Beranda / Pernikahan / Tetanggaku Simbiosis Parasitisme / Jangan beda-bedakan tetangga

Share

Jangan beda-bedakan tetangga

Penulis: Leni Maryati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-28 08:43:28

Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 12B

By : Leni Maryati

#Jangan beda-bedakan tetangga

*****

Sore hari Alika menyiram bunga-bunga di halaman rumahnya, Ia mengarahkan selang air ke setiap pot bunga

Sesekali Alika melihat ke teras dimana Chaca berada, anak itu asyik bermain-main masak-masakan.

"Mbak..." sapa seseorang mengejutkan Alika.

"Eh... mbak Niken," Niken menyeberangi jalan desa yang memisahkan rumah mereka berdua.

"Mau tanya mbak," nadanya terdengar jutek.

Alika mengerutkan dahinya. "Tanya apa mbak?"

"Tadi kasih baju ke Putri ya? Kok Dita ga dikasih juga, jangan membeda-bedakan begitu sih,"

Alika berusaha mencerna pertanyaan Niken.

Ia sedikit tersenyum.

"Lah kok senyum-senyum. Memperlakukan tetangga itu harus adil,"

"Iya, mbak. Tadi aku kasih hadiah ke Putri, soalnya dia ulang tahun. Bukan bermaksud membeda-bedakan anak tetangga. Mbak Niken ingatkan beberapa hari lalu budhe Nur ngasih nasi kuning, syukuran ulang tahunnya Putri." jelas Alika.

Niken seperti mengingat-ing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Ditegur

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 13A#DitegurBy : Leni MaryatiSebelum acara ditutup oleh Bu RT, Niken dengan cekatan memasukkan beberapa kue-kue didepannya ke dalam tas yang sudah ia persiapkan dari rumah. Bedanya, saat arisan di rumahnya Alika, begitu kue keluar ia langsung memasukkan ke plastik dan ibu-ibu di sebelahnya tak kebagian. Sekarang Ia memasukkan kue itu saat acara hampir berakhir. Ibu-ibu disana yang tak sengaja melihat kelakuan Niken hanya diam saja, ada juga yang saling bisik-bisik tapi tak ada yang menegurnya. Bu Nilam--siempunya rumah ternyata juga melihat Niken. Bu Nilam terus fokus memandang ke arah Niken dan Dita. Apakah Bu Nilam akan diam saja seperti yang dilakukan Alika, ataukah Bu Nilam akan menegur Bu Niken dihadapan ibu-ibu arisan???*****Alika PoV"Eh.. lihatin tuh Niken, bungkusin kue ke tasnya lagi." bisik budhe Ratna.Aku melihat mbak Niken memasukkan beberapa kue ke dalam tasnya, Ya Ampun mbak Niken, kenapa diulangi lagi. Bukankah pas arisan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Mertua Niken

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 13BBy : Leni Maryati#Niken dan mertuaKu gendong Chaca dan membawa belanjaan itu ke parkiran, kucantolkan dimotor. Chaca lalu kududukkan di jok motor. Siap pulang.Namun, Netra ini tak sengaja melihat Mbah Karni duduk di konter hape seorang diri. Konter itu terletak di sebelah minimarket ini. Aku menggendong Chaca kembali dan menuju ke tempat Mbah Karni duduk."Mbah... " sapaku menepuk pundak mbah Karni. "Eh... Alika," Mbah Karni menoleh.Kami akhirnya mengobrol sambil menunggu penjaga konter yang masih melayani pelanggan lain selesai. Aku duduk disampingnya. "Mbah Karni ngapain disini, mbah? Ada perlu apa?," tanyaku pelan. "Ini mau beli hape, nduk! Si Anton mogok ga mau sekolah kalau ga dibelikan hape," cerita Mbah Karni."Anton? Anton anaknya mas Basuki?" tanyaku memastikan."Iya, nduk. Sudah 3 hari ini Anton tidur di rumahnya mbah, Dia ga mau pulang ke rumahnya dan ga mau sekolah juga. Malu diledekin temannya ga punya Hape. Tiap ngerjain

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Keterlaluan

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 14A#KeterlaluanBy : Leni Maryati"Mbah... Mbah Karni kenapa?" tanyaku pelan. Memegang kedua tangannya yang terasa masih bergetar. Mbah Karni bergeming. Ia tidak menjawab pertanyaanku namun Mbah Karni malah nangis tersedu-sedu dan memelukku. Aku lalu memapah Mbah Karni dan membawanya kedalam rumahku, ga enak kalau dilihat orang saat Mbah Karni menangis dijalan seperti ini. Apa yang terjadi dengan Mbah Karni sampai menangis tersedu-sedu, Apa yang telah diperbuat oleh Mbak Niken?*****Sekarang aku mengelus-elus pundak Mbah Karni yang naik turun terisak kecil. Kubiarkan Mbah Karni menumpahkan segalan beban di hatinya. Aku terdiam tak berani bertanya-tanya ke Mbah Karni. Kubiarkan beliau tenang terlebih dahulu. Mas Farrel sedang mandi untuk siap-siap ke Toko, Chaca sepertinya didepan tivi sedang mewarnai buku yang dibeli di Taman tadi. Aku meninggalkan Mbah Karni sejenak membuatkan teh hangat, agar perasaannya lebih baik.Lama menangis akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Ide baru

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 14B#Ide baruBy : Leni Maryati*** Kulihat tetangga depan rumah pintunya masih tertutup. Apa mbak Niken Pergi keluar? Atau mungkin di dalam rumah tapi pintunya sengaja ditutup saja. Ah biarkan saja. Saat ini aku sebaiknya juga jaga jarak dengan Mbak Niken. Dia dengan mertua saja berani menjebleskan pintu didepan muka mertuanya. Benar-benar menantu tak ada akhlak. Walaupun mertua sebaiknya juga mengganggapnya seperti ibu kandungnya sendiri.Apa yang salah dengan Niken. Tak ada rasa benci tanpa adanya alasan. Jika ia mencintai Mas Basuki harusnya juga mencintai keluarganya juga.Jika mas Basuki tahu kelakuan Mbak Niken terhadap Ibunya, apalah Ia akan diam saja? Kurasa akan ada percekcokan diantara mereka. Tak mungkin seorang anak akan diam saja melihat ibunya diperlakukan seperti itu.Aku hanya bisa mendo'akan semoga kedepannya, hubungan Mbak Niken dengan Mbah Karni lebih baik, serta tak ada pecekcokan lagi baik dengan keluarga maupun tetangga.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Usaha tak modal

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 15A#Usaha tak ModalBy : Leni Maryati"Gini hlu mbak, gimana kalau alat-alat Laundry yang nganggur itu aku pakai dulu untuk usaha. Nanti kalau untung kita bagi usaha. Aku 95 persen dan Mbak Alika 5 persen." jelasnya. "Hahaha...." Aku yang mendengar penjelasnnya hanya bisa ngakak. Bagi hasil apa itu 5%, seluruh alat-alatku yang dipake, sedang alat ada masa pemakaiannya, belum lagi perawatannya. Ada-ada saja idenya. Untung di dia, buntung di aku donk. "Kok tertawa?" Mbak Niken terlihat sewot."Mbak... Mbak... ga ada ide lain?" tanyaku sesantai mungkin. "Ide lain? Kamu jangan pelit-pelit sama tetangga, Lagian itu alat-alat cuman disimpan di gudang kan? Daripada dibiarkan saja rusak. Biasanya alat kalau ga pernah dipake malah rusak kok," ujarnya nyerocos. Aku hanya terdiam. Ini mau usaha kok ga modal banget. Kalau alat-alatku mau dibeli ga masalah, soalnya itu bukan alat-alat yang murah. Kalau rusak membutuhkan biaya yang tak sedikit. Kalau ga d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Usaha tak modal 2

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 15B# Usaha Tak ModalBy Leni Maryati"Eh.. kalau gitu aku pulang dulu ya Mbak Alika, ini jus buat Dita aku bawa. Eh.. itu diplastik apa ya, kok baunya harum," Mbak Niken menghirup napas dalam-dalam. Menikmati aroma yang tak asing di hidungnya."Oh.. tadi beli sate, Mbak Niken mau?" tanya mas Farrel."Hehe.. Maulah mas.." sahutnya cepat. "Bun... Ambilkan 1 bungkus buat Mbak Niken ya,"Aku mengangguk. Aku membuka plastik itu, ternyata Mas Farrel hanya membeli 2 bungkus sate. Aku mengambil sebungkus sate dan memberikannya ke Mbak Niken."Ini, Mbak,""Iya, makasih. Pamit dulu ya Mbak Alika... Mas Farrel..." Huff... Akhirnya tetanggaku itu pulang juga. "Kenapa bun... hehe. Yang Ikhlas," ucap suamiku."Ikhlas kok yah..cuman sate sama jus aja. Cuman sebel aja tadi diajak diskusi hal ngawur," aku tak bisa menutupi kalau aku lagi sebel dengan tetangga depan rumahku itu."Ngawur?""Udah nanti aja aku ceritaan, nih diminum dulu jus mangga pesanan ayah,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Parasit

