Share

Bab 1

last update Last Updated: 2021-03-22 18:43:57

"Gigi mau sama Abang Gibgib. Gigi gak mau pisah hiks.. hiks.." Seorang gadis kecil merengek memeluk laki-laki remaja enggan berpisah.

"Mama Gigi mau tetap disini, Gigi enggak mau pindah. Gigi mau disini." Mohonnya mengeratkan pelukannya pada laki-laki yang dipangginya Abang Gibgib.

"Jangan begitu dong sayang, lepasin Abang Gibgibnya ya.." Bujuk Mamanya. "Kita harus pindah, kalau tidak siapa yang akan menemani Papa nanti di tempat kerja barunya. Nanti kalau Anggie libur kita kemari ya.."

"Bohong!!" Anggie geleng kepala.

"Tidak sayang," Giliran Mamanya laki-laki yang dipanggil Abang Gibgib membujuknya.

"Kalau Anggie sudah dewasa nanti kalian menikah dan bersama selamanya sampai Anggie puas."

"Tapi Abang Gibgib bukan dokter. Gigi kan cuma mau nikah sama dokter soalnya kata Papa dokter itu pahlawan pemberani dan Gigi suka Pahlawan."

Mamanya Anggie menghela nafas jengah, "Lihat tuh Mas, hasil cuci otakmu. Bujuk sendirilah anakmu. Aku sudah capek atau kalau gak, sekalian saja nikahkan dia sama Gibran biar dia gak usah ikut!"

Sontak Ardi Papanya Anggie dan kedua orang tua Gibran terkekeh mendengar ucapan prustasi dari Riani Mamanya Anggie.

"Iya Gigi, nanti Abang Gibgib jadi dokter deh biar bisa menikah sama Gigi." Rayu Gibran mengelus rambut gadis kecil dalam pelukannya dan ajaibnya Anggie pun menurut serta mengangguk.

"Dari tadi kek Gibran!! Biar tante gak usah repot membujuk Anggie." Celetuk Riani sebal.

"Kayaknya anak kita nanti beneran kita jodohin!"

Kilasan masa lalu tersebut menuai senyuman dimata Gibran Malik Abinaya. Bingkai foto gadis kecil kesayangannya ditatap dengan penuh kerinduan mendalam. Sudah empat belas tahun berlalu dari kejadian terakhir kali melihat gadis kecil kesayangannya Anggie. Namun tetap saja bayangan gadis kecilnya sangat jelas.

"Melamun lagi dok? Ckck, makanya cepat nikah biar setan jomblo terusan membuatmu begong."

"Dasar penggangu!" Dengus Gibran kesal menyadari keberadaan Arkan laki-laki yang punya profesi sama dengannya yakni dokter.

"Ini sudah malam, waktunya pulang dan seingatku ini bukan giliranmu jaga tapi kamunya masih disini?" Celetuk Arkan mengejek."Kasihan sekali diumur dua puluh delapan tahun karir sukses tapi belum punya wanita sepesial yang menunggu kepulanganmu."

Gibran berdiri dengan kesal dia pun membereskan peralatan dokternya dan bergegas pulang tanpa memperdulikan Arkan.

"Hei Gibran! Aku belum selesai dengan ucapanku." Arkan mengangkat bahunya acuh melihat kelakuan Gibran tapi dia tak kesal telah ditinggalkan begitu saja.

○○○

Sementara itu disisi lain, gadis yang sedang dirindukan oleh Gibran kini tengah berada dalam masalah yang dia timbulkan sendiri oleh ulahnya.

Dengan pelan Anggie memutar knop pintu untuk memasuki rumahnya. Meskipun penerangan lampunya diruang tengah telah padam dan gelap menandakan bahwa penghuni rumah telah tidur.

Anggie melirik jam di ponselnya. Jam dua puluh dua lewat tiga puluh menit. Pantas saja keadaan rumah telah sepi. Walau begitu Anggie tetap waspada. Siapa tahu saja jika ada yang terbangun dan memergokinya.

