Beranda / Pernikahan / Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir / Bab 131 Bukan Luna, tetapi Amira

Share

Bab 131 Bukan Luna, tetapi Amira

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Dokter Ibra menemui Wijaya yang masih setia menunggu di depan ruangan operasi. Pria itu berdiri dengan menyenderkan tubuhnya pada dinding.

“Ibra.” Wijaya segera menghalangi langkah dokter Ibra.

“Bagaimana Amira? Kenapa dia belum keluar?” tanya Wijaya menatap pada Ibra.

“Amira sudah dipindahkan ke ruang ICU,” jawab Ibra membalas tatapan Wijaya.

“Apa? Kenapa?” Wijaya memegang kedua lengan Ibra dengan memberikan tekanan.

“Dia kristis, Jaya. Wanita yang baru saja melahirkan dan kehilangan bayi. Sekarang dia keguguran. Apa yang akan terjadi? Amira sudah kehilangan dua anaknya,” jelas dokter Ibra.

“Di mana Amira?” tanya Wijaya menatap tajam pada dokter Ibra.

“Ayo ikut aku.” Ibra tidak akan bisa menahan Wijaya.

“Hm.” Wiaya mengikuti dokter Ibra menuju ruang ICU.

“Amira di dalam sana. Kamu bisa temui dia.” Dokter Ibra membuka pintu kaca dan masuk bersama dengan Wijaya.

“Lihatlah. Dia terlihat sangat pucat,” ucap dokter Ibra.

“Amira, kenapa kamu tidak memberitahuku tentang kehamilan ini?” ta
Fit Tree Fitri

Terima kasih semuanya yang telah memberikan Gem yang banyak sehingga bisa membantu menaikkan peringkat novel ini. Terima kasih yang sudah mengirim hadiah. Semoga berkah dan mendapat balasan berupa rezeki yang melimpah, aamiin. See soon. Dukungan kalian benar-benar menjadi penyemangatku untuk rajin Update. Muaachh.

| 87
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...
goodnovel comment avatar
Nur Isdiyanti
semangat kak Fitri.... besok double up ya kak...AQ tunggu ......
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Love You so much ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 132 Kondisi Amira

    Wijaya yang sedang berada di ruang kerja melihat ponsel Amira berdering. Nomor tidak dikenal terlihat di layar. Pria itu sangat penasaran. Dia segera menerima panggilan.“Halo.” Suara berat Wijaya mengejutkan Bella sehingga membuat wanita itu secara refleks memutuskan panggilan. “Wijaya.” Bella melihat pada Dira. Dia sangat ingin berbicara dengan Wijaya, tetapi ketika mendengarkan suara pria itu saja sudah membuatnya takut.“Itu bagus. Kita bisa bertanya tentang pembatalan pembuatan film. Apa karena Ibu Luna terluka?” tanya Dira.“Itu tidak mungkin. Aku tahu benar bahwa Wijaya tidak peduli pada Luna,” ucap Bella di dalam hati.“Apa yang membuat Wijaya menghentikan pembuatan film?” Ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam benak semua orang karena Wijaya tidak pernah mengambil Keputusan yang membuat dirinya dan Perusahaan merugi.“Siapa ini?” Wijaya dengan cepat memeriksa pemilik nomor yang menghubungi Amira.“Bella. Kenapa dia menghubungi Amira?” Wijaya melihat layar computer yang me

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 133 Kebencian

    Luna membuka matanya. Wanita itu merasakan seluruh tubuhnya sakit. Kakinya patah karena terjepit kursi mobil. Wajahnya bengkak karena tamparan kuat yang diberikan Wijaya. Sang actor sedang da;am pemulihan.“Bella,” sapa Luna kesulitan membuka mulut karena bibirnya pecah.“Luna.” Bella yang duduk di sofa segera mendekati Luna. Wanita itu sangat senang karena sahabat sekaligus aktrisnya sudah siuman. “Bella.” Luna menangis. Dia segera memeluk erat tubuh Bella.“Luna, apa yang terjadi. Bagaimana kamu bisa mengalami kecelakaan? Bukankah kamu dijemput Wijaya.” Bella mengusap punggung Luna dengan lembut.“Wijaya sangat marah. Dia memukul dan menyiksaku,” ucap Luna terisak. “Kita harus lapor ke polisi.” Bella menatap Luna.“Tidak. Aku tidak bisa.” Luna menghapus air matanya. Wanita itu benar-benar sudah buta cinta. Baginya Wijaya adalah ambisi dan obsesinya. Tidak ada perempuan lain yang boleh memiliki pria itu kecuali dirinya sendiri.“Kenapa kamu sangat bodoh, Luna? Kamu hampir mati,” uca

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 134 Tangisan Keano

    Perawat berlari keluar dari ruang ICU. Amira kehilangan detak jantung. Layar monitor menampilkan garis lurus dengan nada yang kembali terdengar dari pintu yang terbuka.“Apa yang terjadi?” Wijaya terkejut. “Pasien kembali drop,” jawab perawat.“Apa?” Wijaya berhasil menerobos masuk dengan tidak lupa membawa Keano yang menangis. Bayi tampan itu sudah mulai gelisah sejak Amira dirawat di rumah sakit. Dia rindu akan aroma tubuh ibu susunya.“Amira!” teriak Wijaya.“Pak!” Dokter Ibra mencoba membawa Wijaya keluar karena pria itu menggendong bayinya.Tangis Keano pecah ketika bayi itu melihat Amira yang terlelap. Tangan kecil mencoba menggapai ibunya. Keano hampir jatuh dari gendongan Wijaya.“Apa?” Dokter terdiam melihat Keano yang histeris sehingga membiarkan Wijaya membawa bayi itu mendekat pada Amira.“Mungkin putranya bisa membangun sang ibu,” ucap dokter memperhatikan Keano yang sudah berada di atas dada Amira. Bayi itu berusaha mencari sumber kehidupannya. Dia meraba-raba wajah dan

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 135 Hati Wanita

    Wijaya masuk sendirian. Bibi dan Keano menunggu di ruang tunggu. Pria itu melihat Amira sudah tertidur kembali setelah diberikan obat. “Amira.” Wijaya mengusap kepala Amira dengan lembut.“Kamu cepat pulih dan kita pulang. Aku tidak akan menyentuh kamu hingga dua bulan ke depan.” Wijaya mencium dahi Amira. Dia duduk di kursi samping. Dia menggenggam jari-jari istrinya.“Tetaplah di rumah sakit. Aku harus membalas dendam atas kematian putri kita.” Wijaya mencium tangan, pipi dan dahi Amira. Dia membawa pulang bibi dan Keano. Meninggalkan Amira dengan penjagaan dan perawatan terbaik.“Pak, bagaimana denga nasi untuk Keano?” tanya bibi duduk di kuris kedua mobil dengan menggendong Keano.“Pihak rumah sakit akan mengaturnya,” jawab Wijaya.“Baik, Pak.” Bibi mengangguk.Wijaya mengantarkan bibi dan Keano hingga tiba di rumah. Pria itu pergi ke Perusahaan. Dia bisa pergi bekerja karena kondisi Amira yang sudah lebih baik.“Selamat siang, Pak.” Semua karyawan terkejut melihat kedatangan Wij

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 136 Tekanan Mental

    Bella keluar jalan belakang karena menyembunyikan kabar tentang Luna yang dirawat di rumah sakit. Mereka tidak mau ada fans atau wartawan mengetahui tentang keberadaan sang actor.“Akhirnya gedung baru itu digunakan,” ucap perawat melewati Bella.“Pak Wijaya benar-benar sayang dengan sekretarisnya itu.” Dua perawat sedang asyik berbincang. Mereka tidak tahu ada orang asing yang mendengarkan.“Apa? Wijaya?” Bella segera memutar tubuh dan menyusul perawat.“Tunggu!” Bella menahan tangan seorang perawat yang baru dari ruang ICU. “Ada apa, Bu?” tanya perawat. “Apa kalian sedang membicarakan Pak Wijaya dan sekretarisnya bernama Amira?” Bella menatap dua perawat yang tidak menjawat pertanyaanya.“Ehem.” Bella mengeluarkan semua uang yang ada di dompetnya.“Tolong kerjasamanya,” ucap Bella memberikan lembaran merah kepada dua perawat.“Ini sepuluh juta.” Bella memegang tangan seorang perawat.“Iya, Bu. Amira. Dia baru dipindahkan dari ruang ICU,” ucap perawat yang bertugas di ruang ICU seb

