Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 06 BBy : Leni MaryatiHari ini mumpung mas Farrel ga masuk kerja dan di rumah bersih-bersih untuk persiapan besok, pasti dia akan kecapekan. Makanya aku hari ini harus masak spesial. Nila Bakar asam manis, ayam balado, sayur bening, sama tempe goreng.Pukul 9 pagi semua menu masakan sudah tersedia, ku taruh hasil masakanku di atas meja. Ku lihat mas Farrel juga sudah selesai membersihkan sofa. Tinggal nanti membereskan ruang tamu untuk persiapan arisan besok."Mas... makan dulu yuk! mumpung masih hangat," ajakku. "Ya." Mas Farrel menggendong Chaca dan ke dapur, Ia langsung mencuci tangan. Kita bertiga duduk mengitari meja makan. "Wow... masak enak nih..." ujar mas Farrel."Iyah..sesekali, mumpung Mas Farrel full seharian di rumah. Lagi pula pasti capek habis bersih-bersih."Kita bertiga makan dengan nikmat, Chaca juga minta makan sendiri, ga mau aku suapin. Setelah selesai makan mas Farrel kembali merapikan ruang tamu, sedangkan aku sendiri ma
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 07 A#Niken oh NikenBy : Leni Maryati"Yang dapat arisan bulan ini adalah...." Bu RT membuka gulungan kertas perlahan."Bu Yati!" teriaknya lantang..."Yee...Alhamdulillah..." sahut budhe Yati senang. "Alhamdulillah... selamat ya Budhe Yati..." Budhe Yati mengangguk senang. "Sedangkan yang kejatah tempat untuk bulan depan itu di rumahnya.... Bu Nilam." lanjut bu RT membuka gulungan kertas yang kedua.Pengumuman dari Bu RT sudah selesai, saatnya ibu-ibu kembali menikmati cemilan. "Monggo ibu-ibu dinikmati cemilan seadanya, ini teko isinya es teh.. yang mau nambah silahkan..." Ibu-ibu kembali menikmati snack dan minum sambil saling mengobrol. Kulihat mbak Niken masih asyik makan, sepertinya ia tak terlalu berminat mengobrol dengan ibu-ibu yang lain.Pukul 5 sore acara arisan sudah selesai, ibu-ibu peserta arisan mulai berpamitan pulang satu persatu.Aku masih diteras, menyalami tamu yang berpamitan pulang. Di jalan depan rumah samar aku menden
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 07 B By : Leni Maryati #Rumahku Supermarket Gratis *****Pukul 10 pagi aku seperti biasa sudah menyelesaikan semua pekerjaan, tinggal santai-santai menemani Chaca. Ku lihat gawai mbak Niken rajin sekali membalas komen di aplikasi biru. Dari pagi sudah sibuk di sosial media. Tok tok tokSiapa yang mengetok pintuku? Apa mungkin mbak Niken? Baru beberpa menit yang lalu ia masih berbalas komen di statusnya. Aku melangkah ke dapur dan membuka pintu dan Taraa... "Mbak Alika..." sapa mbak Niken masih memegang gawainya sambil senyam-senyum. "Ya, mbak..." aku hanya memandanginya ditengah pintu, takutnya dia langsung menerobos masuk ke rumah ambil sesuatu. Mbak Niken masih asyik mengetik pesan di hapenya, aku jengah juga menungguinya. Ia kesini mau apa coba, numpang mainan gawai? "Ehem... mbak Niken ada perlu apa ya? kalau tidak ada apa-apa aku masuk ya..." ucapku mulai tak sabaran. "Eh... eh.. bentar mbak Alika" cegatnya. Ia memasukkan gawainya
