Share

68. Tamparan Saran

Author: sy
last update Last Updated: 2023-12-09 19:40:59

My mom wants to meet you. Do you have any free time this week?

Hari ini aku susah payah datang ke perusahaan menggunakan jasa driver online dan saat sampai di tempat kerja justru termenung memikirkan pertanyaan Gama sebelum dia pulang ke rumah semalam. Aku berulang kali mengerjap, karena sadar ada beberapa data yang salah kumasukkan ke dalam laman sheet. Aku sesekali melirik ke arah Pak Dalvin yang juga mencuri pandang ke arahku.

Tatapannya … sedikit berbeda dari biasanya, namun aku tidak begitu yakin soal arti sorot yang lelaki itu berikan padaku.

‘Hanya satu bulan,’ aku mengingatkan pada diriku sendiri sembari menghela napas panjang. Berusaha mengusir rasa bersalah, cemas, takut, khawatir, dan le

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   69. Menyadari Sesuatu

    [“Ce, yakin mau ketemu mama gue hari ini?”]Kau tahu apa yang lebih menyakitkan dibanding mendengar penuturan jujur Fidelia hari ini? Sikapku sendiri. Aku terlalu takut menghadapi sebuah fakta yang seharusnya bisa kuterima demi kebaikanku sendiri, sampai aku tidak berani menemui Pak Dalvin yang ingin menemuiku malam ini untuk membicarakan sesuatu. Mengkonfrontasi Pak Dalvin atas apa yang aku dengar dari Fidelia bukanlah hal yang aku inginkan.Alhasil, aku mendadak mengatakan pada Gama bahwa aku bisa menemui mamanya hari ini. Malam ini. Tanpa pemikiran panjang. Demi menghindari Pak Dalvin. Kalimat Fidelia sama sekali tidak bisa berhenti terngiang di kepalaku—mungkin, itu adalah hal yang sama dalam kepala Maya—hanya saja Maya tidak mengutarakannya blak b

    Last Updated : 2023-12-10
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   70. Membutuhkan Bantuan

    “Jujur, aku nggak mau Dalvin datang ke acara pernikahan kita.” Sudah setengah jam lebih pasangan itu berdiskusi di apartemen pribadi nan minimalis milik si perempuan. Airin awalnya berniat membahas soal desain undangan pernikahan serta bahan jenis apa yang cocok dengan tema pernikahan mereka di outdoor. Namun, malah sampai berdebat ke mengundang tamu, salah satunya Dalvin. Mereka berdua duduk berhadapan di ranjang. Saling menatap dengan emosi serta ekspresi wajah yang cukup bentrok. Airin kebingungan, karena Arsen tidak mau mengutarakan mengapa dia enggan Dalvin datang; Arsen menahan diri, karena tidak mau Airin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mau bagaimana pun, Arsen juga sudah berjanji pada Biya untuk tidak memberitahukan aibnya pada orang lain. Arsen sendiri tidak mungkin mengumbar-ngumbar sesuatu yang jelek

    Last Updated : 2023-12-11
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   71. Kesempatan Kedua

    “Cewek lo sudah pulang?”Gama menoleh ke arah Celine. Kakak perempuannya itu berdiri di ambang pintu ruang tamu, melipat kedua tangan, dan mengawasi Gama dengan sorot yang sulit dijelaskan. Gama menutup pintu rumah—dia baru saja mengantar Biya yang dijemput oleh Arsen di depan.Gama menganggukkan kepala pelan. “Iya, dia sudah pulang dijemput Kakaknya. Kenapa, Ce?”“Can we talk a bit?”Mereka masuk ke dalam kamar Celine. Kamar perempuan itu beraroma wangi; didominasi aroma bunga acacia bercampur sedikit aroma buah plum segar. Ada sepercik aroma vanilla ketika benar-benar diendus dengan hati hati. Kamarnya tertata sangat rapi dan detil—selama sepuluh tahun, tata letaknya selalu sama. Tak ada perubahan selain sprei yang diganti rutin seminggu sekali.Mereka duduk berhadapan di atas ranjang Celine. Melipat kedua kaki rapi.Kening Gama berkerut samar saat menunggu Celine membuka mulut. Tampak ada ketidaksenangan serta sedikit keraguan tersirat pada ekspresi serta sorot mata perempuan itu.

    Last Updated : 2023-12-12
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   72. Dalvin dan Kesadarannya

    Dalvin tak pernah berencana membeberkan seluruh pengalaman masa lalu; asam garam yang sudah dia lalui selama hidup pada seorang perempuan bernama Biya. Perempuan yang awalnya dia anggap sebagai salah satu pegawai bawahan super pembawa sial, menyebalkan, tidak becus melakukan apapun, dan selalu membuatnya mendapat masalah di mana pun dan kapan pun.Dalvin menggaruk tengkuk ketika berada di kamar hotel; menyewa jasa salah satu pekerja seks komersil daerah ibu kota yang tarifnya cukup menguras dompet. Dalvin duduk di sisi ranjang saat perempuan bernama Zelia itu memeluk dari belakang—bersikap genit usai melepas sebagian pakaian yang melekat pada permukaan tubuh sintalnya.“Kamu mau sekarang atau nunggu aku mandi dulu?” tanya Zelia. Perempuan itu bergelayut pada lengan berotot Dalvin; sengaja menempelkan buah dadanya agar Dalvin bergairah lalu &ls

    Last Updated : 2023-12-13
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   73. Permohonan Kesempatan

    [Gama: Ce, nanti malam mau nonton di mall? Or we can watch anime or any movies at your place if you want to loll][Biya: Sure :DBiya: Boleh nonton di tempat gue][Gama: Haha okay. I’ll bring some snacks. I love youu]Biya tak berniat berlama-lama di perusahaan setelah menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Toh, sudah ada janji dengan Gama untuk menonton film bersama. Biya ingin menebus seluruh kesalahan yang ada, supaya rantai lingkaran dosa yang sudah berbulan-bulan berlangsung bisa segera musnah. Biya tak mau menyakiti siapapun setelah ini, apalagi keluarga dan Gama, yang bersedia memberinya kesempatan untuk kesekian kali.Sayang, niat Biya terpaksa dibatalkan saat sepuluh menit sebelum jam pulang, Dalvin datang ke mejanya. Semua itu jelas disaksikan oleh semua pegawai dalam ruangan departemennya. Dalvin dengan wajah datar bak atasan yang asing, bicara dengan kalem, “Setelah ini saya mau bicara. Jangan pulang dulu, Biya.”Biya dalam hati jelas menjerit penuh keterkejutan dan tidak men

    Last Updated : 2023-12-14
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   74. Kabar

    “LO MEMILIH RESIGN?” Mataku membelalak usai menerima panggilan telepon dadakan dari Maya. Semesta mengejutkanku dua kali hari ini tanpa henti. Tadi, Pak Dalvin membuat darahku mendidih; sekarang, Maya membuatku memijit pelipis tak percaya. Aku baru sampai di lobby apartemen dan suaraku cukup menggema hingga menarik perhatian beberapa orang di sana. Aku meringis malu kemudian buru-buru masuk ke dalam lift; menuju ke kamar agar bisa lebih leluasa bicara dengan Maya. “Kenapa? Apa keadaan mama lo memburuk?” [“Hmm, I don’t know,”] jawab Maya. Suara paraunya menunjukkan bahwa dia terlalu banyak menangis sejak kemarin. Aku duduk di meja makan. Kedua alisku bertaut jelas, bibirku sedikit mengerucut, karena bisa membayangkan beratnya perasaan Maya saat ini. [“Gue nggak mau gue nggak ada di sisi Mama saat terjadi sesuatu yang buruk. Gue nggak berharap, tapi gue sebagai anak … gue merasa percuma kerja banting tulang kalau mama nggak ada lagi. Gue kerja buat nyenengin mama, bukan buat diri gue

    Last Updated : 2023-12-15
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   75. Pantaskah?

