Tok...tok...
"Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati. Sementara Ayu masih menundukkan wajahnya di sebelah ayahnya."Kau sudah banyak membuang waktu, Tuan Rido." Terdengar suara Miko Asisten Kenzi yang berbicara."Maaf kan saya, Tuan," ucap Rido sambil menundukkan kepalanya."Sekarang kalian pergilah, tinggalkan kami berdua," ujar Kenzi dengan suara dingin."Baik Tuan," ujar Miko.Lalu Miko dan Rido berjalan meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan tersebut.Ayu masih diam berdiri di tempatnya semula. Saat ini tubuhnya bergetar ketakutan."Apa kau akan tetap berdiri di sana?" tanya Kenzi sambil menoleh ke arah Ayu sebentar, lalu dia memalingkan wajahnya lagi.perlahan Ayu berjalan mendekati meja, dan duduk dihadapan Kenzi."Apa kamu sudah tau apa tujuan ayah kamu mengantarkanmu kemari?" tanya Kenzi dengan wajah datar, seakan-akan dia tidak tertarik dengan pertemuan ini.Kenzi Dirgantara adalah salah satu pewaris tunggal di sebuah perusahaan yang terbesar di Indonesia. Orang tua Kenzi sudah meninggal dalam sebuah kecelakaan saat dia berumur tujuh tahun. Sejak saat itu dia tinggal bersama Adik dari ayahnya.Dalam surat wasiat dikatakan bahwa Kenzi dapat mengambil alih perusahaan kalau dia telah menikah, karena itulah dia memutuskan untuk menerima tawaran Rido yang ingin menyerahkan putrinya sendiri."Ck, nasib kamu begitu malang ya, dijual oleh Ayah sendiri," ujar Kenzi sembari tersenyum miring ke arah Ayu."Tuan, apa harus saya menerima pernikahan ini?" tanya Ayu dengan hati-hati. Tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulutnya."Nggak, kamu bisa menolaknya jika kamu mau." Ucapan Kenzi membuat Ayu menoleh ke arahnya dengan mata berbinar."Tapi, jika kamu menolaknya, maka nyawa orang tuamu yang akan jadi sebagai gantinya." Mendengar perkataan Kenzi membuat senyuman di wajah Ayu kembali meredup, binar yang ada di matanya kembali menghilang."Satu minggu lagi pernikahan akan dilaksanakan, sebelum itu saya mau kamu menandatangani surat ini," ujar Kenzi sambil menyodorkan selembar kertas ke arahnya.Ayu segera mengambil kertas tersebut kemudian membacanya, hal yang pertama di bacanya adalah tentang poin-poin yang harus dipatuhi istri dalam sebuah pernikahan.1. Istri harus mematuhi semua perkataan suami.2. Setiap suami pulang kerja, istri harus menyambutnya di depan pintu.3. Istri tidak boleh mencampuri segala urusan suami.4. Istri tidak boleh kabur atau menuntut cerai dari suami. Jika itu terjadi, maka istri harus dikenakan denda sebesar 5 milyar rupiah.5. Istri tidak boleh menolak jika suami meminta haknya atas diri sang istri.Begitu membaca poin yang terakhir, membuat Ayu terdiam dengan tubuh bergetar."Apa ada yang salah?" tanya Kenzi."Ti-tidak ada, Tuan." Ayu berujar dengan suara bergetar."Silahkan tanda tangani surat itu!" perintah Kenzi sambil memberikan Ayu sebuah pena.Setelah menandatangani surat perjanjian itu, Ayu pun menyerahkan Surat itu kembali kepada Kenzi.Kenzi pun menerima surat itu dan membacanya. Saat dia membaca poin nomor 5 dia pun langsung tersedak air yang diminumnya."uhuuk...uhukk...""Tu-tuan.... Apa Tuan baik-baik saja?" tanya Ayu yang terlihat khawatir, secara spontan Ayu langsung berdiri dan mengelus pelan punggung Kenzi."Saya baik-baik saja," ujar Kenzi sambil mengangkat tangannya."Eh.. ma-maaf Tu-Tuan," ujar Ayu yang sadar akan tindakannya, dia pun segera melepaskan tangannya dari punggung Kenzi."Tidak apa-apa. Duduklah dan habiskan makananmu," ujar Kenzi. Dia sedikit terkejut dengan reaksi Ayu tadi. Namun sebisa mungkin dia tidak menunjukkannya.Setelah pertemuannya dengan Kenzi, persiapan pernikahan mereka pun dimulai. Mulai dari gedung, chatering, gaun, dekor semuanya dipersiapkan.Pernikahan ini pun akan menjadi pernikahan yang sangat mewah."Kenzi, apa kamu yakin akan menikah dengan perempuan kampung itu?" tanya Tiara. Dia adalah Istri ke dua omnya."Kenapa? apa ada masalah?" tanya Kenzi tanpa menoleh kearah Tiara."Kenzi, Tara lebih baik dari apa pun. Dia juga akan menjadi istri yang sempurna buat kamu," ujar Tiara. Dia memang ingin menjodoh kan anak semata wayangnya kepada Kenzi, agar seluruh harta Kenzi akan jatuh di tangan putrinya, dengan begitu dia akan bertambah kaya."Itu menurut Anda, tapi menurut saya tidak. Anak Anda tidak cocok bersanding dengan saya," ujar Kenzi dengan ketus. Dia masih terus fokus mengerjakan pekerjaannya.Mendengar perkataan Kenzi membuat Tiara sangat marah, namun dia tidak dapat mengeluarkan amarahnya. Dia pun memilih pergi meninggalkan Kenzi di ruang kerjanya."Anak itu benar-benar keterlaluan," gerutu Tiara begitu dia sampai di dalam kamar."Kenapa sih, Ma? Siapa yang keterlaluan?" tanya Rudi, suami Tiara."Keponakanmu itu terlalu sombong Pa, maksudku kan bagus, daripada dia menikahi perempuan yang nggak jelas bukannya lebih baik dia menikahi Tara saja. Eh, malah dia menghina Tara dihadapanku," ujar Tiara dengan wajah kesal."Kamu sendiri kan tahu gimana sifat Kenzi, lebih baik kamu diam atau kita akan diusir dari rumah ini," ujar Rudi mengingatkan istrinya."Kamu sama aja, terus menyalahkanku," ujarnya lalu meninggalkan kamar dengan perasaan yang semakin kesal. "Tuan, ini semua data yang Anda minta tentang Non Ayu," ujar Miko menyerahkan map yang berisi informasi tentang Ayu."Hem.. Miko..." panggil Kenzi."Iya, Tuan.""Apa maksudmu dengan poin nomor lima?" tanya Kenzi dengan wajah datar."Apa ada yang salah, Tuan?" tanya Miko yang tidak merasa bersalah."Kenapa kamu malah membuat tentang hak sebagai suami dalam surat perjanjian itu?" tanya Kenzi yang mulai kesal dengan asistennya tersebut."Maaf Tuan, bukannya Tuan sendiri yang meminta saya untuk membuat itu?" tanya Miko, Kenzi pun menatap Miko dengan wajah bingung.Miko yang mengerti maksud tuannya langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, lalu menghidupkan rekaman suara sang Tuan."Dan jangan lupa buat bahwa dia tidak boleh menolak jika aku meminta hakku sebagai suami."Lalu Miko segera mematikan ponselnya dan langsung menyimpannya kembali sebelum Kenzi merebutnya dan membantingnya ke lantai."Sial!!" umpat Kenzi."Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan