Share

BAB 22 Kyle bertemu James

Penulis: Anita26
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kok dari kemaren si pembunuh kerempeng itu gak keliatan lagi ya? Apa dia ngumpet di dalam sel karena takut ketemu kita?" Tanya Sutiwe pada si Gimbal yang diam tak menjawab.

"Kalo sampai guwe ketemu dia lagi, langsung aja guwe hajar," sahut Saritem sambil mengunyah keripik singkong yang di rampasnya dari sel sebelah.

"Mana berani dia muncul, emangnya udah siap mati dia?" sahut Jamilap sambil merapihkan rambutnya di depan cermin.

"Tar juga mati sendiri, kelaparan, hahahaha..." ujar Konipah tertawa, dan di ikuti oleh Saritem, Jamilap dan Maimuncrat.

"Ah makan siang hari ini kenyang banget, karena berkurang jatah dua manusia gak berguna itu. Tidur ahhhh..." ujar Maimuncrat sambil merebahkan tubuhnya di atas matras yang sudah rusak.

"Kemana Markijem?" Tanya Si Gimbal tiba-tiba dan membuat mereka semua terkejut. Mereka juga baru menyadari sejak selesai makan siang tadi Markijem belum kembali ke sel.

"Boker kali dia kebanyakan makan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 23 Pertama Kali Bertemu Kyle

    BraakkkKyle memukul meja dengan keras dan berdiri. "Kamu pikir kami tertarik dengan penawaranmu itu? Kamu membayar iklan premium dengan perusahaan bobrok yang di jadikan sebagai jaminan hutang. Kamu pikir perusahaan kami ini perusahaan kelas teri?" bentak Kyle emosi.James yang terkejut saat Kyle memukul meja, kembali dikejutkan dengan penolakan kyle secara terang-terangan."Bubu bu kan begitu, CEO Kyle. Saya tahu, perusahaan ini adalah perusahaan periklanan nomer satu di negara ini. Dan perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan advertising yang teringetrasi dengan perusahaan-perusahaan asing di beberapa negara."James menghentikan ucapannya yang penuh kegugupan dan menghela nafas berulangkali karena dadanya sesak, lalu melanjutkan. "Singgih Properti sebagai perusahaan properti ternama di negara ini dan sebentar lagi akan Go Internasional, tentu saja sanggup membayar berapa pun biaya yang ditentukan oleh perusahaan anda, K

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 24 Pelelangan

    Pagi ini, berbekal roti dan selai yang sudah disediakan, Mery dan Sylvi membuat roti bakar dengan mesin pembakar roti yang juga susah tersedia. Beberapa lembar roti mereka keluarkan dari plastik pembungkus nya dan di olesi selai coklat dan kacang, kemudian mulai membakarnya.Mery membuka laci di bawah meja panjang dan menemukan banyak peralatan makan sudah tersedia disana seperti, piring, gelas, sendok, garpu dan juga dua buah teko berbahan kaca.Air yang baru saja mendidih di ketel listrik dituang ke dalam teko berisi teh celup. Beberapa buah gelas kaca juga di susun rapih di atas meja."Wah sarapan kita hari ini sudah seperti di rumah sendiri ya, Bu Mery," ucap Sylvi senang."Iya, Syukurlah kita bisa makan dengan nyaman mulai sekarang," Sahut Mery dengan senyum lembutnya.Tok tok tokSuara ketukan di pintu menghentikan pembicaraan mereka berdua.Mery membuka pintu dan tersenyum saat melihat Dhani dan Sagi berada di depan pintu dengan kedua tangan mereka masing-masing menjinjing sat

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 25

    "Tapi, untuk apa Bos? Biar saja James Singgih menjual perusahaan itu dan setelah itu dia akan datang ke perusahaan kita untuk membayar iklan perusahaannya," sahut Bobby tak mengerti dengan pola pikir Kyle kali ini.Untuk pertama kalinya mereka berbeda pendapat. Sebelumnya, dalam banyak hal mereka selalu satu pemikiran. itulah sebabnya Kyle mempercayakan banyak pekerjaan pada asistennya itu. Sementara sekretaris CEO hanya mengerjakan hal-hal kecil."Kau pilih, mau potong gaji atau lakukan perintahku sekarang juga!" hardik Kyle sambil melempar sebuah pulpen ke arah Bobby. "Siap, Bos," teriak asisten CEO itu sambil berlari ke mejanya. Bobby meraih ponselnya di atas meja dan mencari nama-nama sahabatnya yang sering membantu pekerjaannya.Setelah menemukan sebuah nama yang menurutnya cocok untuk pekerjaan ini, dia langsung menghubungi dan menjelaskan secara terinci semua yang harus dilakukan saat telepon tersambung.Bobby menutup telpon dan duduk di kursinya dengan nafas terengah-engah. D

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 26 Perusahaan 700 Miliar

    Kyle dan Bobby kembali ke kantor mereka dengan wajah menegang. Selama di perjalanan, tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut CEO muda itu. Wajah arogan nya terpampang jelas dan membuat Bobby tak berkutik. Dia hanya terdiam sambil mengemudikan mobil RR Phantom milik Bos nya itu."Selamat siang, CEO Kyle, Asisten Bobby, ada berkas penting yang harus di tanda tangani siang ini," sapa Wenny, sekretaris CEO. Kyle tak melihat ke arahnya sedikitpun. Pemilik wajah datar dengan tatapan dingin itu terus berjalan masuk ke ruangannya. Bobby menyambut berkas yang di sodorkan Wenny dan menyuruh wanita itu kembali ke mejanya dengan isyarat tangan.Wenny yang tidak mengerti apa yang terjadi hanya menuruti isyarat Bobby. Bukan pertama kalinya sekretaris CEO itu melihat penampakan arogan sang CEO yang bertubuh tinggi, atletis dengan kulit putihnya itu.Namun dia tidak pernah tahu apa yang terjadi. Hanya Bobby yang paling tahu tentang semua hal mengenai Kyle

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 27

    Sylvi kembali ke sel khususnya di lantai dua setelah satu jam kemudian. "Dari mana saja kamu Sylvi?" Tanya Mery gemetar.Dia takut Tuan Mudanya menemukan gadis itu dan berbuat kasar pada Sylvi."Aku dari tempat olahraga. Sudah dua hari aku tidak memukul dan menendang samsak. Lumayanlah hari ini terlampiaskan," sahut Sylvi sambil menyeka keringatnya dengan ujung lengan bajunya."Syukurlah kamu tidak apa-apa, nak," ujar Mery sambil menarik nafas lega."Memangnya kenapa, Bu Mery?" Tanya Sylvi. "Tuan Muda itu sangat keras kepala. Jangan ulangi lagi sikapmu seperti tadi, ya? Aku takut, dia marah besar dan memindahkan kamu ke sel lain," ujar Mery lagi dengan mata mulai terlihat berkaca-kaca. "Aku kesal. Dia keterlaluan. Tidak seharusnya dia...""Dia yang kamu maksud itu adalah anak majikan saya yang artinya dia itu adalah majikan saya. Dan hanya dia yang mau membantu saya saat ini, bukan yang lain. Tanpa dia, saya

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 28 Mengalahkan Sutiwe

    Saritem maju dua langkah sambil menggeretakkan tulang lehernya."Ayo lu duluan dah. Kalo gue yang duluan tar sekali pukul mati lu," ujar Saritem sombong sambil mengusap ujung hidungnya dengan jari jempol tangan kanannya.Kedua tangannya di lipat di depan dada dengan pandangan mata lurus ke depan tanpa mempedulikan gadis itu.Sylvi mengepalkan tangan kanannya sekuat tenaga. Tanpa membuang waktu, gadis itu setengah berlari menghampiri Saritem dan langsung melayangkan tinjunya dengan cepat.Saritem yang lengah dengan kesombongan nya jatuh ke samping dengan tubuh kaku tak bergerak. Matanya melotot tajam saat menyadari bahwa dia berhasil tumbang dengan sekali pukulan dari gadis pembunuh kerempeng itu.Tidak. Tidak mungkin. Tidak mungkin dia sekuat itu. Walau tubuhnya tidak kerempeng lagi, tapi tetap saja tidak mungkin dia punya kekuatan sebesar itu. Selama ini gadis itu bahkan tidak pernah melawan sekali pun karena terlalu lemah saat berhadapan dengan mereka. Si Gimbal, Sutiwe dan Markije

