"Tunggu sebentar sayang." ucap Jack menuju kamar asistennya--Rico, "Rico, kau urus Lexa, bawa dia ke rumah atau ke apartmentnya, jika kau mau, pakai saja sepuasmu." "Baiklah, hehehe." Tanpa pikir panjang Rico membius Lexa dan segera membawanya keluar dari mansion, "Hey nona Lexa!" "Lepaskan aku!" teriak Lexa. "Baiklah, tenang." "Lepaskan!" Mmpph! Kali ini obat bius pemenangnya! Beberapa menit kemudian, Rico segera membawa Lexa pergi. "Hahh, akhirnya beres." ucap Rico mengikat tangan Lexa. 'Besok ada lauching di kantor, ah! Melelahkan sekali,' batin Rico menuju dapur, Meneguk segelas air mineral! Apa yang harus dia lakukan? Lamunannya buyar saat mendengar suara teriakan! "Lepaskan aku! lepaskan!" teriak Lexa. "LEXA! APA KAU TAU INI SUDAH MALAM, SIALAN," geram rico menutup mulut lexa--menyalakan televisi dengan volume tinggi. Srakkk! "Kau gerah?" tanya Rico merobek dress Lexa. "Kurang ajar! apa yang kau lakukan?" "Aku hanya ingin melihat sesu
[Bandara Malpensa, Milan.] Kimberley terdiam di dalam kabin pesawat, menatap jendela dengan pikiran kosongnya mengingat Jack. Meneguk minuman! Bagaimana jika Jack bingung? Apa Jack akan marah besar? Pikirannya bercampur menjadi satu antara memikirkan Jack dan juga memikirkan pergi ke Perancis. 'Maafkan aku Jack.' batin Kimberley. "Permisi, awas minumanmu tumpah nona," ucap pria asing. Kimberley tetap melamun! "Nona!" ucap pria itu sedikit lantang. "Ya?" Tangan mereka bersentuhan--minuman tidak tumpah, Kimberley menoleh! "Hati-hati, minumanmu hampir tumpah nona." "Oh ya, terima kasih." "Hmm, kau terbang sendiri atau dengan siapa?" tanya pria asing di sampingnya. "Ya, aku sendiri," jawab Kimberley singkat. "Sama! Aku juga pergi ke perancis sendiri," jawab pria itu, "Sepertinya kau tadi melamun, ada masalah?" "Oh, tidak, aku hanya sedikit mengantuk." "Oh oke." Kimberley ramah dengan siapapun tetapi dia tidak ingin bercerita banyak pada orang lai
"Bau sekali!" Bau alkohol sangat menyengat di tubuh Jack! "Ayolah Jack! Jangan menyiksa dirimu seperti ini, ayo makan, kau pasti blm makan." Rico dan Kepala Maid membantu Jack yang mabuk. "Setelah ini kau istirahat ya!" Rico menyuap beberapa gigitan hamburger. "Oke, kalau tidak mau lagi, aku pergi tidur ya." Rico meninggalkan Jack sendiri di kamar, dia tetap tidak berbicara apapun. Dia merasa lemas dan pusing! Hiks! 'Kimberley, kau di mana? jika benar ada orang yang berusaha merebutmu dariku aku akan membunuh orang itu, tetapi jika kau yang bersalah aku yang akan menghukummu dengan tanganku sendiri,' batin Jack bersandar pada sofa. "AH SIAL, TIDAK BERGUNA!" ucap Jack menangis dan marah saat mabuk. Sejak kapan dia menjadi perasa seperti ini? Mungkin sejak hatinya jatuh ke tangan Kimberley. "Kimberley..." lirih Jack--melamun. Jack terus saja meminum wine sampai habis hingga ... tak sadarkan diri dan paginya--terbangun dari mimpi. "Kimberley!" panggil Jac
[PESAN KIMBERLEY] [Kimberley, kau di mana?] [Kau baik-baik saja?] [Cepat jawab aku sayang! Aku akan menjemputmu.] 'Kenapa dia lama membalas pesanku?' batin Jack memeriksa ponsel--panggilan tidak aktif. Tuttt! "Ah sial! nomornya tidak aktif." ucap Jack memegangi kepalanya--meletakan ponsel. Kepalanya pusing! Apa bebannya bertambah? 'Tidak! Kimberley bukan beban, dia duniaku!' batin Jack. Mata Jack terasa kabur, semakin gelap, dan pingsan. Bug! "Jack? kau sudah bangun?" teriak Rico di depan pintu, "Jack?" "Aku masuk ya," tanyanya. "Astaga! Ya tuhan, Jack! bangun!" Jack pingsan! "Tolong ambilkan minyak Bu!" "Astaga! baik Tuan." Rico mengoleskan minyak! "Masih belum sadar, tolong pindahkan ke kasur." Beberapa Penjaga dan Maid membantu. 'Benar sekali, jika cinta membuatmu lemah, ini buktinya,' batin Rico--memandangi Jack. Para penghuni mansion belum pernah melihat seorang Jack yang terkenal dingin menjadi tak berdaya seperti ini. [Hari ketiga