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 16#ParasitBy : Leni MaryatiDaripada aku tak bisa mengontrol emosiku mending aku pulang saja. Huff... benar-benar menguji kesabaranMalam harinya aku menceritakan semuanya ke mas Farrel. Dengan bercerita setidaknya emosiku bisa tersalurkan ga hanya dipendam dalam hati, nanti malah jadi penyakit. "Mas... kok Mbak Niken ga jujur aja dari awal kalau pinjam blender buat jualan jus sama pop ice," ujarku. Aku ingin tahu bagaimana reaksi dan pendapat suamiku itu."Kalau jujur mikirnya ga dibolehin bunda, kayak alat Laundry kemarin yang mau dipinjam," jawabnya."Ya kan aneh mau usaha Laundry pake alat-alat kita, bahkan nyuci dan ngeringin baju rencana di rumah kita, pakai listrik kita. Dia cuman nyetrika listrik di rumahnya. Itu ide sungguh-sungguh ngawur, ya langsung bunda tolak lah," "Untuk blender positif thinking aja bun, mungkin Mbak Niken baru iseng-iseng usaha, Misal beli blender langsung terus ga laku jualannya kan eman uangnya untuk beli ble

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Sampah

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 17 By : Leni Maryati#Sampah***Sore hari aku menyuapi makan Chacha seperti biasanya di halaman depan rumah sambil menghirup udara luar. Sepulangnya mbak Niken dari rumahku, ia tak lagi main-main ke rumah lagi. Mungkin masih marah. Ah... terserahlah tidak semua keinginannnya harus kuiyakan. Selama ini aku sudah cukup bersabar dengan segala sikap absurdnya. "Mbak Alika.... lagi nyuapi makan Chacha ya..."Teriak seseorang dari seberang halaman rumahku, lebih tepatnya dari teras rumahnya mbak Niken."Oh.. Budhe Nur... Iya Budhe." jawabku."Sini mb Alika... ngobrol-ngobrol kesini." ujar Budhe Nur seraya menepuk-nepuk kursi kosong disebelahnya. Aku menggedong Chacha dan berjalan ke arah teras rumahnya mbak Niken. Terlihat mbak Niken sedang sibuk merapikan barang dagangannya. "Hai mbak Niken..." sapaku ramah. Namun mbak Niken hanya melirikku sekilas dengan sinis dan diam saja acuh tak acuh seolah tak mendengar sapaanku. Tak terlalu kupikirkan, a

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02

Bab terbaru

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Murka Sekali

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 84#Murka sekaliBy : Leni Maryati*****10 Menit kemudian terdengar suara chacha yang menangis dengan kencang. Tak lama kemudian juga terdengar suara pecahan kaca.Alika dengan cepat-cepat keluar dari toilet. Tubuhnya mematung melihat apa yang ada dihadapannya. Chacha telihat menangis tersedu-sedu, dengan kening atas kanan terlihat benjol. Kaca jendela juga pecah berkeping-keping. Selain itu yang membuat mata Alika membulat sempurna terlihat layar LCD TV yang retak seperti habis terkena pukulan benda tumpul. Gambar di layar TV hanya tinggal setengah saja yang terlihat. Alika dengan cepat mengangkat Chacha yang masih menangis tersedu-sedu. Ia menenangkan Chacha untuk berhenti menangis. Dita dan Dito masih kejar-kejaran dan tembak-tembakan. Dita sedang memegang Ulekan batu, ulekan yang biasanya didapur ia gunakan untuk menghaluskan bumbu dapur. Kenapa ulekan itu bisa sampai di ruang TV. Alika geleng-geleng kepala, rumahnya seperti kapal pecah.

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Menunggu Lewat

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 83#Menunggu lewatBy : Leni Maryati*****Sore hari jam 5 sore seperti hari-hari sebelumnya nongkrong di perempatan jalan bersama Dian dan beberapa ibu-ibu lainnya. Keempat ibu-ibu itu asyik mengobrol. Bergosip dari gosip yang masih hangat dan juga nyinyir hal-hal yang sudah lewat. Seperti saat ada suami budhe Nur yang lewat naik sepeda di depannya, langsung keempatnya ghibah keluarga budhe nur. "Budhe nur... Kasihan ya, ditinggal mancing suaminya terus, bahkan pulangnya sampai larut malam," Niken melirik suami budhe yang sedang mengayuh sepeda kebonya, berjalan semakin jauh. "Iya... Anaknya juga habis sakit, padahal ibunya juga belum lama opname." timpal seseibu yang ada disitu. "Dia ga kerja, suaminya ya cuman mancing dan ke sawah. Kerja kalau ada yang ngajakin, kalau ga ada yang ngajak ya nganggur." jawab Niken lagi. "Nganggur gimana, ke sawah kok... Kalau panen gabahnya dijual ngasilin duit. Lagian juga punya beberapa kambing, ngurus kam