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 08 A#Jasa Laundry GratisBy : Leni Maryati *****3 hari kemudian saat aku sedang di teras rumah untuk menghirup udara sore hari serta sekalian menyuapi Chaca cemilan, mbak Niken datang lagi dengan 2 ember besar cucian. Ia langsung masuk ke dapur rumahku."Mbak Alika.. titip dikeringkan ya..." teriaknya dari dalam dapur. Aku yang masih di teras hanya melongo mendengarnya. Apa-apaan sih, batinku tak suka."Keringkan ya mbak," Ia keluar lagi ke teras karena aku ga menyahut ucapannya. "Lah..kan ga hujan, mbak?" tanyaku."Iyah sih ga hujan, tapi ini sudah sore. Lagian kalau dijemur pasti ga bakal kering." kilahnya."Ngapain juga mbak Niken nyuci sore-sore." sahutku cepat."Udah 3 hari aku ga nyuci, kalau nunggu besok tambah lagi segunung cuciannya." ucapnya sambil merentangkan tangannya ke atas bawah."Ini terakhir ya mbak, besok-besok jangan nitip lagi."Mbak Niken hanya mesem. "Eh... makan apa Chaca, budhe minta satu ya.." ucapnya seraya menyomot
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 08 BBy : Leni Maryati****Malam hari sebelum tidur, aku dan suami selalu menyempatkan diri untuk saling ngobrol dan cerita apa saja hari ini yang sudah terjadi. Karena hubungan antara suami dan istri adalah komunikasi, tanpa kamunikasi yang baik maka rumah tangga akan mudah goyah, mendengar kata yang tak enak dari orang sekitar langsung berantem dengan pasangan.Komunikasi yang baik juga akan mengurangi kesalahpahaman dan terhindar dari percekcokan."Bun... Ayah kok rasanya pengen dimasakin bakso ya bun..." "Ayah pengen bakso? ywdah besok setelah subuh Bunda ke pasar."Aku sering ke pasar sendirian karena jarak pasar yang dekat dari rumah, Walaupun kadang-kadang suami juga mengantar ke pasar jika senggang.Jika dari jalan depan rumah cuman kanaan lurus aja sekitar 200 meter, menthok ada jalan utama. Nah, di seberang jalan utama itu tempat pasarnya. Walaupun pasar tradisional namun bangunannya sudah modern, bertingkat, bersih dan rapi. Barang
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 09#Dijadikan BabuBy : Leni MaryatiSudah setengah 8 aku dan mas Farrel akhirnya pamit pulang. mas Farrel harus segera ke toko sedangkan aku harus memasak bakso pesanan mas Farrel semalam.*****Pukul 11 siang aku sudah menyelesaikan masakanku. Bakso pesanan mas Farrel juga sudah selesai. Tak ketinggalan aku membungkus bakso-bakso dan kuahnya ke dalam plastik untuk dibagikan ke tetangga. Budhe Yati rencananya ku kasih 3 plastik, Budhe Nur 4 plastik, Budhe Ratna 2 Plastik, dan Mbak Niken 5 plastik sesuai anggota keluarga yang ada di rumah.Saat ku antarkan bakso itu ke tetangga, mereka mengucapkan terimakasih. Aku juga senang bisa berbagi rezeki ke tetangga. Mas Basuki tadi cuman masak ceplok terlur, dengan adanya bakso menambah nafsu makan mbak Niken. Semoga mbak Niken besok sudah sembuh total, jadi mas Basuki tidak peelu izin kerja lagi. Karena jika mas Basuki sering izin, gajinyapun tak akan sama dengan minggu-minggu sebelumnya. Gajinya han
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 10#Berani Menolak?By : Leni MaryatiTok tok tokHaduh... Berisik. Kalau ga aku buka nanti malah bangunin Chaca yang baru tertidur. Kalau tidurnya tanggung dan terganggu nanti Chaca malah rewel. Apalagi Chaca kini cuman tidur di ruang tv.Mau ga mau aku harus menemui mbak Niken. Dengan langkah malas aku membukakan pintu.Kriett"Apaan sih mbak?" tanyaku datar. "Lama banget sih mbak keluarnya, pintu udah diketuk berkali-kali kok, Lagi tidur ya!" omel mbak Niken.Huff.. Aku menarik napas pelan dan menghembuskannya perlahan, Disekitarku rasanya kadar oksigen berkurang hingga rasanya sulit untuk bernapas normal. "Lagian mbak Niken ngapain sih kesini siang-siang begini? Ini udah hampir Bedug dan waktunya orang istirahat, bukan waktunya untuk bertamu!" tegasku. "Lha aku sempatnya bertamu jam segini kok.." sewotnya.Ia mengangkat bak yang berisi baju kotornya. Aku hanya mendelik melihatnya. Sudah 4 hari ga pernah numpang nyuci dan mengeringkan baju k
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 11A#Siapa yang mencuri?By : Leni Maryati*****Dua laki-laki keluar dari rumah Budhe Nur, salah satunya berbicara keras."Mau kemana?" "Aku mau pulang!" jawab laki-laki satunya."Pokoknya jangan pulang dulu!" teriaknya lagi. "Maksudnya kamu nuduh aku maling?" Mereka berdua saling berteriak. Apa yang sedang mereka bahas? Maling, siapa yang kecurian. Aku berdiri dari dudukku, kupandangi Chaca masih asyik melihat-lihat bunga. Aku berjalan pelan ke seberang jalan, penasaran juga apa yang sedang dibahas kedua orang itu. Bahas-bahas maling segala. Barang apa yang dicuri?Sepertinya dua orang itu si Beni--Anaknya Budhe Yati dan Anton--Anaknya mbak Niken. Kenapa dua orang itu bertengkar di depan rumahnya budhe Nur?"Ga ada yang menuduhmu maling, aku hanya pengen kamu disini dulu, bantuin nyariin! Ngapain juga pengen pulang cepet-cepet pulang," kata Beni. Terlihat anaknya budhe Nur yang bernama Rama keluar ke teras dan beberapa saat diikuti Budhe N
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 84#Murka sekaliBy : Leni Maryati*****10 Menit kemudian terdengar suara chacha yang menangis dengan kencang. Tak lama kemudian juga terdengar suara pecahan kaca.Alika dengan cepat-cepat keluar dari toilet. Tubuhnya mematung melihat apa yang ada dihadapannya. Chacha telihat menangis tersedu-sedu, dengan kening atas kanan terlihat benjol. Kaca jendela juga pecah berkeping-keping. Selain itu yang membuat mata Alika membulat sempurna terlihat layar LCD TV yang retak seperti habis terkena pukulan benda tumpul. Gambar di layar TV hanya tinggal setengah saja yang terlihat. Alika dengan cepat mengangkat Chacha yang masih menangis tersedu-sedu. Ia menenangkan Chacha untuk berhenti menangis. Dita dan Dito masih kejar-kejaran dan tembak-tembakan. Dita sedang memegang Ulekan batu, ulekan yang biasanya didapur ia gunakan untuk menghaluskan bumbu dapur. Kenapa ulekan itu bisa sampai di ruang TV. Alika geleng-geleng kepala, rumahnya seperti kapal pecah.
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 83#Menunggu lewatBy : Leni Maryati*****Sore hari jam 5 sore seperti hari-hari sebelumnya nongkrong di perempatan jalan bersama Dian dan beberapa ibu-ibu lainnya. Keempat ibu-ibu itu asyik mengobrol. Bergosip dari gosip yang masih hangat dan juga nyinyir hal-hal yang sudah lewat. Seperti saat ada suami budhe Nur yang lewat naik sepeda di depannya, langsung keempatnya ghibah keluarga budhe nur. "Budhe nur... Kasihan ya, ditinggal mancing suaminya terus, bahkan pulangnya sampai larut malam," Niken melirik suami budhe yang sedang mengayuh sepeda kebonya, berjalan semakin jauh. "Iya... Anaknya juga habis sakit, padahal ibunya juga belum lama opname." timpal seseibu yang ada disitu. "Dia ga kerja, suaminya ya cuman mancing dan ke sawah. Kerja kalau ada yang ngajakin, kalau ga ada yang ngajak ya nganggur." jawab Niken lagi. "Nganggur gimana, ke sawah kok... Kalau panen gabahnya dijual ngasilin duit. Lagian juga punya beberapa kambing, ngurus kam