    “Kamu mau resign?”Hari ini, aku menemui Pak Dalvin secara personal usai jam kerja berakhir. Tak ada siapapun di dalam ruang kerja selain kami. Aku menganggukkan kepala mantap saat berdiri di depan meja kerjanya dan menatap amplop cokelat berisi surat pengunduran diriku—one month notice sesuai kebijakan perusahaan. Apa yang perlu kuragukan lagi? Apa pula yang perlu kutunggu? Aku tidak mau rasa bimbang, atau lebih tepatnya naif, mempengaruhiku lagi membuat keputusan.“Really?” terdengar kedongkolan dalam nada bicaranya. Pak Dalvin mengudarakan tawa sarkastik tanpa mengalihkan pandang dariku; seolah memberi tahu bahwa dia masih tidak percaya atas keputusanku yang dianggap konyol. “Kenapa? Kenapa tiba-tiba kamu mengundurkan diri? Saya ada salah? Apa karena saya menuntut kamu untuk tetap menjalin friends with benefits dengan saya?”“Ini one month notice, sesuai kebijakan perusahaan,” tuturku lugas. Menegapkan dada tanpa menurunkan pandang. Mengambil keputusan berani yang paling benar. “Sa

    Last Updated : 2023-12-16
  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   76. Ketakutan (1)

    [Airin: Gue ke rumah lo. Mau antar undangan.][Airin: Lo jangan marah..]Dalvin berdecak usai mengudarakan tawa sarkastik. Bukankah waktu itu Dalvin sudah marah-marah dengan cukup kasar pada sepupu perempuannya? Kenapa Airin masih berani mampir di saat Dalvin sudah menunjukkan bahwa dia enggan memiliki kontak apapun lagi? Keluarga … Dalvin merasa tidak memiliki itu sejak dulu.Baik keluarga kecil maupun keluarga besar.Memang ada yang bisa mengerti? Orang tuanya saja tidak pernah bisa, apalagi orang lain. Airin pun selalu menggampangkan perasaan orang lain—itu yang tampak dari sudut pandang Dalvin. Dalvin menghembuskan napas panjang. Kini dia berdiri berhadapan dengan Airin yang benar-benar datang ke rumahnya. Perempuan setinggi seratus enam puluh sentimeter itu mendongakkan kepala; terpancar ketakutan dan kecemasan dari sorot matanya.Mereka berdua berada di teras rumah si lelaki. Dalvin sendiri tak repot berdiri tegak. Dia menyandarkan bahu pada ambang pintu; ingin segera masuk ke r

    Last Updated : 2023-12-17

Latest chapter

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   Epilog

    Lima tahun kemudian.Biya beberapa kali melakukan switch career, dari staff purchasing, copywriter, hingga akhirnya memilih menjadi virtual assistant yang bisa bekerja secara remote di mana saja. Biya masih berusaha menjadi orang yang lebih baik setelah insiden beberapa tahun lalu. Sempat dekat dengan beberapa lelaki, namun tidak ada yang cocok secara emosional. Semakin hari, Biya sendiri semakin menghindari lawan jenis karena merasa semuanya berujung sia-sia—tidak ada yang jadi, katanya.Biya sudah putus hubungan dengan Maya. Beberapa kali Biya melihat sosial media sang mantan sahabat melalui akun lain. Maya tampak bahagia dan baik-baik saja. Sudah menikah; pindah ke luar negeri mengikuti suami yang merupakan orang Australia. Biya ingin mengirimkan pesan, tapi takut Maya mengabaikan atau mungkin malah belum memaafkan.“Ce, kabarnya gimana?” Biya mendongakkan kepala ketika melihat Odilia, salah satu teman yang diperoleh melalui komunitas virtual assistant di media sosial. Mereka serin

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   90. Berjumpa dan Berpisah Baik-Baik

    “Mbak Biya, sudah lama nggak ketemu. Mau ambil barang-barang di lantai atas, ya?”Sesuai ucapannya kemarin, Biya pergi ke perusahaan untuk mengambil barang-barang di mejanya pada sore hari. Biya terkejut, karena security yang dikenalnya tahu bahwa dia resign. Biya menganggukkan kepala, mengucapkan salam, sebelum beranjak ke tempat kerjanya yang ada di lantai lima.Perusahaan sudah sepi, hanya ada beberapa office boy dan office girl yang masih bekerja. Biya bersyukur, karena dia tidak perlu menemui rekan rekan kerja yang pasti akan kepo luar biasa mengenai setelah ini akan bekerja di mana, kabar setelah sembuh dari tipes, dan lain lain. Biya menarik napas dalam ketika sampai di lantai lima dan masuk ke ruang departemennya.Biya tak menemukan siapa pun selain Dalvin yang masih duduk di kursinya—memeriksa kembali laporan keuangan pada layar komputer. Dalvin menoleh ke arah Biya, tak terlihat kaget, dan kembali fokus pada layar komputer.“Ambil barang?” Dalvin bertanya tanpa melihat Biya

