Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar.
"Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan itu pun langsung menutup mulutnya, tubuhnya bergetar ketakutan, namun untuk beranjak dari tempat itu kakinya tidak bisa digerakkan."Kau terlalu banyak bicara. Malam ini Tuan Kenzi akan bertemu dengan Ayu." Setelah mengatakan itu, Rido berjalan ke arah luar kamar. Ayu yang menyadari Ayahnya akan keluar pun segera bersembunyi.Brakk!!Rido membanting pintu dengan kuat, membuat Ayu dan Retno sangat terkejut.Ayu pun langsung keluar dari persembunyiannya dan menghampiri sang Ibu.Retno yang menyadari kedatangan Ayu langsung menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum."Kamu sudah pulang, Nak?" tanya Retno dengan tersenyum."Bu, aku nggak mau menikah dengan pria yang tidak aku cintai,” ujar Ayu dengan wajah sendu. Perlahan air mata mengalir di ke dua pipi mulusnya."Sayang ...." Retno tidak tahu harus berkata apa. Dia pun langsung memeluk Putrinya."Ibu nggak akan membiarkan kamu menikahi pria itu,” ujar Retno sambil mengelus rambut Putrinya.***"Baik Tuan, saya akan membawa Putri saya malam ini,” ujar Rido saat menerima telpon."Itu harus. Karena kalau tidak, kau tanggung sendiri akibatnya. Aku sudah mengirimkan sesuatu untuk dipakai Putrimu malam ini. Pastikan dia menggunakannya." Terdengar suara pria dari seberang telpon."Ba-baik, Tuan, terima kasih,” ujar Rido dengan tergugup."AYU!!" teriak Rido saat panggilan telponnya telah berakhir."Ayu ...." Rido berjalan menuju kamar anaknya, namun saat dia membuka pintu kamar, kamar tersebut terlihat kosong."Di mana anak itu?” tanya Rido dengan geram.“Retno ... di mana kamu?!” teriak Rido dengan lantang. Dia pun lalu berjalan menuju kamarnya.Ceklek!Terlihat Retno berbaring di atas kasur dengan mata terpejam."Di mana anakmu yang tidak berguna itu?" Pertanyaan Rido membuat Retno membuka matanya."Aku tidak tahu dia di mana,” ujar Retno dengan malas.Rido pun menarik tangan Istrinya dengan kuat hingga Istrinya terjatuh di lantai."Aduh, apa yang kamu lakukan, Mas?" tanya Retno dengan terkejut."Sekali lagi aku tanya, di mana Ayu? Dia harus segera bersiap.” Rido menatap tajam ke arah Istrinya."Sudah aku katakan, aku tidak tahu di mana Ayu,” ujar Retno dengan wajah pucat."Kamu jangan berbohong. Cepat katakan di mana dia?" Rido mencengkram rahang Istrinya."Sa-sakit Mas, le-lepas…,” rintih Retno mencoba melepaskan cengkraman tangam suaminya dari rahangnya namun sangat sulit."Ayah, apa yang Ayah lakukan pada Ibu?" Tiba-tiba saja Ayu datang menghampiri mereka. Retno yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya, agar Ayu segera pergi dari rumah itu."Jadi kau di sini. Cepat bersiap-siap, kita akan menemui seseorang malam ini.” Rido akhirnya melepaskan cengraman tangannya."Yah, aku tidak mau dijodohkan,” ujar Ayu dengan tegas."Apa? Kamu tidak mau? Baiklah." Lalu Rido pun kembali menghajar Retno tepat dihadapan Ayu.“Ibu …." Ayu sangat terkejut dengan tindakan sang Ayah."Apa kamu masih menolak, Ayu?" tanya Rido dengan wajah menyeramkan."A-ayu, pergi lah, Nak. Ibu tidak apa-apa." Retno merintih saat rambutnya ditarik dengan sangat kuat oleh Suaminya.Plak!"Ayah. Stop! Jangan siksa Ibu lagi." Ayu memohon sambil mengatupkan ke dua tangannya. Air matanya sudah mengalir di kedua pipi mulusnya.Saat ini yang ada di hadapannya, bukanlah sosok seorang Ayah yang penyayang dan melindungi keluarganya. Melainkan Iblis yang merenggut kebahagian keluarga mereka.Retno yang melihat wajah panik Ayu pun menggelengkan kepalanya agar anaknya tidak menuruti kemauan Suaminya. Walaupun dirinya sudah sangat lemas, namun dia mencoba untuk bertahan demi Putrinya."Turuti kemauanku, atau Ibumu akan tiada,” ujar Rido dengan senyuman mengerikan."Baiklah ,Yah. Aku akan menuruti semua perkataan Ayah." Ayu berkata sambil menundukkan wajahnya.Retno yang mendengar keputusan Ayu pun merasa sangat terkejut.Sementara Rido langsung melepaskan cengkraman tangannya pada rambut Istrinya, lalu dia perlahan jalan ke arah Ayu."Bagus. seharusnya dari tadi kamu menyetujuinya, jadi aku tidak perlu menyiksa perempuan tidak berguna itu." Rido menepuk kepala Ayu dengan pelan."Sekarang bersiaplah, ada sebuah kotak di dalam kamarmu, gunakan semua yang ada di dalam kotak tersebut. Karena dua jam lagi kita akan berangkat." Setelah mengatakan itu, Rido pun langsung berlalu dari hadapan mereka.Ayu segera mendekati sang Ibu yang terlihat sangat lemah."Bu, maafin Ayu. Ayu nggak bisa meninggalkan Ibu sendirian. Ayu juga nggak tega melihat Ibu disiksa sama Ayah,” ujar Ayu sambil menangis. Dia sangat sedih dengan keadaan Ibunya saat ini."Nggak apa-apa, Sayang. Ibu akan dukung apapun keputusan kamu." Retno berujar dengan suara lemah.Lalu Ayu pun membantu Ibunya berbaring di atas ranjang dengan lembut. Setelah itu dia kemudian keluar menuju kamarnya sendiri.Terlihat sebuah kotak besar yang berada di atas kasurnya. Saat dia membukanya, dia sangat terkejut saat melihat isi dalam kotak tersebut.Gaun berwarna hitam tanpa lengan, serta heels dengan warna senada. Juga terdapat beberapa perhiasan yang terbuat dari berlian."Aku nggak mau menikah dengan cara seperti ini. Apa lagi sama orang yang nggak aku cintai,” gumam Ayu dengan wajah sedih, perlahan air mata pun mengalir di pipi mulusnya.Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
"Aku harap kamu mau memaafkan aku, Retno," ujar Rido. Saat ini dia sedang meyakinkan istrinya untuk memaafkan kesalahannya selama ini."Aku janji, nggak akan mengulangi hal itu lagi," sambungnya lagi."Mas, aku percaya sama kamu. Tapi, aku masih ragu dengan pernikahan Ayu dan Tuan Kenzi, aku takut Ayu disiksa," lirih Retno."Kamu jangan khawatir, percaya sama aku. Ayu akan hidup bahagia bersama Tuan Kenzi," ujar Rido meyakinkan sang istri."Aku menikahkan Ayu dengannya bukan semata-mata karena hutang saja, tapi aku yakin dia akan menjaga anak kita dengan baik," ujar Rido dengan lembut.Retno merasa sangat bahagia dengan perubahan sang suami. Suaminya kembali seperti dulu lagi, hangat dan sangat menyayanginya."Mas, kenapa tiba-tiba kamu berubah?" tanya Retno dengan hati-hati. Rasa penasaran yang ada di hatinya membuat mulutnya bertanya hal demikian."Aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti kalian, terutama kamu. Aku sering menyiksa batin bahkan fisik kamu, aku minta maaf dengan sik
Mereka sampai di suatu desa yang sangat indah dan masih terlihat asri. Kemudian Kenzi menghentikan mobilnya di sebuah lapangan yang cukup luas."Kita sudah sampai," ujar Kenzi. Lalu dia turun dari mobil dan diikuti oleh Ayu."Ayo, kita masih harus berjalan sampai beberapa meter kedepan," ujar Kenzi."Baik Tu ..., eh, Mas," ujar Ayu.Lalu Kenzi mulai berjalan dan Ayu ikut berjalan di samping Kenzi.Selang beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah pemakaman umum. Lalu Kenzi menghentikan langkah kakinya di sebuah batu nisan."Ini makan orang tuaku, kita kesini karena ingin meminta restu," ujar Kenzi.Ayu mulai paham maksud tujuan Kenzi mengajaknya ke makam orang tuanya. Perlahan Ayu pun berjongkok dan membersihkan beberapa rumput yang tumbuh di area makam tersebut.Setelah selesai, mereka pun membaca doa untuk kedua orang tua Kenzi yang telah berpulang.Kenzi terlihat sangat fokus dalam berdoa, Ayu pun masih setia duduk sebelah Kenzi."Orang tuaku meninggal saat usiaku berusia 10 tahun
"Tu-tuan ...," lirih Ayu."Tadi bukannya sudah ku katakan jangan panggil aku dengan 'Tuan', bukan?" tanya Kenzi dengan sedikit kesal."Eh, ma-maaf, Mas," ujar Ayu."Bagus. Besok kamu harus ikut dengan ku," ujar Kenzi."Kemana?" tanya Ayu."Kita harus pergi ke suatu tempat," ujar Kenzi."Ba-baik." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ayu, karena dia sendiri bingung harus mengatakan apa lagi."Baiklah. Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Kenzi pun langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.Ayu menatap ponselnya yang telah menghitam."Ya Allah, sebenarnya aku nggak mau nikah sama orang itu. Tapi, kalau aku membatalkannya, nyawa ibu dalam bahaya. Rencana apa yang sudah kau siapkan untukku ya Allah." Ayu bergumam dengan air mata mengalir.Dia percaya apapun yang terjadi dengannya adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan oleh Allah."Ayu, makan malam dulu," terdengar suara sang ibu memanggilnya dari luar.Perlahan Atu pun bangkit dari ranjangnya dana melangkah ke arah p
