"Bagaimana dengan Dave, apa dia siap menjalani misi luar biasa ini?"Richard bertanya kepada Kyle, yang dijawab bawahannya dengan anggukan. "Siap, Tuan."Richard lantas mengingat nama agen itu, Dave. Dave merupakan anggota yang cukup baru dibandingkan dengan beberapa agen lain, tapi kemampuannya tak diragukan lagi.Saat ini, sesuai perintah atasan, dia harus menjalani misi sebagai seorang wanita bernama Davina, yang datang ke rumah Richard dan menyamar sebagai saudara jauh dari Richard untuk menemani Jeany ke mana pun dia pergi sekaligus sebagai mata-mata. "Kalau dia sudah siap, beri tahu Dave untuk datang ke rumah dan memperkenalkan diri kepada istriku sekaligus mulai menjalani misi," titah Richard kepada Kyle, sambil mengendarai mobilnya menuju markas besar untuk bertemu Kyle di sana sebelum keduanya pergi untuk perjalanan bisnis. "Baik, Tuan."Kyle segera melaksanakan perintah Richard dan menyuruh Dave untuk datang ke rumah Jeany. "Mulai hari ini, kamu tinggal di rumah itu sel
Mulut Dave tiba-tiba mengucapkan kata itu begitu saja, saat pertama kali melihat Jeany. Segera pria muda itu menutup mulutnya dengan tangan dan merutuki kebodohannya. Dave yang kini berdandan seperti wanita, lantas mengumpat pelan dalam hati, sekarang langsung tahu alasan kenapa Richard tak pernah menunjukkan wajah istrinya di markas besar yang dipenuhi laki-laki. Itu karena... istrinya secantik ini! Tubuh Dave tiba-tiba gemetar tanpa sebab, baru kali ini dia merasa gentar berhadapan dengan seseorang, padahal biasanya di depan musuh mana pun Dave tak pernah ragu-ragu, tapi kenapa di depan wanita lemah yang sangat cantik ini, dia.... Kenapa istri bosnya secantik ini? Kecantikannya begitu memikat, seperti memiliki kekuatan magis untuk menarik pria mana pun bertekuk lutut di hadapannya. Jantung Dave, untuk pertama kalinya berdebar sangat kencang. "Jadi... kamu saudara jauh Richard yang datang ke sini untuk menemaniku selama suamiku tidak ada?"Di sisi lain, Jeany yang malu luar
"Haaaahhh, aku bisa gila."Pria yang seumur hidupnya bekerja sebagai agen rahasia itu mengusap wajahnya yang basah dengan kasar, dia masih berdiri di bawah shower, meratapi betapa kotornya dirinya sekarang. "Berengsek. Betapa rendahnya aku malah hor*ny dengan istri orang! Apalagi itu istri bosku sendiri! Aku sepertinya sudah tak waras! Ada apa denganku ini?!" Dave menjambak rambutnya sendiri. Frustasi. Masalahnya, ini untuk pertama kalinya, kejantanannya seperti ini. Dia bukan orang rendahan yang mudah ereksi hanya dengan melihat wanita cantik. Sejujurnya, ini untuk pertama kalinya dia mengalami hal memalukan seperti sekarang. Dalam 20 tahun hidupnya, ini pengalaman paling memalukan seumur hidup. Bukannya Dave tak pernah bertemu wanita, ada beberapa agen yang berjenis kelamin wanita, tapi tak pernah dia merasakan dorongan seperti ini. Jeany, istri bos besarnya itu bukan hanya cantik luar biasa, sampai-sampai tadi Dave mengira bahwa wanita itu adalah jelmaan bidadari, tapi Jeany
"Haaa. Setidaknya nyonya jarang keluar kamar, aku hanya harus menghindari berinteraksi dengannya sesering mungkin dan mengawasi dari jauh saja, kan? Dengan begini, karir dan leherku akan aman," ucap Dave, mengambil keputusan. Dia bertekad untuk menjauh sejauh mungkin dari Jeany kecuali di saat-saat penting seperti yang disebutkan Richard, di mana ketika ada Raisa di dekat Jeany, sehingga dia akan aman selama seminggu ini. Dia hanya akan mengawasi Jeany dari jauh dan meminimalisir keterlibatan dengan wanita itu. Dengan begitu, dia yakin nyawanya akan aman. "Ide yang sangat bagus. Aku pasti bisa melewati semua ini," ujar Dave. Pada hari pertama bekerja, Dave merasa cukup tenang dan menghabiskan hari dengan nyaman. Dia yakin akan berhasil menjalankan misi yang super berbahaya ini. "Yang perlu kuperhatikan hanya ketika nyonya bersama wanita bernama Raisa dan melaporkan semuanya kepada bos besar. Selain itu, aku akan menjauh dari nyonya sejauh mungkin."Dave yakin cara itu akan ber
Dave yang menutupi wajahnya dengan masker dan kaca mata hitam, akhirnya sukses mengantarkan Jeany jalan-jalan. Raisa tiba-tiba tidak bisa menemani sehingga Jeany pun akhirnya hanya jalan-jalan bersama Dave saja. Setidaknya untuk sekarang Dave merasa aman. Dia kini bisa duduk dengan aman di belakang kemudi, sedangkan Jeany duduk santai di kursi belakang. Dave merasa tenang karena wajahnya tertutup masker dan kacamata hitam, sehingga tidak akan dipergoki Jeany saat dia melirik wanita cantik yang mencuri hatinya pada pandangan pertama itu lewat kaca spion depan. Setelah beberapa menit berdua di mobil, Dave mulai bisa mengendalikan dirinya dan mengemudi dengan tenang. Dia hanya sesekali melirik ke arah Jeany untuk memastikan keadaannya. Wanita cantik yang memiliki tubuh teramat seksi itu, anehnya terlihat sangat lesu di kursi belakang. Hal itu membuat Dave yang polos mulai berpikir macam-macam, dia sangat khawatir dengan keadaan Jeany yang lesu, berpikir bahwa wanita cantik yang di
Meski ada sedikit kekeliruan di awal, Dave untungnya bisa sukses menemani Jeany jalan-jalan saat ini. Richard juga tampak senang saat diberitahu bahwa Jeany tak jadi bertemu Raisa, dan mempercayakan Dave menemani Jeany. Semua memang berjalan lancar awalnya, tapi.... "Nyonya, apa yang Anda lakukan?"Dave yang sudah tak tahan lagi, akhirnya memberanikan diri bersuara. Dia sudah menahannya sejak tadi, tapi Dave merasa ini sudah batasnya. Dia tak tahan lagi untuk berbicara. "Hm? Kenapa, Davina?"Jeany yang berdiri di depannya sambil makan sebuah sosis panggang besar, menoleh ke arah Dave dengan wajah polos. "Maaf sebelumnya jika saya lancang. Tapi, Nyonya. Anda sudah sangat keterlaluan," ucap Dave dengan ekspresi serius. Tatapannya semakin serius saat melihat Jeany yang dengan santainya membuang sosis besar yang tadi dia makan ke tempat sampah, padahal makanan itu tidak ada setengahnya di makan oleh Jeany. "Maksud kamu?"Jeany yang tak mengerti arah pembicaraan Dave, bertanya lag
Wajah wanita cantik yang asalnya cemberut itu, tiba-tiba langsung cerah ceria. "Serius?! Kamu mau, Davina?" tanya Jeany dengan penuh semangat. Dave yang tak mengira idenya yang ini akan diterima dengan mudah oleh Jeany, menjawab gugup. "Saya... saya bersedia, Nyonya."Senyum Jeany semakin lebar mendengar itu, dengan lebih bersemangat dia pun berkata. "Baiklah! Kalo gitu aku akan keliling sepuasnya!" ujar Jeany, tertawa lebar. Dave yang masih terkejut dengan betapa mudahnya mood seorang perempuan berubah-ubah, hanya bisa mengikuti langkah Jeany dengan kebingungan. Jeany bbenar-benar tampak bersemangat lagi, dia berkeliling di sekitar stand penjual makanan dengan gembira, membuat Dave yang tadi panik, kini merasa sedikit lega. Setidaknya nyawanya selamat untuk kali ini. Dave tersenyum lega dan mengikuti langkah Jeany dengan hati ringan. Sayangnya, kelegaan itu hanya bertahan sebentar, karena siksaan sebenarnya baru saja datang. "Davina, habiskan eskrim ini. Aku sudah tidak mau
"U-ughh?"Saat merasakan tubuh lembut Jeany dalam pelukannya, Dave hanya bisa menelan ludah tapi tak mampu mendorong wanita cantik di depannya itu menjauh, seperti dengan sengaja semakin menggodanya, Jeany merespons dengan menahan tubuh Dave dengan ringan, memutar wajah pria muda itu kembali menghadap ke arahnya, dan melanjutkan ciuman panas dan basah mereka. "Hah, hahh, hah..."Sementara Dave berusaha mengatur napas karena ini merupakan pengalaman pertamanya, wanita cantik di depannya itu dengan terampil memimpin pertemuan intim mereka.Bibir mereka kembali bertemu, dan celah kecil di antara keduanya memungkinkan sepotong daging meluncur masuk, menciptakan hubungan yang intens."Aku tidak tahu gimana sebuah mimpi bisa sedetail dan senyata ini. Tapi, meski ini hanya mimpi, aku ingin menikmatinya," gumam Dave, sembari memejamkan mata dan memutuskan dengan suka rela membiarkan dirinya semakin terjatuh ke dalam mimpi anehnya ini. Tangannya dengan kuat menggenggam pinggang Jeany, memb
"Ya, Kyle? Masuk ke mulutku saja. Yaa?" Untuk yang pertama kalinya Luana dengan sukarela menawarkan hal seperti itu pada Kyle. Setelah saat terakhir di masa SMA dulu, dia sampai trauma dengan paha ayam Karena permintaan Kyle menghisap miliknya. Kyle yang juga ingat kejadian tersebut, tampak ragu-ragu mengiyakan tawaran Luana, tapi di satu sisi dia juga benar-benar tersiksa dan ingin hasratnya ini segera dilepaskan. Luana yang tahu keraguan di wajah Kyle, tanpa meminta persetujuan pada pria itu, segera memasukkan benda besar milik kyy ke dalam mulutnya. "L-Luana...!" Kyle awalnya tampak enggan dan merasa tak enak, tapi Luana mengangguk dengan ekspresi penuh tekad. Dan hal itu pun terjadi secara alami,keduanya menikmati hubungan seperti itu, atas permainan mulut Luana, Kyle bisa mencapai puncak kenikmatan. Dia segera menarik barang miliknya dari mulut gadis itu saat merasa akan keluar dan menumpahkan cairannya di sprei tak jauh dari mereka. Seperti biasa, cairan kental milik
Sebuah erangan keluar dari mulut Luana selama panasnya moment tersebut, matanya tertutup rapat, sensasi aneh menyebar dari ujung jari kaki ke seluruh tubuhnya.Kyle yang menyadari bahwa Luana sudah terangsang, tersenyum penuh gairah dan melepas dasinya.Dia dengan jari gemetar, menarik ke.atas kaus yang membungkus tubuh indah gadis itu sehingga tampaklah keindahan milik Luana yangselalu membuat dirinya tergila-gila. "Mmmhhh, Kyle."Luana sedikit meringkuk sambil menaruh kedua tangan di dada karena malu mendapat tatapan penuh binar dari Kyle ke dua qundukan bulat didadanya tersebut, tapi Kyle dengan tenang nenyingkirkan tangan mungil itu dari sarna."ini indah, kenapa kamu malu, Luana?" tanya Kyle dengan suara lembut. "Itu ..."Kyle tidak membiarkan Luana untuk mengajukan protes, tangannya yang hangat tersebut mengelus dalam gerakkan memutar bulatan indah itu, membuat Luana memejamkan mata dengan menahan napas.Kyle jelas tahu bahwa sejak SMA, tempat tersebut adalah kelemahan Luana,
"Tuh."Kyle melayangkan tatapan penuh cemburu ke layar besar tak jauh dari mereka.Bibirnya cemberut dengan ekspresi ditekuk dan kening berkerut menandakan betapa tak senangnya dirinya saat ini."Hah?"Luana hanya bisa melongo saat tahu apa yang dimaksud Kyle dengan selingkuh tadi, memandang layar televisi yang sedang ter-pause dengan gambar aktor tampan yang mirip Kyle di sana."Lihat, kamu sampai mem-pause tepat saat wajahnya muncul. Apakah diaterlihat sangat tampan bagimu, Luana?"Kyle bertanya dengan nada tak terima, sementara Luana hanya bisa melongo tak percaya bahwa Kyle cemburu pada pria yang ada di televisi!"Aku cemburu," ujarnya dengan ekspresi merajuk."Apakah kamu tertidur sambil membayangkan wajahnya menemani dirimu tidur tadi, Lun? Karena aku yang nggak kunjung pulang?"Kyle terus mengejar Luana dengan pertanyaan, gadis yang baru terbangun dari tidurnya tersebut, duduk di sofa dengan kebingungan menghadapiKyle yang cemburu tanpa sebab."Astaga, tapi itu ... itu cuma ak
Sebelum Luana berhasil menyambut uluran tangan Kyle yang terarah padanya, dua orang muncul dari belakang.Leanna dan Rion.Secara naluriah, tentu saja Luana tidakmenyambut uluran tangan dari Kyle tersebut."Kyle, aku cari ke mana-mana ternyata di sini, ayo katanya mau ajak makan siang, " ucap Leanna dengan ekspresi manja dan menarik lengan Kyle. Sebelum dia pergi, gadis itu menoleh kepada Luana dan Venus, tatapannya terlihat terkejut.Namun, sedetik kemudian diatersenyum manis dengan badan semakin menempel pada Kyle."Ah, kita bertemu lagi, Luana. Apakah kamu dan Kyle saling kenal?"Dia bertanya dengan wajah polos, karena tak ingin membuat Luana terlihat bodoh di depan gadis itu, Rion buru-buru berdehem dan menjawab."Dia sekretaris Tuan Kyle. Yah, sama seperti saya.""Aaaah."Leanna mengangguk mengerti dan melayangkan permintaan maaf pada Luana. "Maafkan aku yang nggak tahu. Apakah kamu sudah makan siang? Kita bisa makan bersama-sama," ujarnya ceria dan dengan santai masih saja me
"Ah, ini Venus. Kalian saling kenal?"Leanna bertanya dengan senyum lebar, dia adalah seorang gadis yang ceria dan penuh semangat, seperti kebalikan Kyle yang dingin layaknya kutub Utara.Baik Venus atau pun Kyle tidak saling menjawab, hanya saja keduanya sama-sama melayangkan tatapan tajam. "Kami tadi ke sini karena dipanggil ayahmu, Kyle. Lalu aku mengajak Venus mampir ke kantormu sekalian menyapamu."Meskipun leanna bicara panjang lebar, Kyle masih tidak berbicara dan terus menatap pria yang kini sama tingginya dengan dirinya tersebut.Venus sendiri balik menatap Kyle dengan acuhtak acuh sementara Kyle terus menatap tajam padanya."Kalian seperti saling kenal."Suasana yang canggung tersebut coba dicairkan oleh Leanna dengan ucapan seperti itu, yang justru tambah membuat suram suasana. Rion yang berdiri tak jauh dari mereka juga menunggu jawaban baik dari Kyle ataupun Venus.Bagaimana pun juga... aura permusuhan mereka terasa begitu nyata. "Apakah kamu tidak ingin bertanya tenta
Kyle melihat jam tangannya dan tiba-tiba wajah pria itu berubah sumringah."Sudah waktunya makan siang, aku akan mengajak Luana makan di tempat yang enak hari ini, kamu sudah memesankan tempatnya, 'kan, Rion?""Tentu saja, Tuan. Silakan menikmati makanan Anda."Jawaban Rion tersebut membuat Kyle tersenyum senang dan beranjak dari duduknya.Namun, belum juga berjalan ke luar ruangan, l tiba-tiba pintunya terbuka."Kyle Ivander."Seorang gadis dengan rambutberwarna pirang stroberi dan dress cerah seperti warna rambutnya, memanggil nama Kyle dengan wajah ceria.Hanya satu orang di dunia ini yang.memanggil Kyle dengan nama tersebut.Leanna."Apa kabarmu, sekarang sombong, ya, Sudah nggak pernah main ke rumahku lagi."Gadis itu, dengan gayanya yang anggun sekaligus ceria berjalan santai mendatangi Kyle yang masih berdiri diam di balik meja kerjanya sembari menatap lurus pada Leanna.Sementara itu, Rion terperanjat kaget karena gadis yang dikirim oleh ayah Kyle tersebut ternyata datang leb
Sementara Kyle pusing memikirkan bagaimana bisa begitu banyak pria tampan di hotel tempat Luana bekerja, gadis itu sedang sibuk dengan hal lain.Sejak pagi dia terus memelototi layar komputer di depannya untuk mencari tahu lebih dalam bagaimana kondisi tempat kerja barunya yang katanya meski merupakan hotel bintang empat, tapi menggunakan standar bintang lima ala Zeus Group.Hotel itu didesain dengan konsep.menyatu dengan alam sehingga suasana asri begitu terasa dari hanya melihat gambarnya di layar komputer.Semua kamar hotel dilengkapi dengan balkon sehingga setiap pengunjung bisa melihat pemandangan kota dan sekitarnya dengan leluasa.Hotel yang kini sepi tersebut juga menawarkan fasilitas yang memadai seperti sarana olahraga, restaurant, bar area rekreasi serta memiliki lobbyberukuran seratus meter persegi.Bangunan yang didominasi warna gading dan gold tersebut terletak di dekat pusat perbelanjaan tersebut memiliki lebih dari lima puluhan kamar dengan empat kamar jenis suite.Se
Setelah diam beberapa saat, dengan suara berat Kyle menjawab. "Sebenarnya itu juga hal yang terus mengganggu pikiranku beberapa hari ini, Rion. Masalah tentang jika suatu hari Luana ingin mengandung buah cinta kami berdua." "Astaga, lalu apakah Anda sudah menemukan jalan keluar, Tuan?" Dengan sangat berat hati, Kyle menggeleng. "Enggak. Ehm, untuk saat ini belum. Aku sama sekali nggak menemukan jalan keluar atas masalah itu." Kyle berkata seraya mengusap wajahnya dengan gerakan kasar menandakan betapa putus asanya dirinya. Pria itu sama sekali tidak masalah jika tak bisa memiliki keturunan untuk menjaga Luana dari kematian, tapi bagaimana dengan Luana? Gadis itu mungkin saja memiliki pemikiran berbeda. Itulah yang dikhawatirkan oleh Kyle. "Jadi ... apakah Anda akan menyerah untuk menikah dengannya? Karena jika menikah maka masalah itu pasti ..." "Aku tetap nggak akan menyerah untuk menjadikan dirinya istriku. Tapi tentang masalah mengandung bayiku setelah kami menikah ters
"Ah, Tuan."Tiba-tiba Rion teringat kembali tentang percakapannya dengan ayah Kyle tadi pagi tentang cinta Kyle kepada Luana sehingga ingin bertanya sedikit kepada bos-nya tersebut."Menurut Anda, apakah jika kalian sudah menikah besok, Anda akan membiarkan Luana meninggal demi melahirkan buah hati Anda?"Pertanyaan ringan dari Rion tersebut serta merta membuat Kyle menutup dengan keras map yang sedang dibacanya dan menghadiahi Rion tatapan tajam."Apa maksudmu?"Kyle bertanya dengan suara dingin yang membuat Rion seketika gelagapan karena tak menyangka kalau Kyle akan bereaksi seperti itu.Dia buru-buru menggeser kursi di depan meja Kyle dan duduk dengan ekspresi pucat."Tolong jangan tersinggung atas ucapan saya, Tuan. Saya hanya tiba-tiba teringat akan ibu Anda melihat kemesraan Anda dan Luana tadi. Saya berpikir ... mungkin ayah dan ibu Anda dulu juga semesra ini hubungannya, sebelum akhirnya ibu Anda meninggal dunia," ralat Rion buru-buru.Rion menyembunyikan maksud sebenarnya da