"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu.
"Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu juga, habis ini ikut saya ke Mall," ujarnya setelah itu dia berlalu meninggal kan Ayu dan Riana."Ayo, kita ganti baju juga." Aak Riana. Ayu pun mengikuti langkah kaki Riana menuju ruang ganti"Ayu, pertahankan berat badan kamu ya, jangan sampai gaunnya nggak muat waktu tiba hari pernikahan nanti," ujar Riana sambil membantu Ayu melepaskan gaunnya, Ayu pun hanya menanggapi dengan menganggukkan kepalanya."Kamu juga harus banyak bersabar menghadapi sikap Kenzi, dia itu sebenarnya orang yang sangat baik juga perhatian, hanya saja karena harus menjadi dewasa di usia belia membuat dia menjadi agak sedikit keras," ucap Riana menjelaskan tentang diri Kenzi.Kali ini Ayu menanggapi perkataan Riana dengan senyuman kecil, sejujurnya dia sama sekali tidak berminat membahas tentang pria itu.Setelah dari butik, kali ini mereka menuju salah satu Mall yang terbesar di Indonesia. Kenzi membawa Ayu menuju salah satu toko perhiasan."Pilih apa pun yang kamu suka," ujar Kenzi."Maaf, Tuan. Tapi saya tidak paham soal perhiasan," ujar Ayu dengan kepala menunduk.Kenzi pun menarik nafas secara perlahan, sebelum dia memilihkan beberapa set perhiasan yang akan dikenakan oleh Ayu.Setelah selesai mereka pun makan siang bersama di sebuah restoran, namun saat mereka sedang menunggu makanannya, tiba-tiba ada yang datang menghampiri meja mereka."Ayu, kamu ngapain?" Ayu yang mengenali suara tersebut pun langsung menoleh dan dia sangat terkejut saat mendapati sosok Andi sedang berdiri menatapnya dengan wajah bingung. Pria itu pun lalu menoleh ke arah Kenzi yang memberinya tatapan datar."Ka-kamu," ujar Ayu gugup, dia sudah seperti ketahuan selingkuh oleh pasangannya."Kamu ngapain di sini, dan siapa pria ini? Apa karena dia kamu memutuskan hubungan kita?" tanya Andi sambil memegang lengan Ayu."Andi, a-aku." Ayu tidak dapat meneruskan perkataannya."Lepas kan tangan mu dari calon istriku," ujar Kenzi lalu melepaskan tangan Andi dari lengan Ayu. Kenzi pun memberi tatapan tajam ke arah Andi."Ca-calon is-istri? Kamu Yu? Maksudnya apa?" tanya Andi sambil menatap Ayu dengan wajah melas, sementara Ayu tidak dapat menjawab pertanyaan Andi, dia pun hanya menundukkan wajahnya."Bukankah perkataan saya tadi sudah sangat jelas? Dia calon istri saya," ujar Kenzi dengan tegas sambil menunjuk ke arah Ayu."Saya tidak berbicara dengan anda. Saya berbicara dengan pacar saya," ujar Andi dengan tegas."Pacar? Siapa? Kamu? Bukannya kalian sudah putus? Sebaiknya kamu tinggalkan tempat ini," ujar Kenzi tak kalah tegasnya."Nggak. Ayu tolong kamu jelaskan ini semua, nggak mungkin kamu mau menikah dengan pria yang lebih tua dari kamu kan? Apa mungkin karena hartanya atau kamu sudah hamil anak dia? Kamu benar-benar perempuan murahan, Yu," ujar Andi dengan amarah yang menggebu.Karena terlalu emosi dan sakit saat mendengar hinaan dari Andi, Ayu pun langsung menghampiri Andi dan...Plak!!Andi merasakan pipinya sangat pedih karena tamparan yang di berikan Ayu.Ayu sangat tidak menyangka bahwa kata-kata itu keluar dari mulut Andi, sampai dia sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Begitu pun dengan Kenzi, dia sama terkejutnya mendengar perkataan Andi."Silahkan jauhi calon istri saya, kalau kau tidak mau menyesal," ujar Kenzi sambil menarik kerah baju Andi, setelah itu dia melepaskannya dengan sangat kuat hingga Andi terjatuh ke lantai. Andi pun lalu meninggalkan mereka berdua dengan perasaan sakit."Kenapa kamu menuduhku serendah itu, Ndi?" batin Ayu menatap kepergian Andi."Lebih baik kamu hapus air mata kamu, dia tidak pantas kamu tangisi," ujar Kenzi lalu memberikan Ayu sapu tangannya."Maaf karena sudah membuat keributan," ujar Ayu sambil menerima sapu tangan dari tangan Kenzi.Beberapa saat kemudian, makanan mereka pun sampai, lalu mereka memulai makan siang dalam diam."Terima kasih karena sudah mengantar saya pulang, Tuan," ujar Ayu sebelum keluar dari dalam mobil."Sebaiknya ini semua kamu bawa," ujar Kenzi sambil menunjuk beberapa kantong belanjaan."Maaf, Tuan. Saya tidak bisa. Lebih baik Tuan saja yang bawa," ujar Ayu merasa tidak enak."Ini semua saya belikan untuk kamu, bukan untuk saya," ujar Kenzi tegas."kamu bawa semuanya," ujar Kenzi menyerahkan semua kantong belanjaan itu ke tangan Ayu, sampai Ayu sendiri merasa kesulitan membawanya."Dan satu lagi, jangan panggil saya Tuan," ujar Kenzi."Maksudnya?" tanya Ayu tidak mengerti."Mulai sekarang panggil saya 'Mas', paham," ucap Kenzi sambil menatap lurus ke depan. Lalu Kenzi menjalankan mobilnya sebelum menunggu jawaban dari Ayu."Mas? yang benar saja," gumam Ayu lalu berjalan menuju rumahnya."Lihatlah siapa yang baru pulang di jam segini," ujar Rido yang sedang duduk bersantai di sofa ruang tamu.Ayu tidak menghiraukan perkataan ayahnya, dia memilih terus berjalan ke arah kamarnya.Ayu pun langsung meletakkan belanjaannya di atas kasur lalu dia berjalan ke luar untuk membersihkan dirinya.Setelah selesai Ayu memilih berdiam diri di kamar sambil memainkan ponselnya.Tok...tok..tok.."Ayu, di depan ada yang nyari kamu." Terdengar suara Retno memanggilnya, Ayu pun langsung membuka pintu kamar."Siapa, Bu?" tanya Ayu yang merasa heran."Lebih baik kamu ikut ke depan aja ya." Ajak Retno sambil menarik tangan Ayu.Saat sampai di ruang tamu, Ayu sangat terkejut dengan kedatangan tiga orang yang sangat dikenalinya."Mau apa mereka kemari?" batin Ayu."Bu, Pak." Sapa Ayu sambil menyalami tangan ke dua orang tua itu."Silakan utarakan maksud kedatangan kalian ke rumah ini," ujar Rido, tidak ada wajah ramah yang ditunjukkan oleh sang Ayah."Begini, Nak Ayu. Maksud kedatangan kami kemari karena kami ingin melamar Nak Ayu untuk putra kami Andi," ujar pak Santoso.Perkataan pak Santoso membuat Ayu merasa sangat terkejut."Apa? Melamar?" tanya Ayu dengan wajah yang sangat terkejut. Begitu juga dengan Retno, dia sama terkejutnya dengan sang putri."Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan
Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan