Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 45. Dendam Bau Ba Chin

Share

45. Dendam Bau Ba Chin

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2024-07-26 23:59:16

"Perintahkan mereka agar kembali bersiul lebih keras, untuk mengacaukan gelombang ilusi raja kematian!" teriak Nie Lee kepada Qu Cing. Pria itu berusaha keras membentuk dinding air penghalang, sehingga semua makhluk yang berada di belakangnya termasuk sang raja ular terhalang dari ilusi itu.

"Laksanakan apa yang Guru perintahkan!" ucap Qu Cing kepada Lu Tung dan para kera.

"Guru?" Lu Tung menyahut dengan penuh tanda tanya.

"Benar. Guruku, adalah guru kalian! Aku memintanya, agar dia berkenan mengajari kalian suatu ilmu. Dan tujuan kami yang sebenarnya adalah Hutan lembah Siluman Kera untuk memenuhi janjiku. Tapi, karena kami mendapat kabar buruk bahwa peperangan akan terjadi di Lembah Ular, kami pun menghentikan langkah dan singgah di sini sampai saat ini," jelas Qu Cing.

Lu Tung tersenyum. "Ayo lakukan!" serunya kepada para kera. Mereka menghimpun tenaga dalam sesaat, lalu bersiul mendenging dengan suara yang sangat keras. Gelombang ilusi sang raja kematian pun hancur.

Bau Phe Sing
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   46. Membantu teman

    Beberapa saat sebelum Qu Cing dan Bau Ba Chin datang, Bery Tha sedang duduk santai bersenda gurau bersama kedua orang tua dan adik perempuannya. Tiba-tiba, tiga pengawal datang ke rumahnya."Tuan Wisa Tha, Anda diduga telah melakukan tindakan pembunuhan terhadap Pemimpin Klan. Atas perintah putera tertua sang pemimpin, kami menangkap Anda untuk menjalankan eksekusi. Saat ini, Pemimpin sakit parah karena terkena racun. Dan racun itu telah diselidiki berasal dari senjata yang Anda buat," kata sang pengawal."Apa? Bagaimana mungkin? Aku sungguh tidak mengerti, bagaimana bisa ada racun di sana?" ujar Wisa Tha (ayah Bery Tha) kebingungan. Wajahnya tampak cemas hingga keringat mengalir di pelipisnya.Tanpa berkata-kata lagi, ketiga pengawal itu langsung menyeret pria paruh baya itu keluar dan membawanya ke Kediaman Keluarga Rhi. Bery Tha berusaha mencegah. Akan tetapi dia didorong keras hingga terjatuh tersungkur.Gigi anak itu menggertak. Dia bangkit merangkak, lalu membentuk tangga tanah

    Last Updated : 2024-07-27
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   47. Kembali ke perguruan

    Sejak berada di luar bangunan ini, Qu Cing sudah merasa ada yang aneh. Dari setiap tempat di Kediaman Keluarga Rhi yang terlihat megah dan indah, hanya Kediaman Kaktius Berdu Rhi yang memancarkan energi gelap.Langkah Qu Cing terhenti. Dia menatap tajam pedang yang bertengger itu."Mata cahaya!"Tak disangka, pandangannya berhasil menembus suatu ruang dari pedang tersebut. Tampak sosok makhluk hitam bersayam di sana."Itu adalah ras iblis hitam!" ucap sang tongkat sakti. "Kembalilah, Tuanku! Kabarkan hal ini kepada Tuan Muda Rhi. Biarkan dia yang mengurusnya. Anda hanya cukup membuktikan bahwa ayah dari teman Anda tidak bersalah, bukan?""Kau benar. Untuk apa aku bersusah payah mengurus sesuatu hal yang bukan urusanku. Tapi, bagaimana cara aku harus menunjukkannya?""Anda bisa menyalurkan energi dan meminjamkan mata cahaya sejenak sampai dia mengeluarkan makhluk itu dari pedang tersebut, Tuanku."Qu Cing pun berbalik arah dan keluar dari tempat itu. Di depan kediaman, ternyata Nang Bu

