Share

Pacar Pura-Pura

Penulis: Purplexyiii
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-30 09:39:13

"Maaf, Pak Leo. Apakah Anda serius dengan permintaan itu?" Vyora melebarkan matanya syok. Napasnya hampir saja tercekat.

"Aku tidak ingin bermain-main denganmu, Sayang." Leo memberikan senyum andalannya.

Vyora menggeleng pelan, sangat tidak paham apapun. Bahkan tidak bisa berpikir jernih. "Tapi kenapa Anda mengajak saya? Seharusnya Anda bisa memilih wanita lain yang lebih sempurna dan setara dengan Anda."

"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya berpikir kau satu-satunya yang bisa melakukannya."

Vyora mengernyitkan dahi, tangannya mencengkram roknya sendiri dengan kuat. "Jika saya menolak, apakah ... Anda akan memecat saya?"

Leo tidak langsung membalas. Ia berdiri dan berjalan mendekati Vyora. Leo berhenti satu langkah di depan Vyora. Seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Senyuman pria itu masih tidak lepas dari mulutnya. "Itu sudah pasti, bukan?"

Vyora tersentak kecil. Reflek mundur satu langkah. "Anda kejam sekali."

Leo mengangguk seolah membenarkan perkataan itu. Ia lalu melangkah maju. Membuat Vyora mundur lagi. Kemudian Leo terus maju dengan sengaja. Vyora jadi menahan kesal dan cemas.

"T–tolong berhenti," suruh Vyora terbata. Namun sia-sia karena punggungnya sudah menyentuh dinding.

Leo menyeringai kecil. Menyukai ekspresi Vyora. Tangan Leo tanpa ragu mengusap rambut perempuan itu. Secara lembut dan perlahan.

"Pikirkan dengan baik, Vyora. Ini menjadi langkah pertama untuk membuat Noah menyesal. Dia pasti akan terkejut melihat mantan pacarnya telah mempunyai pasangan baru. Dia akan berpikir bahwa dia tidak berarti apa-apa bagimu."

Vyora menunduk, mengusap sela-sela jarinya yang berkeringat."Saya tahu, tapi menjadi pacar pura-pura Anda ... itu terlalu beresiko besar."

Leo tersenyum manis. Lalu menjauhkan tubuhnya. Pria itu bersedekap dada di sebelah meja kerjanya. "Ingatlah bahwa Noah telah melupakanmu bahkan sebelum kalian putus. Keluarlah dari lingkaran yang membuatmu selalu menyesal, Vyora."

Merasa cemas yang berlebihan dan berkeriput, Vyora susah payah menelan ludahnya. "Maaf, Pak. Bolehkah saya berpikir lebih lama lagi? Jam kerja saya sudah terlewati beberapa menit. Saya pikir Anda menyukai karyawan yang disiplin."

"Baiklah. Aku menantikan jawabanmu segera, Sayang." Ekspresi Leo terlihat tenang, tapi tatapan matanya mempunyai makna tersirat.

"Saya permisi dulu, Pak Leo." Vyora membungkukkan badannya lalu berbalik keluar dari ruangan.

Setelah berjalan beberapa langkah, dia berhenti di koridor. Vyora menyenderkan pundaknya ke dinding koridor.

"Apa itu tadi? Pacar pura-pura? Dengan atasanku sendiri?" Vyora bergumam pelan sambil memegang kedua pipinya.

"Itu terdengar mengerikan. Bagaimana bisa pembicaraan kita jadi sejauh ini?" Vyora memejamkan mata merasa frustasi.

***

Ketika jam makan siang, Vyora sudah menyiapkan diri untuk bertemu lagi dengan Leo. Ia membenarkan letak kacamatanya sejenak sebelum mengetuk pintu ruangan Leo. Vyora segera masuk setelah mendengar perintah suara Leo dari dalam.

"Jadi bagaimana, Vyora?" Leo membuka suara lebih dulu. Mengalihkan pandangannya dari laptop ke wajah Vyora.

Jantungnya berdebar, tapi Vyora memperlihatkan raut tenang. Ia berdehem pelan. "Sebelum saya menjawab, saya ingin Anda menjelaskan lebih detail maksud Anda mengajak saya menjadi pacar pura-pura. Saya merasa itu bukan permintaan yang berat."

Leo mengangkat sebelah alisnya. "Kau sudah mulai berani, tapi tidak apa-apa. Aku akan menjawabnya."

"Sebenarnya aku harus segera menikah karena ada masalah. Hampir setiap hari aku dipaksa ikut kencan buta. Tapi untuk saat ini aku tidak ingin segera menikah. Dan entah kapan aku akan melakukannya. Aku belum bisa menjalin hubungan yang serius."

Leo memperhatikan ekspresi Vyora secara intens. "Karena kau juga dalam keadaan yang buruk, kenapa kita tidak bekerja sama saja? Kau sudah pernah pacaran, jadi aku pikir kau bisa mengajariku untuk berakting dengan natural."

Leo tersenyum, senyum yang hanya diberikan untuk Vyora. "Lagi pula aku tidak bisa melupakan malam itu. Kau sudah memberikan sesuatu yang berharga, jika kau berpacaran denganku, maka semua yang kau inginkan, aku pasti akan mengabulkannya."

Vyora terkejut. Itu penjelasan yang di luar bayangannya. Ia sebelumnya tidak pernah menyangka bahwa seorang pria seperti Leo akan mengalami masalah asmara.

Vyora lalu tersenyum membentuk garis sangat tipis. "Sepertinya percuma saja saya berpikir, Anda seolah tidak membiarkan saya untuk menolak."

Leo menggigit bibir bawahnya, menahan gemas. "Kau pintar, Sayang."

Vyora tidak merespon pujian itu. Ia menatap Leo dengan serius. "Saya harap Anda menepati janji Anda. Mohon bantuannya untuk kerja sama kita ke depannya."

Leo tersenyum sangat lebar. Seolah baru saja mendapatkan keberuntungan. "Selamat datang di kehidupanku, Sayang. Kau pasti bahagia bersamaku."

"Dan aku mungkin tidak akan bisa melepaskanmu," lanjut Leo di dalam hati.

"Eum, tapi bisakah Anda berhenti memanggil saya dengan kata 'sayang'? Saya merasa tidak nyaman dengan itu."

Leo mengangguk santai sambil menatap layar laptopnya pagi. "Aku bisa berhenti. Tapi kau harus membayar."

"Dengan apa?"

Leo menyeringai kecil. "Seperti yang kita lakukan malam itu."

***

Vyora hendak ke dapur untuk membuat kopi. Awalnya dia melamun memikirkan tentang kerja samanya dengan Leo, tapi langkahnya berhenti ketika mendengar suara beberapa orang yang menyebut namanya. Vyora segera berhenti berjalan dan bersembunyi di balik dinding.

"Hei, apa kalian sadar akhir-akhir ini Vyora jadi sering dipanggil ke ruangan Pak Leo? Mencurigakan sekali."

"Benar. Aku melihatnya sendiri. Ya ampun. Aku tidak menyangka dia menjadi ahli menggoda pria."

"Dia memang perempuan munafik. Baru putus dari Noah, tapi tiba-tiba sudah mencari muka pada Pak Leo. Wajahnya saja kelihatan polos, padahal aslinya beracun."

"Jangan-jangan dia bisa masuk ke perusahaan juga memakai cara yang busuk? Astaga. Itu mengerikan. Kita harus berhati-hati dengan perempuan seperti dia."

"Aku kasian dengan Grace. Dia sudah terjebak dengan sikap naif dari Vyora. Semoga Grace segera sadar jika Vyora bukan teman yang baik."

Vyora yang mendengar bisikan mereka, merasa dadanya sesak dan matanya memanas. Ia menggigit bibirnya, menahan amarah dan kesedihan.

"Kenapa mereka tidak pernah berpikir baik tentangku? Apa aku melakukan kesalahan pada mereka? Tidak, kan?" ucap Vyora di dalam hati. Ia mengepalkan tangannya menahan emosi.

Dari arah lain, Leo tanpa sengaja melihat Vyora. Ia diam-diam mendekat dan berdiri di belakang perempuan itu. Lalu perlahan menyentuh bahunya.

Vyora terkejut dan menoleh cepat. "P–pak Leo?"

"Diam dan jangan berteriak."

Leo menarik tangan Vyora ke sudut lain. Ia mengurung tubuh gadis itu. Vyora tidak berkedip karena terlalu terkejut. Mereka bertatapan dengan pandangan berbeda. Kemudian Leo tiba-tiba menarik tengkuk Vyora dan mencium bibirnya dengan paksa.

Vyora terkejut. Ia mencoba menolak dan mendorong pria itu, tapi Leo terlalu kuat. Tangannya semakin naik ke pipi Vyora.

"Jika kau ingin menghilangkan rumor itu, maka kau harus membuat rumor itu menjadi kenyataan," bisik Leo ke telinga Vyora, setelah melepaskan ciumannya.

Di sisi lain ruangan, Grace, sahabat Vyora, diam-diam memotret kejadian itu dengan ponselnya. Ekspresi wajahnya tidak terbaca, tapi bibirnya tersenyum miring.

"Kau tidak pantas hidup tenang, Vyora," desis Grace. Lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Malam Pengkhianatan

    Vyora menatap bangunan berkilauan di seberang jalan, sebuah bar elit yang terkenal dengan suasana glamor. Namun ia akan ke tempat lain yang sudah dia rencanakan. Hari ini adalah hari Anniversary Vyora dan pacarnya, hari yang seharusnya menjadi hari yang indah. Vyora mempersiapkan segalanya dengan teliti. Ia memilih gaun tercantiknya, menyiapkan hadiah yang istimewa, dan menunggu dengan penuh semangat kedatangan Noah. Namun, semua rencana itu berantakan saat mata Vyora menangkap sesosok pria yang sangat familiar masuk ke dalam bar itu. Dia Noah. Vyora terkejut. Ia menatap Noah dengan tatapan yang tak percaya. Noah berjalan sambil berbicara dengan seorang wanita berambut panjang berwarna pirang. Wanita itu tertawa ria dan menggelayut manja di lengan Noah. "Noah?" gumam Vyora dengan suara bergetar. Tanpa menunggu lagi, Vyora berjalan menuju bar itu. Ia ingin memastikan apa yang terjadi. Ia ingin mendengar penjelasan dari Noah. Namun, saat ia memasuki bar itu, semua harapa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Hutang Tak Terduga

    Mobil Leo berhenti di depan sebuah hotel mewah. Lampu-lampu neon menyorot bangunan megah itu, sempat membuat Vyora terkesima sejenak. Namun, pandangannya sudah buram. Ia lupa memakai kaca matanya yang pasti tertinggal di bar tadi. Leo membantu Vyora turun dari mobil. Ia menuntun Vyora masuk ke dalam hotel itu. Vyora hanya menurut karena pikirannya sedang kacau. Leo sudah memesan kamar khusus yang terbaik. Ia membawa Vyora masuk ke dalam kamar itu. Vyora kebingungan saat tubuhnya direbahkan ke atas kasur. "Hei, apa maksudnya ini? Di mana aku sekarang?" tanya Vyora bingung. Ia menatap sekeliling yang terlihat asing di matanya. Leo duduk di sisi kasur, mengusap wajah Vyora dengan lembut. "Apa kau tidak mengerti, Sayang? Aku sedang menagih hutangmu." "Apa? Hutang?" "Iya, hutang," jawab Leo sambil mengangguk. "Kau menyiram minumanku tadi. Itu minuman mahal dan kesukaanku. Jadi kau harus membayarnya." Vyora langsung teringat kejadian tadi. Ia seketika merasa bersalah. "Maafkan aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Tawaran yang Memikat

    "Hei. Aku tidak menyangka kau bisa berbicara sekeras itu. Kau sangat keren," puji Grace dengan mata berbinar senang. Vyora mengembuskan napas panjang setelah duduk kembali. "Aku tidak ingin direndahkan lagi. Aku sudah muak." "Itu keputusan bagus. Aku akan percaya padamu, Vyora." "Terima kasih. Kau selalu mendukungku," balas Vyora tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki teman seperti Grace. Jam istirahat akhirnya tiba. Vyora baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan merasa lega. Ketika hendak makan siang, Grace memanggilnya dan memberitahu bahwa Vyora dipanggil oleh bos ke ruangan. Vyora mengerutkan dahi bingung. Ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Meskipun begitu ia bergegas pergi karena takut membuat bosnya marah. Dengan hati berdebar, Vyora mengetuk pintu ruangan sang bos. "Silakan masuk," sahut Leo dari dalam, suaranya terdengar tenang tapi sedikit tegas. Vyora masuk, mendapati Leo duduk di balik meja kerjanya. Leo tersenyum, senyum yang membuat Vyora tiba-tiba mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Awal dari Permainan

    Vyora mengerjapkan mata lalu melangkahkan kakinya dengan tatapan kosong. Vyora berjalan di koridor kantor, pikirannya masih berputar-putar mengenai percakapan dengan Leo di lift tadi. Vyora tidak menyangka bosnya memiliki sisi yang gelap dan mengerikan seperti itu. Selama ini Leo selalu terlihat profesional dan berwibawa, tidak pernah menunjukkan sikap yang mengancam seperti tadi. "Apa yang terjadi padaku?" gumam Vyora dalam hati, merasa cemas dan bingung. Tiba-tiba, Vyora bertabrakan dengan seseorang di depannya. Ia mengangkat wajahnya sambil membenarkan letak kacamatanya. Vyora lalu terkejut melihat pria Noah, mantan pacarnya itu berdiri di depannya. "Noah?" Vyora segera menjauhi tubuhnya dan berdeham. Noah menatap Vyora dengan tatapan yang sinis. "Oh, Vyora. Sebaiknya kau berjalan menggunakan kaki dan mata secara bersamaan." Vyora tersentak kecil, seketika menunduk merasa bersalah. "Maaf," jawab Vyora, tidak ingin menatap mata Noah. Noah menggeleng dan berlalu mening

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Pacar Pura-Pura

    "Maaf, Pak Leo. Apakah Anda serius dengan permintaan itu?" Vyora melebarkan matanya syok. Napasnya hampir saja tercekat. "Aku tidak ingin bermain-main denganmu, Sayang." Leo memberikan senyum andalannya. Vyora menggeleng pelan, sangat tidak paham apapun. Bahkan tidak bisa berpikir jernih. "Tapi kenapa Anda mengajak saya? Seharusnya Anda bisa memilih wanita lain yang lebih sempurna dan setara dengan Anda." "Tidak ada alasan khusus. Aku hanya berpikir kau satu-satunya yang bisa melakukannya." Vyora mengernyitkan dahi, tangannya mencengkram roknya sendiri dengan kuat. "Jika saya menolak, apakah ... Anda akan memecat saya?" Leo tidak langsung membalas. Ia berdiri dan berjalan mendekati Vyora. Leo berhenti satu langkah di depan Vyora. Seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Senyuman pria itu masih tidak lepas dari mulutnya. "Itu sudah pasti, bukan?" Vyora tersentak kecil. Reflek mundur satu langkah. "Anda kejam sekali." Leo mengangguk seolah membenarkan perkataan itu. I

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Awal dari Permainan

    Vyora mengerjapkan mata lalu melangkahkan kakinya dengan tatapan kosong. Vyora berjalan di koridor kantor, pikirannya masih berputar-putar mengenai percakapan dengan Leo di lift tadi. Vyora tidak menyangka bosnya memiliki sisi yang gelap dan mengerikan seperti itu. Selama ini Leo selalu terlihat profesional dan berwibawa, tidak pernah menunjukkan sikap yang mengancam seperti tadi. "Apa yang terjadi padaku?" gumam Vyora dalam hati, merasa cemas dan bingung. Tiba-tiba, Vyora bertabrakan dengan seseorang di depannya. Ia mengangkat wajahnya sambil membenarkan letak kacamatanya. Vyora lalu terkejut melihat pria Noah, mantan pacarnya itu berdiri di depannya. "Noah?" Vyora segera menjauhi tubuhnya dan berdeham. Noah menatap Vyora dengan tatapan yang sinis. "Oh, Vyora. Sebaiknya kau berjalan menggunakan kaki dan mata secara bersamaan." Vyora tersentak kecil, seketika menunduk merasa bersalah. "Maaf," jawab Vyora, tidak ingin menatap mata Noah. Noah menggeleng dan berlalu mening

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Tawaran yang Memikat

    "Hei. Aku tidak menyangka kau bisa berbicara sekeras itu. Kau sangat keren," puji Grace dengan mata berbinar senang. Vyora mengembuskan napas panjang setelah duduk kembali. "Aku tidak ingin direndahkan lagi. Aku sudah muak." "Itu keputusan bagus. Aku akan percaya padamu, Vyora." "Terima kasih. Kau selalu mendukungku," balas Vyora tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki teman seperti Grace. Jam istirahat akhirnya tiba. Vyora baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan merasa lega. Ketika hendak makan siang, Grace memanggilnya dan memberitahu bahwa Vyora dipanggil oleh bos ke ruangan. Vyora mengerutkan dahi bingung. Ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Meskipun begitu ia bergegas pergi karena takut membuat bosnya marah. Dengan hati berdebar, Vyora mengetuk pintu ruangan sang bos. "Silakan masuk," sahut Leo dari dalam, suaranya terdengar tenang tapi sedikit tegas. Vyora masuk, mendapati Leo duduk di balik meja kerjanya. Leo tersenyum, senyum yang membuat Vyora tiba-tiba mer

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Hutang Tak Terduga

    Mobil Leo berhenti di depan sebuah hotel mewah. Lampu-lampu neon menyorot bangunan megah itu, sempat membuat Vyora terkesima sejenak. Namun, pandangannya sudah buram. Ia lupa memakai kaca matanya yang pasti tertinggal di bar tadi. Leo membantu Vyora turun dari mobil. Ia menuntun Vyora masuk ke dalam hotel itu. Vyora hanya menurut karena pikirannya sedang kacau. Leo sudah memesan kamar khusus yang terbaik. Ia membawa Vyora masuk ke dalam kamar itu. Vyora kebingungan saat tubuhnya direbahkan ke atas kasur. "Hei, apa maksudnya ini? Di mana aku sekarang?" tanya Vyora bingung. Ia menatap sekeliling yang terlihat asing di matanya. Leo duduk di sisi kasur, mengusap wajah Vyora dengan lembut. "Apa kau tidak mengerti, Sayang? Aku sedang menagih hutangmu." "Apa? Hutang?" "Iya, hutang," jawab Leo sambil mengangguk. "Kau menyiram minumanku tadi. Itu minuman mahal dan kesukaanku. Jadi kau harus membayarnya." Vyora langsung teringat kejadian tadi. Ia seketika merasa bersalah. "Maafkan aku

  • Terperangkap Gairah Miliarder Posesif   Malam Pengkhianatan

    Vyora menatap bangunan berkilauan di seberang jalan, sebuah bar elit yang terkenal dengan suasana glamor. Namun ia akan ke tempat lain yang sudah dia rencanakan. Hari ini adalah hari Anniversary Vyora dan pacarnya, hari yang seharusnya menjadi hari yang indah. Vyora mempersiapkan segalanya dengan teliti. Ia memilih gaun tercantiknya, menyiapkan hadiah yang istimewa, dan menunggu dengan penuh semangat kedatangan Noah. Namun, semua rencana itu berantakan saat mata Vyora menangkap sesosok pria yang sangat familiar masuk ke dalam bar itu. Dia Noah. Vyora terkejut. Ia menatap Noah dengan tatapan yang tak percaya. Noah berjalan sambil berbicara dengan seorang wanita berambut panjang berwarna pirang. Wanita itu tertawa ria dan menggelayut manja di lengan Noah. "Noah?" gumam Vyora dengan suara bergetar. Tanpa menunggu lagi, Vyora berjalan menuju bar itu. Ia ingin memastikan apa yang terjadi. Ia ingin mendengar penjelasan dari Noah. Namun, saat ia memasuki bar itu, semua harapa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status