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 29

    KrekkSutiwe terjatuh ke belakang tubuh Sylvi dengan kepala mendarat di tanah pertama kali.Suara yang sangat nyaring itu berasal dari leher Sutiwe yang bengkok. Lidahnya menjulur keluar dan tak bisa berbicara meski dia berusaha untuk mengatakan sesuatu.Pemandangan itu tampak mengerikan di mata Si Gimbal dan Markijem. Mana mungkin gadis itu bisa mengalahkan lima orang dalam waktu kurang dari lima belas menit?Markijem tampak ketakutan dan berdiri di belakang Si Gimbal yang masih terbelalak tak percaya.Lidahnya kelu tak bisa bicara.Sejak awal mereka semua sudah meremehkan gadis kerempeng itu. Tapi kini keadaan berbalik. Gadis itu tampak menatap remeh ke arah mereka berdua yang tersisa.Si Gimbal mulai gentar namun tetap ingin menampakkan taringnya."Gw kasih penawaran untuk yang terakhir kalinya, kalo lu gabung di tim kami, lu bakal jadi tangan kanan gue menggantikan Sutiwe. Apa lu gak tertarik?" ujarnya santai.Melihat Sylvi tak bereaksi sama sekali, si Gimbal kembali berkata, "Gw

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 30

    Enam bulan sudah Kyle tidak pernah datang ke sel Mery dan Sylvi. Selama enam bulan ini, dia hanya berkomunikasi dengan Dhani melalui ponsel untuk menanyakan kondisi Mery dan juga mengirim sejumlah uang untuk keperluan Kepala Pelayannya itu. Tentu saja termasuk Sylvi.Meskipun CEO tampan nan arogan itu masih kesal dengan gadis bertubuh kurus itu, tapi dia tetap memasukkan nama Sylvi dalam anggaran bulanan untuk Mery."Mr. Kyle, semuanya sudah beres, semua berkas sudah dikirim ke pengadilan dan sedang di investigasi ulang oleh pihak pengadilan, saya yakin beberapa hari lagi Bu Mery akan bebas," ucap Bobby yang berdiri di samping meja Kyle.Kyle mendengarkan dengan seksama namun semua ucapan Bobby tak mampu merubah mimik wajahnya yang datar.CEO berdarah dingin itu hanya membolak-balik berkas yang diletakkan oleh Bobby di atas mejanya."Bagaimana dengan tugas yang satunya lagi?" Tanya Kyle datar tanpa ekspresi. "Pengacara yang kami tunjuk sedang mempelajarinya dan tim kuasa hukum untuk

Bab terbaru

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 50 Pernikahan Batal

    Sesampainya di rumah, Sylvi langsung masuk ke kamarnya tanpa menoleh sedikit pun ke arah Mery yang tersenyum saat membuka pintu.Begitu juga dengan Kyle yang langsung naik ke lantai dua dan menutup pintu kamarnya dengan keras.Mery bergegas menutup pintu setelah terperangah beberapa saat. Sedikit berlari, wanita paruh baya itu menuju ke kamar Sylvi dan mengetuk pintu."Masuk," sahut Sylvi dari dalam kamar dan sudah menduga siapa yang mengetuk pintu kamarnya."Ada apa? Apa kalian bertengkar?" Tanya Mery lembut sambil duduk di samping Sylvi di tepi ranjang."Aku menghabiskan uang 300 juta dan dia menyuruhku membuang semuanya karena itu semua barang murahan, katanya," sungut Sylvi dengan wajah cemberut."Memangnya, berapa banyak belanjaanmu dengan harga 300 juta itu?" Tanya Mery lagi."Banyak. sepuluh set pakaian kerja, tiga pasang sepatu, alat-alat make-up dan sebotol parfum," sahut Sylvi masih kesal."Hihihhii...." Mery terkikik geli mendengar jawaban Sylvi yang polos."Kok Bu Mery mal

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 49 Diluar Ekspektasi

    "Pak Kahar langsung kembali ke rumah aja, ya," ujar Sylvi sebelum turun dari mobil saat mobil yang dikendarai Kahar itu berhenti di Lobby perusahaan Knight World. "Ee..tapi..." Kahar tak mampu menyelesaikan kalimatnya saat melihat Sylvi sudah menutup pintu dan berlari masuk ke gedung perkantoran mewah itu.Petugas keamanan merangkap supir itu hanya menghela nafas ringan menatap ke arah Sylvi yang terus berlari dengan baju kerja yang baru digantinya di kamar pas pusat perbelanjaan tadi.Setelah memastikan gadis itu masuk ke dalam gedung dengan aman, Kahar mengeluarkan ponsel dari kantong celananya lalu menulis sebuah pesan teks.Tok Tok TokSekretaris CEO mengetuk pintu ruangan Kyle yang sedang mendiskusikan beberapa pekerjaan dengan Bobby."Mr. Kyle, nona Sylvi datang untuk menemui anda," ujarnya setelah mengetuk pintu."Masuk," sahut Bobby yang tahu perihal kedatangan gadis itu.Pintu terbuka dan menampakkan sosok seorang gadis muda yang semakin hari terlihat semakin cantik di mata