Semua orang terkejut melihat respon Andi. Dia terlihat seperti orang yang sangat frustasi."Andi, jangan seperti ini, Nak. Ayo kita pulang!" ajak Pak Santoso sembari merangkul pundak anaknya."Nggak Pak! Aku nggak mau, pokoknya Ayu harus nikah sama aku," ujar Andi."Lebih baik kalian bawa pulang anak kalian, jangan buat keributan di sini," ujar Rido sambil menatap tajam ke arah mereka dengan tajam."Ayo kita pulang, Nak. Jangan membuat keributan. Mungkin saja kalian tidak berjodoh." Marni mencoba menasehati Andi. Dia terus mengusap punggung anaknya untuk memberi sang anak kekuatan."Benar apa yang di katakan ibu kamu, Ndi. Kamu harus ikhlas melepaskan aku," ujar Ayu dengan wajah sedih."Kenapa, Yu? Kenapa kamu lakukan ini? Kamu tau kalau aku sangat mencintaimu," lirih Andi sambil menatap Ayu dengan mata berkaca-kaca."Aku nggak bisa jelasin. Lebih baik sekarang kamu pulang. Aku doa kan kamu mendapat jodoh yang jauh lebih baik dari pada aku." Setelah mengatakan itu, Ayu langsung bangki
"Hai, Kenzi. Kamu baru pulang?" tanya seorang gadis cantik dan mungil yang kini berdiri dihadapan Kenzi.Kenzi tidak menghiraukan wanita itu dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kamar.Tara yang merasa kesal karena di abai lkan oleh Kenzi pun langsung menghadang jalan pria itu."Apa-apaan ini?" tanya Kenzi dengan wajah datar. Dia benar-benar muak dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya ini."Kenapa kamu selalu mengabaikan aku, Ken? Apa kurang dari diri aku? Kenapa kamu lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu dari pada sma aku?" tanya Tara dengan wajah sedih."Ngomong apa sih, minggir sana. Aku mau lewat," ujar Kenzi lalu berlalu melewati Tara."Sial, apa sih hebatnya perempuan itu? Bahkan aku lebih cantik dari dia," gumam Tara dengan kesal. Lalu dia memandangi punggung Kenzi hingga Pria itu masuk kedalam kamarnya dan tidak terlihat lagi."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tiara saat melihat anaknya bersedih."Ma, aku tuh heran sama Kenzi. Kenapa dia nggak tertarik sama ak
"Gila, baru pakai gaunnya saja sudah secantik ini, gimana kalau sudah dandan ya," gumam Kenzi sambil menatap ke arah Ayu."Ehem, Kenzi, kok malah bengong? Gimana penampilan Ayu? Cantik nggak?" tanya Riana sambil tersenyum."Ah, i-iya Tante? Kenapa?" tanya Kenzi gugup.Sementara Ayu merasa salah tingkah karena diperhatikan seperti itu oleh Kenzi."Ayunya cantik nggak? Gimana gaunnya menurut kamu?" tanya Riana lagi."Cantik, yang ini saja. Saya mau ganti baju dulu," ujar Kenzi, namun sebelum dia melangkah Riana segera menahan tangan Kenzi."Tunggu dulu.""Kenapa, Tan?" tanya Kenzi."Tante mau foto kalian dulu, kalian ini sudah seperti pasangan yang serasi banget tau nggak," ujar Riana lalu dia menarik tangan Kenzi agar berdiri di sebelah Ayu. Setelah mereka berdiri berdampingan, Riana pun langsung memotret ke duanya menggunakan ponselnya.Cekrek!Riana pun langsung tersenyum setelah melihat hasil jepretannya."Cakep," ujarnya sambil tersenyum."Sudahkan? Saya mau ganti baju dulu. Kamu j
"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya."Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko."Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya."Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu."Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," uj
Tok...tok..."Ayu cepat lah, kenapa kamu lama sekali!" teriak Rido dari luar kamar Ayu.Ayu yang mendengar panggilan ayahnya langsung segera berjalan ke arah pintu.Ceklek!Rido yang melihat penampilan putrinya yang berbeda merasa sangat kagum. Penampilan Ayu terlihat sangat cantik dengan gaun serta perhiasan yang menempel pada tubuhnya."Ayo, kita sudah ditunggu oleh Tuan Kenzi. Ingatlah Ayu, jangan tunjukkan wajah sedihmu itu di hadapan tuan Kenzi. Kau harus tersenyum!" ujar Rido dengan penekanan.Ayu pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti perkataan ayahnya.Mereka lalu pergi menaiki sebuah mobil mewah yang telah disiapkan oleh Tuan Kenzi.25 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di salah satu restoran mewah yang ada di daerah mereka. Tempat itu terlihat sangat sepi, seorang pelayan menghampiri mereka dan langsung mengantarkan mereka pada private room, di mana Kenzi dan asistennya sudah menunggu."Maaf karena membuat Anda lama menunggu, Tuan," ujar Rido dengan hati-hati.
Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar."Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami."Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut."Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya."Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.Plak!!!Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan