"Ohh wow lihat sayang, kau sudah basah sebanyak itu." ucap Jack menggeser celana, "Kau harus coba ini." menempelkan alat vibrator. "Aaahhh Pak Jack." "Kenapa sayang? Lebih cepat?" tanya Jack menambah kecepatan. "Ahhhh..." "Tenang, aku coba masukan jari ya." ucap Jack memasukan jarinya--menempelkan vibrator. "Ahhhh Pak Jack." teriak Kimberley. Jack mempercepat gerakan dan tak lama Kimberley langsung menyemburkan cairannya ke wajah pria itu. "Oh sial, kau belum puas kan sayang?" tanya Jack terus saja memasukan jarinya. "Ahhh, ampun Pak Jack." "Kenapa hem? Enak sayang?" tanya Jack menatap Kimberley--mempercepat jarinya. "Ahhhh..." "Bagus, teruskan Kimberley." "Ahhhhhh..." "Good girl!" Jack menambah kecepatan dan melakukan sampai kimberley mendapat pelepasan ke lima kali. "Ampun Pak Jack..." lirih Kimberley lemas. "Oke, kurasa milikku sudah mengeras sekali ingin segera masuk." Jack menatap gadis itu--mengelus miliknya. "Kau mau ini sekarang?" tanya Jack.
Kejadian hari ini memang mengejutkan Kimberley, karena ia belum mengetahui jelas sebelumnya siapa wanita yang menghinanya, itu sangat menyedihkan, tentu. Kimberley berpikir bahwa wanita itu adalah mantan kekasih Jack, dan ia memilih pergi agar emosinya tidak meledak-ledak. Rico mengetahui itu merasa bingung, apa yang sebenarnya terjadi. "Eh, kau apakan Kimberley? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Rico menahan Jack di kamarnya . "Ayo Jack ceritakan." "Ini semua karena Lexa! Dia datang saat kita di taman dan Lexa bicara kasar pada Kimberley, lalu Kimberley menamparnya dan pergi." ungkap Jack memijit pelipisnya. "Lexa berulah lagi! Dia harus diawasi, apa kau akan memberinya pelajaran?" "Aku akan memberinya pelajaran, nanti kupikirkan, kau harus membantuku membujuk Kimberley sekarang." ucap Jack lemas. "Haha, lucu sekali, setelah ini kita berbicara bertiga soal Lexa padanya." Rico menyiapkan berkas dan mereka siap ke kamar menemui Kimberley. "Oh pintunya tidak terkunci, coba
"Apa maumu Pak Jack?" ucap Kimberley pasrah. "Aku mau kau tetap di sisiku, kau sekarang diam di sini dan nikmati saja." Di sisi lain Rico menelfon Lexa, datang menjemput ke apartment sesuai perintah Jack, Lexa tidak boleh tau soal mansion, dia berencana menipu dengan menutup matanya lalu membawanya ke mansion. "Tuan Jack sudah menunggumu, tapi dia minta kau tutup mata agar lebih surprise, karena lama tidak bermain denganmu bukan?" ucap Rico menutup mata Lexa dengan kain tebal dan berkata, "Nanti dia yang akan membukanya, jadi bersiaplah." 'Benar dugaanku bahwa tuan Jack pasti rindu bermain denganku.' batin Lexa. "Ouhh baiklah." 'Bodoh juga nona ini.' Rico bergumam dalam hati. Lexa dan Rico sudah tiba di mansion dan Rico menuntun Lexa menuju ruang Black Room. "Silahkan duduk nona, Jack ingin malam ini kau di ikat dan nikmati saja ya." Rico segera mengikat Lexa dikursi. Seketika Kimberley terkejut dan heran ternyata Jack mengundang wanita itu satu ruangan bersamanya, dia
"Tunggu sebentar sayang." ucap Jack menuju kamar asistennya--Rico, "Rico, kau urus Lexa, bawa dia ke rumah atau ke apartmentnya, jika kau mau, pakai saja sepuasmu." "Baiklah, hehehe." Tanpa pikir panjang Rico membius Lexa dan segera membawanya keluar dari mansion, "Hey nona Lexa!" "Lepaskan aku!" teriak Lexa. "Baiklah, tenang." "Lepaskan!" Mmpph! Kali ini obat bius pemenangnya! Beberapa menit kemudian, Rico segera membawa Lexa pergi. "Hahh, akhirnya beres." ucap Rico mengikat tangan Lexa. 'Besok ada lauching di kantor, ah! Melelahkan sekali,' batin Rico menuju dapur, Meneguk segelas air mineral! Apa yang harus dia lakukan? Lamunannya buyar saat mendengar suara teriakan! "Lepaskan aku! lepaskan!" teriak Lexa. "LEXA! APA KAU TAU INI SUDAH MALAM, SIALAN," geram rico menutup mulut lexa--menyalakan televisi dengan volume tinggi. Srakkk! "Kau gerah?" tanya Rico merobek dress Lexa. "Kurang ajar! apa yang kau lakukan?" "Aku hanya ingin melihat sesu
[Bandara Malpensa, Milan.] Kimberley terdiam di dalam kabin pesawat, menatap jendela dengan pikiran kosongnya mengingat Jack. Meneguk minuman! Bagaimana jika Jack bingung? Apa Jack akan marah besar? Pikirannya bercampur menjadi satu antara memikirkan Jack dan juga memikirkan pergi ke Perancis. 'Maafkan aku Jack.' batin Kimberley. "Permisi, awas minumanmu tumpah nona," ucap pria asing. Kimberley tetap melamun! "Nona!" ucap pria itu sedikit lantang. "Ya?" Tangan mereka bersentuhan--minuman tidak tumpah, Kimberley menoleh! "Hati-hati, minumanmu hampir tumpah nona." "Oh ya, terima kasih." "Hmm, kau terbang sendiri atau dengan siapa?" tanya pria asing di sampingnya. "Ya, aku sendiri," jawab Kimberley singkat. "Sama! Aku juga pergi ke perancis sendiri," jawab pria itu, "Sepertinya kau tadi melamun, ada masalah?" "Oh, tidak, aku hanya sedikit mengantuk." "Oh oke." Kimberley ramah dengan siapapun tetapi dia tidak ingin bercerita banyak pada orang lai
"Bau sekali!" Bau alkohol sangat menyengat di tubuh Jack! "Ayolah Jack! Jangan menyiksa dirimu seperti ini, ayo makan, kau pasti blm makan." Rico dan Kepala Maid membantu Jack yang mabuk. "Setelah ini kau istirahat ya!" Rico menyuap beberapa gigitan hamburger. "Oke, kalau tidak mau lagi, aku pergi tidur ya." Rico meninggalkan Jack sendiri di kamar, dia tetap tidak berbicara apapun. Dia merasa lemas dan pusing! Hiks! 'Kimberley, kau di mana? jika benar ada orang yang berusaha merebutmu dariku aku akan membunuh orang itu, tetapi jika kau yang bersalah aku yang akan menghukummu dengan tanganku sendiri,' batin Jack bersandar pada sofa. "AH SIAL, TIDAK BERGUNA!" ucap Jack menangis dan marah saat mabuk. Sejak kapan dia menjadi perasa seperti ini? Mungkin sejak hatinya jatuh ke tangan Kimberley. "Kimberley..." lirih Jack--melamun. Jack terus saja meminum wine sampai habis hingga ... tak sadarkan diri dan paginya--terbangun dari mimpi. "Kimberley!" panggil Jac
[PESAN KIMBERLEY] [Kimberley, kau di mana?] [Kau baik-baik saja?] [Cepat jawab aku sayang! Aku akan menjemputmu.] 'Kenapa dia lama membalas pesanku?' batin Jack memeriksa ponsel--panggilan tidak aktif. Tuttt! "Ah sial! nomornya tidak aktif." ucap Jack memegangi kepalanya--meletakan ponsel. Kepalanya pusing! Apa bebannya bertambah? 'Tidak! Kimberley bukan beban, dia duniaku!' batin Jack. Mata Jack terasa kabur, semakin gelap, dan pingsan. Bug! "Jack? kau sudah bangun?" teriak Rico di depan pintu, "Jack?" "Aku masuk ya," tanyanya. "Astaga! Ya tuhan, Jack! bangun!" Jack pingsan! "Tolong ambilkan minyak Bu!" "Astaga! baik Tuan." Rico mengoleskan minyak! "Masih belum sadar, tolong pindahkan ke kasur." Beberapa Penjaga dan Maid membantu. 'Benar sekali, jika cinta membuatmu lemah, ini buktinya,' batin Rico--memandangi Jack. Para penghuni mansion belum pernah melihat seorang Jack yang terkenal dingin menjadi tak berdaya seperti ini. [Hari ketiga
Kimberley mengotak-atik ponsel, hanya ada kata ya atau tidak di kepalanya. Gunakan logikamu! Bukankah keinginanmu ingin kabur dari Jack? Kimberley mengurungkan niatnya, dia meletakan ponsel dan menyalakan televisi. 'Kenapa aku memikirkan Jack, harusnya aku senang bisa bebas darinya, ini rasanya aneh.' batin Kimberley terduduk di sofa. Kimberley gelisah! Sesekali dia membayangkan kenangannya bersama Jack, terutama saat mereka tidur bersama, kejadian itu sangat membekas. "Ah, tidak!" Kimberley memukul kepalanya--tersadar. "Eh, ada apa?" tanya Lili seraya memakai masker wajah. "Aaaaa!" Mereka saling berteriak! "Aaaaaaaa!" "Hey! aku memakai masker." "Astaga! kukira hantu." "Hahaha, Bukan!" Lili terkekeh dan bertanya "Kimberley! kau kenapa lagi?" "Aku hanya pusing, aku harus bagaimana?" "maksudmu? Jack?" "Iya!" "Coba bicara yang jelas." Lili tidak faham--menyimak. "Aku tidak ingin mengabarinya, sementara aku di sini saja ya." "Kenapa berubah pikir