    Last Updated : 2024-07-28
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   48. Sosok berjubah merah

    Qu Cing terperanjat bangkit. Celananya terbakar api membara yang tiba-tiba keluar dari tempat duduknya, hingga tampak daging empuk yang sedikit matang dan terasa hangat. Ukiran aneh yang melekat di sana pun seketika hangus. "Ini ..." "Ha ha ha ha ha!" Suara Qu Cing rertahan karena tawa teman-teman sekelasnya yang menggelegar. "Lihatlah pantatnya! Ha ha ha!" teriak salah satu dari mereka. Qu Cing meraba bagian belakang yang mulai terasa dingin berangin-angin. "Oh, astaga!" Anak itu segera menutup celana berlubangnya dengan energi cahaya, sehingga tampaklah pantat indah nan bercahaya. Kemudian, Qu Cing menatap tajam teman-temannya itu. "Hehe." Dia nyengir sembari menjentikkan jari. Lalu, muncul lima bola cahaya yang masing-masing mendekati kelima temannya. "Pantat, dibalas dengan pantat!" ujar Qu Cing melesatkan kelima bola itu ke pantat mereka. Mereka menjerit ketakutan lari pontang-panting dikejar bola cahaya milik Qu Cing. Segera mereka memohon ampun agar Qu Cing men

    Last Updated : 2024-07-29
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   49. Ramuan oj

    "Aku hanya ingin memastikan bahwa kau adalah pendekar cahaya!"Qu Cing melesat cepat dengan langkah cahaya ke sisi Du Bai. "Lalu, apa kau sudah sangat yakin dengan dugaanmu?"Du Bai sedikit tersentak dengan kehadiran anak itu yang tiba-tiba berada di sisinya. "Hmm. Ya, aku sangat yakin. Benar, kan?""Hehe." Qu Cing hanya meringis tersenyum simpul. Tanpa menjawab rasa penasaran Du Bai, anak itu pun menghilang bagai kilat."Huh!" Du Bai mendesah. Dia merasa bahwa Qu Cing masih belum bisa menerima dirinya sebab perilakunya dulu. Padahal ia sangat ingin berteman.Sementara itu, Qu Cing kembali ke kelas 3F untuk mendapatkan pengajaran. Berkat kelima teman sekelasnya, kini dia mendapat bekal lima tanda. Tanda api membara dari Jien Jing. Gadis berambut ikal itu mengajari Qu Cing secara detail bagaimana susunan titik, garis dan lengkungan yang dipadukan ke dalam sebuah kertas spiritual.Kemudian, setelah coretan tanda itu selesai, untuk mengaktifkan tanda, harus menggunakan sedikit kekuatan

    Last Updated : 2024-08-07
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   50. Ratu siluman kucing

    "Kau adalah orang pertama yang berani mengusik kesenanganku!" ucap Jee Gang dengan gigi menggertak.Kemudian, salah seorang teman Jee Gang menepuk punggungnya dan berbisik, "dia adalah murid kesayangan kepala perguruan.""Apa kau bilang? Si anak kotoran itu?""Benar. Dia yang kini jadi pembicaraan hangat di kalangan para murid."Seketika itu dahi Jee Gang berkerut. Dia hanya bisa berdecak kesal sambil berpaling. "Cih! Lain kali, aku akan membuat perhitungan denganmu!" umpatnya.Kemudian, anak itu berlalu meninggalkan Qu Cing dan teman-temannya. Begitu pula dengan Phi Rang dan juga teman sekelasnya. Mereka pergi mengikuti Jee Gang.Phi Rang sempat terhenti dan berkata kepada adik sepupunya. "Beruntung kau berteman dengannya!"Phi San hanya terdiam. Dia sendiri tidak tahu, mengapa dirinya bisa berteman dengan anak itu. Padahal beberapa hari kemaren, dia dan anak satu kelas 3F lainnya ingin menjahili Qu Cing. Akan tetapi, semua keadaan justru berbalik dengan cepat. Mereka terasa seperti

    Last Updated : 2024-08-09
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   51. Formasi tanda teleportasi

    "Meskipun kau menggeledah sampai ke pelosok perguruan ini, kau tidak akan menemukan Istrimu, Tuan Seo!" ucap Nie Lee datang dengan tergesa-gesa. Pria itu sedikit khawatir, orang gila ini akan memporak-porandakan seisi perguruannya."Aku, akan tetap memaksa masuk!" desak Seo Rang keras kepala. Tatapan tajamnya sangat mengerikan membuat para penjaga gerbang bergidik."Dengan satu syarat. Kau tidak boleh menyetuh murid-muridku ataupun orang-orang yang berada di bawah lindunganku! Jika kau melanggar, aku akan membuat perhitungan denganmu!" tegas Nie Lee. Dia bahkan tidak tahu seperti apa rupa dari istri Seo Rang.Nie Lee meyakini bahwa, menghilangnya wanita itu bukanlah sebab Seo Rang menjadi gila. Akan tetapi sebaiknya, wanita itu telah menyadari ada sesuatu yang aneh pada pria ini. Sehingga, dia melarikan diri sebelum malapetaka menimpanya.Seo Rang melenggang masuk tanpa memperdulikan peringatan Nie Lee. Pria itu benar-benar yakin bahwa istrinya berada di Perguruan Long Ji. Dia mencium

    Last Updated : 2024-08-12
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   52. Di Penginapan

    "Perjalanan kita membutuhkan waktu satu hari satu malam. Dia akan membantu kita mencari penginapan saat perjalanan," ucap Jia Gong An. Padahal, Qu Cing bisa saja sampai lebih cepat ke Hutan Lembah Siluman Kera, hanya dalam waktu beberapa jam saja dengan terbang bersama sang tongkat sakti. Akan tetapi, dia tidak ingin lebih banyak orang mengetahui tentang dirinya. Tanpa bertanya lagi, mereka bertiga pun berangkat saat hari menjelang siang. Kaki mereka melangkah melewati kota Ni, menjelajah perkampungan Buluk, hingga akhirnya sampai di kota A sampai hari menjelang malam. "Ayahku membangun sebuah penginapan di dekat sebuah perkampungan bernama Koreng. Semua pegawainya mengenaliku. Aku akan memesan tiga kamar secara gratis untuk tempat kita bermalam," kata Du Bai. Kemudian, mereka mengikuti Du Bai hingga sampai ke sebuah bangunan yang cukup besar. Anak itu masuk ke dalam bangunan tersebut, sedangkan Qu Cing dan Jia Gong An menunggu di luar. Tak lama kemudian, Du Bai kembali dan berkat

    Last Updated : 2024-08-13
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   53. Teknik bayangan murni

    Teknik bayangan murni adalah sebuah teknik khusus yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan spiritual cahaya atau kegelapan. Ini merupakan teknik tingkat tinggi yang bisa dipelajari setelah seseorang mencapai ranah spiritual tingkat empat.Menyinkornkan kekuatan spiritual dengan tubuh, dan membentuk bayangan transparan dalam waktu tertentu. Kekuatan spiritual kegelapan, akan membentuk bayangan transparan hitam gelap. Sedangkan kekuatan spiritual cahaya, akan membentuk bayangan transparan putih terang.Belum sempat Qu Cing dan Du Bai bersembunyi, mereka dikejutkan oleh kehadiran pria botak berkulit hitam itu."Kami baru saja lewat hendak menuju ke kamar kami. Mengapa Anda begitu panik, Paman?" ucap Du Bai tampak tenang."Baru saja lewat? Benarkah?" Mata pria itu menyelidik."Tentu saja. Tidak ada alasan untuk kami terus berada di tengah jalan karidor seperti ini! Inu sudah malam, Paman. Kami sangat mengantuk." Anak itu menguap sambil salah satu tangannya memberi

    Last Updated : 2024-09-05

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   74. Menundukkan raja kegelapan

    Beberapa saat sebelumnya di alam bawah sadar Bau Ba Chin. Anak itu sedang berjuang keras untuk menaklukkan sang raja kegelapan.Namun, rupanya itu sangat sulit. Raja kegelapan sangat berambisi untuk menguasai tubuhnya. Beberapa kali Bau Ba Chin hendak melawan, itu justru berakibat melukai dirinya sendiri."Bagaimana mungkin? Aku sama sekali tidak bisa menyentuhnya." Bau Ba Chin tertunduk merenung, wajahnya pucat dan nafasnya tersenggal-senggal. Darah segar mengalir dari sudut mulutnya karena terkena serangannya sendiri."Ha ha ha. Dasar bodoh! Kekuatanmu belum cukup untuk bisa menghadapiku, Bocah! Ragamu ini juga masih terlalu lemah untuk menampung kekuatanku," kata sang raja kegelapan."Tunggu beberapa tahun lagi, ketikan tubuhmu sudah benar-benar matang, aku akan mengambil alih dan membalaskan dendam kepada seluruh Klan Dhulam. Aku akan menjadikan tanah kediaman mereka sebagai kuburan! Ha ha ha!" imbuh sang raja kegelapan.Kebangkitan sang raja kegelapan adalah malapetaka bagi Klan D

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   73. Kelemahan ksatria bayangan

    Kedua ksatria bayangan itu, maju sekaligus menyerang Qu Cing. “Ternyata kau, cukup berkemampuan juga. Tapi, tetap saja kau hanyalah seorang anak bau tengik yang baru beranjak dewasa. Rasakan ini!” ucap salah satu dari mereka.Si ksatria yang pertama itu melangkah dengan gerakan seribu bayangan, melangkah cepat ke arah Qu Cing sembari kedua tangannya menciptakan dua belati dalam genggamannya. Sorot matanya, seperti elang yang sedang menerjang ingin menerkam mangsa.Ksatria bayangan yang lain, mengekor temannya dengan gerakan yang sama. Dia menerbangkan belati bayangan mengiringi mereka.“Berhati-hatilah, Tuanku. Ini adalah teknik tikaman bayangan,” kata sang tongkat sakti.“Bergerak dengan seribu bayangan untuk mengacaukan musuh, lalu menikam dengan pasti? Kalian berhadapan dengan orang yang salah!” Mata Qu Cing yang telah meningkat ketajamannya mengetahui bahwa kelemahan para ksatria bayangan adalah pada kakinya.Anak itu melihat setiap gerakan demi gerakan secara detail dan sangat li

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   72. Menembus ranah spiritual tingkat empat

    Qu Cing melesat ke atap mengikuti langkah derap dua ksatria bayangan itu, mengenakan jubah cokelat berhoodie dan wajah yang tertutup kain. Namun, anak itu tidak mendapati dua orang itu bertindak lebih lanjut."Tidak mungkin mereka hanya mengintai, kan?" gumam Qu Cing menaikan alisnya.Dulu, Thai Qu Cing dan Bau Ba Chin adalah teman sekamar. Namun, karena Qu Cing langsung melompat ke kelas 3, dia tidak bisa satu kamar lagi dengan Bau Ba Chin yang masih kelas 2. Sehingga, Nie Lee hanya bisa mengatur kamar mereka bersebelahan.Untuk mengetahui lebih jelas apa yang sedang para ksatria bayangan itu lakukan, Qu Cing diam-diam mendekat mencuri dengar pembicaraan mereka."Tuan Muda keempat sedang fokus bersemedi. Ini kesempatan bagus untuk membunuhnya," ucap salah satu dari ksatria bayangan itu.Sementara, satu ksatria yang lain tampak menoleh-noleh melihat keadaan sekitar. Lalu ia berkata, "aman!"Kemudian, mereka melesat menembus atap dengan teknik bayangan murni memasuki kamar Bau Ba Chin.

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   71. Penyatuan jiwa

    "Kau tidak perlu mengkhawatirkan penyatuan jiwa, Jia Gong An. Percayakan kepada muridmu. Percayalah, kau akan baik-baik saja," kata Nie Lee terlihat sangat tenang.Jia Gong An menatap Qu Cing dengan penuh tanda tanya. Rahasia apalagi yang disembunyikan oleh anak ini?Mereka pun membawa kembali Jia Gong An ke lembah siluman kera tempat raga mereka berada. Di sana tampak beberapa orang menunggu mereka dengan kekhawatiran. Kesadaran Nie Lee dan Thai Qu Cing bangun terlebih dahulu, sedangkan Jia Gong An masih dalam proses penyatuan jiwa.Raga Jia Gong An terguncang hebat. Pada tubuhnya mulai muncul retakan bercampur darah."Guru!" seru Qu Cing segera menghampiri Jia Gong An. Dua jari tangannya menekan di area dahi wanita itu untuk menyalurkan energi penyembuh ke otaknya.Mata Qu Cing menyipit menunjukan keseriusannya. Sementara yang lain menunggu dengan penuh kecemasan, sekalipun itu Nie Lee yang selalu yakin bahwa muridnya tidak akan gagal.Adapun yang dirasakan Jia Gong An, tubuhnya mer

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   70. Mengejar makhluk bayangan

    "Mau pergi ke mana kau, Gran Dong?" Gran Dong menoleh dan mendapati Tham Fan sudah berada di sisinya. Tham Fan berdiri di sana dengan rahang terkatup erat, tatapannya tajam seperti pisau, dan aura membunuh yang memancar darinya membuat setiap detik terasa penuh ancaman. "Tham Fan!" Raja iblis itu terhuyung dalam posisi yang rapuh. Segenap tubuhnya bergetar dengan rasa takut yang mencekam. Saat melihat Tham Fan, hatinya berdegup kencang seolah-olah sudah bisa mendengar detak waktu yang tersisa, mengingatkan bahwa dia sedang berada di ambang kematian. Dikelilingi oleh ancaman yang terbaca jelas dalam tatapan membara tersebut. Syuuuuut! Sebuah piringan bening raksasa tiba-tiba muncul di atas kepala Gran Dong, berputar vertikal dengan cepat disertai kobaran api membara, membelah tubuh Gran Dong menjadi dua bagian. Tubuhnya jatuh terjepit, kaku, dan tak bernyawa, seolah-olah semua kekuatan dan keangkuhannya seketika lenyap. Tumbuhan di sekitar yang terkena cipratan darahnya menjadi lay

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   69. Panah cahaya

    Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melihat Thai Qu Cing berlari tergesa-gesa bersama sang kepala perguruan."Apa kau tau bagaimana keadaan di luar sana?" tanya Du Bai kepada salah satu siluman kera."Tidak. Kami hanya mendapat perintah untuk menjaga Anda di sini," jawab si kera.Lu Tung yang berada di sana, mendengar percakapan mereka pun ikut angkat bicara. "Aku sungguh mengkhawatirkan Yang Mulia. Tapi, kami juga tidak bisa mengabaikan perintahnya," ujar kera hitam itu.Seketika, Du Bai menampakkan senyum meringis di wajahnya. "Bagus! Bukankah mengikuti mereka secara diam-diam itu bukan ide yang buruk? Kita hanya perlu berhati-hati agar tidak menjadi perhatian musuh." Kemudian, anak itu nekat mengikuti langkah Qu Cing dan Nie Lee dari kejauhan.Para kera pun tak ada pilihan selain mengekor di belakang Du Bai. Langkah derap yang pelan, namun pasti."Kalian yang bergerak di bagian tepi dan belakang, harus selalu waspada kalau-kalau ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba!" ujar Du Bai m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   68. Siasat Gran Dong

