Share

Bab 4

Penulis: Saiyaarasaiyaara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ini bukan jalan pulang kearah rumahku. Jangan bercanda, apa kamu mau menculikku?"

Gibran melirik Anggie dengan seringai aneh dan menakutkan miliknya sambil tersenyum. Pria itu menhentikan mobilnya keluar menyeret Anggie paksa.

"Tidak, jangan kumohon.. tidak ada gunanya menculikku yang miskin dan kau tidak akan mendapatkan apapun sebagai tebusan."

Gibran tidak menghiraukan ucapan Anggie, "kamu ingin berjalan sendiri atau kugendong?"

"Aku mau pulang." Anggie berbalik hendak kabur namun Gibran mencekal pergelangan tangannya.

"Baiklah sepertinya kamu ingin berada dalam gendonganku." Tanpa babibu Gibran mengangkat tubuh mungil Anggie dalam gendongannya.

"Diam atau kamu ingin aku membungkam bibirmu dengan bibirku hingga ke apartemetku. Hm.. Kamu tahu itu pasti menyenangkan." Gibran menyela Anggie yang ingin bicara. Entah kenapa saat ini dirinya hanya ingin jadi penurut. Anggie hanya diam takut pada Ancaman Gibran hingga mereka sampai dilantai Apartemen Gibran, gadis itu telah tertidur.

Dengan susah payah Gibran menekan pin Apartementnya dan langsung membawa Anggie masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu tidak berubah sayang." Gibran mengecup puncak kepala Anggie setelah meletakkan Anggie di atas tempat tidurnya secara perlahan.

Gibran memperhatikan Anggie, "masih saja ceroboh.. lihatlah ulahmu ini, kamu membuat tubuhmu dipenuhi luka." Gibran beralih mencari perlengkapan dokternya, memeriksa Anggie dan mengobatinya handal. Selesai dengan hal itu Gibran keluar kamar meninggalkan Anggie sendiri dalam keadaan tertidur pulas.

Selang beberapa saat kemudian. Anggie terbangun kaget mendapati dirinya dalam kamar. Sontak dia pun memeriksa pakaiannya dan hal itu menambah kekagetannya. Rupanya selain Gibran mengobati lukanya, Pria itu juga mengganti pakaian Anggie dengan salah satu kemejanya.

'Apa yang laki-laki itu lakukan padaku. Duh kenapa aku bisa sampai mengenakan kemejanya begini.' Anggie menggelengkan kepalanya lalu menarik nafas dalam, "ok baiklah.. hanya digantikan pakaian. Aku belum diapakan sepertinya.' Anggie memeriksa tubuhnya, tidak ada bekas ciuman di sana juga tidak ada rasa sakit di bagian intimnya yang menandakan memang tidak terjadi sesuatu padanya.

'Sekarang aku harus pulang! Tapi bagaimana caranya?' Anggie tanpa berpikir lagi tiba-tiba berteriak prustasi.

"LEPASKAN AKU!!"

"AKU PENGEN PULANG!"

"PAPA TOLONG ANGGIE.. ANGGIE DICULIK HUAAAAAAAAAAA."

Teriakan Anggie terus menggema di kamar Gibran. Segala barang yang terdapat di atas tempat tidur bantal selimut dan bahkan barang dinakas yang dijangkau, Anggie lempar semua hingga berserakan di lantai.

Kalau saja kaki tidak terasa nyeri, mungkin seisi kamar atau tepatnya seisi apartemen sudah dihancurkannya.

"HUAAAA.. SAKIT. HIKSSSS HIKSS KAKIKU PAH SAK.."

KLEKK, pintu kamar terbuka.

Dengan sekejap Anggie menghentikan teriakannya. Gibran ada di sana berdiri dengan menampakkan wajah datar beberapa saat memperhatikan Anggie dan beralih melihat keadaan beberapa benda miliknya tergeletak di lantai dalam posisi sembarang.

Sontak saja Anggie berubah ketakutan pasalnya benda milik Gibran baru saja dia lempar asal hingga berserakan. Pria itu mendekat padanya dan itu makin membuat Anggie makin merinding ketakutan bahkan jantungnya pun terasa seakan mau meloncat dari tempatnya.

