Share

Yuki Sayang Mama Nana

"Mbak Siti, kopi dong!" Nana berteriak memanggil asisten rumah tangganya.

"Iya Bu!" Wanita itu tergopoh-gopoh datang dari garasi.

"Tumben Mbak, pagi-pagi sudah buka pintu carport." Nana tersenyum sembari menarik kursi dan kemudian duduk dengan manis.

"Iya Bu, mbak Hani ngajak ngobrol." Mbak Siti terkekeh sembari menyalakan kompor untuk merebus air.

"Tumben pagi-pagi kalian sudah berghibah." Nana tersenyum jail menggoda asisten rumah tangganya itu.

"Ah ibu, kayak nggak tahu saja kalau emak-emak kumpul. Sudah pasti ghibah." Mbak Siti tertawa menanggapi gurauan majikannya.

"Ghibah apa sih mbak, kok sepertinya serius banget." Nana mengambil selembar tissu dan mengusap hidungnya yang terasa gatal.

Tidak biasanya pagi ini udara lumayan dingin dan membuat hidungnya tersumbat. Sedari bangun tadi dia telah terganggu dengan rasa gatal di hidungnya dan juga bersin berkali-kali.

"Anu Bu, kata Mbak Hani, Bu Tania dan Pak Erick mau bercerai." Jelas Mbak Siti.

Wanita itu kini mengaduk kopi pesanan N
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status