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Tamu

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 82#TamuBy : Leni Maryati****Tiba-tiba pintu rumah Farrel diketuk dari luar. Sepertinya ada tamu. Keduanya saling lirik seolah bertanya siapa tamunya. Siapakah tamu mereka, apakah ada masalah ataukah hanya ada keperluan silaturahmi saja.TokTokTok"Assalamualaikum.... "kriet "Wa'alaykumussalam warrahmatullahi wabarakatuh," Farrel membuka pintu, melihat siapa tamu malam-malam begini. Ternyata seorang ibu-ibu. "Ehm... Budhe Sarni. Ada perlu apa ya? Atau ada perlu dengan Alika, sebentar saya panggilkan." "I-iya,"Farrel kembali masuk ke dalam memanggil istrinya. Ketiganya sekarang duduk di kursi teras rumah. Farrel dan Alika Duduk dikursi panjang, sedangkan Budhe Sarni duduk disamping, kursi single. "Mba Alika dan Mas Farrel, maaf sebelumnya kalau kedatangan budhe mengganggu waktu istirahat kalian." Budhe Sarni mulai membuka mulutnya. Mencoba menjelaskan tujuan kedatangannya. "Iya budhe ga apa-apa," jawab Alika tersenyum. "Ada perlu apa

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Gratis Aja

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 81#Gratis ajaBy : Leni Maryati ****"Gratis aja mb Alika, ini juga daripada mubazir."Alika menggelengkan kepala. "Ayo... Ke halaman rumahku." Akhirnya budhe marni nurut aja. Budhe Nur juga sudah pamit pulang ke rumahnya. Budhe Marni menurunkan box kue ke teras rumah Alika. Terlihat ChaCha langsung asyik memasukkan beberapa kue kedalam kantong plastik. "Ini budhe... Teh manis anget." ujar Alika sambil meletakkan segelas teh dan beberapa kudapan. "Ayo minum dulu, ChaCha milihnya pasti lama,""Mba Alika kok malah repot-repot,""Ga repot kok, budhe." Keduanya langsung asyik mengobrol sana-sani. Sambil menunggui ChaCha yang masih memilih kue-kue, kadang kala balita itu terlihat terdiam dan berpikir dalam memilih kue. "Budhe... Kok kuenya dibagikan gratis begitu? Itu sesekali apa tiap hari, kok mba Niken dan Dian seakan tahu budhe mau bagi-bagi kue gratis?"Budhe Marni terlihat menghela napas sejenak. Raut mukanya terlihat sedih, "Awalnya mema

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Ipar

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 80By : Leni Maryati#IparShinta dan Ridho sedang istirahat di dalam kamar. Setelah makan siang yang terlambat, mereka berdua hanya makan dengan telur ceplok, oreg tempe dan kuah pedas manis yang jelas tanpa udang. Keduanya ngobrol ringan seputar kegiatan Ridho saat ditempat kerja. Shinta juga sedang mencari-cari kerja yang cocok dan tidak sampai malam. Ridho bakalan keberatan jika dirinya bekerja menjadi SPG seperti dulu yang pulang larut malam. Disebelah kamar mereka berdua terdengar samar-samar ibu Komala sedang memarahi Shinta. Beberapa menit yang lalu Ibu Komala baru pulang dari arisan. Ia langsung menuju kamar Dela, penasaran ingin menanyakan perihal makanan untuk Shinta dan Ridho. Anak laki-lakinya itu tadi sempat mengirimkan pesan bergambar menanyakan perihal makanan kesukaan istrinya ditaruh dimana. Karena hanya tersisa kuah saja yang ada di atas meja. Ibu Komala yang berniat menanyakan itu pada Dela terpaku di depan pintu saat meliha