Kimberley mengotak-atik ponsel, hanya ada kata ya atau tidak di kepalanya. Gunakan logikamu! Bukankah keinginanmu ingin kabur dari Jack? Kimberley mengurungkan niatnya, dia meletakan ponsel dan menyalakan televisi. 'Kenapa aku memikirkan Jack, harusnya aku senang bisa bebas darinya, ini rasanya aneh.' batin Kimberley terduduk di sofa. Kimberley gelisah! Sesekali dia membayangkan kenangannya bersama Jack, terutama saat mereka tidur bersama, kejadian itu sangat membekas. "Ah, tidak!" Kimberley memukul kepalanya--tersadar. "Eh, ada apa?" tanya Lili seraya memakai masker wajah. "Aaaaa!" Mereka saling berteriak! "Aaaaaaaa!" "Hey! aku memakai masker." "Astaga! kukira hantu." "Hahaha, Bukan!" Lili terkekeh dan bertanya "Kimberley! kau kenapa lagi?" "Aku hanya pusing, aku harus bagaimana?" "maksudmu? Jack?" "Iya!" "Coba bicara yang jelas." Lili tidak faham--menyimak. "Aku tidak ingin mengabarinya, sementara aku di sini saja ya." "Kenapa berubah pikir
"Sepertinya Imun Tuan Jack menurun, sehingga dia mengalami drop dan pingsan seperti ini." "Lalu bagaimana kondisi selanjutnya?" tanya Rico. Matanya melebar--tak terduga. "Tuan Jack tidak boleh banyak pikiran, yang penting banyak istirahat dan harus jaga makan, di sana sudah saya siapkan obat, itu harus di minum rutin sampai sembuh." "Baik, tapi dia belum siuman Dok?" "Biarkan saja, setelah ini pasti sadar." "Terima kasih Dok." 'Kenapa kau jadi selemah ini tanpanya Jack? kau terlalu jatuh hati padanya?' batin Rico meraih ponsel Jack. "Ah! terkunci, bagaimana bisa aku menghubungi Kimberley? apa yang harus kulakukan?" Rico memijit pelipisnya--mencari ide. "Tolong kalian jaga Jack, jika ada sesuatu cepat panggil aku!" titah Rico pada penjaga. 'Aku harus menemukan data berkas atau paling tidak ponselnya, jadi aku dapat petunjuk.' batin Rico mencari berkas dan ponsel lama Kimberley di kamarnya. "Bagus! ini berkas biodata Kimberley, tapi kenapa ponsel lamanya tidak ada
"Apa kau menemukan sesuatu?" "Ya! lihatlah ini, pesan dari sahabatnya, di sini ada beberapa share location, ini share location apartment." Jack menyerahkan ponsel. "Itu apartment sahabatnya?" tanya Rico--memeriksa. "Mungkin saja, Kimberley ada di apartment sahabatnya." Jack berpikir keras! Kini dirinya terlalu bersemangat--mempersiapkan pakaian. "Mau ke mana?" "Besok kita ke perancis!" "Apa? besok? kau kan masih sakit." "Lebih baik sekarang kau siapkan untuk besok, dan bawa salah satu bodyguard yang kemarin." "Kau yakin? Kimberley ada di sana?Rico sepenuhnya tidak yakin. "Semoga saja!" jawab Jack bersemangat. Jack yakin bahwa dia bisa menemukan Kimberley, apapun caranya dia harus membawa gadisnya itu kembali ke mansion. "Jack ayo makan." Ajakan Rico diabaikan. "Aku makan di kamar saja." ucap Jack--memeriksa ponsel lama Kimberley. 'Dasar! pasti dia asik melihat foto Kimberley di ponsel lama.' batin Rico--menuruni tangga "Bu, tolong bawakan makan mala
"Kimberley!" panggil Jack, "Rupanya kau di sini." "Ada apa ini?" Lili buka suara. "Cepat ikut aku pulang!" Jack menarik tangan Kimberley. "Tidak Pak! jangan!" Kimberley berontak, "Tolong aku Lili, ah! lepaskan aku Pak!" "Rico!" Mmmmph! Obat bius memang senjata terbaik. "Siapa kalian? lepaskan Kimberley!" teriak Lili, Lili tidak bisa berbuat apa-apa karena tanganya ditahan oleh bodyguard. Jack membawa Kimberley ke dalam mobil. "Kimberley itu tawananku, dan kau tidak usah ikut campur! ini uang untukmu, ingat! tutup mulutmu!" ungkap Jack penuh penekanan--memberi sejumlah uang. Lili mematung tidak bisa berucap--menelan salivanya. Ternyata pria yang menghadangnya adalah Jack William. Jack segera pergi membawa Kimberley kembali ke Milan. Kini kimberley sudah kembali ke tangan Jack, dia memandangi wajah gadisnya yang tak sadarkan diri. Itu terlihat cantik! Membelai lembut pipi Kimberley, lalu menciumnya. Kerinduan ini terbayarkan, dia mendekap Kimberley selama p