Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 48. Sosok berjubah merah

Share

48. Sosok berjubah merah

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2024-07-29 23:59:51
Qu Cing terperanjat bangkit. Celananya terbakar api membara yang tiba-tiba keluar dari tempat duduknya, hingga tampak daging empuk yang sedikit matang dan terasa hangat. Ukiran aneh yang melekat di sana pun seketika hangus.

"Ini ..."

"Ha ha ha ha ha!"

Suara Qu Cing rertahan karena tawa teman-teman sekelasnya yang menggelegar.

"Lihatlah pantatnya! Ha ha ha!" teriak salah satu dari mereka.

Qu Cing meraba bagian belakang yang mulai terasa dingin berangin-angin.

"Oh, astaga!" Anak itu segera menutup celana berlubangnya dengan energi cahaya, sehingga tampaklah pantat indah nan bercahaya.

Kemudian, Qu Cing menatap tajam teman-temannya itu. "Hehe." Dia nyengir sembari menjentikkan jari. Lalu, muncul lima bola cahaya yang masing-masing mendekati kelima temannya.

"Pantat, dibalas dengan pantat!" ujar Qu Cing melesatkan kelima bola itu ke pantat mereka.

Mereka menjerit ketakutan lari pontang-panting dikejar bola cahaya milik Qu Cing. Segera mereka memohon ampun agar Qu Cing men
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   49. Ramuan oj

    "Aku hanya ingin memastikan bahwa kau adalah pendekar cahaya!"Qu Cing melesat cepat dengan langkah cahaya ke sisi Du Bai. "Lalu, apa kau sudah sangat yakin dengan dugaanmu?"Du Bai sedikit tersentak dengan kehadiran anak itu yang tiba-tiba berada di sisinya. "Hmm. Ya, aku sangat yakin. Benar, kan?""Hehe." Qu Cing hanya meringis tersenyum simpul. Tanpa menjawab rasa penasaran Du Bai, anak itu pun menghilang bagai kilat."Huh!" Du Bai mendesah. Dia merasa bahwa Qu Cing masih belum bisa menerima dirinya sebab perilakunya dulu. Padahal ia sangat ingin berteman.Sementara itu, Qu Cing kembali ke kelas 3F untuk mendapatkan pengajaran. Berkat kelima teman sekelasnya, kini dia mendapat bekal lima tanda. Tanda api membara dari Jien Jing. Gadis berambut ikal itu mengajari Qu Cing secara detail bagaimana susunan titik, garis dan lengkungan yang dipadukan ke dalam sebuah kertas spiritual.Kemudian, setelah coretan tanda itu selesai, untuk mengaktifkan tanda, harus menggunakan sedikit kekuatan

    Last Updated : 2024-08-07
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   50. Ratu siluman kucing

    "Kau adalah orang pertama yang berani mengusik kesenanganku!" ucap Jee Gang dengan gigi menggertak.Kemudian, salah seorang teman Jee Gang menepuk punggungnya dan berbisik, "dia adalah murid kesayangan kepala perguruan.""Apa kau bilang? Si anak kotoran itu?""Benar. Dia yang kini jadi pembicaraan hangat di kalangan para murid."Seketika itu dahi Jee Gang berkerut. Dia hanya bisa berdecak kesal sambil berpaling. "Cih! Lain kali, aku akan membuat perhitungan denganmu!" umpatnya.Kemudian, anak itu berlalu meninggalkan Qu Cing dan teman-temannya. Begitu pula dengan Phi Rang dan juga teman sekelasnya. Mereka pergi mengikuti Jee Gang.Phi Rang sempat terhenti dan berkata kepada adik sepupunya. "Beruntung kau berteman dengannya!"Phi San hanya terdiam. Dia sendiri tidak tahu, mengapa dirinya bisa berteman dengan anak itu. Padahal beberapa hari kemaren, dia dan anak satu kelas 3F lainnya ingin menjahili Qu Cing. Akan tetapi, semua keadaan justru berbalik dengan cepat. Mereka terasa seperti

    Last Updated : 2024-08-09
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   51. Formasi tanda teleportasi

    "Meskipun kau menggeledah sampai ke pelosok perguruan ini, kau tidak akan menemukan Istrimu, Tuan Seo!" ucap Nie Lee datang dengan tergesa-gesa. Pria itu sedikit khawatir, orang gila ini akan memporak-porandakan seisi perguruannya."Aku, akan tetap memaksa masuk!" desak Seo Rang keras kepala. Tatapan tajamnya sangat mengerikan membuat para penjaga gerbang bergidik."Dengan satu syarat. Kau tidak boleh menyetuh murid-muridku ataupun orang-orang yang berada di bawah lindunganku! Jika kau melanggar, aku akan membuat perhitungan denganmu!" tegas Nie Lee. Dia bahkan tidak tahu seperti apa rupa dari istri Seo Rang.Nie Lee meyakini bahwa, menghilangnya wanita itu bukanlah sebab Seo Rang menjadi gila. Akan tetapi sebaiknya, wanita itu telah menyadari ada sesuatu yang aneh pada pria ini. Sehingga, dia melarikan diri sebelum malapetaka menimpanya.Seo Rang melenggang masuk tanpa memperdulikan peringatan Nie Lee. Pria itu benar-benar yakin bahwa istrinya berada di Perguruan Long Ji. Dia mencium

    Last Updated : 2024-08-12
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   52. Di Penginapan

    "Perjalanan kita membutuhkan waktu satu hari satu malam. Dia akan membantu kita mencari penginapan saat perjalanan," ucap Jia Gong An. Padahal, Qu Cing bisa saja sampai lebih cepat ke Hutan Lembah Siluman Kera, hanya dalam waktu beberapa jam saja dengan terbang bersama sang tongkat sakti. Akan tetapi, dia tidak ingin lebih banyak orang mengetahui tentang dirinya. Tanpa bertanya lagi, mereka bertiga pun berangkat saat hari menjelang siang. Kaki mereka melangkah melewati kota Ni, menjelajah perkampungan Buluk, hingga akhirnya sampai di kota A sampai hari menjelang malam. "Ayahku membangun sebuah penginapan di dekat sebuah perkampungan bernama Koreng. Semua pegawainya mengenaliku. Aku akan memesan tiga kamar secara gratis untuk tempat kita bermalam," kata Du Bai. Kemudian, mereka mengikuti Du Bai hingga sampai ke sebuah bangunan yang cukup besar. Anak itu masuk ke dalam bangunan tersebut, sedangkan Qu Cing dan Jia Gong An menunggu di luar. Tak lama kemudian, Du Bai kembali dan berkat

    Last Updated : 2024-08-13
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   53. Teknik bayangan murni

    Teknik bayangan murni adalah sebuah teknik khusus yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan spiritual cahaya atau kegelapan. Ini merupakan teknik tingkat tinggi yang bisa dipelajari setelah seseorang mencapai ranah spiritual tingkat empat.Menyinkornkan kekuatan spiritual dengan tubuh, dan membentuk bayangan transparan dalam waktu tertentu. Kekuatan spiritual kegelapan, akan membentuk bayangan transparan hitam gelap. Sedangkan kekuatan spiritual cahaya, akan membentuk bayangan transparan putih terang.Belum sempat Qu Cing dan Du Bai bersembunyi, mereka dikejutkan oleh kehadiran pria botak berkulit hitam itu."Kami baru saja lewat hendak menuju ke kamar kami. Mengapa Anda begitu panik, Paman?" ucap Du Bai tampak tenang."Baru saja lewat? Benarkah?" Mata pria itu menyelidik."Tentu saja. Tidak ada alasan untuk kami terus berada di tengah jalan karidor seperti ini! Inu sudah malam, Paman. Kami sangat mengantuk." Anak itu menguap sambil salah satu tangannya memberi

    Last Updated : 2024-09-05
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   54. Mencari Jejak

    Drap! Drap! Drap!Qu Cing menyusul Jia Gong An dengan teknik gerakan cahaya kilat. Dia melihat jejak wanita itu mulai samar.Guru An tidak mungkin melewati Kota Tu, karena di sana telah di dominasi oleh kekuatan dari Klan Dhulam! Pikir Qu Cing.Anak itu berbelok ke arah tenggara, tepatnya ke sebuah kota bernama Al, sebelah timur kota Tu. Benar saja, Qu Cing melihat beberapa pengawal dari Klan Dhulam berjaga di perbatasan Kota Al dan Kota A. Dia berasumsi bahwa Jia Gong An telah melewati perbatasan."Mereka juga pasti telah mengepung Guru An dari perbatasan Lembah Siluman!" Qu Cing bergerak lebih cepat dari sebelumnya untuk mencari sang guru ke seluruh penjuru kota Tu hingga waktu pagi pun tiba."Aku harus menemukannya sebelum ia sampai ke perbatasan!" guman Qu Cing mulai lelah, haus, dan lapar. Ia terus berjalan ke arah selatan dengan wajah lesu. Tiba-tiba, seseorang memanggilnya. "Hei, Dik. Apa kau lapar?" tanya seorang lelaki muda, berambut perak, bermata biru dengan pakaian putih

    Last Updated : 2024-09-13
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   55. Belenggu penderitaan

    "Heh! Sangat mengganggu! Tangkap juga bocah itu!" perintah sang pemimpin klan kepada para bawahannya. Saat ketujuh pengikutnya bergerak, Jia Gong An menghadang mereka. "Langkahi dulu mayatku!" Matanya menyala membentangkan kedua tangan. Energi hijau keluar dari telapak tangan, terkumpul membentuk tumbuhan raflesia yang menyala. "The Power of Rafflesia!" Baaam! Tak disangka dirinya mampu memukul mundur ketujuh orang itu. 'Kesempatan bagus!' Jia Gong An melancarkan serangan lanjutan. Wanita itu merentangkan tangan. Lalu bergerak seperti seorang pemanah yang menarik busurnya. "Cactus thorns!" Syuuut syuuut syuuut! Lesatan cepat duri-duri kaktus yang tipis dan tajam mampu meremukan besi sekalipun dalam sekali hantaman. "Benar-benar merepotkan!" Sang pemimpin klan akhirnya turun tangan. Dia bergerak mengayunkan sebuah tinju bayangan. Energi hitam memutar spiral mengitari telapak tangannya. Dia melompat dan memblokir serangan Jia Gong An dengan mudah. Tidak berhenti di situ. Mata pr

    Last Updated : 2024-09-14
  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   56. Shaka

    Sempat beberapa kali Qu Cing menahan dan menghantam rantai-rantai itu dengan tongkat saktinya. Namun itu sia-sia. Perbedaan kekuatan anak itu dan si botak bukanlah hal yang bisa digapai dalam sekejap."Sudah ku bilang, seharusnya kau pergi saja. Sekarang, semua malah menjadi semakin rumit. Jika kau pergi, kau tidak akan merasakan sakit seperti ini." Wajah Jia Gong An menengadah pasrah."Rasa sakit yang seperti ini, bukanlah apa apa bagiku, Guru. Aku bahkan, pernah merasakan rasanya berada di ujung kematian. Keadaan ini terjadi karena aku terlalu lemah. Aku sangat menyesali diri sendiri. Aku bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun meski hanya sekejap saja." Qu Cing tertunduk sayu. "Maafkan aku, Guru!"Meskipun dalam keadaan tubuhnya yang kacau, Qu Cing masih tetap berusaha menyembuhkan diri agar tetap berada dalam kesadaran.Tiba-tiba ...PraaaaankFormasi pecah dan belenggu rantai pun hancur. Qu Cing dan Jia Gong An terbebas dan terjatuh.Di hadapan Qu Cing, muncul seorang pria mu

    Last Updated : 2024-09-17

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   70. Mengejar makhluk bayangan

    "Mau pergi ke mana kau, Gran Dong?" Gran Dong menoleh dan mendapati Tham Fan sudah berada di sisinya. Tham Fan berdiri di sana dengan rahang terkatup erat, tatapannya tajam seperti pisau, dan aura membunuh yang memancar darinya membuat setiap detik terasa penuh ancaman. "Tham Fan!" Raja iblis itu terhuyung dalam posisi yang rapuh. Segenap tubuhnya bergetar dengan rasa takut yang mencekam. Saat melihat Tham Fan, hatinya berdegup kencang seolah-olah sudah bisa mendengar detak waktu yang tersisa, mengingatkan bahwa dia sedang berada di ambang kematian. Dikelilingi oleh ancaman yang terbaca jelas dalam tatapan membara tersebut. Syuuuuut! Sebuah piringan bening raksasa tiba-tiba muncul di atas kepala Gran Dong, berputar vertikal dengan cepat disertai kobaran api membara, membelah tubuh Gran Dong menjadi dua bagian. Tubuhnya jatuh terjepit, kaku, dan tak bernyawa, seolah-olah semua kekuatan dan keangkuhannya seketika lenyap. Tumbuhan di sekitar yang terkena cipratan darahnya menjadi lay

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   69. Panah cahaya

    Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melihat Thai Qu Cing berlari tergesa-gesa bersama sang kepala perguruan."Apa kau tau bagaimana keadaan di luar sana?" tanya Du Bai kepada salah satu siluman kera."Tidak. Kami hanya mendapat perintah untuk menjaga Anda di sini," jawab si kera.Lu Tung yang berada di sana, mendengar percakapan mereka pun ikut angkat bicara. "Aku sungguh mengkhawatirkan Yang Mulia. Tapi, kami juga tidak bisa mengabaikan perintahnya," ujar kera hitam itu.Seketika, Du Bai menampakkan senyum meringis di wajahnya. "Bagus! Bukankah mengikuti mereka secara diam-diam itu bukan ide yang buruk? Kita hanya perlu berhati-hati agar tidak menjadi perhatian musuh." Kemudian, anak itu nekat mengikuti langkah Qu Cing dan Nie Lee dari kejauhan.Para kera pun tak ada pilihan selain mengekor di belakang Du Bai. Langkah derap yang pelan, namun pasti."Kalian yang bergerak di bagian tepi dan belakang, harus selalu waspada kalau-kalau ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba!" ujar Du Bai m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   68. Siasat Gran Dong

    Tanpa peringatan, makhluk bayangan itu meluncur cepat, seakan-akan muncul dari kegelapan itu sendiri. Tubuhnya berbalut asap hitam yang mengerikan, bergerak lincah dengan kecepatan yang hampir tak terlihat."Awas!" teriak Nie Lee, menarik tangan Qu Cing saat bayangan itu meluncur ke arah mereka.Anak itu hanya bisa melangkah mundur, matanya tajam menilai setiap gerakan makhluk tersebut. “Itu ... sangat cepat!” gumamnya, jantung Qu Cing berdebar, merasa terperangkap dalam perangkap yang tak terlihat.Makhluk bayangan itu berputar mengelilingi mereka, seakan mengejek dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi. "Jangan lengah!" kata Nie Lee, suaranya tegas dan penuh peringatan. Ia melangkah mundur, mengangkat tangan untuk melindungi dirinya dan Qu Cing. “Ingat, makhluk ini bisa menyerang dari mana saja. Fokuskan perhatianmu pada jejak-jejak bayangannya!”Qu Cing menatap sekeliling, mengumpulkan konsentrasi dengan mata cahaya. Sesaat kemudian, dia melihat kilatan hitam yang bergerak membaw

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   67. Mencari jejak bayangan

    Tak terasa, pertarungan berlangsung hingga hari menjelang malam. Saat Qu Cing berusaha untuk menyembuhkan Jia Gong An yang terluka parah, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Benar saja, tubuh Jia Gong An tak kunjung membaik. Anak itu mendapati tubuh sang guru memucat, denyut nadi berhenti, dan tak ada hembusan napas lagi."Tidak mungkin! Apakah Guru sudah mati?" gumam Thai Qu Cing. Rahangnya mengencang, jantungnya berdebar, wajah lesu dengan mata yang berkaca-kaca.Perasaan Qu Cing sangat kacau. Ia tertunduk setengah berdiri memandang tubuh Jia Gong An yang tak berdaya di hadapannya."Bagaimana keadaan Jiang An?" tanya sesosok lelaki di belakang Thai Qu Cing yang baru saja menyelesaikan pertarungannya dengan dua pangeran iblis.Anak itu tidak menjawab. Takut bercampur bingung. Ia masih menatap sang guru dengan wajah sayu.Sesaat kemudian, Thai Qu Cing menemukan sesuatu yang mengganjal. Darah Jia Gong An menghitam bercampur aura kegelapan hingga ke saluran urat-urat nadinya. Qu Cing m

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   66. Kesadaran Raja Tham Fan

    “Raja Tham Fan, aku akan membebaskanmu dari ilusi ini!” teriak Nie Lee, melesatkan semburan air yang membelah kegelapan.Air yang berdesir itu mulai mengusir bayangan, menciptakan celah dalam ilusi yang menakutkan. Raja Tham Fan merasakan sentuhan realitas, matanya mulai menunjukkan tanda kehidupan. “Kau ... Nie Lee!”. "Hei,Tham Fan! Cepat bangun! Istrimu sedang sekarat! Dia akan mati jika kau tak kunjung sadar!" Nie Lee mendorong, berusaha menembus gelombang ilusi yang masih menghalangi.“Apa!” teriak Raja Tham Fan, suaranya menggema dalam kehampaan, mengguncang ilusi yang menjeratnya. Mata Raja Tham Fan yang tadinya kosong, kini menyala dengan api kemarahan yang membara. Ketika Nie Lee memanggilnya, menyuarakan bahwa Jiang An, sedang sekarat, kemarahan itu berubah menjadi kekuatan yang tak tertahankan. “Aku harus menyelamatkan Jiang An!” teriaknya, suaranya bergetar penuh keyakinan. Dengan satu gerakan kuat, ia menghancurkan ilusi itu, mengusir bayangan kelam yang menjeratnya. Da

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   65. Keadaan Jia Gong An

    "Tuan Lee?" Mata Harha Fan membulat, penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran. "Mengapa Anda menolongku? Bukankah kita tidak saling mengenal?" suaranya bergetar, mencerminkan ketidakpercayaan bahwa seseorang yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengannya akan berani mengambil risiko untuk menyelamatkannya.Tatapan Nie Lee seketika berubah hangat, seolah cahaya lembut menyelimuti mereka berdua di tengah ketegangan yang melingkupi. Dia tersenyum, senyuman yang mampu menghapus keraguan di wajah Harha Fan. "Apakah kita harus berkenalan terlebih dahulu sebelum bisa saling membantu?" katanya, suaranya penuh kelembutan, seolah-olah mengajak Harha Fan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda—sudut pandang di mana kebaikan dan kepedulian tidak memerlukan latar belakang atau ikatan yang kuat.Dalam momen itu, jantung Harha Fan berdegup lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu dalam senyuman Nie Lee yang membuatnya merasa hangat, seolah ada ikatan tak terduga yang mulai tumbuh di hati

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   64. Di ambang kematian

    Di sisi lain, beberapa saat sebelum Harha Fan mengalami kesulitan menghadapi Raja Gran Dong, Thai Qu Cing hampir selesai membuat portal yang direncanakan. Sementara itu, di ruang tertutup, Jia Gong An menunggu kesempatan tepat untuk keluar dari perisainya. Mata tajamnya memantau sekitar melalui celah sempit. Rupanya, asap yang tebal dan serangan-serangan bayangan itu telah lenyap. Namun, hatinya merasa tercabik-cabik saat melihat dua sosok yang begitu berarti baginya, sedang dalam keadaan terhimpit. Tiba-tiba, batu spiritual di kantungnya bercahaya. "Guru, aku hampir selesai membuat portal!" suara Thai Qu Cing terdengar jelas dari batu tersebut. Jia Gong An segera mengambil batu itu. "Bagus! Jika sudah selesai, segera gunakan darahmu untuk mengaktifkannya!" "Baik, Guru," jawab Thai Qu Cing. Jia Gong An menarik napas dalam-dalam. "Aku mengandalkanmu, Qu Cing. Suamiku terkena ilusi raja iblis dan Harha Fan sedang dalam situasi yang sulit. Mintalah bantuan kepada kepala perguruan l

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   63. Kekalahan Raja Tham Fan

    Sebenarnya, kekuatan Raja Tham Fan dan Raja Gran Dong cukup seimbang. Namun, muslihat sang raja iblis, terasa begitu nyata sehingga membuat Tham Fan berada dalam kebimbangan. Pikirannya, dikacaukan oleh ilusi. Saat Raja Tham Fan menyerang Gran Dong dengan kekuatan penuh, tiba-tiba di hadapannya muncul sosok yang mirip dengan adiknya. Sehingga serangannya seolah-olah mengenai sang adik sampai terjatuh berlumur darah. Tham Fan terperangah, pandangannya terpaku pada sosok mirip Harha Fan yang berlumur darah. Rasa bersalah dan kebimbangan menghimpitnya. "Kenapa, Rhara? Mengapa kau ada di sini?" Tham Fan berbicara dengan suara terputus. Sosok itu menatapnya dengan mata penuh kesedihan. "Kakak, aku tidak mengerti. Apakah aku salah? Apakah aku tidak cukup baik bagi Kakak?" Tham Fan merasa hatinya tercabik. Ia mencoba mendekati sosok itu, namun kaki-kakinya terasa berat seperti terikat. "Tidak, Rhara! Aku tidak bermaksud melukaimu!" teriak Tham Fan. Raja Gran Dong tertawa, suaranya mem

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   62. Kekuatan sang puteri ular

    Tubuh Du Bai mulai kaku, mati rasa seperti mayat. Sementara itu, di alam bawah sadarnya, jiwanya tergantung melayang, tertusuk beberapa jarum hitam raksasa yang mengeluarkan asap hitam menggumpal. Anak itu sangat memahami kondisinya saat ini. Serpihan jiwanya tertunduk dengan wajah lesu tak berdaya. dia benar-benar sudah merasakan berada di ambang kematian.Namun, tiba-tiba suara seseorang yang ia kenal menggema dalam ruang kosong yang penuh kehampaan itu. "Bertahanlah, Du Bai! Aku akan menyelamatkanmu!"Mendengar suara tersebut, Du Bai menyunggingkan bibirnya. "Kalaupun aku mati saat ini juga, aku tidak akan pernah menyesali perbuatanku!"Beberapa saat kemudian datanglah sekumpulan cahaya hijau menghampiri jiwa Du Bai. Cahaya tersebut seperti menarik jarum-jarum yang menancap pada dirinya, sehingga jiwa anak itu akhirnya terbebas dari penderitaan.Lalu, secara ajaib cahaya tersebut bahkan memberi kekuatan pada jiwa Du Bai, memulihkan jiwanya dan menghempaskan jarum-jarum itu keluar d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status