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Konten

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 79By : Leni Maryati#KontenNiken cemberut jadi bahan tertawaan ibu-ibu. Seolah tak terjadi apa-apa Ia langsung berdiri dan kembali bergoyang. Sepertinya video saat Ia jatuh tadi bakalan Ia upload saja di aplikasi tok-tok. Lumayan kalau banyak yang terhibur. Beberapa hari kemudian, Di sore hari sesuai kesepakatan Niken akan membuat konten masak cemilan bersama Alika. Dengan setengah hati Alika memperbolehkan Niken membantunya membuat cemilan. Hari ini Alika akan membuatkan suami dan anaknya cemilan risol mayo. "Mba... Ini hapenya aku taruh disini ya.... Biar aktivitas kita memasak terlihat jelas. Sebenarnya lebih bagus lagi kalau ada kamera dari sudut yang berbeda. Mba Alika... Pinjam handphonenya ya, buat videoin juga."Alika menghentikan aktifitasnya yang sedang mengaduk adonan untuk membuat kulit risol, "Sesuai perjanjian, mba Niken hanya membantu memasak dan tidak menyusahkan. Oke?" kata Alika penuh tekanan dan tak mau diganggu gugat. Ni

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Cuan

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 78By : Leni Maryati#Cuan Setelah mendapatkan modal berjualan, Niken mulai fokus berjualan lagi. Mulai dari delivery jus buah dan Snack bakar-bakaran. Ia harus berusaha keras agar modal usahanya tetap berputar, selain untuk membantu kebutuhan rumah tangga juga untuk membayar setoran bank mekar setiap minggunya. Niken juga memiliki hobby baru atas ide dan masukan dari bestienya--Dian dalam menambah cuan. Sudah sebulan ini Niken menggeluti hobby barunya membuat konten-konten video di aplikasi toktok. Niken membuat konten-konten dengan tema muka ndeso rezeki kota. Ia sering membuat konten goyang-goyang didepan rumah Alika, dan mengakui sebagai rumahnya. Kadang kala kalau hari Minggu Niken juga membuat konten mencuci mobil Farrel. Keluarga Alika dan Farrel hingga sebulan ini tak merasa keberatan saat Niken membuat konten-konten itu. Selama Niken melakukannya diluar rumah dan tidak mengganggu ketenangan mereka. Untuk hutang ke Budhe Sarni, Niken

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Merayu

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 77By : Leni Maryati#Merayu Budhe Sarni ****Niken tersenyum tipis, sambil berpikir kata-kata yang cocok untuk memulai pembicaraan. "Ehm... Budhe... Kemarin-kemarin aku kena musibah, difitnah hingga masuk penjara karena polisi salah tangkap. Karena hal itu aku tak berjualan sampai hampir 2 Minggu.""Terus?" tanya Budhe Sarni lagi karena Niken malah terdiam. Ia mulai mengeluarkan jurus memelas dan menceritakan keadaannya yang menderita. Niken menghapus air matanya. "Begini Budhe, aku berniat meminjam uang budhe. Untuk bayar SPP Anton. Harus segera dilunasi Budhe. Kalau tidak, Anton tidak boleh ikut ujian kenaikan kelas," "Memang mau pinjam berapa?" "Satu juta saja!" Budhe Sarni menyipitkan matanya. Ia sedang menimbang-nimbang plus minus jika berurusan dengan Niken. Jika tak dipinjami, kasihan juga. Ia pernah mengalami dan merasakan bagaimana bingungnya sebagai orang tua jika anaknya belum bayar SPP."Sebenarnya uang Arisan itu mau aku gunak

  • Tetanggaku Simbiosis Parasitisme    Tuduhan Dela

    Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 76By : Leni Maryati#Tuduhan Dela*****Akhirnya Shinta dan Ridho melakukan brunch pukul 11.00. Sarapan sekaligus makan siang. Lagi-lagi Shinta harus mandi keramas lagi. Setelah makan siang Ibu Komala mengajak Ridho untuk mengantar makanan-makanan kering sisa hajatan kemarin ke beberapa saudara mereka yang dekat.Sudah satu jam Shinta rebahan mainan ponsel di kamar, Ia merasa bosan. Shinta berinisiatif menonton televisi saja di ruang keluarga. Kondisi rumah sepi, saat Ia membuka pintu kamar saja begitu terdengar. "Kemana ya Dela? Hmm mungkin menidurkan anaknya." cicit Shinta yang dijawabnya sendiri. Siang-siang begini memang waktunya bayi 9 bulan untuk tidur siang. Shinta duduk di sofa dan menyalakan televisi, memilih acara gosip artis. Didepan meja tersedia beberapa cemilan. Ah... Rasanya Ia selalu lapar karena tenaganya terkuras habis. Suaminya Ridho memang benar-benar tak terduga, menerkamnya terus-terusan. Coba saja tadi Bu Komala tak memint

DMCA.com Protection Status