Share

Hutang Tak Terduga

Author: Purplexyiii
last update Last Updated: 2025-03-30 04:30:19

Mobil Leo berhenti di depan sebuah hotel mewah. Lampu-lampu neon menyorot bangunan megah itu, sempat membuat Vyora terkesima sejenak. Namun, pandangannya sudah buram. Ia lupa memakai kaca matanya yang pasti tertinggal di bar tadi.

Leo membantu Vyora turun dari mobil. Ia menuntun Vyora masuk ke dalam hotel itu. Vyora hanya menurut karena pikirannya sedang kacau.

Leo sudah memesan kamar khusus yang terbaik. Ia membawa Vyora masuk ke dalam kamar itu. Vyora kebingungan saat tubuhnya direbahkan ke atas kasur.

"Hei, apa maksudnya ini? Di mana aku sekarang?" tanya Vyora bingung. Ia menatap sekeliling yang terlihat asing di matanya.

Leo duduk di sisi kasur, mengusap wajah Vyora dengan lembut. "Apa kau tidak mengerti, Sayang? Aku sedang menagih hutangmu."

"Apa? Hutang?"

"Iya, hutang," jawab Leo sambil mengangguk.

"Kau menyiram minumanku tadi. Itu minuman mahal dan kesukaanku. Jadi kau harus membayarnya."

Vyora langsung teringat kejadian tadi. Ia seketika merasa bersalah. "Maafkan aku, tapi sekarang aku tidak punya uang. Aku ... aku menghabiskan semua uang aku untuk membeli bir tadi."

Leo tertawa kecil, jemarinya merapikan poni rambut Vyora yang berantakan. "Kau lucu, Sayang. Apa kau tidak tahu aku bisa meminta ganti rugi dengan sesuatu yang lain?"

Vyora menatap Leo dengan tatapan yang penuh pertanyaan. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres. Namun, otaknya terlalu sulit untuk berpikir.

"Apa itu?"

"Mudah. Hanya tidur denganku," jawab Leo dengan senyum yang menawan.

Vyora membelalak kecil. Tangannya tanpa sadar menggenggam seprai dengan kuat. Ia sejujurnya takut, tapi tiba-tiba merasa muak dengan dirinya sendiri. Karena ia sudah menahan kesuciannya selama ini.

Jadi tidak ada salahnya ia ingin merasakan rasa itu. Ia ingin melepaskan semua kesedihan dan kekecewaan yang menyerang hatinya.

"Aku akan melakukannya," jawab Vyora setelah lama terdiam.

Vyora menutup matanya dan mencoba untuk menenangkan diri. Ia berpikir bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk melepaskan semua rasa sakit.

"Setelah ini aku tidak ingin berhubungan dengan pria mana pun," bisik Vyora pada diri sendiri. "Jadi, lebih baik melepas kesucianku pada pria asing ini. Setidaknya aku tidak akan menemuinya lagi."

Vyora menarik napas dalam-dalam. Ia harus kuat. Ia harus bisa melewatkan masa sulit ini. Ia sudah dewasa. Tidak ada yang bisa membantunya selain dirinya sendiri.

Leo tersenyum penuh kemenangan. Ia bergerak mendekati Vyora. Tangan pria itu menarik tengkuk Vyora lalu mencium bibirnya dengan lembut. Kemudian ia menjauhkan wajahnya sejenak.

"Kau tak akan menyesal, Sayang. Aku akan membuatmu merasa lebih baik," bisik Leo tepat di depan telinga Vyora.

Wanita itu menutup matanya dan menyerahkan dirinya pada Leo. Ia ingin melupakan semua kesedihan dan kekecewaan yang baru saja dialaminya.

Leo menarik Vyora ke dalam pelukannya. Mengusap pinggangnya perlahan dan mencium Vyora dengan lebih bergairah.

Malam itu, Vyora menjalani satu malam yang panas bersama Leo. Ia menyerahkan dirinya pada pria yang tidak ia kenal itu, tanpa mengetahui bahwa Leo sebenarnya adalah bosnya di kantor. Ia juga tidak tahu bahwa Leo yang membawa kaca matanya yang tertinggal di bar tadi.

Leo sengaja tidak memberi tahu Vyora siapa dirinya. Ia menikmati permainan itu. Ia merasakan kepuasan yang tidak terkira saat melihat Vyora menyerahkan diri pada nya.

Leo terus menciumi Vyora dengan lembut hingga kasar. Ia sudah menahan dirinya selama ini. Sejak ia melihat wanita itu melamar di ke perusahaannya. Karena Leo telah menantikan kedatangan Vyora sejak lama.

"Kau sangat indah, Sayang," bisik Leo sambil menelusuri tubuh Vyora dengan tangannya.

Vyora menutup matanya dan mencoba untuk menikmati momen itu. Ia merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya.

"Apa kau tahu? Aku sebenarnya sudah menahan diri selama ini." Leo mencium leher Vyora dan meninggalkan bekas di sana.

Vyora menggigit bibir bawahnya. Menahan suara yang tidak ingin ia keluarkan.

"Kau cantik dan sempurna," puji Leo sambil mencium rambut Vyora.

Jantung Vyora berdebar-debar. Ia merasa gugup dan tegang. Ini pertama kalinya ia merasakan perasaan seperti ini.

"Aku ingin kau menjadi milikku," bisik Leo sambil menatap mata Vyora.

***

Pagi hari terasa sangat berat bagi Vyora. Kepalanya berdenyut keras, ingatannya berputar-putar seperti kaset rusak. Ia hanya mengingat saat ia diputuskan oleh Noah dan ia menenggak minuman sampai mabuk.

Sekarang ia bangun di kamar yang mewah tanpa pakaian, Vyora merasa terkejut dan bingung. Ia menatap sekitar kamar yang sepi itu.

"Di mana aku? Siapa yang membawaku ke sini?" gumam Vyora sambil menggigit bibirnya. Setelah beberapa saat akhirnya ia mengingat sesuatu.

Vyora lalu tertawa hambar. "Ah, benar. Aku akhirnya telah melepas statusku jadi perempuan baik."

Vyora segera memakai bajunya dan kabur dari kamar itu. Ia berjalan ke lantai bawah dengan langkah cepat. Ia sedikit kesal kaca matanya hilang karena ulahnya sendiri yang ceroboh.

Saat ia sampai di lobi hotel, ia terkejut melihat sebuah taksi yang sudah menunggunya.

"Ini taksi Anda, Nona," kata sopir taksi itu dengan senyum yang ramah.

Vyora menatap sopir taksi itu dengan penuh pertanyaan. Ia tidak mengingat kapan memesan taksi itu. Bahkan ia belum membuka ponselnya setelah bangun tidur tadi.

"Siapa yang memesan taksi ini?" tanya Vyora.

"Tuan Leo," jawab sopir taksi itu.

Vyora membelalakkan mata terkejut. Ia mengingat-ingat nama Leo. Dan yang muncul di ingatannya ia adalah pria yang membantunya semalam.

"Leo?" gumam Vyora.

Ia mengakui dirinya tak bisa menolak tawaran taksi itu. Ia teringat jika uangnya habis semalam. Sementara ia harus pulang. Jadi ia tida mungkin jalan kaki.

Tidak lama kemudian, Vyora sampai di rumah kontrakannya yang sangat kecil. Ia segera mandi dan bersiap untuk berangkat kerja.

Saat ia sampai di kantor, ia mendengar bisikan orang-orang yang mengolok hubungannya dengan Noah. Mereka tahu karena mereka juga ada di bar tadi malam. Saat di mana Vyora memergoki Noah selingkuh.

"Kasihan Vyora, dicampakkan oleh Noah," bisik salah satu karyawan berambut pendek.

"Itu menurutku wajar. Vyora memang tidak pantas dengan Noah. Pria itu tampan dan kaya. Dia tidak setara dengan Vyora yang kampungan dan miskin," bisik karyawan lain yang memakai lipstik merah merona.

"Pasti karena Vyora terlalu polos, jadi Noah bosan dengannya. Para pria selalu ingin wanita yang menarik." Karyawan pria juga ikut berkomentar.

Vyora menahan kekesalannya. Ia sebenarnya ingin menjelaskan semuanya. Ia ingin menceritakan kejahatan yang dilakukan Noah. Namun bibirnya belum bisa berbicara apapun.

"Vyora, kau baik-baik saja?" tanya Grace, teman yang duduk di sebelah meja kerjanya.

"Iya, aku tidak apa-apa," jawab Vyora mengepalkan tangannya di bawah meja.

Vyora mencoba untuk menahan kekesalannya selama beberapa saat. Tetapi ternyata mereka tidak berhenti berbisik dan menatapnya. Akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, amarah dia meledak. Vyora berdiri dan menatap semua karyawan di sana.

"Hei, dengar! Kalian salah! Noah yang kurang ajar! Dia selingkuh dengan wanita lain! Aku diselingkuhi! Dan kalian harus tahu bahwa bukan aku tidak pantas dengannya, tapi dia yang tidak selevel dengan diriku!" teriak Vyora dengan napas terengah-engah.

Semua orang tersentak. Mereka tidak percaya bahwa Vyora bisa berbicara sekeras itu. Selama ini, Vyora terkenal pendiam dan tidak pernah menunjukkan emosi di depan orang lain.

"Noah itu bejat!" ulang Vyora dengan suara yang keras. "Dia bukan pria baik-baik!"

Semua orang langsung terdiam. Mereka menatap Vyora dengan tatapan yang beragam. Namun setelahnya mereka kembali menatap komputer. Melanjutkan pekerjaan masing-masing.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Tawaran yang Memikat

    "Hei. Aku tidak menyangka kau bisa berbicara sekeras itu. Kau sangat keren," puji Grace dengan mata berbinar senang. Vyora mengembuskan napas panjang setelah duduk kembali. "Aku tidak ingin direndahkan lagi. Aku sudah muak." "Itu keputusan bagus. Aku akan percaya padamu, Vyora." "Terima kasih. Kau selalu mendukungku," balas Vyora tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki teman seperti Grace. Jam istirahat akhirnya tiba. Vyora baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan merasa lega. Ketika hendak makan siang, Grace memanggilnya dan memberitahu bahwa Vyora dipanggil oleh bos ke ruangan. Vyora mengerutkan dahi bingung. Ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Meskipun begitu ia bergegas pergi karena takut membuat bosnya marah. Dengan hati berdebar, Vyora mengetuk pintu ruangan sang bos. "Silakan masuk," sahut Leo dari dalam, suaranya terdengar tenang tapi sedikit tegas. Vyora masuk, mendapati Leo duduk di balik meja kerjanya. Leo tersenyum, senyum yang membuat Vyora tiba-tiba mer

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Awal dari Permainan

    Vyora mengerjapkan mata lalu melangkahkan kakinya dengan tatapan kosong. Vyora berjalan di koridor kantor, pikirannya masih berputar-putar mengenai percakapan dengan Leo di lift tadi. Vyora tidak menyangka bosnya memiliki sisi yang gelap dan mengerikan seperti itu. Selama ini Leo selalu terlihat profesional dan berwibawa, tidak pernah menunjukkan sikap yang mengancam seperti tadi. "Apa yang terjadi padaku?" gumam Vyora dalam hati, merasa cemas dan bingung. Tiba-tiba, Vyora bertabrakan dengan seseorang di depannya. Ia mengangkat wajahnya sambil membenarkan letak kacamatanya. Vyora lalu terkejut melihat pria Noah, mantan pacarnya itu berdiri di depannya. "Noah?" Vyora segera menjauhi tubuhnya dan berdeham. Noah menatap Vyora dengan tatapan yang sinis. "Oh, Vyora. Sebaiknya kau berjalan menggunakan kaki dan mata secara bersamaan." Vyora tersentak kecil, seketika menunduk merasa bersalah. "Maaf," jawab Vyora, tidak ingin menatap mata Noah. Noah menggeleng dan berlalu mening

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Pacar Pura-Pura

    "Maaf, Pak Leo. Apakah Anda serius dengan permintaan itu?" Vyora melebarkan matanya syok. Napasnya hampir saja tercekat. "Aku tidak ingin bermain-main denganmu, Sayang." Leo memberikan senyum andalannya. Vyora menggeleng pelan, sangat tidak paham apapun. Bahkan tidak bisa berpikir jernih. "Tapi kenapa Anda mengajak saya? Seharusnya Anda bisa memilih wanita lain yang lebih sempurna dan setara dengan Anda." "Tidak ada alasan khusus. Aku hanya berpikir kau satu-satunya yang bisa melakukannya." Vyora mengernyitkan dahi, tangannya mencengkram roknya sendiri dengan kuat. "Jika saya menolak, apakah ... Anda akan memecat saya?" Leo tidak langsung membalas. Ia berdiri dan berjalan mendekati Vyora. Leo berhenti satu langkah di depan Vyora. Seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Senyuman pria itu masih tidak lepas dari mulutnya. "Itu sudah pasti, bukan?" Vyora tersentak kecil. Reflek mundur satu langkah. "Anda kejam sekali." Leo mengangguk seolah membenarkan perkataan itu. I

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Malam Pengkhianatan

    Vyora menatap bangunan berkilauan di seberang jalan, sebuah bar elit yang terkenal dengan suasana glamor. Namun ia akan ke tempat lain yang sudah dia rencanakan. Hari ini adalah hari Anniversary Vyora dan pacarnya, hari yang seharusnya menjadi hari yang indah. Vyora mempersiapkan segalanya dengan teliti. Ia memilih gaun tercantiknya, menyiapkan hadiah yang istimewa, dan menunggu dengan penuh semangat kedatangan Noah. Namun, semua rencana itu berantakan saat mata Vyora menangkap sesosok pria yang sangat familiar masuk ke dalam bar itu. Dia Noah. Vyora terkejut. Ia menatap Noah dengan tatapan yang tak percaya. Noah berjalan sambil berbicara dengan seorang wanita berambut panjang berwarna pirang. Wanita itu tertawa ria dan menggelayut manja di lengan Noah. "Noah?" gumam Vyora dengan suara bergetar. Tanpa menunggu lagi, Vyora berjalan menuju bar itu. Ia ingin memastikan apa yang terjadi. Ia ingin mendengar penjelasan dari Noah. Namun, saat ia memasuki bar itu, semua harapa

    Last Updated : 2025-03-29

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Pacar Pura-Pura

    "Maaf, Pak Leo. Apakah Anda serius dengan permintaan itu?" Vyora melebarkan matanya syok. Napasnya hampir saja tercekat. "Aku tidak ingin bermain-main denganmu, Sayang." Leo memberikan senyum andalannya. Vyora menggeleng pelan, sangat tidak paham apapun. Bahkan tidak bisa berpikir jernih. "Tapi kenapa Anda mengajak saya? Seharusnya Anda bisa memilih wanita lain yang lebih sempurna dan setara dengan Anda." "Tidak ada alasan khusus. Aku hanya berpikir kau satu-satunya yang bisa melakukannya." Vyora mengernyitkan dahi, tangannya mencengkram roknya sendiri dengan kuat. "Jika saya menolak, apakah ... Anda akan memecat saya?" Leo tidak langsung membalas. Ia berdiri dan berjalan mendekati Vyora. Leo berhenti satu langkah di depan Vyora. Seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Senyuman pria itu masih tidak lepas dari mulutnya. "Itu sudah pasti, bukan?" Vyora tersentak kecil. Reflek mundur satu langkah. "Anda kejam sekali." Leo mengangguk seolah membenarkan perkataan itu. I

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Awal dari Permainan

    Vyora mengerjapkan mata lalu melangkahkan kakinya dengan tatapan kosong. Vyora berjalan di koridor kantor, pikirannya masih berputar-putar mengenai percakapan dengan Leo di lift tadi. Vyora tidak menyangka bosnya memiliki sisi yang gelap dan mengerikan seperti itu. Selama ini Leo selalu terlihat profesional dan berwibawa, tidak pernah menunjukkan sikap yang mengancam seperti tadi. "Apa yang terjadi padaku?" gumam Vyora dalam hati, merasa cemas dan bingung. Tiba-tiba, Vyora bertabrakan dengan seseorang di depannya. Ia mengangkat wajahnya sambil membenarkan letak kacamatanya. Vyora lalu terkejut melihat pria Noah, mantan pacarnya itu berdiri di depannya. "Noah?" Vyora segera menjauhi tubuhnya dan berdeham. Noah menatap Vyora dengan tatapan yang sinis. "Oh, Vyora. Sebaiknya kau berjalan menggunakan kaki dan mata secara bersamaan." Vyora tersentak kecil, seketika menunduk merasa bersalah. "Maaf," jawab Vyora, tidak ingin menatap mata Noah. Noah menggeleng dan berlalu mening