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 137 Hellicopter Wijaya

    “Aku takut.” Amira ragu untuk menancapkan pisau ke perutnya. Dia memejamkan mata. “Mm.” Amira membuka mata karena tangannya tertahan. Wanita itu melihat darah menetes di lantai, tetapi pisau tidak mengenai perutnya.“Wijaya?” Amira terkejut melihat Wijaya menatap tajam padanya dengan tangan berdarah.“Kenapa? Apa kamu mau meninggalkan aku dan Keano?” Wijaya masih menggenggam pisau di tangannya.“Lepaskan!” Amira memukul tangan Wijaya.“Dokter! Suster!” Amira berteriak. Dia sangat khawatir. Wanita itu bahkan takut melihat darah yang terus mengalir dari tangan Wijaya dan menetes pada lantai.“Aku tidak mau menjadi wanita pembawa sial.” Amira menangis. Dia ketakutan melihat Wijaya yang terluka. “Tenanglah, Amira!” teriak Wijaya memeluk Amira yang terlihat histeris. Tubuh wanita itu bergetar. “Aku tidak mau.” Amira menanis. Dia dan Wijaya duduk di lantai. “Kamu bukan pembawa siap, Amira. Kamu adalah kehidupan baru untuk aku dan Keano. Kami membutuhkan kamu.” Amira menguatkan pelukannya

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 138 Titik Terang

    Helicopter mendarat di atap rumah pribadi Wijaya. Pria itu dengan tenang menggendong Amira turun dari kendaraan terbang itu. “Anda sedang sakit.” Amira sangat mengkhawatirkan tangan Wijaya.“Siapa yang membuat aku sakit?” tanya Wijaya.“Maaf.” Amira menunduk. Wanita itu melingkarkan tangan di leher Wijaya yang kekar.“Aku tidak akan memaafkan kamu. Jika masih berpikir untuk pergi dariku,” tegas Wijaya.“Apak amu masih mau meninggalkanku?” tanya Wijaya.“Tidak.” Amira menggeleng.“Janji?” Wijaya menatap Amira dan wanita itu diam.“Kenapa kamu tidak berani untuk berjanji, Amira?” Wijaya membaringkan Amira di kasur.“Aku….” Amira menatap Wijaya.“Aku akan setia, Amira. Kamu adalah istriku satu-satunya.” Wijaya menyentuh pipi Amira dengan lembut.“Berjanjilah untuk terus berada di sisiku, Amira.” Wijaya menatap lekat dan dekat pada Amira.“Ya.” Amira mengangguk.“Itu baru benar.” Wijaya mencium bibir Amira dengan cukup lama. Pria itu sangat merindukan istrinya.“Bagaimana perasaan kamu sa

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 139 Pencarian Tersangka

    Wijaya sangat tidak ingin bertemu dengan Luna, tetapi demi memuaskan diri untuk membalas dendam. Dia rela berjalan ke Gedung sebelah. Di mana istri pertamanya mendapatkan perawatan dan bersembunyi darinya.“Dia di lantai paling atas.” Wijaya masuk ke dalam lift. Dia ada yang mampu mencegah pria itu bertindak sesuai keinginannya.Wijaya tiba di depan pintu kamar Luna yang dijaga dua orang pengawal. Wanita itu cukup takut ada fans yang berhasil masuk dengan menyamar menjadi pasien atau petugas.“Pak Wijaya.” Dua penjaga langsung mengenali Wijaya. Mereka segera membuka pintu masuk ke kamar Luna. “Apa patah kaki masih belum cukup?” tanya Wijaya berdiri di belakang Luna yang duduk di tepi kasur dan menghadap ke jendela.“Jaya!” Luna segera menoleh. Dia sangat terkejut melihat pria tampan yang berdiri tegak dengan tangan di dalam saku celana. “Beraninya kamu mengirim orang datang ke kamar Amira!” Wijaya mencekik leher Luan dengan satu tangan.“Aarrgghh!” Luna kesakitan dan kesulitan bernap

Bab terbaru

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 226 Perjalanan Devano

    Anto dan anak buahnya bergerak di malam hari. Mereka meninggalkan pulau dengan kapal. Bayi tampan dengan kulit putih bersih berada dalam gendongan Sulas. Putra dari Andika dan Amira tertidur lelap. Lelaki kecil itu mampu bersaing dengan Keano. Lahir dari bobot dan bibit terbaik kedua orang tuanya.Wijaya dan Amira tidur dalam senyuman. Mereka tidak tahu bahwa putra yang dijaga dan dilindingi dari kejauhan akan datang sendiri ke kota dan tidak sulit untuk digapai. Berbeda ketika berada di pulau terpencil. Ada bgitu banyak penjaga dan lokasi yang sulit dijangkau.Jack yang selalu memantau pulau menggantikan pekerjaan Leon mendapatkan laporan dari anak buah mereka. Pria itu tidak bisa memberikan perintah menyerang dan merebut Devano karena Wijaya yang tidak bisa dihubungi. Dia hanya bisa terus mengikuti dan mengawasi pergerakan Anto beserta rombongannya. “Ada apa?” tanya Leon.“Devano dibawa keluar pulau. Apa kita rebut sekarang?” Jack melihat pada Leon.“Bukankah ini memang rencana Pak

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 225 Meminta Devano

    Cantika terlihat melamun. Wanita itu benar-benar telah banyak berkorban untuk Andika dan sang suami menjadikan dirinya pemuas nafsu sebagai pengganti Amira. “Apa aku harus membunuh Devano?” tanya Cantika pada dirinya yang duduk di depan cermin meja rias.“Tetapi, jika aku tidak bisa hamil artinya kami tidak akan pernah punya anak sedangkan Devano adalah putra kandung Andikan. Darah daging suamiku.” Cantika benar-benar gelisah.“Aku akan membawa Devano pulang. Mengatakan kepada Andika bahwa itu anak saudara jauh yang ditinggal orang tuanya. Aku akan meminat izin untuk mengadopsinya dengan alasan sebagai pemancing agar bisa hamil dan kasian.” Cantika tersenyum dengan rencananya. Dia mengambil ponsel dan menghubungi penjaga Devano.“Halo, bawa Devano pulang. Aku menginginkan dia. Pulau itu ambil saja untuk kalian,” ucap Cantika.“Baik, Bos.” Pria di seberang panggilan sangat senang. Mereka memiliki pulau pribadi dengan laut yang kaya. “Aku akan membesarkan anak Andika dan Amira. Itu tid

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 224 Tiba di Amerika

    Luna melakukan penerbangan ke Amerika bersama Robert dan Bella. Wanita itu akan memulai karier sebagai aktris dan melanjutkan status modelling. Mereka sudah berada di apartemen milik Perusahaan.“Hah! Akhirnya aku bisa tinggal di tempat yang mewah lagi.” Luna menghempas tubuhnya di kasur.“Apartemen ini benar-benar mewah,” ucap Bella memperhatikan sekeliling. Kamar itu sangat luas dan lengkap. Ada dapur, ruang tamu dan bahkan balkon untuk bersantai. Kolam renang di atas Gedung.“Iya. Amerika memang gila dalam dunia entertaimen. Apalagi perfilm.” Luna beranjak dari kasur dan berjalan ke balkon.“Pemandangan yang indah. Aku suka tempat ini. Mahal.” Luna membentangkan tangan menghidup udara pagi.“Belum kontrak kerja, tetapi kita sudah dapat kemewahan.” Bella mendekati Luna yang berada di balkon.“Wijaya pasti punya saingan di Amerika ini. Aku ingin membuat pria itu menderita dengan kehilangan Amira. Aku akan balas dendam.” Luna mengepalkan tangannya.“Dia mencintai Amira dan membuang dir

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 223 Menikmati Hujan

    Amira berada di halaman belakang. Wanita itu bermain bersama bayi tampan dan cerdasnya. Wanita itu benar-benar telah mengiklaskan Devano dengan adanya Keano.“Non, hari sudah mulai gelap. Sebaiknya Anda dan Keano masuk ke dalam rumah,” ucap bibi.“Bibi bawa Keano ke kamar.” Amira memberikan Keano kepada bibi.“Anda mau kemana?” tanya bibi.“Aku mau menunggu hujan turun.” Amira tersenyum.“Non, nanti Bapak marah,” ucap bibi khawatir.“Tidak akan. Aku suka hujan. Sudah lama tidak bermain air hujan. Bibi masuklah. Aku akan selesai sebelum Pak Wijaya pulang. Hari ini dia lembur.” Amira mendorong tubuh bibi masuk ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan duduk di tengah halaman.“Semoga hanya hujan dan tidak ada kilat, Guntur serta petir.” Amira mendongak dan tetesan pertama jatuh tepat di wajahnya.“Aah!” Amira tersenyum. Dia benar-benar menyukai hujan. Aroma dan suara air yang jatuh ke bumi memberikan ketenangan untuknya.“Ahhhhh!” Amira berdiri dan berputar di atas rumput yang basah. Dia men

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 222 Cinta yang Candu

    Wijaya benar-benar serius untuk menjemput Devano. Dia tidak ingin Cantika lebih dulu mengambil bayi dari Amira. Pria it uterus memantau laporan dari anak buahnya yang menjaga di pesisir pantai dekat dari pulau tempat tinggal Devano.“Kita akan berperang jika tidak bisa mengambil Devano baik-baik,” ucap Wijaya. Pria itu berada di rumah sakit.“Apa tidak ada kesempatan?” tanya Leon.“Aku tidak ingin menambahkan korban lagi. Kita akan mengganti para penjaga mereka pelan-pelan. Ambil Devano di mana Cantika akan bergerak,” tegas Wijaya yang duduk di sofa bersama dengan Jack.“Maafkan aku, Bos,” ucap Leon.“Kamu minta maaf untuk apa?” tanya Wijaya menoleh pada Leon yang masih berbaring di tempat tidur.“Saya tidak bisa menyelesaikan tugas,” jawab Leon.“Tugas kamu sudah selesai,” tegas Wijaya.“Ini pertama kalinya orang kepercayaanku terluka. Padahal hanya pergi mencari anak Amira. Berperang melawan musuh dunia bisnis tidak membuatku mengorbankan banyak orang.” Wijaya menatap layar computer

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 221 Ancaman Andika

    Cantika menunggu Andika di dalam kamar. Suaminya benar-benar sering lembur.“Sayang.” Cantika menyambut kedatangan Andika. Wanita itu mengambil jas dan tas dari tangan suaminya. “Kamu mandi dulu,” ucap Cantika tersenyum pada Andika.“Ya.” Andika masuk kamar mandi. Membersihkan diri yang lelah dan gerah. Pria itu keluar dengan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang.“Sayang.” Cantika memeluk Andika. Dia menggantungkan kedua tangan di leher suaminya.“Ada apa?” tanya Andika mencium bibir Cantika.“Kemarilah! Ada yang mau aku bicarakan.” Cantika menarik Andika ke tempat tidur.“Kamu mau berbicara atau bercinta?” Andika berada di atas kasur dan Cantika duduk di perut ratanya. Jari-jari wanita itu merada dada bidang suaminya.“Sayang, aku belum juga hamil. Apa kita perlu program dengan dokter?” tanya Cantika.“Apa?” Andika terkejut. “Siapa yang tidak sehat?” tanya Andika menatap Cantika.“Aku sudah periksa dan sehat,” jawab Cantika.“Apa itu artinya aku yang tidak sehat?

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 220 Rencana untuk Luna

    Bella pergi ke penginapan Luna dengan mengendarai mobil pribadinya. Dia harus menjemput sahabatnya pindah ke apartemen.“Lelah sekali. Wijaya benar-benar membuang Luna.” Bella harus mengendarai mobil cukup lama. Dua jam perjalanan baru bisa sampai di penginapan yang berada di ujung kota.Bella memarkirkan mobil di tempat parkir. Dia tiba hampir tengah malam. Wanita itu disambut oleh karyawati bagian resepsionis.“Selamat datang. Apa Anda mau menginap?” tanya karyawati.“Aku ada janji dengan tamu bernama Luna,” jawab Bella.“Mungkin Anda bisa menghubunginya agar bisa keluar dari kamar,” ucap karyawanti.“Baiklah.” Bella menghungi Luna dan tidak ada jawaban.“Apa aku bisa menunggu di sini?” tanya Bella yang gagal menghubungi Luna.“Tentu saja,” jawab karyawati.“Terima kasih.” Bella duduk di sofa. Dia terus berusaha menghubungi Luna yang tidak juga menjawab panggilannya.“Kemana Luna? Apa dia tidur? Padahal aku sudah memintanya untuk menunggu.” Bella sangat lelah dan mengantuk. Dia butuh

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 219 Panasnya Bercinta

    Amira membuka mata. Dia benar-benar tidak bisa lagi tidur tanpa Wijaya. Jari-jarinya meraba kasur yang kosong. Kehangatan dari pelukan suaminya sudah menjadi kebiasaan.“Sayang,” sapa Amira lembut. Dia melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat.“Kemana dia?” Amira duduk di tepi kasur. Dia kesulitan melihat karena pencahayaan yang sedikit di dalam kamar.“Sayang.” Amira beranjak dari kasur. Dia berjalan menuju sakelar lampu dan menyalakannya. Wanita itu mengetuk kamar mandi dan tidak ada jawaban.“Apa dia pergi?” Amira melihat jam yang telah menujukkan pukul sepuluh malam.“Sepertinya aku tertidur di mobil. Aku lihat Keano dulu.” Amira tersenyum. Dia melihat pakaian yang telah diganti dengan piyama tidur. Wanita itu segera pergi ke kamar putranya.“Sudah tidur. Apa dia asi dari botol?” Amira mencium Keano yang terlelap. Wanita itu menuruni tangga dan memastikan bahwa Wijaya ada di ruang kerja. Dia baru saja akan mengetuk dan pintu sudah terbuka. “Sayang, ada apa?” tanya Wijaya yan

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 218 Anak Kita

    Amira dan Wijaya masih berada di puncak bukit. Mereka berdua menikmati matahari terbenam. Sang istri duduk di pangkuan suami. Pelukan kuat dari belakang oleh Wijaya Kusuma. Kedua tangan pria itu mengunci pinggang Amira. “Sayang, apa kita menginap di sini saja?” tanya Wijaya mencium punggung leher Amira.“Tidak bisa. Aku kangen Keano. Dia belum asi,” jawab Amira.“Hmm. Keano nomor satu di hati kamu,” ucap Wijaya menggigit pundak Amira.“Aaah. Sakit.” Amira mencubit paha Wijaya.“Kamu membuat aku cemburu. Padahal hari ini aku mau memiliki kamu untuk diriku sendiri. Tidak memikirkan Keano yang berada di rumah.” Wijaya memutar tubuh Amira menghadap dirinya.“Apa sih. Kiano itu anak kita,” ucap Amira.“Ya. Keano adalah anak kita, Sayang.” Wijaya tersenyum. Dia menyentuh bibir Amira dengan jarinya.“Kamu tidak boleh begitu. Bersaing dengan Keano yang anak sendiri.” Amira merapikan diri agar tubuhnya benar-benar berhadapan dengan Wijaya.“Aku tahu, Sayang. Aku terlalu mencintai dan takut keh

DMCA.com Protection Status