Share

115. Mencari Jeany

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-12 03:18:32

Kini Isabelle yang sudah mendapatkan tindakan medis dari Luke untuk menghentikan pendarahan dan hanya memiliki satu lengan, didudukkan Richard di sebuah kursi dengan badan dan kaki terikat.

Isabelle sudah pingsan berkali-kali karena tak bisa menahan sakit saat Luke menangani lukanya hanya dengan anestesi ringan, tapi wanita itu belum juga mati.

Richard malah bersyukur dia tidak mati dengan mudah sehingga Richard bisa memuaskan balas dendamnya.

Kini mereka berdua berada di ruangan yang lebih bersih dari ruangan pertama.

Ruangan itu luas dengan dikelilingi dinding dan pintu besi yang mencegah siapa pun melarikan diri dari ruangan ini, ada kaca tebal tembus pandang di bagian depan.

Ruangan ini bernama ruang mediasi, biasanya digunakan oleh Richard untuk mengurung seseorang tanpa makan dan minum sambil mengamati dirinya sampai mati kelaparan.

Isabelle yang merasa lelah serta kesakitan jiwa dan raga, bertanya kepada Richard dengan ekspresi putus asa.

"Dante, kenapa... kenapa kamu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   116. Memaksimalkan Pencarian

    "Apakah sudah ditemukan?" tanya Richard lewat panggilan telepon kepada seseorang, suaranya sangat lemah seperti tengah menahan sakit yang teramat sangat. "Maaf, Bos. Kami sudah menyisir di seluruh tempat sekitar ledakan, tapi hanya menemukan satu mayat yang terbakar dalam mobil, dugaan kuat kami, itu adalah mayat pria yang membawa nyonya, sedangkan tubuh nyonya, wanita itu tidak ada di mana pun."Mendengar laporan tentang pengejaran mobil yang membawa Jeany yang kabarnya terbakar, Richard menutup matanya dengan kedua tangan, mendesah berat, kedua matanya tampak berair. Dalam hidup, ini pertama kalinya Richard menangis. "Jeany, kamu belum mati, kan?" gumamnya, terisak sendirian di kantor yang megah. Tadi saat dia menyiksa Isabelle, Richard mendapatkan laporan tim pengejar, bahwa Zion yang panik setelah keberadaannya ditemukan dan dikejar banyak orang, mengalami kecelakaan karena mobilnya yang masuk ke jurang, mobil itu meledak, hanya menyisakan kerangka, tapi di dalam mobil hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   117. Richard Gelisah!

    "Kamu ... suamiku?"Wajah cantik Jeany tampak sangat terkejut saat mendengar jawaban Richard, sedangkan Richard, mengangguk dengan putus asa. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Tentu saja aku suamimu, Jeany. Jangan mengajakku bercanda tentang masalah ini," jawabnya seraya mengulurkan tangan, berusaha untuk menyentuh Jeany yang sayangnya malah melangkah mundur. Penolakan itu membuat Richard merasa begitu patah hati sehingga dia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat sebelum menariknya kembali. "Jeany, kenapa... "Richard merasa hatinya sangat sakit saat melihat sang istri, yang sudah tak dia temui beberapa bulan, malah seperti menolak kehadirannya. Ingatan dan trauma ditinggalkan oleh Jeany saat masa kuliah membuat tubuh Richard menegang. Dia tak bisa membayangkan bagaimana jika kali ini Jeany menolak dirinya lagi. Bukankah sebelum Jeany hilang, mereka sudah saling mencintai. Kehidupan pernikahan mereka juga mesra. Lalu kenapa sekarang Jeany memandang dirinya seperti orang asi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   118. Masih Ragu

    "Jeany, ehm... senyumku mungkin agak sedikit menakutkan, tapi wajahku.... "Richard yang cemas sendiri menunggu penilaian dari istrinya, berkata dengan sedikit gagap. Bahkan tak sanggup menyelesaikan ucapan. Berbeda dengan Jeany yang masih terus menatap wajah Richard, dan segera menjawab tanpa berpikir. "Kamu sangat tampan. Yah, wajahmu seperti malaikat yang turun dari surga," ucapnya, yang tentu saja membuat Richard lega bukan main. Sayangnya, kelegaan itu hanya bertahan sebentar saat Jeany melanjutkan ucapan. "Tapi.... ""Tapi apa, Jeany?" tanya Richard, menyembunyikan rasa frustasi di dalam hatinya. Dia sudah lolos tes verifikasi ketampanan, sekarang apalagi? "Tapi aku ragu kamu suamiku?"Jeany mengatakan itu dengan nada ringan, sedangkan Richard hanya bisa menyugar rambutnya ke belakang dengan helaan napas panjang. "Kenapa lagi? Aku tidak jelek seperti anak kepala desa itu dan kamu bilang aku tampan. Aku sudah lolos tes, jadi jelas suamimu, Jeany," sahut Richard, semakin pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   119. Sikap Jeany Yang Mencurigakan