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 82#TamuBy : Leni Maryati****Tiba-tiba pintu rumah Farrel diketuk dari luar. Sepertinya ada tamu. Keduanya saling lirik seolah bertanya siapa tamunya. Siapakah tamu mereka, apakah ada masalah ataukah hanya ada keperluan silaturahmi saja.TokTokTok"Assalamualaikum.... "kriet "Wa'alaykumussalam warrahmatullahi wabarakatuh," Farrel membuka pintu, melihat siapa tamu malam-malam begini. Ternyata seorang ibu-ibu. "Ehm... Budhe Sarni. Ada perlu apa ya? Atau ada perlu dengan Alika, sebentar saya panggilkan." "I-iya,"Farrel kembali masuk ke dalam memanggil istrinya. Ketiganya sekarang duduk di kursi teras rumah. Farrel dan Alika Duduk dikursi panjang, sedangkan Budhe Sarni duduk disamping, kursi single. "Mba Alika dan Mas Farrel, maaf sebelumnya kalau kedatangan budhe mengganggu waktu istirahat kalian." Budhe Sarni mulai membuka mulutnya. Mencoba menjelaskan tujuan kedatangannya. "Iya budhe ga apa-apa," jawab Alika tersenyum. "Ada perlu apa
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 81#Gratis ajaBy : Leni Maryati ****"Gratis aja mb Alika, ini juga daripada mubazir."Alika menggelengkan kepala. "Ayo... Ke halaman rumahku." Akhirnya budhe marni nurut aja. Budhe Nur juga sudah pamit pulang ke rumahnya. Budhe Marni menurunkan box kue ke teras rumah Alika. Terlihat ChaCha langsung asyik memasukkan beberapa kue kedalam kantong plastik. "Ini budhe... Teh manis anget." ujar Alika sambil meletakkan segelas teh dan beberapa kudapan. "Ayo minum dulu, ChaCha milihnya pasti lama,""Mba Alika kok malah repot-repot,""Ga repot kok, budhe." Keduanya langsung asyik mengobrol sana-sani. Sambil menunggui ChaCha yang masih memilih kue-kue, kadang kala balita itu terlihat terdiam dan berpikir dalam memilih kue. "Budhe... Kok kuenya dibagikan gratis begitu? Itu sesekali apa tiap hari, kok mba Niken dan Dian seakan tahu budhe mau bagi-bagi kue gratis?"Budhe Marni terlihat menghela napas sejenak. Raut mukanya terlihat sedih, "Awalnya mema
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 80By : Leni Maryati#IparShinta dan Ridho sedang istirahat di dalam kamar. Setelah makan siang yang terlambat, mereka berdua hanya makan dengan telur ceplok, oreg tempe dan kuah pedas manis yang jelas tanpa udang. Keduanya ngobrol ringan seputar kegiatan Ridho saat ditempat kerja. Shinta juga sedang mencari-cari kerja yang cocok dan tidak sampai malam. Ridho bakalan keberatan jika dirinya bekerja menjadi SPG seperti dulu yang pulang larut malam. Disebelah kamar mereka berdua terdengar samar-samar ibu Komala sedang memarahi Shinta. Beberapa menit yang lalu Ibu Komala baru pulang dari arisan. Ia langsung menuju kamar Dela, penasaran ingin menanyakan perihal makanan untuk Shinta dan Ridho. Anak laki-lakinya itu tadi sempat mengirimkan pesan bergambar menanyakan perihal makanan kesukaan istrinya ditaruh dimana. Karena hanya tersisa kuah saja yang ada di atas meja. Ibu Komala yang berniat menanyakan itu pada Dela terpaku di depan pintu saat meliha
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 79By : Leni Maryati#KontenNiken cemberut jadi bahan tertawaan ibu-ibu. Seolah tak terjadi apa-apa Ia langsung berdiri dan kembali bergoyang. Sepertinya video saat Ia jatuh tadi bakalan Ia upload saja di aplikasi tok-tok. Lumayan kalau banyak yang terhibur. Beberapa hari kemudian, Di sore hari sesuai kesepakatan Niken akan membuat konten masak cemilan bersama Alika. Dengan setengah hati Alika memperbolehkan Niken membantunya membuat cemilan. Hari ini Alika akan membuatkan suami dan anaknya cemilan risol mayo. "Mba... Ini hapenya aku taruh disini ya.... Biar aktivitas kita memasak terlihat jelas. Sebenarnya lebih bagus lagi kalau ada kamera dari sudut yang berbeda. Mba Alika... Pinjam handphonenya ya, buat videoin juga."Alika menghentikan aktifitasnya yang sedang mengaduk adonan untuk membuat kulit risol, "Sesuai perjanjian, mba Niken hanya membantu memasak dan tidak menyusahkan. Oke?" kata Alika penuh tekanan dan tak mau diganggu gugat. Ni
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 78By : Leni Maryati#Cuan Setelah mendapatkan modal berjualan, Niken mulai fokus berjualan lagi. Mulai dari delivery jus buah dan Snack bakar-bakaran. Ia harus berusaha keras agar modal usahanya tetap berputar, selain untuk membantu kebutuhan rumah tangga juga untuk membayar setoran bank mekar setiap minggunya. Niken juga memiliki hobby baru atas ide dan masukan dari bestienya--Dian dalam menambah cuan. Sudah sebulan ini Niken menggeluti hobby barunya membuat konten-konten video di aplikasi toktok. Niken membuat konten-konten dengan tema muka ndeso rezeki kota. Ia sering membuat konten goyang-goyang didepan rumah Alika, dan mengakui sebagai rumahnya. Kadang kala kalau hari Minggu Niken juga membuat konten mencuci mobil Farrel. Keluarga Alika dan Farrel hingga sebulan ini tak merasa keberatan saat Niken membuat konten-konten itu. Selama Niken melakukannya diluar rumah dan tidak mengganggu ketenangan mereka. Untuk hutang ke Budhe Sarni, Niken
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 77By : Leni Maryati#Merayu Budhe Sarni ****Niken tersenyum tipis, sambil berpikir kata-kata yang cocok untuk memulai pembicaraan. "Ehm... Budhe... Kemarin-kemarin aku kena musibah, difitnah hingga masuk penjara karena polisi salah tangkap. Karena hal itu aku tak berjualan sampai hampir 2 Minggu.""Terus?" tanya Budhe Sarni lagi karena Niken malah terdiam. Ia mulai mengeluarkan jurus memelas dan menceritakan keadaannya yang menderita. Niken menghapus air matanya. "Begini Budhe, aku berniat meminjam uang budhe. Untuk bayar SPP Anton. Harus segera dilunasi Budhe. Kalau tidak, Anton tidak boleh ikut ujian kenaikan kelas," "Memang mau pinjam berapa?" "Satu juta saja!" Budhe Sarni menyipitkan matanya. Ia sedang menimbang-nimbang plus minus jika berurusan dengan Niken. Jika tak dipinjami, kasihan juga. Ia pernah mengalami dan merasakan bagaimana bingungnya sebagai orang tua jika anaknya belum bayar SPP."Sebenarnya uang Arisan itu mau aku gunak
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 76By : Leni Maryati#Tuduhan Dela*****Akhirnya Shinta dan Ridho melakukan brunch pukul 11.00. Sarapan sekaligus makan siang. Lagi-lagi Shinta harus mandi keramas lagi. Setelah makan siang Ibu Komala mengajak Ridho untuk mengantar makanan-makanan kering sisa hajatan kemarin ke beberapa saudara mereka yang dekat.Sudah satu jam Shinta rebahan mainan ponsel di kamar, Ia merasa bosan. Shinta berinisiatif menonton televisi saja di ruang keluarga. Kondisi rumah sepi, saat Ia membuka pintu kamar saja begitu terdengar. "Kemana ya Dela? Hmm mungkin menidurkan anaknya." cicit Shinta yang dijawabnya sendiri. Siang-siang begini memang waktunya bayi 9 bulan untuk tidur siang. Shinta duduk di sofa dan menyalakan televisi, memilih acara gosip artis. Didepan meja tersedia beberapa cemilan. Ah... Rasanya Ia selalu lapar karena tenaganya terkuras habis. Suaminya Ridho memang benar-benar tak terduga, menerkamnya terus-terusan. Coba saja tadi Bu Komala tak memint