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   89. Perjumpaan

    [“Besok lo mau ambil barang-barang dari tempat kerja lo?”]Malam ini Biya dihubungi oleh Arsen yang tadi sempat menceritakan perjalanan selama berbulan madu di Bali. Tadi, Biya juga sempat berbincang sebentar dengan Airin melalui sambungan telepon. Biya senang, karena mereka bisa menikmati liburan selama seminggu dalam memulai perjalanan pernikahan yang akan dibina selama beberapa tahun ke depan.“Iya, besok mau gue ambil sendirian. Sebenarnya Ayah nawarin buat bantu, tapi gue tolak soalnya nggak mau ngerepotin,” Biya menjelaskan sambil mengambil tas kain yang biasanya digunakan untuk belanja, kunci sepeda motor serta mengenakan jaketnya yang berwarna hijau sage. Hendak pergi ke supermarket sebentar untuk membeli perlengkapan mandi yang sudah habis di rumah. “Gue besok rencana mau datang sore aja setelah semua orang pulang, biar nggak usah drama di tempat kerja orang gue juga cuma mau ambil barang.”[“Ohh, haha,”] Arsen sempat mengudarakan tawa pelan, karena pikirannya langsung tertuj

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   88. Berproses

    Butuh waktu hampir dua minggu bagi Biya untuk pulih dari tipes dan benar-benar diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Proses pemulihannya lama, sebab Biya tak kooperatif—enggan makan dan minum obat—baru dikonsumsi apabila dipaksa oleh ayah atau Arsen yang bergantian berjaga. Keluar dari rumah sakit pun, kondisi fisiknya masih lemah.Biya sudah dinyatakan resign oleh HRD perusahaan dan diminta segera mengambil barang-barangnya. Biya menghela napas pelan, tidak menyangka jika dia jatuh sakit sampai melewati tanggal resign. Perempuan itu menatap langit-langit kamar ketika merebahkan diri; memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini, karena belum menemukan tempat kerja yang pas di hati. Biya pun memikirkan semua orang yang selama ini berputar di sekitarnya—terutama Gama dan Maya, yang mendadak keluar dari kehidupannya.[“Gue sudah dengar semuanya dari kakak lo. Gue nggak akan balik dulu, jadi gue belum bisa jengukin lo. Gue bakal stay di sini sampai mama gue sembuh. Goodluck and get

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   87. Obrolan dan Kejujuran

    [+62 523 xxx xxxx: Pak, posisi di mana?][+62 523 xxx xxxx: Sebentar lagi saya ke sana.]Dalvin berada di lobby rumah sakit; duduk di depan instalasi farmasi, tempat biasanya orang mengambil obat yang sudah diresepkan oleh dokter. Beberapa kali perawat perempuan yang berjaga di balik meja instalasi farmasi tersebut mencuri pandang ke arah Dalvin yang berdiam diri sendirian di saat tak ada orang. Dalvin sengaja duduk di sana, bak pasien yang menunggu obat selesai dibuat, karena dia menghindari Arsen yang masih ada di dekat bagian administrasi.Dalvin tak mau apabila mencari keributan. Apalagi, Arsen telah memperingati agar tak perlu berlama-lama di rumah sakit dan segera pergi jika bisa. Dalvin berulang kali melirik ke arah ponsel, memperhatikan pesan terakhir yang dia kirim balik pada Gama. Memberitahukan posisinya pada sang lawan bicara.‘Lama banget,’ Dalvin menggerutu dalam hati. ‘Katanya nggak sampai sepuluh menit. Lah ini sudah mau dua puluh menit, tapi nggak muncul-muncul juga.