    Tanpa peringatan, makhluk bayangan itu meluncur cepat, seakan-akan muncul dari kegelapan itu sendiri. Tubuhnya berbalut asap hitam yang mengerikan, bergerak lincah dengan kecepatan yang hampir tak terlihat."Awas!" teriak Nie Lee, menarik tangan Qu Cing saat bayangan itu meluncur ke arah mereka.Anak itu hanya bisa melangkah mundur, matanya tajam menilai setiap gerakan makhluk tersebut. “Itu ... sangat cepat!” gumamnya, jantung Qu Cing berdebar, merasa terperangkap dalam perangkap yang tak terlihat.Makhluk bayangan itu berputar mengelilingi mereka, seakan mengejek dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi. "Jangan lengah!" kata Nie Lee, suaranya tegas dan penuh peringatan. Ia melangkah mundur, mengangkat tangan untuk melindungi dirinya dan Qu Cing. “Ingat, makhluk ini bisa menyerang dari mana saja. Fokuskan perhatianmu pada jejak-jejak bayangannya!”Qu Cing menatap sekeliling, mengumpulkan konsentrasi dengan mata cahaya. Sesaat kemudian, dia melihat kilatan hitam yang bergerak membaw

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   67. Mencari jejak bayangan

    Tak terasa, pertarungan berlangsung hingga hari menjelang malam. Saat Qu Cing berusaha untuk menyembuhkan Jia Gong An yang terluka parah, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Benar saja, tubuh Jia Gong An tak kunjung membaik. Anak itu mendapati tubuh sang guru memucat, denyut nadi berhenti, dan tak ada hembusan napas lagi."Tidak mungkin! Apakah Guru sudah mati?" gumam Thai Qu Cing. Rahangnya mengencang, jantungnya berdebar, wajah lesu dengan mata yang berkaca-kaca.Perasaan Qu Cing sangat kacau. Ia tertunduk setengah berdiri memandang tubuh Jia Gong An yang tak berdaya di hadapannya."Bagaimana keadaan Jiang An?" tanya sesosok lelaki di belakang Thai Qu Cing yang baru saja menyelesaikan pertarungannya dengan dua pangeran iblis.Anak itu tidak menjawab. Takut bercampur bingung. Ia masih menatap sang guru dengan wajah sayu.Sesaat kemudian, Thai Qu Cing menemukan sesuatu yang mengganjal. Darah Jia Gong An menghitam bercampur aura kegelapan hingga ke saluran urat-urat nadinya. Qu Cing m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   66. Kesadaran Raja Tham Fan

    “Raja Tham Fan, aku akan membebaskanmu dari ilusi ini!” teriak Nie Lee, melesatkan semburan air yang membelah kegelapan.Air yang berdesir itu mulai mengusir bayangan, menciptakan celah dalam ilusi yang menakutkan. Raja Tham Fan merasakan sentuhan realitas, matanya mulai menunjukkan tanda kehidupan. “Kau ... Nie Lee!”. "Hei,Tham Fan! Cepat bangun! Istrimu sedang sekarat! Dia akan mati jika kau tak kunjung sadar!" Nie Lee mendorong, berusaha menembus gelombang ilusi yang masih menghalangi.“Apa!” teriak Raja Tham Fan, suaranya menggema dalam kehampaan, mengguncang ilusi yang menjeratnya. Mata Raja Tham Fan yang tadinya kosong, kini menyala dengan api kemarahan yang membara. Ketika Nie Lee memanggilnya, menyuarakan bahwa Jiang An, sedang sekarat, kemarahan itu berubah menjadi kekuatan yang tak tertahankan. “Aku harus menyelamatkan Jiang An!” teriaknya, suaranya bergetar penuh keyakinan. Dengan satu gerakan kuat, ia menghancurkan ilusi itu, mengusir bayangan kelam yang menjeratnya. Da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status