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Tawaran yang Memikat

    "Hei. Aku tidak menyangka kau bisa berbicara sekeras itu. Kau sangat keren," puji Grace dengan mata berbinar senang. Vyora mengembuskan napas panjang setelah duduk kembali. "Aku tidak ingin direndahkan lagi. Aku sudah muak." "Itu keputusan bagus. Aku akan percaya padamu, Vyora." "Terima kasih. Kau selalu mendukungku," balas Vyora tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki teman seperti Grace. Jam istirahat akhirnya tiba. Vyora baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan merasa lega. Ketika hendak makan siang, Grace memanggilnya dan memberitahu bahwa Vyora dipanggil oleh bos ke ruangan. Vyora mengerutkan dahi bingung. Ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Meskipun begitu ia bergegas pergi karena takut membuat bosnya marah. Dengan hati berdebar, Vyora mengetuk pintu ruangan sang bos. "Silakan masuk," sahut Leo dari dalam, suaranya terdengar tenang tapi sedikit tegas. Vyora masuk, mendapati Leo duduk di balik meja kerjanya. Leo tersenyum, senyum yang membuat Vyora tiba-tiba mer

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Hutang Tak Terduga

    Mobil Leo berhenti di depan sebuah hotel mewah. Lampu-lampu neon menyorot bangunan megah itu, sempat membuat Vyora terkesima sejenak. Namun, pandangannya sudah buram. Ia lupa memakai kaca matanya yang pasti tertinggal di bar tadi. Leo membantu Vyora turun dari mobil. Ia menuntun Vyora masuk ke dalam hotel itu. Vyora hanya menurut karena pikirannya sedang kacau. Leo sudah memesan kamar khusus yang terbaik. Ia membawa Vyora masuk ke dalam kamar itu. Vyora kebingungan saat tubuhnya direbahkan ke atas kasur. "Hei, apa maksudnya ini? Di mana aku sekarang?" tanya Vyora bingung. Ia menatap sekeliling yang terlihat asing di matanya. Leo duduk di sisi kasur, mengusap wajah Vyora dengan lembut. "Apa kau tidak mengerti, Sayang? Aku sedang menagih hutangmu." "Apa? Hutang?" "Iya, hutang," jawab Leo sambil mengangguk. "Kau menyiram minumanku tadi. Itu minuman mahal dan kesukaanku. Jadi kau harus membayarnya." Vyora langsung teringat kejadian tadi. Ia seketika merasa bersalah. "Maafkan aku

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Malam Pengkhianatan

    Vyora menatap bangunan berkilauan di seberang jalan, sebuah bar elit yang terkenal dengan suasana glamor. Namun ia akan ke tempat lain yang sudah dia rencanakan. Hari ini adalah hari Anniversary Vyora dan pacarnya, hari yang seharusnya menjadi hari yang indah. Vyora mempersiapkan segalanya dengan teliti. Ia memilih gaun tercantiknya, menyiapkan hadiah yang istimewa, dan menunggu dengan penuh semangat kedatangan Noah. Namun, semua rencana itu berantakan saat mata Vyora menangkap sesosok pria yang sangat familiar masuk ke dalam bar itu. Dia Noah. Vyora terkejut. Ia menatap Noah dengan tatapan yang tak percaya. Noah berjalan sambil berbicara dengan seorang wanita berambut panjang berwarna pirang. Wanita itu tertawa ria dan menggelayut manja di lengan Noah. "Noah?" gumam Vyora dengan suara bergetar. Tanpa menunggu lagi, Vyora berjalan menuju bar itu. Ia ingin memastikan apa yang terjadi. Ia ingin mendengar penjelasan dari Noah. Namun, saat ia memasuki bar itu, semua harapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status