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   86. Perpisahan (4)

    Gama menarik lalu menghembuskan napas berulang kali ketika sampai di depan kamar rawat nomor 407. Kamar rawat Biya. Ada beberapa perawat berlalu-lalang, sesekali menanyakan apakah Gama membutuhkan bantuan. Gama jelas menggelengkan kepala dan menjawab, “Saya mau nengokin teman saya di kamar ini aja.” dia hanya belum siap melangkahkan kaki masuk untuk menemui Biya dan juga Dalvin.Namun, pada akhirnya dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar rawat rumah sakit tersebut kemudian menggesernya ke samping. Gama tertegun—canggung setengah mati ketika pandang semua orang tertuju padanya. Jantung Gama pun sempat mencelus, karena melihat keadaan Biya yang sungguh mengkhawatirkan.“Emm..” Gama bergumam kikuk sembari menggaruk tengkuk kaku. Gama tahu ada banyak orang setelah tadi Arsen menginformasikan bahwa Dalvin tak datang sendirian. Gama meringis kecut, hendak melangkah keluar, namun para rekan kerja perempuan Biya buru-buru berdiri dari tempat duduk mereka masing-masing.“Pak Gama, Pak Gama

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   85. Perpisahan (3)

    “People will miss you the moment you stop caring. The moment you’ve moved on. Because that’s how it works, most people only want you the moment they realize you no longer belong to them at all.” -r. m. drake“Even the strongest feelings expire when ignored and taken for granted.” -poestcafe.“Absence will tell you the importance of presence.” -unknown.***[“What the fuck are you doing? Gue sudah bilang, jauhin Dalvin! Gue nggak enak ke Gama dan keluarganya!”][“Lo jahat banget ke Gama, tahu, nggak?!”][“Nak, ayah nggak nyangka kamu begitu … kasihan Gama. Biya, sudah minta maaf ke Gama dan keluarganya, kan? Kalau belum, segeralah minta maaf..”]Dua minggu lagi, Biya resign dari tempat kerja dan sekarang sibuk mencari lowongan di tempat kerja lain. Biya seharusnya bisa bertahan. Sayang, Biya jatuh sakit—stress; nge-down berat akibat menerima banyak serangan dari pihak terdekat karena sudah menyakiti Gama. Alhasil, Biya dirawat di rumah sakit karena tipes. Kemarin suhu tubuhnya mencapai

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   84. Perpisahan (2)

    “Lo mau bicarain apa sampai rela datang jauh-jauh ke sini?”Biya sudah tidak bisa mendapatkan kesempatan lagi untuk kali ke tiga, karena dia selalu membuang kesempatan yang lalu akibat nafsu semata. Biya sudah tidak punya ruang lagi di hati Gama, yang berulang kali memberi toleransi tanpa syarat dan sengaja menutup mata. Ketika kesempatan sudah habis, baru di sana manusia benar-benar mempertanyakan mengapa mereka tidak menggunakan kesempatan tersebut dengan baik.Tak jauh dari ambang pintu rumah Gama, Biya masih menangis sesenggukkan tanpa suara. Tidak mampu bicara. Air matanya tidak mau berhenti jatuh, karena nada bicara Gama sudah tak sehangat biasanya—seperti bicara pada orang asing. Hubungan memang mudah sekali untuk dihancurkan oleh nafsu sendiri, bukan? Biya menyesali semua itu.“Waktunya nggak banyak,” Gama membuka mulut lagi. Gama melipat kedua tangan di depan dada, menahan napas, dan menengadahkan kepala menatap langit yang tampak muram malam ini. Gama tidak tega melihat Biya

  • Terperangkap Dalam Hubungan Gelap   83. Perpisahan (1)

    [Gama: Ce Biya. Sorry. I don’t want to meet you anymore.Gama: Plan selama bulan ini di cancel aja.]Gama sudah enggan berekspektasi lebih jauh—semuanya sudah hilang ditebas realita tanpa ampun dan membuktikan bahwa firasat Celine benar adanya. Meski hatinya tidak baik-baik saja, tapi dunia tetap menuntut agar dia bekerja semaksimal mungkin. Gama tidak absen; memilih menghabiskan waktu bersama beberapa kolega sehabis kerja guna mengalihkan pikiran dari Biya yang sudah mematahkan hatinya.Gama hanya datang ke perusahaan saat ada proses rekrutmen, namun dia sangat menghindari Biya yang menuntut penjelasan. Meminta jawaban mengenai kenapa mereka tidak bisa bertemu lagi. Gama juga meminta maaf pada Arsen, karena tidak akan main ke rumah untuk sekadar mengobrol atau menjalin hubungan intens seperti layaknya sahabat. Gama ingin menghindari semua hal tentang Biya setelah melihat mama dan kakaknya yang ikut menangis.Gama berusaha berdamai dengan diri sendiri sesudah meminta maaf pada mama ket

DMCA.com Protection Status