Anggie meringis seraya menghela nafasnya panjang mengingat besok pagi akan ada sarapan ceramah panjang dari Mama, papanya. Hal itu biasa bagi Anggie dan itu terjadi karena kelakuan buruknya yang keluyuran malam yang biasakan. Tapi sudahlah, yang penting malam ini ia tenang. Untuk masalah esok biarlah besok hadapi.

Dengan rasa takut Anggie terus melangkah menuju kamarnya. Akan tetapi pecahayan lampu yang padam tiba-tiba saja terang.

"Kenapa pulang, tidak sekalian saja gak usah pulang!" Suara Ardi Papanya menggema marah. Orang tua manalah yang diam saja melihat putrinya baru pulang hampir tengah malam.

"Papa kayak gak pernah muda.." Cengir Anggie menatap Papanya sedikit takut.

"Pernah tapi gak kayak kamu, durhaka sama orang tua."

"Iya Pa, Anggie minta maaf soal itu. Besok Anggie tidak nakal lagi, janji enggak akan pulang malam. Lagian ini salah Pak dosen sih, dia kasih tugas banyak bangat makanya Anggie pulang kerumah mantannya Mama dulu. Kan Papa tau anaknya mantan Mama itu pintar." Anggie beralasan berharap Papanya tidak marah.

"Oh, jadi anak Papa bodoh, kamu bodoh Anggie?" Ardi mengeram marah."Besok kalau kamu masih pulang malam, jangan harap bisa tidur nyaman di atas tempat tidur yang ada di dalam kamarmu. Kamu tidur diluar, diatas lantai dingin beratap langit, supaya tau rasa dan kapok kamu!!" Ardi mengeram menatap masam putrinya

"Papa sadis amat dengan putri sendiri," Ardi menatap tajam Anggie. Hal itu membuat Anggie buru-buru meralat kalimatnya."Iya Pa, Anggie janji besok pulang cepat."

"Papa pegang janjinya! Awas jangan sampai ingkar atau ancaman Papa akan diterapkan padamu!" Peringat Ardi menghela nafas.

Astaga semudah itu dirinya luluh pada putrinya. Ah, ya. Dia memang tipikal ayah yang tidak bisa marah terhadap putrinya.

"Yoi Papaku yang ganteng, tapi dahinya jangan dilipat, Nanti tua. Apa kata teman-temanku nanti? Masa Papaku sudah tua!" Anggie mengalihkan pembicaraan.

"Kamu malu punya Papa yang udah tua?" Emosi Adri sudah menurun dan berganti jengkel.

"Jelas dong Pa, akukan bilang pada temanku kalau Papaku masih muda. Jadi kalau mereka liat Papa sudah tua, aku dikira boong dong."

"Lah kamukan memang bohong, gimana sih? Papamu ini sudah tua nak, makanya jangan nakal. Papa sudah tak kuat menghadapi segala ulah dan tingkahmu."

"Siapa bilang Papa uda tua orang Papa masih muda kok, buktinya uban aja gak ada. Udah jangan bilang tua lagi, Papa masih kuat ngomel, walaupun kulinya rada berkerut dikit."

"Makin ngelantur kamu! Sudahlah, sana tidur ke kamarmu sebelum Papa kunciin kamu diluar."

"Iya, iya. Kalau Papa gak negur aku dan mengajakku mengobrol sudah dari tadi aku sampai ke alam mimpi."

Ardi geleng kepala, putrinya Anggie selalu saja punya jawaban untuk mengelak atau ngeles padanya. "Ngomong lagi dan berani menjawab ucapan Papa. Papa seret kamu keluar, biar kamu tau rasanya tidur dibawah langit terbuka."

Tanpa menjawab ucapan Ardi Papanya, Anggie segera bergegas ke kamarnya. Bukan karena takut pada ancaman Papanya, lebih kepada kantuk yang sudah tak dapat ditahannya.

Begitulah Anggie, dengan kelihaiannya pandai mengalihkan pembicaraan. Sampai Papanya yang tadinya ingin memarahinya jadi lupa.

○○○

"Anggie, bangun!! atau Mama siram kamu!" Riani berdiri menatap putrinya kesal.

"Punya anak gadis kelakuannya kebo amat, Anggie cepat bangut!"

Teriakan Mama seketika mempringati Anggie akan bahaya dinginnya air es yang akan mengguyur dirinya. Seketika matanya terbuka. Rasa mengantuk yang tadinya memyebabkan berat membuka mata kini hilang entah kemana.

Bayangan dinginnya air es membuat Anggie dengan cepar bangun dan segera bergegas ke dalam kamar mandi. Anggie begitu karena sebelumnya dia sudah pernah merasakan siraman air es Mamanya mengguyur Anggie supaya bangun. Hal itu bukan cuma sekali tapi dua, tiga kali. Dan kali ini Anggie tidak mau lagi merasakannya.

"Cepat mandinya Nggie, airnya jangan diliatin mulu!" Omel Riani dari luar kamar mandi.

"Kalo cepat, nanti mandinya gak bersih Maa.." Balas Anggie menjawab teriakan Mamanya dari dalam kamar mandi.

Dengan ritual mandi yang bergaya siput setelah hampir satu jam, akhirnya Anggie keluar dari kamar mandi yang berada dikamarnya. Sudah mengenakan handuk sebatas paha dan bergegas memakai pakaiannya.

TO BE CONTINUED

Related chapters

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 2

    Pada akhirnya makan adalah cara terbaik untuk menghilangkan stres. Aroma mie ayam yang mengiurkan, setiap daging sate yang terasa nikmat dalam kunyahan serta jus apel yang menyegarkan. Terlebih semua itu telah masuk ke dalam perut Anggie dan Kayla sahabatnya berhasil menciptakan kekenyangan dan menghasilkan suara sendawa yang melegakan.Tapi setelah makan Anggie tersadar bahwa uangnya hampir habis. Bagaimana dia lupa tadi pagi Mamanya tidak memberi uang kerena aksi ngambeknya yang pergi begitu saja.Walaupun Anggie masih punya uang tapi itu cuma selembar warna biru dan selembar warna ungu. Uang tersebut pun telah habis mengisi perutnya dan sayangnya dia lupa belum mengisi bensin motor matic miliknya.Apakah benar ini hari sialnya, kalo iya. Anggie bakal menandainya di kalender supaya ia akan bertindak hati-hati ditanggal yang sama nanti."Loh kok berhenti Anggie?" Tanya Kayla heran pada Anggie yang ti

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 3

    Gibran Malik Abinaya, salah seorang Dokter bedah yang persis seperti selebriti dan punya banyak penggemar. Tidak mengherankan mengingat perawakannya yang cukup memikat kaum hawa.Tubuhnya tinggi tegap, dengan dada bidang dan rahang yang kokoh disertai wajah tampan miliknya yang dikagumi kaum hawa. Lagi ia cukup mapan diusianya yang masih terbilang muda, yakni 28 tahun.Sorot mata yang tajam menyertai kepribadian sang dokter membuatnya terlihat galak dan tidak ramah. Meski begitu tetap saja membuat para kaum hawa ingin menaklukkan dirinya untuk dijadikan kekasih. Tapi satupun dari kaum hawa yang menggodanya tidak ada yang ia respon.Gibran bukannya tidak tertarik dengan prempuan. Bukan, ia bukan gay ia masih cukup normal untuk menyukai lawan jenisnya. Hanya saja Gibran bukan Pria berengsek atau setipe dengan playboy, karena ia hanya menyukai satu gadis. Gadis kecil pecinta warna merah yang membuatnya memilih

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 4

    "Ini bukan jalan pulang kearah rumahku. Jangan bercanda, apa kamu mau menculikku?"Gibran melirik Anggie dengan seringai aneh dan menakutkan miliknya sambil tersenyum. Pria itu menhentikan mobilnya keluar menyeret Anggie paksa."Tidak, jangan kumohon.. tidak ada gunanya menculikku yang miskin dan kau tidak akan mendapatkan apapun sebagai tebusan."Gibran tidak menghiraukan ucapan Anggie, "kamu ingin berjalan sendiri atau kugendong?" "Aku mau pulang." Anggie berbalik hendak kabur namun Gibran mencekal pergelangan tangannya.

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 5

    Anggie💋PPPPMasa Allah woy, Kayla sobatku, kawanku, sahabatku yang cantik tapi masih cantikan aku, balesin chatinganku napa!Anggie menuliskan pesan WhatsApp sambil sebelah tangannya memijit kepalanya untuk menghilangkan rasa ngilu yang masih sesekali menerpa betisnya. Bisa ya, sakit di betis dipijitnya kepala sakitnya bisa berkurang? Jawabannya cuma Anggie yang tahu."Kau masih hidup gak sih Key!!" Dumel Anggie merutuki ponselnya. Padahal teleponnya pada Kayla belum tersambung

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 6

    "Pak, ini sudah saya revisi kembali." Ucap Anggie setelah dengan sopan dia masuk keruangan dosennya untuk bimbingan."Kakimu kenapa Nggie?" Tanya Pak Dirga dosen berumur setengah abat. Laki-laki paruh baya itu memang tak sungkan memberi perhatian lebih pada mahasiswanya yang bernama Anggie. Semua orang dari kalangan kampus tahu itu bukan karena genit. Sebab Pak Dirga bukanlah dosen mesum tapi terhormat, dia bahkan sangat menjunjung tinggi kehormatan perempuan. Pria itu bersikap sopan dan tidak pernah macam-macam."Kemaren jatuh dari motor Pak." Jawab Anggie sopan dan diangguki mengerti oleh Pak Dirga.Detik berikutnya Pak Dirga pun mengecek skripsi Anggie. Wajahnya datar sesekali mengerut membuat Anggie waspada, takut disemprot dan diceramahi panjang lagi. Sebenarnya sang dosen tidaklah begitu kiler namun terkadang dia bisa berubah jadi menakutkan."Analisis yang kamu gunakan sudah bagu," Puji Pak Dirga sejena

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 7

    "Sehabis ini kamu masih ada kegiatan nggak? Kita pulang ber--"Anggie memutar bola matanya seraya menghentikan makannya dan menatap Gibran tak suka."Aku harus menemani Kayla menemui dosen pembimbingnya," jelas Anggie memotong kalimat Gibran yang belum selesai dan menyebabkan Kayla jadi sasaran sinis Gibran."Temanmu sudah dewasa dan bisa menemui dosen pembimbingnya sendiri, jadi kenapa kamu harus repot menemaninya?!" Tanya Gibran dengan nada tak suka sambil beberapa kali melirik Kayla dengan tajamnya."Sebab Kayla telah menemaniku meskipun aku sudah dewasa dan bisa sendiri," balas Anggie tak mau mengalah. "Pulanglah lebih dulu, kamu juga sudah dewasa memangnya pulang harus bersamaku? Lagipula rumah kita tidak searaah," lanjutnya."Ch, tidak iklas sekali temanmu menemanimu minta balas budi!" Ucap Gibran dengan pedas."Dia tidak minta, aku yang berinisiatif, jad--"

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 8

    Brakk! Anggie membuka kasar pintu kamar Gibran. Gadis itu dengan tanpa takut menghampiri Gibran dan berdiri dihadapannya sambil berkacak pinggang."Aku mau pulang dan tak mau disini, cepat antarkan aku pulang!" Tegasnya galak."Pulang kemana? Kerumah yang mana?? Apa tadi kamu lupa kalau mulai saat tadi inilah rumahmu." Gibran tak kaget dan datarnya seperti sudah memperikarakan tingkah Anggie tersebut.Laki-laki itu sibuk dengan laptopnya memperhatikan data pasiennya bahkan tak menoleh ketika Anggie masuk dengan kasar kekamarnya hingga saat ini."Sialan! Rumahku masih berada dikediaman orang tuaku dan bukan disini." Anggie tersulut emosi dan kegeraman.Gibran menoleh seraya menatap datar Anggie. "Apa katamu?" Tanyanya dalam nada halus, tapi mampu membuat Anggie meringis takut dan melangkah mundur."Aku ingin pulang," cicitnya pelan, tapi masih terdengar oleh Gibran. "Aku tak nyam

    Last Updated : 2021-03-22
  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 9

    "Sssttt ... diamlah sayang. Ini aku Gibran calon suamimu," beritahu Gibran menyebabkan Anggie melotot kaget seraya berhenti memberontak. Tiba-tiba tubuhnya melemas kaku serta merinding penuh kewaspadaan.Para pria itu berbahaya pandai memamfaatkan situasi dan mengikis jarak yang ada. Mereka itu bukan makhluk yang peka, tapi perayu unggul yang mampu menghipnotis gadis manapun. Dan Gibran lebih dari pada itu dan diketahui sangat terobsesi kepadanya sehingga memicu banyak kemungkinan yang menyebabkan Anggie pikir dia harus lebih mewaspadainya.Gadis itu memastikannya dengan menoleh kebelakang. "Kenapa kamu bisa berada disini?""Tentu saja untukmu."Kening Anggie mengerut dan tak mempercayai jawaban itu mudahnya. Dia yakin bahwa ada alasan lain dibaliknya. Lagipula jika benar Gibran sungguhan berada disini untukknya dari mana Pria itu mengetahui lokasinya berada."Mana

    Last Updated : 2021-03-22

Latest chapter

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 49

    Baik Anggie maupun Gibran, sepasang suami dan istri yang sakit bersamaan itu kini perlahan membaik. Hal itu bukan tidak lain pengaruh dari kehadiran calon sang buah hati. Kehadiran bukan hanya membawa kebahagian bagi seluruh keluarga, tapi juga kesembuhan bagi ibu dan ayahnya.Meski demikian di sisi Anggie, wanita itu belum sepenuhnya sembuh dan tidak jarang kambuh ataupun kumat berreaksi berlebihan sambil meneriakkan kata-kata kalau dirinya bukan pembunuh. Tak jarang ia juga suka menceritakan pengalamannya menyayat kulit para pria tampan, tapi hidung belang suruhan Diana yang hendak melecehkan dirinya.Sebagai solusinya seperti yang telah diketahui sebelumnya, jika keadaan sang buah hati yang belum lahir adalah obatnya, maka ibu mertua dan semua anggota keluarga langsung mengungkit kehamilannya untuk membuatnya tenang dan juga melupakan kejadian yang mengakibatkan dirinya trauma.Keadaan perlahan pulih dan kondisi keluarg

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 48

    Anggie dengan nafas tersenggal dan ngos-ngosan membuka pintu dengan tubuh yang luar biasa gemetar juga teramat letih dan pucat. Wajahnya memerah kontraks menutupi kulit mulusnya yang seputih susu dan selembut sutera itu.Keringat membanjirinya, hampir sekujur tubuhnya basah dengan beberapa bagian yang bercorak merah yang terjadi akibat cairan merah anyir yang keluar dari kulitnya yang kelupas. Mengalir keluar lewat sudut bibirnya dan juga bagian pelipisnya yang belum mengering menyempurnakan tampilannya sehingga terlihat kacau berantakan.Wanita itu diam membeku berjalan masuk tanpa memperdulikan seseorang yang kaget melihat komdisinya.Gibran yang sebelumnya berada di ruang depan menunggu Anggie yang tiba-tiba saja menghilang, berniat untuk mengomel. Akan tetapi hal itu tidak terjadi dan Gibran dengan seketika malah tercengang seketika menjadi cemas bercampur marah. Cemas melihat kondisi Anggie dan marah pada orang yang m

