Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi.
"Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Dia tidak sanggup harus berlama-lama dihadapan mereka."Ayo kita pulang!" ajak Santoso lagi. Kali ini Andi menuruti perkataan orang tuanya. Perlahan dia pun bangkit dan berjalan mengikuti langkah kaki ayahnya."Maaf sudah mengganggu waktu kalian, kalau begitu kami pamit dulu," ujar Marni sebelum meninggalkan rumah Lisa.Retno pun mengantar kepergian mereka sampai di depan pintu.Setelah Andi dan kedua orang tuanya tidak terlihat lagi, Retno pun masuk dan menutup pintu rumahnya."Nggak seharusnya kamu menghina mereka seperti itu, Mas!" ujar Retno begitu dia duduk di sebelah suaminya.Mendengar suara sang istri, membuat Rido menoleh ke arahnya."Mereka memang pantas mendapatkan itu," ujar Rido sambil tersenyum miring."Mas, Ayu sama Andi itu saling mencintai. Kenapa kita harus memisahkan mereka," ujar Retno sambil memegang lengan suaminya.Rido langsung menatap tajam ke arah Retno. Lalu dia pun langsung menepis tangan Retno dengan kasar."Maksud kamu, aku harus membatalkan pernikahan Ayu dengan Tuan Kenzi, begitu?" tanya Rido dengan lantang."Bu-bukan begitu ma-maksud a-aku, Mas. Kita bisa bayar hutang kamu dengan Tuan Kenzi," ujar Retno dengan gugup. Tubuhnya bergetar mendengar teriakan suaminya."Mau bayar pakai apa?" tanya Rido."Kita bisa jual rumah ini, Mas. Uangnya bisa kamu pakai buat melunasi hutang kamu sama Tuan Kenzi. Dengan begitu ...,"Plak!Belum sempat Retno menyelesaikan perkataannya, Rido sudah lebih dulu menampar pipi Retno dengan keras.Retno pun tersungkur akibat dari tamparan Rido. Pipinya terasa perih dan panas, karena tamparan Rido begitu kuat."Apa kamu sudah gila? Kalau rumah ini dijual, kita mau tinggal di mana?" teriak Rido sambil menarik rambut Retno sampai kepala Retno mendongak kebelakang."Aduh, Mas. Sa-sakit ..., am-ampun ...," lirih Retno menahankan sakitnya.Ayu yang mendengar suara gaduh dari luar kamar, langsung keluar kamar."Ayah ..., apa yang Ayah lakukan?" teriak Ayu saat melihat sang Ayah menjambak rambut ibunya.Ayu pun langsung berlari menghampiri mereka.Rido langsung melepaskan tangannya dari rambut sang istri."Kalau lain kali kamu mengatakan hal ini lagi, akan ku pastikan nyawa kamu melayang," ujar Rido, lalu dia meninggalkan mereka."Ibu ...," gumam Ayu sambil menangis. Dia tidak tega melihat keadaan sang ibu."Maafin ibu, Yu. Ibu nggak bisa melepaskan kamu dari perjodohan ini," gumam Retno dengan suara pelan."Ibu, sudah Ayu bilang. Ayu sudah menerima perjodohan ini. Ibu nggak perlu khawatir," ujar Ayu. Air matanya masih terus mengalir membasahi pipinya.Retno tidak menjawab lagi perkataan Ayu, tubuhnya benar-benar sangat lelah, ditambah lagi kepalanya rasanya sangat sakit."Ayo, Ayu bantu ke kamar, Bu!" ajak Ayu.Lalu dia memapah tubuh ibunya dan berjalan perlahan kekamar.Setelah membaringkan tubuh Retno di ranjang, Ayu pun langsung ke luar menuju kamarnya."Ayah sungguh keterlaluan, kalau terus-terusan begini, ibu nggak akan bisa tahan dengan sikap tempramen Ayah," gumam Ayu.Saat dia masih terus memikirkan tentang kondisi sang ibu, tiba-tiba saja ponselnya berdering."Siapa ya?" gumam Ayu. Karena yang menelfonnya nomor baru.Ayu tidak berniat mengangkat panggilan tersebut sampai deringan ponsel tersebut terhenti.Namun beberapa saat kemudian, ponselnya berdering lagi dan masih nomor yang tadi menghubunginya.Perlahan Ayu pun mengangkat ponselnya dan menerima panggilan tersebut."Halo," ucap Ayu, namun untuk beberapa detik tidak ada suara dari seberang telfon. Hal itu membuat Ayu sangat bingung."Ini siapa? Kalau nggak mau bicara, panggilannya saya tutup," ujar Ayu.Saat Ayu ingin mematikan ponselnya, tiba-tiba ada suara dari seberang telfon."Halo." Terdengar suara datar dari seberang telfon.Ayu terdiam beberapa saat, dia merasa pernah mendengar suara datar tersebut."Mungkinkah?" batin Ayu masih terus memperhatikan ponselnya"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan
Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan