Share

Bab 139 Pencarian Tersangka

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 18:14:19
Wijaya sangat tidak ingin bertemu dengan Luna, tetapi demi memuaskan diri untuk membalas dendam. Dia rela berjalan ke Gedung sebelah. Di mana istri pertamanya mendapatkan perawatan dan bersembunyi darinya.

“Dia di lantai paling atas.” Wijaya masuk ke dalam lift. Dia ada yang mampu mencegah pria itu bertindak sesuai keinginannya.

Wijaya tiba di depan pintu kamar Luna yang dijaga dua orang pengawal. Wanita itu cukup takut ada fans yang berhasil masuk dengan menyamar menjadi pasien atau petugas.

“Pak Wijaya.” Dua penjaga langsung mengenali Wijaya. Mereka segera membuka pintu masuk ke kamar Luna.

“Apa patah kaki masih belum cukup?” tanya Wijaya berdiri di belakang Luna yang duduk di tepi kasur dan menghadap ke jendela.

“Jaya!” Luna segera menoleh. Dia sangat terkejut melihat pria tampan yang berdiri tegak dengan tangan di dalam saku celana.

“Beraninya kamu mengirim orang datang ke kamar Amira!” Wijaya mencekik leher Luan dengan satu tangan.

“Aarrgghh!” Luna kesakitan dan kesulitan bernap
Fit Tree Fitri

Terima kasih. Mohon tinggalkan komentar ya.Terima kasih hadiahnya.Semoga suka dengan karya ini. Mohon maaf jika banyak kesalahan. See soon.

| 99+
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (30)
goodnovel comment avatar
Rumidany
pokoknya ceritanya seru
goodnovel comment avatar
Efriani Bahan
lanjuuut...kasih amira kepercayaan utk cinta dan bahagia
goodnovel comment avatar
Desy Natalia Lie
Lanjuuutttt .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 140 Pria Kejam

    Wijaya keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk putih sebatas paha. Rambutnya masih basah. Dia melihat Amira masih duduk di sofa dan melamun. Pria itu tidak bisa menebak apa yang dipikitkan istrinya tercinta. “Apa yang kamu lamunkan, Amira?” tanya Wijaya berdiri di depan Amira. “Tidak ada.” Amira mendongak dan melihat rambut serta tubuh Wijaya yang masih basah. Pria itu memegang handuk lain untuk mengeringkan rambutnya.“Kemarilah!” Amira menarik tangan Wijaya dan mengambil handuk.“Mandi terlalu malam.” Amira mengeringkan rambut Wijaya dengan lembut. Dia bahkan mengusap leher dan tubuh pria itu. “Apa yang kamu lakukan?” Wijaya memegang tangan Amira.“Membantu mengeringkan rambut dan tubuh kamu agar tidak masuk angin. Setelah ini aku akan membungkus luka kamu,” ucap Amira menatan Wijaya.“Kamu sedang tidak berencana untuk melarikan diri kan?” Wijaya memicingkan matanya.“Apa?” Amira terkejut dengan ucapan Wijaya.“Aku mau lari kemana?” tanya Amira melepaskan tangan Wij

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 141 Cinta Buta Wijaya

    Amira membuka mata dan Wijaya tidak lagi di sisinya. Wanita itu segera duduk. Dia melihat segelas susu dan roti bakar di atas meja. Kamar begitu tenang dan sepi. Tidak seorang pun membangunkannya.“Apa dia sudah pergi bekerja?” Amira melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah Sembilan pagi. Wanita itu segera turun dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan air hangat.“Aku sudah berapa hari tidak kerja. Benar-benar wanita pembawa siap.” Amira mengupat dirinya sendiri. Dia berganti pakaian dan sarapan. Wanita itu minum obat khusus yang diberikan dokter agar tidak tetap bisa memberi asi untuk Keano.“Non mau kemana?” tanya bibi.“Keano di mana, Bu?” Amira balik bertanya.“Di taman dengan Pak Wijaya,” jawab bibi.“Pak Wijaya tidak kerja,” ucap Amira.“Sepertinya diserahkan kepada Pak Dody.” Bibi melihat Amira yang sudah pergi ke taman samping.“Kenapa tidak ke kantor?” tanya Amira melihat Wijaya menggendong Keano.“Kamu sudah bangun. Keano belum asi p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 142 Ketakutan

    “Brak!” Luna melempar makanan yang disajikan oleh pihak rumah sakit untuknya.“Aku tidak mau makan-makanan murahan!” teriak Luna para perawat.“Itu adalah menu dari Pak Wijaya. Jika Anda tidak makan, makan ada lagi yang lain,” ucap perawat. “Apa?” Luna terkejut.“Kami akan membersihkannnya.” Perawat mengambil nampan dan piring yang berserakan di lantai. Seorang lain membersihkan dengan pel. Mereka keluar begitu saja dari kamar Luna. “Wijaya!” Luna berteriak. Wanita itu tidak bisa melakukan apa pun. Bella tidak memiliki izin masuk dan Dira telah dikurung di dalam gudang. “Siapa yang akan menolongku? Mereka hanya memberi aku makan sama dengan pasien biasa. Merawat luka saja.” Luna menghadap ke dinding. Dia benar-benar tidak punya siapa pun yang bisa membantunya keluar dari hukuman Wijaya Kusuma yang sedang marah.“Permisi, ibu Luna.” Seorang pria masuk ke dalam kamar Luna. “Siapa Anda?” tanya Luna.“Saya pengacara. Jika Anda mau bebas hanya ada satu jalan. Menggungat cerai Wijaya.” P

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 143 Kegelisahan

    Amira duduk di sofa. Dia menatap layar ponsel tanpa data. Wijaya hanya memberikan alat komunikas dengan panggilan biasa agar istirnya tidak bisa berselancar di dunia maya dan mendengar berita yang mungkin akan mengganggu pikiran istrinya. “Untuk apa ponsel mahal? Tidak ada data dan pulsa. Hanya panggilan dan pesan saja.” Amira menghela napas dengan berat. Wanita itu benar-benar tidak bisa melakukan apa pun. Dia bahkan tidak bisa memeriksa pekerjaan di akunnya.“Hanya ada dua nomor yaitu bibi dan Wijaya.” Amira memegang ponsel dan memutarnya dengan jari.“Rumah ini kan ada wifi. Apa sandinya? Aku ke kamar mandi dulu.” Amira beranjak dari sofa dan masuk ke kamar mandi. Dia melihat jas dan kemeja Wijaya dengan noda darah yang telah mongering. Pakaian kotor itu belum diambil bibi karena tergeletak di samping tempat sampah.“Kenapa aku tidak memperhatikan pakaian ini tadi pagi?” Amira mencium bau anyir dari kemeja dan jas serta celana panjang milik Wijaya.“Mmm.” Amira mual mencium aroma t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 144 Gairah Pria

    Amira adalah wanita yang polos, tetapi dia tidak bodoh. Tidak dengan mudah percaya bahwa darah pada baju Wijaya adalah milik kucing.“Apa yang dilakukan Wijaya? Darah kucing tidak akan sebanyak itu. Wijaya tidak akan mau menyentuh hewan yang sudah mati apalagi berdarah. Aku sudah cukup mengenal sedikit kepribadiannya yang tidak peduli dengan hal-hal sepele.” Amira memperhatikan Wijaya yang duduk di sofa dan sedang bekerja.“Kenapa terus melihatku?” Wijaya mengangkat kepala dan menatap pada Amira.“Tidak apa. Aku akan tidur duluan.” Amira segera merebahkan tubuhnya ke kasur.“Apa kamu sudah minum obat?” tanya Wijaya.“Sudah,” jawab Amira tanpa melihat lagi pada Amira.“Apa dia membunuh orang? Tidak mungkin.” Amira masih memikirkan dan mengingat tentang darah pada pakaian Wijaya. Wanita itu merasa khawatir dan takut dengan apa yang ada di benaknya.“Mm.” Amira mengintip Wijaya dari balik selimut. Dia benar-benar gelisah. Bayangan darah masih sangat mengganggu dirinya.“Wijaya bahkan tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 145 Mendapatakan Dokter Wulan

    Leon yang bertugas mencari dokter dan perawat di masa kematian Devano cukup mengalami kesulitan. Dia hanya mendapatkan informasi tentang dokter Wulan yang telah dipecat dari rumah sakit milik Wijaya dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi di kota.“Aku sangat ingin kembali lagi ke kota.” Dokter Wulan menghela napas dengan berat.“Permisi, Dok. Ada tamu yang mau bertemu dengan Anda.” Seorang perawat mengetuk pintu ruangan dokter Wulan.“Siapa?” tanya dokter Wulan.“Saya tidak tahu. Seorang pria. Dia menunggu di ruang depan,” jawab perawat pergi begitu saja.“Siapa? Kalau pasien kan bisa langsung mendaftar saja.” Dokter Wulan keluar dari ruang kerjanya.“Tidak ada siapa-siapa.” Dokter Wulan melihat sekeliling dan tamu yang disebutkan oleh suster enar-benar tidak ada. “Sus. Suster,” sapa dokter Wulan.“Ada apa, Dok?” Suster menghampiri dokter Wulan.“Di mana tamunya?” tanya dokter Wulan.“Sepertinya sudah pergi, Dok. Mungkin dia buru-buru karena memang sudah menunggu dari tadi,” jawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 146 Kesibukan Wijaya

    Wijaya menatap Amira yang lebih banyak diam. Wanita itu hanya berbicara ketika ditanya saja. Dia juga tidak melakukan apa pun selain mengasuh dan menyusui Keano. “Ada apa, Amira?” Wijaya memperhatikan Amira yang duduk di depan cermin. Wanita itu sedang memberikan perawatan pada wajahnya.“Apa?” tanya Amira.“Kenapa kamu diam?” Wijaya memicingkan matanya.“Apa ada yang bisa dibicarakan? Aku tidak bekerja. Tidak ada yang bisa dibahas,” ucap Amira.“Aku merasa aneh ketika kamu tidak membuatku marah,” gumam Wijaya.“Hah!” Amira menoleh pada Wijaya.“Kamu yang aneh,” gerutu Amira.“Aku pergi ke kantor dulu. Kamu di rumah saja dengan Keano.” Wijaya memeluk Amira dari belakang. Dia mencium leher dan pipi Amira.“Tidak usah mencium di bagian sensitive,” ucap Amira kesal.“Aku tahu.” Wijaya mengecup bibir Amira dan dahi wanita itu.“Masih juga.” Amira cemberut karena Wijaya menciumnya setiap waktu.“Aku ke kamar Kenao dan langsung berangkat. Jangan lupa minum obat.” Wijaya keluar dari kamar.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 147 Sang Penakluk

    Amira makan siang seorang diri hingga selesai. Dia memperhatikan sekeliling dan tidak menemukan bibi. Wanita itu pergi ke ruangan taman dekat dapur dan melihat televisi kecil.“Ada tv.” Amira menyalakan televisi dan duduk dengan tenang. Dia sengaja memindahkan chanel karena bosan. Tidak ada ponsel dan laptop serta jaringan.“Hah!” Amira terdiam. Dia terkejut mendengarkan berita tentang Luna yang hilang setelah kecelakaan dan pembatalan syuting film. Para wartawan sedang mencari keberadaan tim dan juga Wijaya. Mereka butuh jawaban dan penjelasan.“Kenapa?” tanya Amira menatap layar televisi.“Dipastikan Wijaya Kusuma mengalami kerugian cukup besar atas pembatalan pembuatan film karena perusahaan telah banyak mengeluarkan dana. Dia juga menggantikan biaya kepada beberapa sponsor,” ucap pembawa berita di televisi.“Setelah kecelakaan Luna. Ada beberapa orang hilang dari lokasi syuting. Mereka diperkirakan mengundurkan diri karena ada pemecataan karyawan, tetapi ini terlalu mencurigakan,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18

Bab terbaru

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 317 Sekolah Baru

    Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.“Selamat pagi.” Amira masuk ke kamar dua putranya.“Mama.” Keano dan Devano menoleh kepada Amira.“Apa sudah siap berangkat sekolah?” tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.“Ya, Ma.” Keano dan Devano memeluk Amira.“Anak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.” Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.“Baiklah. Kita sarapan dulu ya.” Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.“Apa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?” tanya Devano.“Tentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.” Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.“Terima kasih, Ma. Aku bisa,” ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.“Sayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,” ucap Wij

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 316 Menyatu dalam Rindu

    WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.“Sayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?” Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.“Sayang, apa kamu tidak lelah?” tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.“Apa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.” Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.“Mmm.” Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.“Aaahhh!” Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 315 Hadiah untuk Semua

    Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.“Sayang, apa kamu tidak lelah?” tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.“Tidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.” Amira tersenyum.“Mama sangat merindukan Papa,” ucap Devano.“Papa tahu itu, Sayang.” Wijaya mengusap kepala Devano.“Karena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.” Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.“Padahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,” tegas Keano.“Tentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.” Amira memeluk putranya.“Papa, oleh-oleh mana?” tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.“Oh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,” jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.“Hore.” Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.“Apa kalian tidak minta oleh-oleh

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 314 Berkumpul Kembali

    Amira membuatkan banyak makanan untuk menyambut kedatangan sang suami. Dia dan anak-anak hanya menunggu di rumah karena sangat sulit untuk bisa pergi ke bandara. Ada banyak wartawan dan juga para penjahat yang mungkin merupakan musuh dari masa lalu Wijaya.“Mama, kenapa sibuk?” tanya Devano.“Hari ini papa pulang,” jawab Amira bersemangat.“Mama sangat bahagia,” ucap Devano.“Tentu saja, Sayang. Mama sangat merindukan papa kalian.” Amira mencubit pipi Devano.“Di mana Keano?” tanya Amira.“Dia sedang marah,” jawab Devano.“Marah kenapa?” Amira menyajikan makanan dengan dibantu para pelayan dan mendekati Devano.“Mama tahu benar. Keano sangat pemarah.” Devano tersenyum.“Baiklah. Mama akan melihat Keano.” Amira mencium dahi Devano dan pergi ke kamar putranya.“Dia selalu mau dibujuk mama.” Devano hanya melihat Amira dengan senyuman. Anak itu benar-benar bertindak sebagai seorang kakak. Dia juga lebih tenang seperti ibunya.“Keano, Sayang.” Amira mendekati Keano yang tampak fokus pada la

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 313 Mandiri Sejak Dini

    Mereka pulang ke rumah dengan aman. Leon mengambil jalan lain. Pria itu juga menggantikan mobil serta menambahkan anak buahnya untuk melindungi majikannya.“Benar-benar sulit membawa Nyonya dan anak-anak keluar dari rumah. Ada banyak musuh yang mencari kesempatan untuk menyakiti mereka.” Leon menghela napas dengan berat. Dia melirik Keano yang tampak tenang. Pria itu bisa melihat Wijaya di dalam diri tuan mudanya.“Ah!” Amira menghempas tubuh di sofa.“Ada apa, Ma?” tanya Devano lembut.“Hari ini cukup melelahkan.” Amira tersenyum.“Maafkan aku dan Keano.” Devano memijut pundak Amira.“Minta maaf untuk apa? Kalian tidak melakukan kesalahan apa pun.” Amira menarik Devano ke dalam pelukannya.“Mama saja yang belum terbiasa menemani kalian di luar.” Amira tersenyum. Dia mencium dahi Keano dan Devano.“Kami tidak akan ikut pertandingan di lapangan terbuka lagi,” tegas Keano.“Kenapa, Sayang? Tidak masalah. Mama akan berusaha untuk selalu berada di sisi kalian.” Amira mencubit hidung mancun

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 312 Anak Hebat

    Keano benar-benar tidak suka dengan desakan dari para penonton. Anak lelaki itu makin tidak suka dengan keramaian.“Setelah ini, jangan pernah ikut lomba di luar lagi. Ini sangat berbahaya,” tegas Keano.“Benar. Mama pasti kesulitan menemani kita. Mama tidak pernah meninggalkan rumah, tetapi keluar demi bisa hadir di pertandingan ini.” Devano pun tampak menyesal karena memaksa Keano untuk bertanding dalam tim.“Kita sudah tahu pasti menang, jadi tidak usah ikut apa pun lagi. Apalagi banyak penonotn seperti ni. Aku benar-benar tidak suka.” Keano menatap tajam pada Devano. “Maafkan aku,” ucap Devano pelan.“Silakan masuk, Tuan Muda.” Para pengawal berhasil mengantarkan Devano dan Keano masuk ke dalam ruangan peserta. Dua anak lelaki itu duduk dengan tidak tenang.“Di mana Mama?” tanya Keano.“Nyonya sedang dalam perjalanan kemari. Mereka cukup kesulitan untuk melewati para penonton,” jawab pengawal.“Minta Om Leon gendong mama saja, biar cepat,” ucap Devano mengejutkan para pengawal. Su

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 311 Ricuh

    Para penonton bersorak melihat anak remaja yang sudah berada di atas kuda mereka masing-masing. Keano dan Devano selalu menjadi pusat perhatian di mana pun mereka berada. Orang tua yang memang popular dan anak-anak yang juga selalu menjadi kebanggaan.“Dua anak itu benar-benar terlalu terang sehingga saingan mereka tidak terlihat.” Pujian terdengar dari mulut para penonton. Mata mereka hanya fokus pada adik beradik yang tampak kompak dengan kuda dan anak panah yang ditembakkan.“Tidak akan ada peserta yang mampu mengalkan kecepatan dan kecerdasan putra Wijaya Kusuma.” Para penonton bersorang. Dua bersaudara itu meninggakan saingan mereka dengan sangat jauh.“Tidak sulit menentukan pemenang. Jarak mereka terlalu jauh dan skor yang di miliki kedua bersaudara itusangat sempurna.” Para juri pun hanya tersenyum karena dari awal mereka sudah bisa menebak bahwa anak dari Amira dan Wijaya Kusuma sudah dapat dipastikan jadi pemenang. Mereka memiliki tempat Latihan pribadi. “Wah hebat.” Amira

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 310 Pacuan Kuda

    Amira duduk di depan cermin. Dia memandangi wajah cantik diri yang awet muda. Wanita itu bersiap untuk menemani anak-anaknya untuk mengikuti perlombaan berkuda dan memanah. Keano dan Devano bergerak dalam satu tim.“Kenapa masih ada penjahat yang mengintaiku? Apa mereka hanya perampok biasa? Rasanya tidak mungkin.” Amira menggerai rambut hitamnya melewati pundak.“Tetapi siapa musuhku? Siapa orang yang membenciku selain Luna dan Cantika? Apa Andika?” Amira berbicara pada bayangannya yang dipantulkan oleh cermin.“Padahal sudah beberapa tahun ini kehidupanku sangat tenang. Tidak ada gangguan dari siapa pun, tetapi kenapa sekarang tiba-tiba mereka datang lagi? Apa masih ada dendam?” Amira cukup gelisah dan khawatir. Dia takut kejadian yang cukup berbahaya itu akan terulang kembali. Apalagi ketika perlombaab, area pacuan kuda akan jauh lebih ramai oleh para pengunjung dan penonton.“Mama,” sapa Keano dan Devano di depan pintu kamar Amira yang terbuka.“Iya, Sayang.” Amira segera beranjak

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 309 Bertemu Lagi

    Amira berada di dalam kamar dan bersiap untuk tidur. Wanita itu baru saja akan mematikan ponsel dan melihat panggilan dari Wijaya.“Wijaya.” Amira segera menerim panggilan dari suaminya.“Halo, Sayang.” Wijaya tersenyum pada Amira yang terlihat di layar ponsel.“Halo, Sayang. Bagaimana perkerjaan di sana? Apa kamu lelah?” tanya Amira.“Aku tidak lelah, tetapi tersiksa karena merindukan kamu,” jawab Wijaya.“Apa kamu akan tidur?” Wijaya melihat yang istri yang sudah mengenakan piyama.“Aku sedang bersiap untuk tidur,” ucap Amira merebahkan tubuhnya di kasur.“Apa kamu menggodaku?” tanya Wijaya.“Tidak, Sayang. Kamu terlihat sedang bekerja,” jawab Amira.“Ya. Aku tahu kamu akan tidur jadi dengan cepat menghubungi istriku tercinta. Bagaimana hari ini?” Wijaya tersenyum.“Hari ini menyenangkan. Aku menemani anak-anak Latihan berkuda dan memanah. Mereka benar-benar luar biasa. Aku sangat bangga.” Amira terlihat bersemangat menceritakaan kebersamaanya dengan Keano dan Devano. Dia tidak membe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status