Share

36 : Kanaya Arzeta

Mobil yang dikendarai Sean berhenti tepat di gapura pemakaman. Pria itu berkunjung ke pemberhentian terakhir ayah dan ibunya.

Kaki terus menggiring mendekati nisan Ghazi dan Divya. Lantas ia berjongkok di antara pemakaman kedua orang tuanya.

"Kalian apa kabar?" tanyanya, kemudian keheningan merajai. Sean bagai tak mampu mengeluhkan bebannya.

"Kalau kalian tanya kabarku, jika boleh jujur— aku sedang tidak baik. Anak sulungmu sudah duda, Ma," cengirnya. Ia tersenyum getir. Mentertawakan kehidupan yang penuh dengan lelucon ini.

"Seharusnya Tuhan menciptakan Freya dua orang agar bisa kubagi dengan Sky. Benarkan?"

Pria itu terus berceloteh. Seharusnya cukup mengatakan bahwa dia mencintai wanita yang cintanya habis untuk Sky. Akan tetapi, Sean tidak bisa melakukannya. Kalimatnya berputar-putar karena tidak pernah ada yang mau mendengarnya sedari dulu.

Menjadi yang kedua bahkan dianggap tidak ada, memengaruhi cara berbicara seseorang.

"Putra Ayah berhasil menjadi juara dunia. Pi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status