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 48

    Pagi ini, suasana sarapan di meja makan lebih hangat dari sebelumnya.Mery sibuk menyiapkan dua mangkuk sup ayam yang masih panas ke atas meja. Sylvi membuatkan kopi untuk Kyle. Sementara sang Tuan Muda hanya diam memperhatikan kesibukan dua wanita beda generasi itu."Silahkan di makan, Tuan Muda," ucap Mery sambil meletakkan mangkuk sup di depan Kyle."Ini kopinya," ucap Sylvi pula. Gadis itu ikut duduk di kursi dan memulai sarapannya. "Bu Mery, sup ayamnya enak sekali," puji Sylvi setelah menyesap satu sendok sup panas itu perlahan-lahan.Mery tersenyum mendengar pujian itu. Tapi yang membuatnya lebih bahagia adalah saat melihat wajah bahagia gadis yang sudah seperti anaknya sendiri itu.Setelah sarapan nanti, aku akan berikan buku tabunganku pada Sylvi, agar dia bisa membeli pakaian kerja yang baru, pikir Mery masih tersenyum. Sylvi bangkit dari tempat duduk setelah menghabiskan sarapannya."Aku berangkat ya, Bu Mery, K-Kyle," ujarnya sedikit gugup saat menyebut nama Kyle."Kau m

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 47

    Anugrah Sejati, perusahaan properti milik Sylvi Anugrah itu tetap berjalan seperti biasa selama gadis itu berada di dalam rumah tahanan. Tentu saja dibawah kendali James Singgih yang telah merebut perusahaan itu dengan cara licik. Tanpa bukti, tentu saja Sylvi tidak bisa menggugat dan membuktikan kecurangan yang telah dilakukan si singkong rebus basi itu. "Aku harus bisa menemukan siapa penghianat dalam perusahaanku. Tekadku sudah bulat, siapapun yang telah mencuri atau memalsukan tanda tangan dan stempel perusahaan Anugrah Sejati akan di seret ke meja hijau," ucap Sylvi mantap.Tatapan mata lembut yang biasa terpancar dari mata kecilnya itu, kini tampak berapi-api dan penuh semangat.Ya, Aku harus bangkit dari segala keterpurukanku selama ini. Tawaran Kyle adalah satu-satunya jalan tercepat untuk mewujudkan semua itu, pikirnya."Tapi kan butuh waktu yang tidak sebentar, Vi," ucap Bobby ragu."Tentu saja. Sesuai janji Tuan Muda Kyle, setelah satu tahun perusahaan Anugrah Sejati akan

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 46 Aku Terima Tawaranmu

    Tepat jam tujuh malam, Mery sudah menyiapkan hidangan makan malam di atas meja makan. Kyle dan Sylvi duduk bersebrangan di meja makan berukuran besar itu.Tak ada pembicaraan selain suara denting sendok dan piring yang saling bercengkrama selama hampir tiga puluh menit lamanya.Mery memperhatikan mereka berdua dari balik kulkas besar yang terletak di samping kitchen set di dapur."Kenapa mereka berdua diam saja? Memang Tuan Muda tidak suka bicara saat sedang makan, tapi kenapa wajahnya seperti sedang marah besar? Wajah Sylvi juga aneh, tidak biasanya dia cemberut seperti itu. Dari tadi siang dia bahkan tidak bicara sepatah kata pun padaku," gumam Mery dalam hatinya."Apa kau sudah memikirkan ucapanku tadi?" Tanya Kyle tiba-tiba setelah dia menghabiskan makan malamnya.Sylvi yang sejak tadi berusaha mengunyah makanan langsung menghentikan kegiatannya. Tenggorokannya terasa pahit dan lidahnya kelu. Dia mendadak jadi pendiam semenjak bertemu Kyle di kantornya tadi.Lima menit tanpa jawab