Kelakuan seenaknya berteriak keras dan berani melempar barang benda isi dari kamar yang dapat dijangkau, nyalinya yang begitu lenyap seketika entah kemana. Kehadiran Gibran membuatnya sangat takut terlebih lagi keadaannya yang hanya berduan bersama Gibran. Berbagai dugaan buruk menghinggapi Anggie.

Sementara Gibran diam masih tidak berbicara, membawa Anggie kembali membuka ingatan lamanya.. apa Pria itu akan berbuat seperti dokter di masa lalunya?

Flashback

"Tolong, lepaskan aku!! Hiks hiksss.. Aku tidak mau. Ibb ibuuku bii bilang itu tidak boleh."

Gadis remaja yang masih mengenakan seragam SMA itu terus meronta terhadap pria berseragam dokter yang melecehkannya.

Dirinya cukup tahu apa yang coba pria lakukan padanya bukanlah hal baik berkat ajaran dari ibunya.

"Tidak apa sayang. Nanti kakak beri jajan mau.." Iming pria itu terus saja berusaha menjamah gadis yang terus-terusan meronta padanya.

Gadis itu menggeleng, dia tidak sebodoh itu. Mungkin dirinya masih terlalu bocah tapi lagi-lagi didikkan ibunya menjadikannya tidak selugu itu.

"Jaaaangan.. Aku mohon lepaskan aku hiksss.." Mohon gadis itu. Matanya sudah bengkak akibat menangis, seragamnya beberapa bagian robek dan pipinya merah akibat tamparan dari pria itu.

Kejadian ini berawal dari rasa sukanya pada seorang dokter hingga sesaat dia lupa akan nasehat ibunya. Bodohnya dirinya yang mau saja diajak pria berseragam dokter ini hanya iming-iming diajak main dokter-dokteran.

Mata pria itu menyeringangai menatap gadis berseragam SMA itu dengan mesum.

"Ayo buka bajunya biar dokter periksa.."

Gadis itu lagi-lagi menggeleng dalam keadaannya yang sudah nampak mengenaskan.

Pria itu tidak mengiyakan sebab dia sudah dikuasai oleh nafsu bejatnya. Dengan kejinya dia makin menggebu melakukan aksi bejatnya.

BRAKK

Pintu kamar gudang rumah sakit itu terdobrak. Terlihat seorang tanpa basa-basi menghajar laki-laki bejat itu untuk menolong gadis itu.

Setelah pria bejat itu tergeletak tak berdaya, pria baik itu menyampirkan jasnya untuk dikenakan pada Anggie. Pasalnya pakaiannya sudah tak layak pakai.

Anggie lupa dengan wajahnya namu dirinya selalu ingat dengan suaranya dan juga omongannya.

"Tenanglah, kau akan baik-baik saja."

Flashback off

Anggie menggeleng, tidak, pria dihadapannya sepertinya bukan seperti pria bejat yang ada di masa lalunya. Kalau hal itu benar maka sudah dari tadi pria itu lakukan.

"Kau kenapa?" Gibran heran melihat Anggie yang terbengong dalam lamunan.

Sepertinya yang gadis itu pikirkan adalah hal buruk. Terlihat dari raut ekspresinya yang Gibran perhatian. Gibran yang terlalu dekat dengannya membuat Anggie mencoba menjauh dengan raut ketakutan.

"Tenanglah, kau akan baik-baik saja." Ucap Gibran sambil menyerahkan selimut dan bantal yang tadi Anggie lemparkan setelah dipungutnya.

Ucapan itu terdengar tidak asing bagi Anggie. Itu ucapan pria baik penyelamatnya. Ya, Anggielah gadis yang beberapa tahun lalu dilecehkan oleh orang yang berseragam dokter dan inilah mengapa Anggie sangat takut pada dokter.

"Tidurlah, besok baru kamu akan saya antarkan pulang. Jangan khawatir saya sudah izin termasuk memberi tahu keadaanmu pada Om Ardi. Dan dia mengizinkan kalau kamu menginap akan di apartemen saya." Beritahu Gibran sebelum keluar dari kamar dan memilih tidur di ruang tengah di atas sofa.

Apa ini, Anggie makin bingung dibuatnya. Bagaimana bisa pria asing itu mengenalnya dan bahkan mengenal ayahnya.. Siapa pria ini?

○○○

Sesuai perkataannya Gibran mengantarkan Anggie pulang kerumahnya. Anehnya pria itu tahu juga alamat rumahnya padahal Anggie belum memberitahu. Dan lebih aneh lagi saat mereka sampai dirumah pria itu malah tampak akrab sekali dengan Papanya.

"Berapa kali Mama bilang Anggie hahh.. Kenapa telinga kamu ini gak mau dengar? Sekarang rasakanlah akibatnya." Omel Mamanya terus-terusan dan Anggie hanya menunduk tak berani menyela.

"Pulang malam, keluyuran! Mau jadi apa kamu? Mama beritahu kamu malah bilang Mama cerewet dan enggak gaullah!! Sekarang kamu masih mau bandel?"

Anggie mengangguk pasrah.

"Dasar duplikat Papamu.. Kelakuan anak sama ayah sama saja. Luar biasa suka sekali membuatku mengomel marah." Mamanya Riani memijit kepalanya yang tiba saja terasa pusing.

"Apa!! Kamu mau protes, gak terima sama ucapan Mama.." Tuding Mamanya Riani saat melihat Anggie akan bicara.

"Sudahlah lebih baik kamu banyak istirahat. Supaya kamu cepat sembuh dan bisa membandel lagi. Huhh.. Mama sungguh tidak habis pikir dengan pikiran dan kelakuanmu. Mirip sekali dengan Papamu!!."

Brakk

Mamanya keluar dari kamarnya dan menutup mintu dengan membantingnya kasar. Hal itu membuat Anggie mengelus dada. Sabar.

Begitulah Riani Mamanya hobi sekali mengomel dan tentu saja itu karena ulahnya tapi Papanya yang malang selalu saja turut ikut disalahkan dalam hal itu.

TO BE CONTINUED


Bab terkait

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 5

    Anggie💋PPPPMasa Allah woy, Kayla sobatku, kawanku, sahabatku yang cantik tapi masih cantikan aku, balesin chatinganku napa!Anggie menuliskan pesan WhatsApp sambil sebelah tangannya memijit kepalanya untuk menghilangkan rasa ngilu yang masih sesekali menerpa betisnya. Bisa ya, sakit di betis dipijitnya kepala sakitnya bisa berkurang? Jawabannya cuma Anggie yang tahu."Kau masih hidup gak sih Key!!" Dumel Anggie merutuki ponselnya. Padahal teleponnya pada Kayla belum tersambung

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 6

    "Pak, ini sudah saya revisi kembali." Ucap Anggie setelah dengan sopan dia masuk keruangan dosennya untuk bimbingan."Kakimu kenapa Nggie?" Tanya Pak Dirga dosen berumur setengah abat. Laki-laki paruh baya itu memang tak sungkan memberi perhatian lebih pada mahasiswanya yang bernama Anggie. Semua orang dari kalangan kampus tahu itu bukan karena genit. Sebab Pak Dirga bukanlah dosen mesum tapi terhormat, dia bahkan sangat menjunjung tinggi kehormatan perempuan. Pria itu bersikap sopan dan tidak pernah macam-macam."Kemaren jatuh dari motor Pak." Jawab Anggie sopan dan diangguki mengerti oleh Pak Dirga.Detik berikutnya Pak Dirga pun mengecek skripsi Anggie. Wajahnya datar sesekali mengerut membuat Anggie waspada, takut disemprot dan diceramahi panjang lagi. Sebenarnya sang dosen tidaklah begitu kiler namun terkadang dia bisa berubah jadi menakutkan."Analisis yang kamu gunakan sudah bagu," Puji Pak Dirga sejena

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 7

    "Sehabis ini kamu masih ada kegiatan nggak? Kita pulang ber--"Anggie memutar bola matanya seraya menghentikan makannya dan menatap Gibran tak suka."Aku harus menemani Kayla menemui dosen pembimbingnya," jelas Anggie memotong kalimat Gibran yang belum selesai dan menyebabkan Kayla jadi sasaran sinis Gibran."Temanmu sudah dewasa dan bisa menemui dosen pembimbingnya sendiri, jadi kenapa kamu harus repot menemaninya?!" Tanya Gibran dengan nada tak suka sambil beberapa kali melirik Kayla dengan tajamnya."Sebab Kayla telah menemaniku meskipun aku sudah dewasa dan bisa sendiri," balas Anggie tak mau mengalah. "Pulanglah lebih dulu, kamu juga sudah dewasa memangnya pulang harus bersamaku? Lagipula rumah kita tidak searaah," lanjutnya."Ch, tidak iklas sekali temanmu menemanimu minta balas budi!" Ucap Gibran dengan pedas."Dia tidak minta, aku yang berinisiatif, jad--"

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 8

    Brakk! Anggie membuka kasar pintu kamar Gibran. Gadis itu dengan tanpa takut menghampiri Gibran dan berdiri dihadapannya sambil berkacak pinggang."Aku mau pulang dan tak mau disini, cepat antarkan aku pulang!" Tegasnya galak."Pulang kemana? Kerumah yang mana?? Apa tadi kamu lupa kalau mulai saat tadi inilah rumahmu." Gibran tak kaget dan datarnya seperti sudah memperikarakan tingkah Anggie tersebut.Laki-laki itu sibuk dengan laptopnya memperhatikan data pasiennya bahkan tak menoleh ketika Anggie masuk dengan kasar kekamarnya hingga saat ini."Sialan! Rumahku masih berada dikediaman orang tuaku dan bukan disini." Anggie tersulut emosi dan kegeraman.Gibran menoleh seraya menatap datar Anggie. "Apa katamu?" Tanyanya dalam nada halus, tapi mampu membuat Anggie meringis takut dan melangkah mundur."Aku ingin pulang," cicitnya pelan, tapi masih terdengar oleh Gibran. "Aku tak nyam

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 9

    "Sssttt ... diamlah sayang. Ini aku Gibran calon suamimu," beritahu Gibran menyebabkan Anggie melotot kaget seraya berhenti memberontak. Tiba-tiba tubuhnya melemas kaku serta merinding penuh kewaspadaan.Para pria itu berbahaya pandai memamfaatkan situasi dan mengikis jarak yang ada. Mereka itu bukan makhluk yang peka, tapi perayu unggul yang mampu menghipnotis gadis manapun. Dan Gibran lebih dari pada itu dan diketahui sangat terobsesi kepadanya sehingga memicu banyak kemungkinan yang menyebabkan Anggie pikir dia harus lebih mewaspadainya.Gadis itu memastikannya dengan menoleh kebelakang. "Kenapa kamu bisa berada disini?""Tentu saja untukmu."Kening Anggie mengerut dan tak mempercayai jawaban itu mudahnya. Dia yakin bahwa ada alasan lain dibaliknya. Lagipula jika benar Gibran sungguhan berada disini untukknya dari mana Pria itu mengetahui lokasinya berada."Mana

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 10

    Pada akhirnya Gibran melaksanakan perkataan Mamanya. Pria itu tak lagi memelototi Anggie dan setelahnya dengan patuh pergi berbelanja daging sesuai perintah mamanya dalam harapan semoga di malam yang kian larut masih ada supermarket atau minimarket yang masih buka.Beruntungnya memang masih ada sebuah supermarket yang masih buka. Gibra pun berbelanja dan membeli semua pesanan, membayar lalu kemudian pulang.Setelahnya dirumah Gibran dan Anggie memasak berdua. Selesai memanggang daging barbeque-nya, kini mereka tinggal menyantapnya.Sudah dikatakan sebelumnya bahwa Anggie memang pencinta daging, jadi tak mengherankan jika sekarang matanya sedang berbinar tak sabaran mencicipinya sesegera mungkin.Andai saja saat ini dia bersama Kayla atau Gibran saja tanpa kedua orang tua, Dirga dosen pembimbingnya dan istrinya Anita yang merupakan kedua orang tua Gibran. Dapat dipastikan tanpa malu lagi dan sungkan An

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 11

    Setelah ditegur demikian oleh Dirga, baik Anggie maupun Gibran menunduk takut bagaikan seorang bocah yang baru saja ketahuan mencuri permen oleh ayahnya. Keduanya beranjak keluar dari kolam renang dan Anggie mencuri garis start lebih dulu.Melihat hal itu ego Gibran sebagai pria tak terima, sehingga dengan usil dan mudahnya tubuh Anggie ditarik kembali agar jatuh ke dalam kolam.BYUUURR!"GIBRAN!" Dirga melotot tak percaya sambil berteriak murka.Sedangkan Gibran yang menyaksikan Anggie kembali terjebur ke dalam kolam malah ternyum puas atas aksi usilnya. pria itu tampak seperti bocah nakal sambil menyembunyikan tawanya. Ternyata jadi usil ditambah mengusil Anggie sangat menyenangkan dan lain hari Gibran mungkin akan mengulanginya atau mungkin Gibran akan sering melakukan hal demikian.Berbeda dengan Anggie yang jatuh dikolam, gadis itu merasa merasa kesal. Dia tak boleh membiarkan Gib

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 12

    Anggie dan Kayla kompak menatap lurus kedepan sambil cemberut, menyimpan cerita malam mengesalkan yang telah mereka lalui masing-masing. Rencana keduanya gagal total serta meninggalkan kesan buruk."Harusnya kamu biarkan aku menginap dirumahmu, Key. Aku pasti takkan pilek sekarang, hahattttchiiii!" Anggie menggosok hidungnya yang terasa gatal."Jangan menyalahkanku, justru harusnya kamulah yang harusnya membiarkanku menginap dirumahmu atau rumah calon mertuamu. Sehingga kejadian tak terjadi. Asal kamu tahu saja nasibku tidak akan miris, jadi jika kamu mengajakku dan tidak akan jadi pengasuh dari anak si duda sedangkan duda bapak si anak malah enak-enakan pacaran dengan kak Silvira." Kayla berkata menggebu dengan kesalnya yang sudah seakan mau meluap. Kejadian semalam yang dilaluinya masih belum diterimanya.Hal itu membuat Anggie menoleh dan melirik Kayla. "Itu sih kamu aja yang bodoh, kenapa mau-maunya jadi pengasuh dan ngga

Bab terbaru

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 49

    Baik Anggie maupun Gibran, sepasang suami dan istri yang sakit bersamaan itu kini perlahan membaik. Hal itu bukan tidak lain pengaruh dari kehadiran calon sang buah hati. Kehadiran bukan hanya membawa kebahagian bagi seluruh keluarga, tapi juga kesembuhan bagi ibu dan ayahnya.Meski demikian di sisi Anggie, wanita itu belum sepenuhnya sembuh dan tidak jarang kambuh ataupun kumat berreaksi berlebihan sambil meneriakkan kata-kata kalau dirinya bukan pembunuh. Tak jarang ia juga suka menceritakan pengalamannya menyayat kulit para pria tampan, tapi hidung belang suruhan Diana yang hendak melecehkan dirinya.Sebagai solusinya seperti yang telah diketahui sebelumnya, jika keadaan sang buah hati yang belum lahir adalah obatnya, maka ibu mertua dan semua anggota keluarga langsung mengungkit kehamilannya untuk membuatnya tenang dan juga melupakan kejadian yang mengakibatkan dirinya trauma.Keadaan perlahan pulih dan kondisi keluarg

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 48

    Anggie dengan nafas tersenggal dan ngos-ngosan membuka pintu dengan tubuh yang luar biasa gemetar juga teramat letih dan pucat. Wajahnya memerah kontraks menutupi kulit mulusnya yang seputih susu dan selembut sutera itu.Keringat membanjirinya, hampir sekujur tubuhnya basah dengan beberapa bagian yang bercorak merah yang terjadi akibat cairan merah anyir yang keluar dari kulitnya yang kelupas. Mengalir keluar lewat sudut bibirnya dan juga bagian pelipisnya yang belum mengering menyempurnakan tampilannya sehingga terlihat kacau berantakan.Wanita itu diam membeku berjalan masuk tanpa memperdulikan seseorang yang kaget melihat komdisinya.Gibran yang sebelumnya berada di ruang depan menunggu Anggie yang tiba-tiba saja menghilang, berniat untuk mengomel. Akan tetapi hal itu tidak terjadi dan Gibran dengan seketika malah tercengang seketika menjadi cemas bercampur marah. Cemas melihat kondisi Anggie dan marah pada orang yang m

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 47

    Kejadian ketika Diana memarahi dan menindas Anggie di depan umum berhasil menciptakan kesan buruk tentangnya dihadapan Gibran. Diana menjadi geram karenanya dan bertambah benci pada sosok yang bernama Anggie. "Aaarrggh!!" Diana mengamuk melembari semua barang dalam ruangannya yang bisa dijangkau tangannya. "Biadap, dasar bocah tengik. Beraninya kamu mempermainkanku, membuatku dibenci oleh Mas Gibran!! Berengsek ... Aaarrggh!" "Awas kau bocah, jika sampai aku mendapatkanmu, kali ini aku tidak hanya akan memberi makan peliharanku dengan tubuhmu, tapi juga akan jual dirimu!!" Gerutu marah Diana tidak tahan dengan perasaannya yang memanas seolah membakar dirinya sendiri dalam kemarahannya. "Hari ini kau boleh menikmati kemenanganmu itu, tapi lain kali jangan harap. Sial! Sial!! Aaarrggh, Rocky, kemarilah ... aku membutuhkan dirimu untuk mendinginkan amarahku!!" Jerit Diana keras. **** Sementara itu di sisi

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 46

    Setelah berbicara dengan ibu mertuanya lewat telepon perasaan Anggie menjadi sedikit lebih tenang dan melunak. Meskipun masih kesal mengingat bagaimana Gibran dan Diana berpelukan mesra yang membuatnya terluka dan juga kecewa. Namun sedikit demi-sedikit Anggie sudah menerima dan memahaminya.‘Itulah mengapa Mama memintamu pergi ke rumah sakit dan lebih memperhatikan Gibran. Agar wanita iblis itu tidak mempunyai kesempatan mendekatinya, Anggie. Mama tahu kamu kecewa dan merasa diduakan, tapi ketahuilah hubungan apapun yang berhasil diikatkan wanita iblis itu kepada suamimu bukanlah ikatan yang sekuat ikatan hatimu dan Gibran suamimu.’Kata-kata ibu mertuanya terus membayang

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 45

    Anggie berlari dari Gibran ketika ia berhasil lepas dari pelukan suaminya dan dibelakangnya ada Gibran yang menyusul sambil terus meneriakkan namanya.Melihat hal itu, para perawat dan juga dokter perempuan kepo dan tanpa segaja menyaksikannya drama tersebut, tak tahan untuk tidak berbisik-bisik menggosipi Gibran dan Anggie. Mengakibatkan Diana yang masih di sana menjadi panas dan mendidih."Wanita yang Dikter Gibran kejar itu istrinya?""Kalau dilihat dari kemiripan foto pernikahan Dokter Gibran yang diunggahnya di akun media sosial, wanita itu memanglah mirip dengan istrinya.""Lebih cantik aslinya yah?""Hm, iya. Media sosial memanglah penipu, tapi kali ini tipuannya beda. Jika biasanya membuat oramg cantik sekarang malah berbalik. Kelihatan di foto istrinya dokter Gibran kecantikannya biasa saja. Eh, pas ketemu aslinya, cantiknya kelewatan.""Hm, kamu benar. Wanita yang hamp

