Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 11BBy : Leni Maryati#Tak ada AkhlakMatahari sudah mulai tenggelam, ya ampun karena lihat drama di dunia nyata sampai tak ingat waktu. Mas Farrel pasti sudah pulang dari tokonya. Aku langsung menggendong Chaca mengajaknya pulang seraya menyeret sepeda milik Chaca.***"Assalamu'alaykum..." ucapku saat memasuki rumah. Chaca telah ku turunkan dari gendonganku. "Ayah..." celoteh Chaca seraya menghambur kepelukan mas Farrel yang sedang duduk di sofa menonton televisi. Akupun ikut mendudukkan diriku di samping mas Farrel. "Darimana bun? Suami pulang kok ga ada di rumah?" Mas Farrel mengintrogasiku."Maaf yah tadi nyuapi Chaca makan terus Chaca malah sibuk metik-metik bunga," "Metik bunga dimana?""Pinggir jalan depan rumahnya budhe Yati," jawabku."Halah, palingan bunda lihat percekcokan di rumahnya budhe Nur kan?" cercanya. "Hehe.. penasaran soalnya yah... Kok ayah tahu kalau di rumah Budhe Nur ada cekcok?" tanyaku."Ya tau, orang banyak yang n
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 12A#Dimarahi suamiBy : Leni MaryatiAuthor PoVSedang di tempat lain, Tetangga depan rumahnya Alika dan Farrel telah terjadi ketegangan.Basuki sedang menyidang Anton dan istrinya. Selepas magrib Basuki menyuruh Anton dan istrinya ke ruang tamu. Mereka bertiga duduk ditikar anyam yang selalu tergelar disana. Sedangkan Dita dan Dito diminta untuk mainan di kamar saja. Kalau Basuki sudah berbicara tegas, anggota keluarganya nurut. Namun, Basuki selama ini lebih banyak mengalah ke Niken jadi ya kelakuan anak-anaknya tidak mengerti adab dan sopan santun. "Anton...! Kamu benar-benar bikin malu Bapak!" Basuki mulai berbicara. Anton hanya diam menunduk saja. "Apa Bapak pernah mengajarimu untuk mencuri hah? Mencuri itu perbuatan yang tidak baik. Apalagi kalau budhe Nur tak terima kamu bisa dilaporkan polisi. Untung saja mereka orang baik," Ia mencoba menasehati anaknya yang sudah beranjak remaja."Sudahlah, pak! Hapenya juga sudah ketemu. Tidak perl
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 12BBy : Leni Maryati#Jangan beda-bedakan tetangga*****Sore hari Alika menyiram bunga-bunga di halaman rumahnya, Ia mengarahkan selang air ke setiap pot bunga Sesekali Alika melihat ke teras dimana Chaca berada, anak itu asyik bermain-main masak-masakan."Mbak..." sapa seseorang mengejutkan Alika. "Eh... mbak Niken," Niken menyeberangi jalan desa yang memisahkan rumah mereka berdua. "Mau tanya mbak," nadanya terdengar jutek.Alika mengerutkan dahinya. "Tanya apa mbak?""Tadi kasih baju ke Putri ya? Kok Dita ga dikasih juga, jangan membeda-bedakan begitu sih,"Alika berusaha mencerna pertanyaan Niken.Ia sedikit tersenyum. "Lah kok senyum-senyum. Memperlakukan tetangga itu harus adil,""Iya, mbak. Tadi aku kasih hadiah ke Putri, soalnya dia ulang tahun. Bukan bermaksud membeda-bedakan anak tetangga. Mbak Niken ingatkan beberapa hari lalu budhe Nur ngasih nasi kuning, syukuran ulang tahunnya Putri." jelas Alika. Niken seperti mengingat-ing
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 13A#DitegurBy : Leni MaryatiSebelum acara ditutup oleh Bu RT, Niken dengan cekatan memasukkan beberapa kue-kue didepannya ke dalam tas yang sudah ia persiapkan dari rumah. Bedanya, saat arisan di rumahnya Alika, begitu kue keluar ia langsung memasukkan ke plastik dan ibu-ibu di sebelahnya tak kebagian. Sekarang Ia memasukkan kue itu saat acara hampir berakhir. Ibu-ibu disana yang tak sengaja melihat kelakuan Niken hanya diam saja, ada juga yang saling bisik-bisik tapi tak ada yang menegurnya. Bu Nilam--siempunya rumah ternyata juga melihat Niken. Bu Nilam terus fokus memandang ke arah Niken dan Dita. Apakah Bu Nilam akan diam saja seperti yang dilakukan Alika, ataukah Bu Nilam akan menegur Bu Niken dihadapan ibu-ibu arisan???*****Alika PoV"Eh.. lihatin tuh Niken, bungkusin kue ke tasnya lagi." bisik budhe Ratna.Aku melihat mbak Niken memasukkan beberapa kue ke dalam tasnya, Ya Ampun mbak Niken, kenapa diulangi lagi. Bukankah pas arisan
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 13BBy : Leni Maryati#Niken dan mertuaKu gendong Chaca dan membawa belanjaan itu ke parkiran, kucantolkan dimotor. Chaca lalu kududukkan di jok motor. Siap pulang.Namun, Netra ini tak sengaja melihat Mbah Karni duduk di konter hape seorang diri. Konter itu terletak di sebelah minimarket ini. Aku menggendong Chaca kembali dan menuju ke tempat Mbah Karni duduk."Mbah... " sapaku menepuk pundak mbah Karni. "Eh... Alika," Mbah Karni menoleh.Kami akhirnya mengobrol sambil menunggu penjaga konter yang masih melayani pelanggan lain selesai. Aku duduk disampingnya. "Mbah Karni ngapain disini, mbah? Ada perlu apa?," tanyaku pelan. "Ini mau beli hape, nduk! Si Anton mogok ga mau sekolah kalau ga dibelikan hape," cerita Mbah Karni."Anton? Anton anaknya mas Basuki?" tanyaku memastikan."Iya, nduk. Sudah 3 hari ini Anton tidur di rumahnya mbah, Dia ga mau pulang ke rumahnya dan ga mau sekolah juga. Malu diledekin temannya ga punya Hape. Tiap ngerjain
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 14A#KeterlaluanBy : Leni Maryati"Mbah... Mbah Karni kenapa?" tanyaku pelan. Memegang kedua tangannya yang terasa masih bergetar. Mbah Karni bergeming. Ia tidak menjawab pertanyaanku namun Mbah Karni malah nangis tersedu-sedu dan memelukku. Aku lalu memapah Mbah Karni dan membawanya kedalam rumahku, ga enak kalau dilihat orang saat Mbah Karni menangis dijalan seperti ini. Apa yang terjadi dengan Mbah Karni sampai menangis tersedu-sedu, Apa yang telah diperbuat oleh Mbak Niken?*****Sekarang aku mengelus-elus pundak Mbah Karni yang naik turun terisak kecil. Kubiarkan Mbah Karni menumpahkan segalan beban di hatinya. Aku terdiam tak berani bertanya-tanya ke Mbah Karni. Kubiarkan beliau tenang terlebih dahulu. Mas Farrel sedang mandi untuk siap-siap ke Toko, Chaca sepertinya didepan tivi sedang mewarnai buku yang dibeli di Taman tadi. Aku meninggalkan Mbah Karni sejenak membuatkan teh hangat, agar perasaannya lebih baik.Lama menangis akhirn
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 14B#Ide baruBy : Leni Maryati*** Kulihat tetangga depan rumah pintunya masih tertutup. Apa mbak Niken Pergi keluar? Atau mungkin di dalam rumah tapi pintunya sengaja ditutup saja. Ah biarkan saja. Saat ini aku sebaiknya juga jaga jarak dengan Mbak Niken. Dia dengan mertua saja berani menjebleskan pintu didepan muka mertuanya. Benar-benar menantu tak ada akhlak. Walaupun mertua sebaiknya juga mengganggapnya seperti ibu kandungnya sendiri.Apa yang salah dengan Niken. Tak ada rasa benci tanpa adanya alasan. Jika ia mencintai Mas Basuki harusnya juga mencintai keluarganya juga.Jika mas Basuki tahu kelakuan Mbak Niken terhadap Ibunya, apalah Ia akan diam saja? Kurasa akan ada percekcokan diantara mereka. Tak mungkin seorang anak akan diam saja melihat ibunya diperlakukan seperti itu.Aku hanya bisa mendo'akan semoga kedepannya, hubungan Mbak Niken dengan Mbah Karni lebih baik, serta tak ada pecekcokan lagi baik dengan keluarga maupun tetangga.
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 15A#Usaha tak ModalBy : Leni Maryati"Gini hlu mbak, gimana kalau alat-alat Laundry yang nganggur itu aku pakai dulu untuk usaha. Nanti kalau untung kita bagi usaha. Aku 95 persen dan Mbak Alika 5 persen." jelasnya. "Hahaha...." Aku yang mendengar penjelasnnya hanya bisa ngakak. Bagi hasil apa itu 5%, seluruh alat-alatku yang dipake, sedang alat ada masa pemakaiannya, belum lagi perawatannya. Ada-ada saja idenya. Untung di dia, buntung di aku donk. "Kok tertawa?" Mbak Niken terlihat sewot."Mbak... Mbak... ga ada ide lain?" tanyaku sesantai mungkin. "Ide lain? Kamu jangan pelit-pelit sama tetangga, Lagian itu alat-alat cuman disimpan di gudang kan? Daripada dibiarkan saja rusak. Biasanya alat kalau ga pernah dipake malah rusak kok," ujarnya nyerocos. Aku hanya terdiam. Ini mau usaha kok ga modal banget. Kalau alat-alatku mau dibeli ga masalah, soalnya itu bukan alat-alat yang murah. Kalau rusak membutuhkan biaya yang tak sedikit. Kalau ga d