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 47

    Kejadian ketika Diana memarahi dan menindas Anggie di depan umum berhasil menciptakan kesan buruk tentangnya dihadapan Gibran. Diana menjadi geram karenanya dan bertambah benci pada sosok yang bernama Anggie. "Aaarrggh!!" Diana mengamuk melembari semua barang dalam ruangannya yang bisa dijangkau tangannya. "Biadap, dasar bocah tengik. Beraninya kamu mempermainkanku, membuatku dibenci oleh Mas Gibran!! Berengsek ... Aaarrggh!" "Awas kau bocah, jika sampai aku mendapatkanmu, kali ini aku tidak hanya akan memberi makan peliharanku dengan tubuhmu, tapi juga akan jual dirimu!!" Gerutu marah Diana tidak tahan dengan perasaannya yang memanas seolah membakar dirinya sendiri dalam kemarahannya. "Hari ini kau boleh menikmati kemenanganmu itu, tapi lain kali jangan harap. Sial! Sial!! Aaarrggh, Rocky, kemarilah ... aku membutuhkan dirimu untuk mendinginkan amarahku!!" Jerit Diana keras. **** Sementara itu di sisi

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 46

    Setelah berbicara dengan ibu mertuanya lewat telepon perasaan Anggie menjadi sedikit lebih tenang dan melunak. Meskipun masih kesal mengingat bagaimana Gibran dan Diana berpelukan mesra yang membuatnya terluka dan juga kecewa. Namun sedikit demi-sedikit Anggie sudah menerima dan memahaminya.‘Itulah mengapa Mama memintamu pergi ke rumah sakit dan lebih memperhatikan Gibran. Agar wanita iblis itu tidak mempunyai kesempatan mendekatinya, Anggie. Mama tahu kamu kecewa dan merasa diduakan, tapi ketahuilah hubungan apapun yang berhasil diikatkan wanita iblis itu kepada suamimu bukanlah ikatan yang sekuat ikatan hatimu dan Gibran suamimu.’Kata-kata ibu mertuanya terus membayang

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 45

    Anggie berlari dari Gibran ketika ia berhasil lepas dari pelukan suaminya dan dibelakangnya ada Gibran yang menyusul sambil terus meneriakkan namanya.Melihat hal itu, para perawat dan juga dokter perempuan kepo dan tanpa segaja menyaksikannya drama tersebut, tak tahan untuk tidak berbisik-bisik menggosipi Gibran dan Anggie. Mengakibatkan Diana yang masih di sana menjadi panas dan mendidih."Wanita yang Dikter Gibran kejar itu istrinya?""Kalau dilihat dari kemiripan foto pernikahan Dokter Gibran yang diunggahnya di akun media sosial, wanita itu memanglah mirip dengan istrinya.""Lebih cantik aslinya yah?""Hm, iya. Media sosial memanglah penipu, tapi kali ini tipuannya beda. Jika biasanya membuat oramg cantik sekarang malah berbalik. Kelihatan di foto istrinya dokter Gibran kecantikannya biasa saja. Eh, pas ketemu aslinya, cantiknya kelewatan.""Hm, kamu benar. Wanita yang hamp

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 44

    Perasaan Anggie bergitu membuncah gelisah sekaligus berdebar senang dan bahagia bercampur aduk sama ratanya. Pernyataan cinta dari Gibran benar-benar tidak Anggie disangka dan Anggie sedikit kaget mendengarnya.Tadinya ia hanya ingin mendebat Gibran seperti kebiasaannya, mencari masalah dan menangis untuk membuatnya merasa lega dari perasaan yang menghimpit keras dadanya hingga membuatnya merasa sesak.Namun apa yang Gibran lakukan benar-benar membuatnya berdebar kencang dan membuat jantungnya berdetak tidak beraturan.Meskipun demikian ia masih terganggu dengan perasaan lain yang masih terselip mengganjal dalam hatinya. Ada wanita lain yang menjadi nomor dua dalam hati Gibran setelah dirinya dan hal itu ditolak mentah-mentah enggan mau berbagi dalam hatinya. Namun boleh dikatakan apa yang sudah Gibran ungkapkan membuat merasa lebih baik dan sedikit merasa lebih baik.Hari ini karena senang dengan ungkapan cin

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 43

    Anggie terkejut sekaligus menjadi syok. Hatinya terluka mengetahui ada wanita yang diperhatikan Gibran selain dirinya. Setelah mendengarkan penjelasan dari Mertuanya mengenai siapa wanita yang bernama Dinda yang dicurigai merupakan pelaku utama dibalik penculikan yang terjadi kepadanya.Seketika rasa tidak terima menghimpit menyemangati dirinya agar berteriak keras. ingin rasanya marah, mengamuk sekaligus menangis. Namun yang Anggie lakukan hanyalah diam dan termenung sampai beberapa saat berlalu. Beberapa jam dari setelah selesainya ibu mertuanya membantunya mengompres sekitar matanya yang menghitam bengkak.'Haruskah aku menangis lagi setelah semalam aku sudah puas menangis terus. Aku bahkan merasa bahwa mataku yang bengkak belum sepenuhnya sembuh, tapi yang benar saja aku harus menangis,' Anggie berusaha menguatkan hatinya yang cengeng dan juga rapuh. 'Diana wanita jahat itu hanya nomor dua di hati Mas Gib-gib, tapi kenapa rasa

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bagian 42 part 2

    'Ughhh, Mas Gib-gib ini apa-apaan sih? Mengapa mematapku sampai segitunya dan bukannya kasih pelukan kek biar aku berhenti menangis. Aaarrggh, bahkan mataku sudah capek mengeluarkan air mata, tapi dia tenang-tenang saja, huhh ... dasar menyebalkan!!'Gibran terus mengamati istrinya dengan lamat-lamat dan dengan detail mempehatikan lekuk tubuhnya.'Wajahnya agak bercahaya, kulitnya agak memucat, bentuk dadanya lebih bulat dari biasanya dan yang terpenting bagian perutnya agak kelihatan membuncit. Sepertinya dugaanku tidak salah lagi! Anggie memang sudah mengandung anakku. Besok aku harus mengajaknya periksa dan aku harus lebih mewaspadai pergerakannya juga memperhatikannya, jangan sampai anak kami dalam bahaya apalagi jangan sampai kejadian penculikan tadi terjadi lagi. Bagian terpenting lainnya aku juga harus segera mengetahui siapa dalang dibalik penculikan ini dan memberikan orang itu pelajaran. Ah, s

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 42 part 1

    Anggie masih saja menangis meski urusan mereka telah selesai baik sebagai saksi dan memberikan keterangan pada polisi atas kejadian yang barusan terjadi. Bahkan ketika sudah sampai di rumah mereka yang sudah ditunggu oleh kedua keluarga besar mereka yang haraf mencemaskan Anggie, setelah mengetahui kejadian penculikan yang menimpa Anggie. Istrinya Gibran itu masih betah dengan isakan piku yang disertai lelehan air mata yang menyelimuti daerah pipinya.Melihat hal itu para orang tua memaklumi apa yang dilakukan oleh Anggie, mereka pikir mungkin Anggie masih syok dan ketakutan.Berbeda dengan Gibran. Rasa-rasanya dia tidak mempercayai kalau Anggie mengalami trauma setelah penculikannya kali ini. Gibran ingat istrinya itu memang takut, tapi raut wajahnya yang dipikirkan Gibran tidaklah mencerminkan apa yang dikatakan orang-orang. Tapi apa yang membuat Anggie demikian jika bukan karena syok akibat penculikan yang dialaminya, Gibran pun kurang me

DMCA.com Protection Status