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 44

    Perasaan Anggie bergitu membuncah gelisah sekaligus berdebar senang dan bahagia bercampur aduk sama ratanya. Pernyataan cinta dari Gibran benar-benar tidak Anggie disangka dan Anggie sedikit kaget mendengarnya.Tadinya ia hanya ingin mendebat Gibran seperti kebiasaannya, mencari masalah dan menangis untuk membuatnya merasa lega dari perasaan yang menghimpit keras dadanya hingga membuatnya merasa sesak.Namun apa yang Gibran lakukan benar-benar membuatnya berdebar kencang dan membuat jantungnya berdetak tidak beraturan.Meskipun demikian ia masih terganggu dengan perasaan lain yang masih terselip mengganjal dalam hatinya. Ada wanita lain yang menjadi nomor dua dalam hati Gibran setelah dirinya dan hal itu ditolak mentah-mentah enggan mau berbagi dalam hatinya. Namun boleh dikatakan apa yang sudah Gibran ungkapkan membuat merasa lebih baik dan sedikit merasa lebih baik.Hari ini karena senang dengan ungkapan cin

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 43

    Anggie terkejut sekaligus menjadi syok. Hatinya terluka mengetahui ada wanita yang diperhatikan Gibran selain dirinya. Setelah mendengarkan penjelasan dari Mertuanya mengenai siapa wanita yang bernama Dinda yang dicurigai merupakan pelaku utama dibalik penculikan yang terjadi kepadanya.Seketika rasa tidak terima menghimpit menyemangati dirinya agar berteriak keras. ingin rasanya marah, mengamuk sekaligus menangis. Namun yang Anggie lakukan hanyalah diam dan termenung sampai beberapa saat berlalu. Beberapa jam dari setelah selesainya ibu mertuanya membantunya mengompres sekitar matanya yang menghitam bengkak.'Haruskah aku menangis lagi setelah semalam aku sudah puas menangis terus. Aku bahkan merasa bahwa mataku yang bengkak belum sepenuhnya sembuh, tapi yang benar saja aku harus menangis,' Anggie berusaha menguatkan hatinya yang cengeng dan juga rapuh. 'Diana wanita jahat itu hanya nomor dua di hati Mas Gib-gib, tapi kenapa rasa

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bagian 42 part 2

    'Ughhh, Mas Gib-gib ini apa-apaan sih? Mengapa mematapku sampai segitunya dan bukannya kasih pelukan kek biar aku berhenti menangis. Aaarrggh, bahkan mataku sudah capek mengeluarkan air mata, tapi dia tenang-tenang saja, huhh ... dasar menyebalkan!!'Gibran terus mengamati istrinya dengan lamat-lamat dan dengan detail mempehatikan lekuk tubuhnya.'Wajahnya agak bercahaya, kulitnya agak memucat, bentuk dadanya lebih bulat dari biasanya dan yang terpenting bagian perutnya agak kelihatan membuncit. Sepertinya dugaanku tidak salah lagi! Anggie memang sudah mengandung anakku. Besok aku harus mengajaknya periksa dan aku harus lebih mewaspadai pergerakannya juga memperhatikannya, jangan sampai anak kami dalam bahaya apalagi jangan sampai kejadian penculikan tadi terjadi lagi. Bagian terpenting lainnya aku juga harus segera mengetahui siapa dalang dibalik penculikan ini dan memberikan orang itu pelajaran. Ah, s

  • Terpikat Pesona Dokter Hot   Bab 42 part 1

    Anggie masih saja menangis meski urusan mereka telah selesai baik sebagai saksi dan memberikan keterangan pada polisi atas kejadian yang barusan terjadi. Bahkan ketika sudah sampai di rumah mereka yang sudah ditunggu oleh kedua keluarga besar mereka yang haraf mencemaskan Anggie, setelah mengetahui kejadian penculikan yang menimpa Anggie. Istrinya Gibran itu masih betah dengan isakan piku yang disertai lelehan air mata yang menyelimuti daerah pipinya.Melihat hal itu para orang tua memaklumi apa yang dilakukan oleh Anggie, mereka pikir mungkin Anggie masih syok dan ketakutan.Berbeda dengan Gibran. Rasa-rasanya dia tidak mempercayai kalau Anggie mengalami trauma setelah penculikannya kali ini. Gibran ingat istrinya itu memang takut, tapi raut wajahnya yang dipikirkan Gibran tidaklah mencerminkan apa yang dikatakan orang-orang. Tapi apa yang membuat Anggie demikian jika bukan karena syok akibat penculikan yang dialaminya, Gibran pun kurang me

DMCA.com Protection Status