    "Aku suamimu dan selamanya hanya suami kamu, Jeany. Maafkan aku karena terlalu terlambat menemukan keberadaan kamu."Jawaban Richard yang begitu tegas saat terus meng klaim dirinya sebagai suami Jeany, membuat wanita itu tersenyum dan memegangi kepalanya. "Tidak masalah, hanya saja maafkan aku. Aku masih bingung karena semuanya terasa sangat mendadak," ucap Jeany, yang membuat Richard mengangguk. "Aku mengerti," jawab Richard dengan penuh pengertian. menepuk lembut punggung Jeany. "Kalau begitu, maukah kamu pergi dengaku, Jeany? Aku berjanji akan mengembalikan ingatanmu seperti semula," ajak Richard. "Ehm... baiklah," jawab Jeany setelah ragu beberapa saat. Richard tersenyum lega mendengar itu dan tanpa menunggu lama, langsung mengurus kepergian Jeany. Setelah melalui beberapa prosedur, Richard akhirnya membawa Jeany kembali ke kota, dia juga mempersilahkan kepada Jeany untuk melakukan perpisahan kepada nenek yang telah merawatnya dan berjanji untuk membuatkan rumah yang layak b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   120. Rahasia Besar Jeany

    "Ahh, gila. Semuanya kacau," ucap Jeany begitu dia pulang ke rumah bersama Richard. Saat ini Richard sedang di kamar mandi saat Jeany dibawanya masuk ke kamar untuk tidur bersama. Awalnya Jeany menunggu dengan tenang di atas ranjang sambil mengedarkan pandangan ke seluruh interior kamar Richard yang memiliki gaya minimalis dan hanya ada warna-warna monokrom di sana. Namun, setelah Richard benar-benar sibuk di kamar mandi, dia akhirnya mendesah panjang. "Huft, aku harus tenang dan mencari kesempatan untuk menjelaskan semuanya kepada Richard," gumam Jeany, memandang cemas ke arah kamar mandi tempat Richard berada sekarang. Jeany menggigit bibir bawahnya dan mengeluarkan desahan putus asa sekali lagi. "Ugh, gila. Gila. Kenapa sih kemarin aku melakukan hal itu?"Jeany memukul kepalanya sendiri, menyesali drama yang baru saja dia mainkan untuk menggoda Richard. Jadi, sebenarnya Jeany sama sekali tidak menderita hilang ingatan. Saat Richard mendatangi dirinya siang itu di dapur ruma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   121. Di Bawah Godaan Richard

    Jeany bertanya dengan badan gemetar halus, bukan gemetar karena takut, melainkan secara aneh saat ini dia malah bersemangat atas pertanyaan suaminya."Kamu tidak tahu maksudnya apa?" Richard bertanya sembari dengan gerakan ringan mengambil handuk di tangan istrinya, lalu pria itu mengulurkan tangannya dan menyentuh bibir sang istri dengan ujung jempol. "Aku bilang jangan memancingku. Memancing untuk memakanmu."Richard mengatakan itu dengan nada rendah. Ucapannya itu membuat Jeany reflek tersenyum kaku sambil menelan ludah kering. "Tapi aku ... aku bukan makanan," jawab Jeany, dengan jantung yang rasanya mau meledak padahal Richard bhanya membelai bibir bawah Jeany, dengan ujung jemarinya. "Hm, kamu memang bukan makanan," sahut Richard, menggerakkan jari telunjuknya ke dagu Jeany, gerakannya sangat lembut tapi gilanya, Jeany merasa tubuh bagian bawahnya justru berdenyut. Richard menyeringai dengan ekspresi yang membuat wajahnya menjadi semakin tampan, menggerakkan jari telunjukn

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   122. Mencapai Puncak Bersama

    "Kenapa?" tanya Richard dengan nada menggoda. "Aku ... aku malu kamu menjilati bagian pribadiku," jawab Jeany seraya menutup mukanya dengan kedua tangan, meski dia sangat suka diperlakukan seperti itu, dia tak bisa menutupi rasa malunya. Richard hanya tertawa melihat ekspresi Jeany dan kini bersiap untuk memasuki tubuh Jeany segera setelah membuat bagian bawah wanita yang dicintainya itu basah kuyup."H-hey!"Mata Jeany membelalak kaget saat melihat Richard yang melepas pakaiannya dan melihat celana dalam pria itu. Karena fisiknya sangat sempurna. Otot-ototnya seimbang. Bahu lebar, lengan berotot, dan pandangan ke bawah yang mantap di pangkalan….Pusaka milik Richard yang besar dan terangkat dengan kuat menarik perhatian Jeany dan seketika membuat wajah wanita itu merah padam karena malu. Tanpa disadari, Jeany menelan ludah saat melihat ukuran Richard. Itu... sangat besar. "Jeany-ku.... "Richard tersenyum dengan begitu menawan kepada Jeany saat memanggil namanya dan meminta iz

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   123. Pembicaraan Tertunda

    "Haaaa."Setelah mengeluarkan cairannya di dalam diri Jeany, , tubuh Richard kini jatuh ke sisi sebelah istrinya yang berbaring telentang. Sebelum ini, mereka telah bernafsu terhadap tubuh satu sama lain, tetapi mereka tidak dapat memiliki kepuasan yang memuaskan saat saling berpelukan di tempat tidur bersebelahan. Rasanya mencapai puncak satu kali masih terasa sangat kurang. Keduanya saling berpelukan dengan tubuh basah oleh keringat, Richard dengan lembut mencium kening Jeany yang basah, dan membisikkan kata terima kasih. Jeany yang baru merasa malu saat mereka kini berpelukan tanpa mengenakan sehelai benang pun, membenamkan wajahnya di dada Richard yang hangat, untuk menutupi wajahnya yang memerah. Richard tertawa rendah melihat ekspresi malu-malu Jeany, membenahi anak rambut Jeany yang menyentuh pipi sang istri dan berbisik dengan suara lembut dan menggoda. "Jeany, lanjut ronde kedua, yuk? Aku belum puas, nih."Mendengar itu, mata Jeany seketika terbelalak lebar. "H-hah? Tun

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   340. Interogasi Gaya Baru

    "Lun, lo tau nggak kira-kira kenapa ada sisa bau Venus di tubuh lo?" Sekali lagi Kyle mengulang pertanyaan kenapa ada aroma Venus di baju sehingga netra Luana bergetar sedikit karena tak mampu memberi jawaban yang memuaskannya. Luana benar-benar tidak sedang dalam kondisi bisa berbohong sambil tersenyum sekarang, tidak ketika seluruh tubuhnya memanas secara tak jelas begini. Seperti mengetahui kelemahan Luana, Kyle mengelus dengan lembut pinggang sang gadis yang terbalut kemeja tipis, lalu mendekatkan hidung mancungnya ke badan Luana, sambil memejamkan mata dia mengendus pelan. "Baunya jelas banget, kenapa ya? Bilang ke gue coba, ini cuma parfum yang sama, kan? Tolong jawab gitu," ucapnya. Meski nadanya sangat tenang, Luana tahu jika ada aura mengancam di dalamnya. Luana tidak menggeleng atau mengangguk, hanya menatap wajah tampan teesebut dalam diam. Nadanya menyakitkan, sehingga Luana takut, jika salah menjawab maka semua akan berubah fatal. Beberapa detik kemudian, karena

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   339. Ketahuan

    "Cara apa?" Bodohnya Luana malah bertanya. Tak sadar bahwa Kyle sedang menjebaknya. "Biar nggak kedinginan kita harus mengeluarkan keringat, kan? Nah, ada cara yang mudah dan efektif serta menyenangkan, mau coba?" Kyle mengatakan dengan ceria, tampak sedikit bersemangat. "Emang gimana?" Luana yang masih tak paham maksud Kyle, bertanya lagi. "Begini." Seperti sudah tak sabar, Kyle segera mencondongkan badan ke arah gadis itu, lalu tanpa ba-bi-bu menempelkan bibirnya ke bibir Luana. Untuk mencegah Luana melarikan diri, dia mengunci belakang kepala Luana dengan tangannya lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulut gadis itu. "K-Kyle...!" Mata Luana terbelalak lebar. Sensasi manis lollipop yang tadi dimakan Kyle, menyebar di seluruh mulut Luana, rasa hangat bibir Kyle dan rasa permen yang dia makan seakan melebur jadi satu di dalam mulut gadis itu. Kyle semakin mencondongkan badannya sehingga dada mereka saling menempel, melanjutkan sentuhan bibirnya ketika tak mendapat pen

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   338. Berciuman Dengan Pria Lain

    Setelah menjawab seperti itu, Luana segera berlari dengan kecepatan penuh, mengambil peralatan mandi dan kemeja dan rok di tumpukan paling atas, lalu mandi, keramas dan ber-make up sederhana sebelum kembali berlari menuju perpustakaan. Untunglah, untung jarak antara asrama dan perpustakaan bisa ia potong lewat jalan pintas, kalau tidak, bisa celaka semuanya. Cemas, Luana melirik jam tangan, masih ada empat menit lagi. Huft. Semoga Luana bisa bertemu dengannya. Kembali Luana berlari menuju tempat biasa mereka bertemu, dan di sana... Tubuh gadis itu langsung merosot ke lantai ketika melihat Venus yang tampak tertidur nyenyak di meja biasa mereka bertemu saking leganya. Jackson tak ada di mana-mana, mungkin pulang setelah marah marah pada Luana tadi. Jantung gadis itu masih berdegup kencang ketika duduk di sebelah pria muda yang tengah tertidur, memandangi Venus yang tidur dengan memiringkan kepala, tampak tenang dan damai. Tangan Luana tiba-tiba tergelitik untuk merapikan ramb

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   337. Mencoba Mencari Kesempatan

    Luana segera berbalik menghadap Kyle dan tersenyum semanis mungkin, menyembunyikan niatnya yang ingin menyelinap pergi untuk menemui Venus. "Kamu janji bakal ngeberesin kekacauan ini, kan, Kyle?" tanya Luana, masih tersenyum manis.Kyle tampak mengerucutkan bibir tipisnya dengan kening berkerut ketika menatap asrama Luana yang porak-poranda, lalu tersenyum lebar saat menatap wajah cemas gadis itu. Mengendikkan bahu, dengan santai dia pun menjawab."Mmm, Oke."Suaranya terdengar riang. Namun, Kata-katanya tak berhenti sampai situ. "Tapi... "Kyle seperti sengaja menggantung kalimatnya, sehingga Luana pun bertanya."Tapi apa, Kyle?""Tapi malem ini lo harus ikut sama gue pulang, ya?" jawabnya, dengan senyum lebar.Luana lagi-lagi tersenyum canggung. Luana tahu itu bukan permintaan meski Kyle berkata dengan nada ringan, tapi perintah yang harus ia taati.Jadi dengan pelan, Luana pun menganggukkan kepala.Senyum Kyle berubah semakin cerah melihat Luana yang menganggukkan kepala, dia p

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   336. Kebohongan

    Mati-matian Luana menahan tubuhnya supaya tidak ambruk ke lantai dan berusaha terlihat setenang mungkin."Yaaahhh, karena lo kayaknya suka gue yang kayak iblis begini, jadi rencananya gue mau bikin dia pisah sama jiwanya sebentar, lalu tubuhnya mau gue lempar dari atap gedung ini. Gimana? Seru, kan, pasti? Jadi gue nggak perlu sakit hati lagi."Kyle yang berada dalam tubuh Theo, mengucapkan semua rencana pembunuhan untuk Venus dengan sangat santai seakan Venus hanyalah seekor lalat saja.Luana tentu saja bergidik ngeri mendengar pengakuannya tersebut.'Jangan bunuh kak Venus, jangan!'Dia berteriak dengan putus asa. "Ky, Kyle... aku ... aku...."Tak sanggup rasanya luana meneruskan ucapan karena tenggorokan terasa kering, jadi ia menelan ludah dan membasahi bibir. Memandang Kyle dengan mata bergetar."Karena lo udah di sini, gimana cara lo ngehentiin gue, Luana? Gimana cara lo bikin gue nggak nyentuh si bajingan itu? Gue mau lihat."Kyle bertanya dengan suara manis, seakan memberi k

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   335. Memenangkan Hati Kyle

    Sosok jangkung berkulit putih berlari ke arah Luana dengan terengah-engah, wajahnya menyiratkan kekhawatiran.Dia adalah Vincent, ketua kelas tiga. "Kamu di sini? Kamu baik-baik saja, kan? Lebih baik kamu pergi jauh untuk sementara, Lun. Theo saat ini kehilangan kendali, dia–""Theo di mana sekarang, Vin?"Luana memotong ucapan Vincent dengan terburu, melihat wajah panik gadis itu, Vincent memilih menjawab pertanyaan dari Luana. "Setelah bikin sebagian besar penghuni asrama putri seperti ini, dia melesat lari ke asrama putra, seperti mencari seseorang atau sesuatu entahlah. Akibatnya korban semakin bertambah banyak karena semakin banyak anak yang di sentuh Theo, sebaiknya kamu sembunyi yang jauh sebelum dia juga membuatmu seperti yang lain, Lun!"Wajahnya yang lelah terlihat cemas, Luana mau mengucapkan terima kasih karena telah mencemaskan dirinya tapi tangan Karios lebih dulu menyeret pergi."Mereka siapa? Boleh aku mengantarmu, Lum?"Vincent mengejar langkah kami dan menjajari Lu

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   334. Situasi Tak Terduga

    Sungguh, Luana benar-benar tak tahu alasan mengapa Kyle melakukan ini semua.Mereka kini bergerak dengan satu tujuan yaitu membuat Kyle sadar kembali. Karena kalau lusa Kyle belum sadar juga, maka Luana pasti akan kehilangan nyawa di tangan Karios, sebelum kedua orang ini akan kehilangan nyawa di tangan ayah Kyle, yaitu tuan Ivander. 'Kyle, aku btahu ini semua balasan atas semua kekasaranku padamu, tapi kumohon, bangunlah.'Luana membatin dengan putus asa. Ia mengepalkan tangan yang basah oleh keringat untuk meredam rasa gugup yang terus membelenggu dirinya seperti rantai. Beberapa saat kemudian sebuah Limosin mengkilap terparkir di depan pintu gerbang rumah mewah itu dan dengan cekatan para bawahan menempatkan tubuh Kyle yang tak sadarkan diri dengan nyaman di sana.Kyle saat ini terbaring tenang dengan selang infus dan alat bantu pernapasan.Wajahnya terlihat sangat damai seperti orang mati."Itu membuat aku merinding, semoga kamu nggak mati, Kyle," bisik Luana dengan tangan basa

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   333. Kyle Menggila

    "Tolong, Luana. Tolong bangunkan anakku! Bagaimana pun caranya tolong buat dia terbangun kembali sebelum lusa!"Nyonya glory memohon dengan begitu putus asa. Cengkeraman nyonya Glory di lengan Luana sedikit mengeras bersamaan dengan air mata yang mulai jatuh ke pipi cantiknya, wanita itu menekankan untuk membangunkan Kyle lagi sebelum lusa.Luana tidak tahu alasannya apa, tapi sepertinya ini ada hubungannya dengan tuan Ivander yang kabarnya akan pulang dari luar negeri.Nyonya Glory yang terisak-isak tak mampu melanjutkan ucapannya, sehingga posisi berbicara pun digantikan oleh Karios. "Waktu kami hanya sampai besok, kalo sampe kamu nggak bisa bikin tuan muda Kyle sadar kembali, aku ngga bakal ragu lagi buat menyingkirkanmu dari muka bumi ini."Geraman Karios mengirimkan gelombang ketakutan pada Luana. Luana tahu wajahnya saat mengatakan itu tidak main-main, seakan Karios benar-benar bisa dengan mudah melakukan semua itu ...."Tolong lakukan apa pun, Luana. Tolong! Tolong! Kalau sa

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   332. Kamu Ke mana?

    Kyle dalam sekejap kembali menjadi seperti mayat hidup. Luana memandang sekeliling dengan panik. Di manakah jiwanya saat ini? Kenapa dia pergi lagi seperti ini? "Kyle, kamu di mana, Kyle? Di mana?!" teriak Luana, meski tak ada jawaban. Tanpa berpikir panjang, segera gadis itu meraih tangan Karios dan menyeretnya ke luar kamar. "Tunjukkan aku jalan ke luar rumah!" ucapnya. Luana pikir, mungkin saja ... mungkin saja jiwa Kyle sekarang berkeliaran di luar seperti saat sebelum luana masuk ke sini tadi. Luana harus menemukan dirinya dan membujuk untuk kembali ke tubuhnya atau nyawanya benar-benar melayang di tangan bodyguard Kyle yang menurut ketika ia seret pergi ini. Di luar rumah, sayangnya tetap tak ia jumpai siapa pun meski Luana terus meneriakkan nama Kyle sampai suaraku serak. Tanda-tanda kehadirannya seakan lenyap. Kyle saat ini tak ada di mana-mana dan Luana tak bisa melihatnya lagi. 'Tidak, ini tidak boleh terjadi! Bagaimana nasibku kalau terus seperti ini? Aku tid

DMCA.com Protection Status