Home / Romansa / Tetangga Manisku / Perceraian Terindah

Share

Perceraian Terindah

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2023-06-01 09:42:45

Tania tertegun saat melihat Erick duduk di ruang makan, saat dia masuk kembali ke paviliun. Lelaki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu tengah menikmati secangkir kopi.

"Duduklah! Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan." Tegurnya datar seperti biasa.

Erick hampir tidak pernah berbicara dengan nada penuh emosi terhadap dirinya. Sesuatu hal yang sangat jauh berubah, karena Tania tahu benar Erick termasuk pria yang mudah tersulut emosi.

Namun entah sejak kapan, dia tidak pernah menampakkan emosi berlebihan terhadapnya kecuali ada sesuatu hal yang sangat mengganggunya.

Tania mengangguk dan duduk di depannya. Berhadapan dengan dibatasi meja makan yang terbuat dari kayu jati.

"Ini daftar aset milik kita bersama. Ambilah apa yang kau inginkan, dan aku akan meminta William untuk membalikkan semua atas namamu." Erick menyodorkan sebuah map berwarna coklat padanya.

Tania menerimanya dengan ragu. Menatap pria yang sejujurnya masih diharapkannya untuk mau menemani hidupnya lebi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tetangga Manisku   Gosip

    Nana masih enggan untuk beranjak dari kolam renang. Udara yang panas membuatnya gerah. Merendam kaki di kolam renang cukup mengurangi panas dan gerah yang melandanya.Beberapa hari ini dia lebih sering menghabiskan waktunya di villanya. Jarang kemana-mana dan hanya sesekali mengunjungi toko-tokonya. Untuk bertemu dengan kucing garong pun dia masih ragu-ragu.Semenjak kembali dari Jerez, mereka belum pernah bertemu lagi. Sepertinya Erick cukup sibuk terbukti beberapa kali ada tamu yang cukup sering mondar-mandir ke villanya.Meski begitu komunikasi mereka berjalan lancar seperti biasanya. Mereka masih sering ngobrol di aplikasi penghantar pesan dan juga melakukan panggilan video."Meow meow!" Omil melompat ke pangkuannya dan menggaruk-garuk gaunnya."Hei ada apa Omil? Lapar?" Nana tertawa dan mengangkat kucing gendut itu."Meow meow!" Omil kembali mengeong dan berusaha untuk melarikan diri dari pelukannya.Nana membiarkannya dan memandangi kucing itu berlari. Namun dia berhenti dan men

    Last Updated : 2023-06-01
  • Tetangga Manisku   Yuki Sayang Mama Nana

    "Mbak Siti, kopi dong!" Nana berteriak memanggil asisten rumah tangganya."Iya Bu!" Wanita itu tergopoh-gopoh datang dari garasi."Tumben Mbak, pagi-pagi sudah buka pintu carport." Nana tersenyum sembari menarik kursi dan kemudian duduk dengan manis."Iya Bu, mbak Hani ngajak ngobrol." Mbak Siti terkekeh sembari menyalakan kompor untuk merebus air."Tumben pagi-pagi kalian sudah berghibah." Nana tersenyum jail menggoda asisten rumah tangganya itu."Ah ibu, kayak nggak tahu saja kalau emak-emak kumpul. Sudah pasti ghibah." Mbak Siti tertawa menanggapi gurauan majikannya."Ghibah apa sih mbak, kok sepertinya serius banget." Nana mengambil selembar tissu dan mengusap hidungnya yang terasa gatal.Tidak biasanya pagi ini udara lumayan dingin dan membuat hidungnya tersumbat. Sedari bangun tadi dia telah terganggu dengan rasa gatal di hidungnya dan juga bersin berkali-kali."Anu Bu, kata Mbak Hani, Bu Tania dan Pak Erick mau bercerai." Jelas Mbak Siti.Wanita itu kini mengaduk kopi pesanan N

    Last Updated : 2023-06-02
  • Tetangga Manisku   Sore Di Jimbaran

    Pantai Jimbaran di sore hari, merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Pantai ini memiliki deretan rumah makan yang siap memanjakan lidah para wisatawan dengan aneka grill seafood dengan bumbu khas Bali.Matahari belum merendah di barat, saat Nana tiba di salah satu rumah makan favoritnya di Jimbaran. Kali ini tidak ada Meme' pemilik kafe. Bahkan dia hampir tidak mengenal para karyawannya, mungkin mereka karyawan yang baru direkrut."Sore Ibu, mau pesan apa?" Seorang pelayan kafe mendatangi Nana dengan buku menu dan menyapanya dengan ramah."Saya pesan minum dulu ya, es kelapa muda satu, mbok gek." Nana hanya memesan minuman karena dia masih harus menunggu kucing garong."Baik ibu, sebentar disiapkan dulu ya." Pelayan itu tersenyum ramah dan kembali ke dapur.Di sore hari yang cerah seperti ini, pantai menjadi tempat favorit bagi siapapun untuk menikmati keindahan pemandangan matahari tenggelam. Sembari menikmati es ke

    Last Updated : 2023-06-03
  • Tetangga Manisku   Tamu Di Sore Hari

    Semenjak dari Jimbaran sore itu, Nana dan Erick semakin jarang bertemu. Keduanya cukup sibuk dengan pekerjaan dan juga kehidupan mereka.Menjelang akhir tahun Nana dibuat bingung dengan suasana di villa kucing garong yang tiba-tiba ramai. Terdengar suara-suara dan juga hilir mudik mobil dan orang-orang."Tumben ramai ya mbak?" Nana bertanya pada Mbak Siti saat dia mengeluarkan mobil di pagi hari."Iya Bu, sepertinya sedang ada tamu. Alvin juga sudah pulang ke sini sama Jeje," sahut Mbak Siti menjelaskan."Oh, begitu. Ya sudah saya berangkat dulu ke toko ya mbak. Tolong awasin Omil dan kawan-kawannya, jangan dibiarin keluyuran ke sebelah." Pesan Nana pada asisten rumah tangganya itu."Siaap Bu!" Mbak Siti mengangkat tangannya bak tentara yang siap melaksanakan perintah komandannya.Nana hanya tersenyum dan kemudian melajukan mobilnya meninggalkan carport. Hari ini dia memutuskan untuk berkeliling ke berbagai cabang tokonya.Jadwalnya cukup padat dan hari-harinya disibukkan dengan peker

    Last Updated : 2023-06-04
  • Tetangga Manisku   Hidup Berjalan Terus

    "Abang!" Nana berseru setelah sempat tertegun menatap pria yang berdiri di depan pintu gerbang villa."Kenapa kaget begitu?" Erick terkekeh melihat reaksi Nana."Beneran ke sini, kirain tadi cuma bercanda saja." Nana meringis sambil membuka pintu gerbang lebih lebar."Masuk bang," ajaknya pada pria yang menatapnya jahil."Sendirian?" Erick bertanya sembari mengikutinya masuk ke dalam villa."Iya, Mbak Siti sudah pulang dari tadi." Jelasnya dengan lugas."Oh, Ikan ternyata hobi nyeker." Erick tertawa saat menyadari Nana tidak mengenakkan sandal."Terburu-buru tadi mpus." Nana tertawa juga."Di sini saja ikan." Erick berhenti di tepi kolam renang dan duduk di kursi panjang.Sekilas dia melihat cangkir teh, smartphone dan buku di atas meja yang ada di samping kursi panjang yang terletak di tepi kolam renang. Sepertinya ikan tengah bersantai di tepi kolam renang."Oke!" Nana turut duduk di sebelahnya."Ikan lagi santai ya, kek ikan duyung berjemur di tepi pantai." Erick terkekeh menggodan

    Last Updated : 2023-06-05
  • Tetangga Manisku   Omil Yang Galau

    Nana menatap pesawat yang baru saja lepas landas dari jendela lounge. Ini bukan pertama kalinya dia melepaskan kepergian si kucing garong. Juga bukan pertama kalinya akan berjauhan dengannya.Bahkan mereka pernah menjalani kisah cinta virtual cukup lama. Namun hari ini dia merasa berat melepaskan kepergian pria itu. Seandainya bisa dia ingin bersikap egois dengan menahannya untuk tidak pergi kemanapun."Ikan, terkadang kita tidak memiliki pilihan selain menjalani apa yang sudah digariskan. Kita berpisah hanya sementara, ada banyak hal yang harus Abang selesaikan. Pekerjaan, keluarga dan masih banyak lagi." Ucapnya waktu itu kala Nana sedikit merajuk dan memintanya untuk tidak pergi kemanapun.Nana tersenyum mengingat ucapan kucing garong. Pria yang terkesan sembrono, suka bercanda dan tidak pernah serius itu rupanya memiliki prinsip hidup yang cukup kuat."Aku akan merindukanmu, seperti dahulu aku selelalu merindukanmu, menginginkanmu dan hanya bisa mengkhayalkanmu dalam angan," gumam

    Last Updated : 2023-06-06
  • Tetangga Manisku   Virtual Relationship Again

    @Erick[Ikan oh ikan]Nana tertawa saat pesan dari Erick muncul di layar smartphone-nya. Selalu saja pesan yang sama, bak nyanyian pembuka sebuah adegan film.@Nana[Iya mpus]@Erick[Ikan lagi ngapain?]@Nana[Lagi main sama Omil][Omil galau berat bang]Nana membalas pesan si kucing garong sambil memangku Omil yang terkantuk-kantuk. Kucing gendut itu akhir-akhir ini sering tidur di kamarnya dan mengikuti kemanapun Nana pergi.@Erick[Eh kenapa?]@Nana[Gara-gara ditinggal Alvin][Kasihan dia]@Erick[Aduh kasihan][Omil bucin rupanya sama Alvin]@Nana[Wkwkwkwkwk][Iya][Hampir setiap hari kan mereka bermain bersama]@Erick[Iya][Tadi Alvin juga chat katanya kangen Omil][Kemarin habis vc kan?]@Nana[Iya][Alvin berlibur saja atau sekalian pindah sekolah?]@Erick[Untuk sementara liburan saja kok][Repot kalau harus pindah lagi]@Nana[Oh begitu][Terus sama siapa dia di sini?][Abang kan di Jerez?]@Erick[Sama mami][Ceci nanti juga sering-sering ke situ kok]@Nana[Oh]@Erick[

    Last Updated : 2023-06-07
  • Tetangga Manisku   Cerita Yang Berbeda

    Menjalani hubungan seperti dahulu, membuat Nana kembali menjalani hidupnya yang sepi. Sedangkan bagi Erick, dia hanya menghabiskan waktunya dengan bekerja.Keduanya kembali terjebak dalam hubungan jarak jauh. Namun kali ini ada yang berbeda. Jika dahulu mereka berhubungan tanpa komitmen di dunia nyata, kali ini mereka bukan hanya sekadar berkomitmen semata.Erick kerap mengungkapkan keinginan dan rencananya akan masa depan mereka. Sedangkan Nana hanya mengungkapkan satu keinginannya yang kerap membuat Erick dilanda rindu padanya."Aku hanya ingin Abang di sini, menemaniku seperti kemarin-kemarin," ucapnya saat mereka saling melepas rindu melalui panggilan video."Sabar sayang, nanti ada saatnya Abang temani kau, sampai kau bosan lihat Abang tiap hari." Erick tertawa mencoba menghiburnya."Nggak bosanlah, palingan gabut saja keseringan ditinggal Abang kemana-mana." Nana mencebikkan bibirnya, merajuk.Erick tergelak dan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pekerjaan memang membua

    Last Updated : 2023-06-08

Latest chapter

  • Tetangga Manisku   Mari Menua Bersama

    Hingga beberapa saat mereka berdua masih menikmati pemandangan dari puncak perbukitan Wayag. Erick dan Nana duduk bersisian sembari sesekali mengambil foto dan video berlatarbelakang pemandangan bak surga di Wayag."Untuk foto prewedding bagus ya?" Nana tertawa saat melihat beberapa hasil jepretan kamera smartphone mereka."Iya, maukah dibikin untuk foto prewedding?" Erick menyimpan smartphone-nya ke dalam ransel."Nggak perlu bang. Aku tidak begitu menyukai sesuatu yang spektakuler untuk urusan yang sakral." Nana tersenyum dan menyangklong ranselnya ke bahu setelah mengeluarkan dua bungkus coklat.Memberikannya sebuah untuk Erick, dan membuka satu kemudian dilahapnya. Erick tertawa dan menerima coklatnya, turut mengunyah sepotong."Maksudmu, kau lebih menyukai sesuatu yang sederhana namun bermakna? Untuk sesuatu yang sakral seperti pernikahan?" Erick bertanya, memastikan dia tidak salah memahami ucapan Nana barusan."Iya," sahut Nana singkat."Kita turun sekarang?" lanjutnya bersiap u

  • Tetangga Manisku   Mendaki

    "Sudah siap?" Erick melirik Nana yang masih sibuk berkemas."Sebentar lagi bang," sahutnya sembari memasukkan botol lotion sunscreen yang baru saja dipakainya."Nggak usah bawa bulu mata palsu anti badai, ikan," celetuk Erick menggodanya."Astaga!" Nana tertawa tergelak-gelak.Dapat dibayangkannya seandainya dia serepot dan seheboh itu. Segala macam make up dan skin care belum lagi pakaian dan aksesoris. Rasanya kucing garong akan lebih senang meninggalkannya di homestay daripada mengajaknya berjalan-jalan ke Wayag."Sudah bang! Ayo berangkat!" Nana menyangklong tas ranselnya di kedua bahunya dan siap berangkat."Sudah dibawa semua? Pakaian ganti, obat, sunscreen, kopi dan camilan?" Erick bertanya sekali lagi memastikan tidak ada yang tertinggal."Sudah semua Ndan!" Nana mengangkat tangannya ala tentara.Erick terkekeh dan kemudian merengkuh bahunya. Bersama-sama mereka keluar dari kamar menuju speedboat yang telah menunggu mereka.Nana menaiki kapal dengan dibantu Erick. Ini bukan per

  • Tetangga Manisku   Makan Malam

    "Wah seafood!" Nana berseru gembira, saat melihat aneka seafood terhidang di meja mereka."Suka?" Erick berbisik di telinganya, menggodanya seperti biasanya setiap kali dia menyajikan sesuatu yang baru untuk Nana si imut."Suka banget mpus." Nana pun berbisik sembari duduk di kursi yang ditarikkan oleh kucing garong untuknya."Kalau begitu habiskan, nikmati sepuasmu!" Erick mengambilkan sebuah kepiting berlumur saos tiram ke atas piringnya."Siap mpus!" Nana mengacungkan jarinya.Erick terkekeh dan mematahkan cangkang kepiting serta mengupasnya dan menyisihkan dagingnya di atas piring kosong."Makanlah!" Disodorkannya piring berisi daging kepiting itu ke hadapan Nana.Nana tersenyum manis dan mengambil daging kepiting di piring. Keduanya menikmati makan malam mereka sembari mengobrol."Mau lobster?" Erick menawarinya, saat pelayan datang dengan lobster aneka kerang."Mau sih, tapi aku lebih suka udang mpus." Nana menunjukkan seekor udang bakar yang tengah dikupasnya."Eh, lobster favor

  • Tetangga Manisku   Ke Raja Ampat

    Deburan ombak ditingkahi deru mesin kapal, serta semilir angin laut yang sejuk, membuat Nana sedikit pusing. Cukup lama dia tidak pernah menaiki kapal."Ikan, kenapa? Mabuk laut?" Erick menatapnya dengan cemas."Nggak mpus, aku takut lihat air," sahutnya sembari tersenyum kecut."Eh, maksudnya?" Erick terkejut mendengar ucapannya."Terkadang aku takut melihat air yang begitu luas, tapi tidak setiap saat sih." Nana menjelaskan."Oh, makanya Abang kaget. Perasaan waktu di Jimbaran juga nggak apa-apa kan?" Erick menatapnya lagi dengan serius."Sekarang takut?" tanyanya lagi."Agak sih, mungkin karena baru pertama kali ke sini atau mungkin karena sudah lama sekali tidak naik kapal." Nana tersenyum kecut."Abang rasa itu karena kau baru turun dari pesawat dan bersambung naik kapal laut, semacam jetlag." Erick mengerutkan keningnya, seperti tengah berpikir."Mungkin saja," sahut Nana sembari merebahkan kepalanya di bahu Erick."Ya sudah, bobok saja. Nanti kalau sudah sampai, Abang bangunin."

  • Tetangga Manisku   Terharu

    "Ini gimana bang? Kok nggak bisa pas?" Nana menatap figurin Optimus Prime di depannya."Ehm, sebentar, mungkin salah pasang kita Non." Erick tertawa dan mengambil figurin yang kini sudah setengah menjadi robot Optimus Prime."Kenapa kau suka Transformers?" tanyanya sembari melepaskan bagian belakang robot."Aku suka baca komiknya. Dulu kan ada di komik bersambung di majalah Bobo," sahut Nana dengan santai."Eh sama ya." Erick tertawa pelan."Makanya saat dibuat versi filmnya, aku suprise banget bang. Sampai bela-belain antri lho waktu mau nonton." Nana terkikik geli ingat kekonyolannya waktu itu."Iya, kan waktu itu habis dilarang to film luar diputar di bioskop Indonesia. Eh sudah nonton Avatar 2?" Erick masih sibuk mengubah posisi beberapa item agar truk Optimus Prime berubah menjadi robot."Sudah kok, One Piece juga sudah. Tinggal nunggu Detektif Conan terbaru." Nana tersenyum sembari menunjukkan sesuatu di smartphone-nya."Dasar wibu, sampai jadwal film anime semua di save." Erick

  • Tetangga Manisku   Will You Marry Me?

    "Mbak Siti! Ada tamu sepertinya! Dari tadi ketok-ketok pintu gerbang, tolong bukain!" teriak Nana dari jendela kamarnya memanggil asisten rumah tangganya."Iya Bu!" Mbak Siti tergopoh-gopoh setengah berlari menuju pintu gerbang samping."Eh, silakan masuk pak! Sebentar saya panggilkan Bu Nana." Terdengar suara renyah Mbak Siti mempersilakan tamunya masuk.Nana yang baru saja selesai berganti pakaian dan kini tengah menyapukan bedak di wajahnya, tertegun. Tamu di pagi hari, itu di luar kebiasaan. Sangat jarang ada yang betandang ke villanya di pagi hari."Ibu, ada tamu, saya suruh nunggu di ruang makan." Mbak Siti muncul di pintu kamarnya sembari tersenyum kecil."Siapa mbak?" Tanya Nana penasaran."Ada deh Bu, buruan temuin dulu Bu." Mbak Siti menyahut dengan kata-kata penuh teka-teki."Iya sebentar lagi mbak. Tolong buatkan teh atau kopi ya, sekalian sama saya." Nana tersenyum dan berdiri, mematut diri di depan cermin."Siaap Bu!" Mbak Siti bergegas kembali ke dapur.Setelah yakin pen

