika kau benar-benar ingin menantangku, maka buat aku jatuh ke tanah hingga mengalami luka yang cukup serius."Kata-kata itu masih terngiang di udara ketika Qu Cing mulai bergerak.Wuussh!Dalam sekejap, tubuhnya menghilang dari pandangan!Pou Cong mengerutkan kening. Cepat!Tiba-tiba—Slash!Sebuah luka tipis muncul di bahu kanan Pou Cong, darah segar menetes ke tanah. Semua orang yang menyaksikan tersentak kaget.Pou Cong menggerakkan kepalanya dengan cepat, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status