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 45

    Sepanjang perjalanan pulang, Sylvi bungkam tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir mungilnya.Mery dan Kahar ternyata menunggunya di tempat parkir sedari tadi. Setelah mendapat pesan dari Bobby, Kahar bergegas mengemudikan kendaraannya dan menghampiri gadis itu tepat di depan lobby perusahaan Knight World itu.Sylvi yang tergesa-gesa meninggalkan perusahaan itu karena kesal dengan tawaran Kyle, baru menyadari bahwa mobil yang dikendarai Kahar sudah berada tepat di hadapannya.Bahkan Mery yang menyapanya saat gadis itu masuk ke dalam mobil tak dihiraukan nya sedikitpun pun."Apa yang dia maksud? Kenapa aku harus menikah dengannya agar perusahaan itu kembali menjadi milikku? Aku bahkan sempat lupa bahwa aku pernah memiliki perusahaan property yang ku bangun dengan jerih payah sendiri selama lima tahun.""Awalnya dia bilang aku harus membayar 700 miliar untuk menembus perusahaan itu. Tapi pada akhirnya, dia malah menawarkan untuk menikah dengannya dengan kompensasi selama satu tahun per

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 44 Menikah Denganku

    Suasana ruangan CEO itu kini tampak mencekam. Sylvi yang sedang menangis sesenggukan, Kyle yang sedang menatap tajam ke arah gadis yang bersimbah air mata dan Bobby yang panik berada di antara mereka berdua. "Duhhhh..." ucap asisten CEO itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tiba-tiba Sylvi bangkit dari sofa dan berjalan ke arah pintu keluar."Saya permisi," pamitnya sambil mengusap airmata di wajahnya.Bobby kembali tercengang dengan situasi saat ini. Kyle pun terkejut dengan sikap Sylvi yang tidak masuk akal."Perusahaanmu sekarang sudah jadi milikku. Sekarang kau kembali bekerja di perusahaan itu dan tetap sebagai presiden direktur disana," teriak Kyle kesal.Sontak langkah kaki Sylvi terhenti. Tangannya yang sudah menggenggam gagang pintu terlepas begitu saja saat mendengar teriakan Kyle."Apa?" Tanya Sylvi tak percaya.Kyle menghembuskan nafas kasar dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya.Bobby pun terlihat bernafas lega. Melihat Sylvi tak jadi me

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 43

    Bobby membuka pintu dan mempersilahkan Sylvi untuk masuk."Masuk, Vi," ujar Bobby santai. Karena yakin yang datang adalah Sylvi, asisten CEO Kyle Knight itu mempersilahkan tanpa melihat ke arah orang yang berdiri di depan pintu.Sylvi sedikit terkejut dengan panggilan itu. Sepertinya mereka sudah mulai akrab sekarang, pikirnya.Sementara itu Kyle merasa geram dengan ucapan Bobby yang seakan-akan sangat lemah lembut pada Sylvi dan memanggilnya dengan nama panggilan yang akan terdengar lebih akrab dari sebelumnya."Pintar cari muka," gerutu Kyle dalam hati.Namun kekesalan di hatinya terhenti seketika saat menatap seorang gadis yang tampak berbeda dari Sylvi. Gadis itu seperti seorang wanita karir yang akan menegosiasikan kerja sama dengannya dan tidak seperti Sylvi yang biasa dia lihat sebelumnya. Di belakang pintu yang sudah tertutup, Bobby pun sedang menatap ke arah gadis yang sama dengan mulut menganga dan mata melotot.Dia yakin tadi dia mendengar suara sekretaris menyebut nama Sy

  • Terpaksa Satu Peraduan dengan CEO Arogan   BAB 42

    "Kamu harus ke salon," ujar Mery santai.Mery merasa sudah tidak cukup waktu untuk berbelanja alat kosmetik lagi, jadi sebaiknya langusng ke salon saja. Sylvi mau tidak mau mengikuti langkah kaki Mery dengan enggan. Pakaian, sepatu, salon. Semua itu sudah menghabiskan uang sekitar dua puluh lima juta. Memangnya aku bisa dapat pekerjaan apa saat ini?Kalau dulu saat dia memimpin perusahaannya sendiri, dia mematok gajinya hanya lima puluh juta perbulan. Dengan bonus tahunan sebesar apapun, dia akan gunakan untuk menambah aset perusahaannya.Dari sisa uang gaji bulanan yang dia terima, Sylvi bisa menyimpan hampir tiga puluh juta perbulan setelah digunakan untuk biaya hidupnya yang cukup sederhana, biaya perawatan dan keamanan apartemen yang dia tempati, dan juga uang bulanan untuk Marina sebanyak lima juta selama tiga tahun terakhir sebelum dia di penjara.Setelah berbicara dengan beberapa orang pekerja salon, Mery menyuruh Sylvi duduk di s

DMCA.com Protection Status