  • Tetangga Manisku   Bukan Kacang Lupa Kulitnya

    "Tante Nana!" Alvin berseru memanggil dan melambaikan tangannya."Hei Alvin! Mau berangkat sekolah?" tanya Nana dan mengurungkan niatnya hendak segera meluncur dengan mobilnya."Iya Tante! Bye Tante, bye Omil! Nanti sore main lagi ya!" seru bocah itu lagi dari balik jendela mobil."Berangkat dulu ya Na!" Mami juga melambaikan tangannya.Nana balas melambai dan menatap mobil itu hingga menghilang di tikungan. Kemudian dia menggiring kucing-kucingnya kembali masuk ke dalam villa.Setelah menutup dan mengunci kembali pintu gerbang, Nana pun meninggalkan villa dengan mengendarai mobilnya. Hari ini dia akan pergi daerah Pecatu untuk mengecek lokasi kedai kopinya yang baru.Berbeda dengan toko rotinya yang telah memiliki cukup banyak cabang, kedai kopinya hingga saat ini hanya ada satu saja yang berlokasi di salah satu pusat keramaian kota Denpasar, Jalan Teuku Umar.Nana melajukan mobilnya membelah By pass Ngurah Rai menuju Nusa dua. Jalanan mulai ramai meski tidak macet.Salah satu hal yan

  • Tetangga Manisku   Hujan Di Pagi Hari

    Nana menatap hujan yang turun dengan deras dari tempatnya duduk. Sesekali disesapnya kopi panasnya. Hujan di pagi hari membuatnya enggan untuk beraktivitas.Untungnya Denpasar tidak terlalu sering diguyur hujan sekalipun sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim penghujan."Meow!Meow!" Omil dan Yuki mengeong-ngeong, duduk di kursi dan turut menatap hujan yang turun dengan deras."Kalian bosan ya, nggak bisa main ke Alvin?" Nana tersenyum melihat kegelisahan kedua kucing itu."Meow!Meow!" Yuki mengeong seperti menyahut ucapannya."Tiduran gih sama Glacie dan Tony." Nana menggaruk kepala Yuki dan Omil bergantian.Kedua kucing itu melompat turun dari kursi dan bergabung dengan Glacie, Tony, Cleo dan Kimy yang tengah tiduran di sudut dapur yang hangat. Nana tersenyum melihat tingkah kucing-kucingnya yang lucu dan menggemaskan. Dia pun enggan untuk pergi kemana pun di tengah hujan seperti ini. Meski ada selasar beratap pergola yang menghubungkan dua sayap bangunan villa, di

  • Tetangga Manisku   Nana Yang Imut Dan Manis

    @Mami[Nyong][Serius sama tetangga sebelah?]Pesan dari mami mengejutkan Erick saat terbangun di pagi hari yang dingin. Untuk beberapa saat dia termangu, ragu untuk membalas pesan sang ibunda.@Erick[Tetangga mana Mami?]@Mami[Tetangga sebelah][Nana yang imut dan manis]Astaga! Erick tergelak membaca balasan pesan dari Mami. Terkadang wanita yang telah melahirkannya itu memiliki selera humor yang bagus.@Erick[Ah Mami bisa saja][Tapi memang sih Nana imut dan manis][Hehehehe]@Mami[Iya][Kau serius atau main-main saja nyong]@Erick[Serius dong Mam][Mami mau kan punya menantu manis cem Nana?]@Mami[Mami sih terserah nyong][Yang penting nyong bahagia][Dan yang terpenting dia bisa menerima keadaan Alvin][Sudah cukup itu bagi Mami]@Erick[Iya Mam][Pasti Mami sudah lihat kan gimana hubungan Alvin dan Nana?]@Mami[Iya][Kemarin seharian Mami ngobrol sama Nana][Dia lucu ya][Suka bercanda][Dan kucingnya itu lho lucu][Tapi dia sibuk juga Mami lihat][Hari ini dari pagi dia s

DMCA.com Protection Status