“Nggak, dia nggak satu SMA sama kita.”Julie kembali menatap ke titik di mana ia seperti melihat sosok Priska, tapi kali ini tak menemukannya. Ia kembali menyisiri sekeliling ballroom dengan pandangannya dan tak kunjung melihat apa yang tadi membuatnya mematung.“Babe, are you okay?” tanya Ipang dengan khawatir. “Kamu kenapa tiba-tiba nanyain Priska?”“Ng….” Julie mengembalikan pandangannya pada sang suami yang tak menyembunyikan raut khawatirnya. “Nggak, nggak apa-apa.”Tidak ingin membuat Ipang lebih khawatir
Ipang yang memeluknya dari belakang tanpa mengenakan sehelai benang pun adalah hal yang pertama kali Julie sadari saat ia terbangun di pagi hari itu.Ia menoleh ke belakangnya, bertatapan langsung dengan dada bidang suaminya yang polos. Senyum langsung terkembang di wajahnya begitu menyadari kalau pagi ini ia kembali terbangun di pelukan suaminya.Jarang-jarang juga ia bangun lebih dulu dibanding Ipang.“I love you,” gumam Julie sambil kembali menghadap ke arah jendela kamar yang tirainya masih tertutup. Tangannya mengusap pelan lengan Ipang yang ada di pinggulnya.“Aku nggak pernah nyangka pertama kalinya aku mau dateng reuni, aku date
Julie menahan debaran jantungnya yang mulai menggila seiring dengan langkahnya menuruni undakan anak tangga.Ia hampir tiba di lantai satu A Class. Saat itu lounge belum ramai karena mereka memang belum resmi buka, masih ada satu jam lagi menjelang jam operasional A Class resmi dibuka.Ketika kakinya menjejak di anak tangga terakhir, Julie bisa melihat dengan jelas sosok Priska yang duduk di lounge dengan santai. Paha kirinya ditumpangkan ke atas paha kanannya, tangannya sibuk memainkan ponsel dan kepalanya sedikit menunduk.Langkah Julie yang hari itu mengenakan kitten heels menggema di lounge yang lengang tersebut. Hal itu membuat Priska sepertinya menyadari kehadiran Ju
Ipang bersiul pelan sambil keluar dari mobilnya. Matahari siang itu bersembunyi malu-malu di balik awan kelabu. Namun, hal itu tak menyurutkan niat Ipang untuk mengajak istrinya kencan hari ini.Mumpung akhir pekan dan keduanya sedang tak sibuk.Ipang tak langsung masuk ke A Class. Ia berhenti di depan teras ruko sebelah A Class yang tempo hari ia belikan untuk Julie. Meskipun ia awam di dunia yang digeluti Julie, Ipang banyak mendengar dari adiknya kalau usaha Julie cukup maju.Menambah satu ruko lagi untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal pasti akan membuat A Class bisa semakin maju. Tentu saja Ipang su
“Aku mau makan sate taichan yang di samping Sency itu lho, Mas,” kata Julie sambil menatap ke luar jendela mobil Ipang dan menyaksikan bulir air hujan menempel di jendela. “Tapi hujan dan masih sore.”“Nanti agak maleman aja, gimana?” tawar Ipang.“Boleh deh.” Julie mengangguk. “Biar kayak anak muda gitu ya, pacaran di sate taichan Senayan, hehehe.”Ipang ikut tertawa. Kalau Julie tidak mengatakan keinginannya yang mau makan sate taichan di Senayan sana, mana tahu ia ada jajanan tersebut?Ketika mobilnya berhenti sejenak akibat kemacetan di ruas jalan Kemang (yang kemacetannya sudah tak mengherankan lagi
“Kamu geseran sini, Babe.”“Kenapa?”“Ada yang mau mepet-mepet sama kamu.”Julie melirik ke sebelahnya dan memang ada sekumpulan lelaki yang baru sampai, duduk tak jauh darinya. Kumpulan lelaki itu sepertinya teman satu geng motor atau sejenisnya karena motor yang mereka gunakan satu tipe semua.“Masa sih?”“Beneran, Babe. Kan kubilang, kamu kalau pakai seragam SMP juga masih cocok. Mereka pasti ngira kamu anak SMA atau baru masuk kuliah juga kayak mereka.”
Suri melirik kakaknya, lalu ganti melirik Julie yang ada di sebelahnya. “Mas Ipang kenapa? Bete banget mukanya kayak kurang jat—DUH!”“Aku tahu kamu mau ngomong apa,” sela Julie dengan galak setelah menyikut Suri, tapi malah membuat adik iparnya itu terkikik geli. “Nggak, dia bete bukan karena itu.”“Terus?”Julie mengawasi sekali lagi Ipang yang ada di kamar Suri di kediaman Ailendra tersebut.Saat sadar kalau Ipang tengah asyik sendiri memasukkan figura dan berbagai pajangan Suri dari rak ke dalam kontainer plastik, Julie menarik Suri supa
“Priska udah nggak ngehubungin Mas lagi?”Julie bangkit dari ranjang dan menghampiri suaminya. Ipang sejak tadi seperti kesulitan menyimpulkan dasinya, maka Julie menepuk pelan dada suaminya, lalu sang suami segera mengerti dan menyerahkan dasinya kepada Julie.“Nggak, kenapa? Kamu masih dihubungin dia?”“Nggak untungnya.” Julie agak berjinjit dan karena hal itu, Ipang merenggangkan kakinya supaya sang istri tak perlu berjinjit.Julie menyadari tindakan itu dan tersenyum lebar. “Pengertian banget kamu, Mas,” puji Julie. “Kamu tinggi gede sih, aku pad
"Kamu siap-siap dulu aja, Babe. Biar anak-anak aku yang urus," kata Ipang kepada Julie yang tengah menggendong Retta, anak ketiga mereka. Lelaki itu baru saja selesai membantu Taka berpakaian."Nggak repot kalau kamu yang urus anak-anak sendirian?"Berbeda dengan Julie yang meragu, Retta di gendongan Julie tampak bertepuk tangan tidak sabaran untuk berpindah ke gendongan sang ayah.Anak ketiga mereka yang menggemaskan itu terlahir sempurna, seorang anak perempuan yang lahir di bulan Maret dan diberi nama Diajeng Maretta Ailendra. Sama halnya dengan Raras, Retta bisa dibilang lumayan manja dengan Ipang."Nggak." Ipang menggeleng dengan yakin. "Kan udah pada mandi sama ganti pakaian."
“Pa, nanti Mas bisa main mobil-mobilan sama adek di perut Mama?”“Bisaaa.” Ipang mengangguk dengan yakin. “Mas bisa ajak Adek main mobil-mobilan atau boneka-bonekaan kayak pas main sama Raras.”“Asyiiik! Nggak sabar! Nggak sabar!”Suri yang sedang menemani dua keponakannya itu ikut bertepuk tangan senang dengan Taka, sementara Raras yang ada di pangkuan Ipang juga ikut tertawa saja. Meskipun baik Ipang maupun Suri yakin kalau Raras belum mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.Siang itu Ipang dan Suri duduk-duduk santai di ruang keluarga kediaman Ipang. Julie sedang tidur siang dan Ipang berinisiatif mengajak anak-anaknya bermain, supaya istrinya bisa beri
Pangeran Biyas Ailendra: Bro.Badai Tanaka: Apa?Narayata Darmawangsa: ???Kalu Rakai Parvaiz: Apaan? @Pangeran Biyas AilendraKsatria Auriga Abimayu: Kalau ngomongnya tanggung-tanggung, nanti pantatnya kelap-kelip.Yogaswara Hemachandra: Apaan? Mau ngutang makanya lama ngetiknya? @Pangeran Biyas AilendraPangeran Biyas Ailendra: @Yogaswara Hemachandra SialanPangeran Biyas Ailendra: Aku
“Kamu yakin bisa ngehabisin semua ini?”Julie melirik sinis Candy yang barusan menanyakan pertanyaan sensitif untuknya—yah, setidaknya sensitif untuk Julie belakangan ini.Kenapa sih belakangan ini banyak yang sering nanya aku bisa habisin makananku atau nggak?!Candy segera menyadari kesalahannya. “Iya, iya, ampun,” katanya dengan cepat. “Aku cuma takut kamu kekenyangan dan nggak habis, terus nanti jadi sedih karena ngerasa buang-buang makanan.”Kunyahan Julie memelan dan bibirnya mengerucut sebal. “Bener sih kata kamu,” sahut Julie. “Tapiii, kali ini aku beneran yakin bisa ngehabisin makanan i
Ipang menatap anak-anaknya yang sedang bermain dengan mertuanya. Tatapannya melembut dan senyum selalu terpatri di wajahnya. Siapa pun yang melihat Ipang saat ini, bisa langsung tahu kalau lelaki itu sangat menyayangi keluarganya.“Senyum-senyum mulu,” komentar Janu yang baru saja duduk di sebelah Ipang. “Lagi mikir mau nambah anak ya?”Ledekan itu kerap kali didengar oleh Ipang dari mulut kakak iparnya, sejak sebelum Raras lahir. Saat itu, usia kandungan Julie sudah tujuh bulan dan mereka sedang berkumpul di kediaman ayah mertua Ipang.Selain keluarga Ipang, keluarga Julie memang punya agenda kumpul rutin yang masih terlaksana hingga kini.
“Babe.”“Ya, Mas?”“Suri udah punya pacar ya?”Julie menoleh dengan cepat—sangat cepat, hingga ia bsia mendengar tulang lehernya berderak karena gerakannya tersebut.Di sebelahnya, Ipang mengangkat satu alisnya, pertanda bahwa ia benar-benar membutuhkan jawaban atas pertanyaannya barusan.“Kok Mas tiba-tiba nanya begitu?” Julie memilih untuk bertanya balik terlebih dahulu.Di obrolan terakhir Julie dengan Suri, Suri bilang kalau ia belum bertemu atau berkomunikasi lagi dengan lelaki yang namanya belum Julie ketahui itu. Julie ba
“Kayaknya udah lama kita nggak makan siang di sini,” komentar Suri begitu masuk ke ruangan Julie diA Class.Julie terkekeh dan berpikir sebentar, baru kemudian mengangguk. “Iya juga, kita keseringanlunchdi luar atau di rumahku.”“Iya, soalnya masakan di rumahmu selalu enak dan aku suka main sama Taka dan Raras, hehehe.” Suri nyengir saat sadar bahwa salah satu alasan mereka jarang nongkrong diA Classlagi adalah karena keinginannya sendiri.Sejak memiliki anak, Julie belajar untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarganya.Kini Julie tidak lagi se-workaholicdulu. Ia mulai memberi keper
Waktu berjalan lumayan cepat. Setelah Bagindo akhirnya melunak dan mau mulai membiasakan diri dirawat oleh keluarganya, hari ini Bagindo diizinkan pulang ke rumah.Syukurnya, Bagindo belum membutuhkan operasi. Tapi lelaki paruh baya itu harus mengurangi intensitas pekerjaannya dan harussangatmemperhatikan pola hidupnya.Meski istrinya saat ini ada dua, nyatanya Bagindo selama ini tetap sering sesukanya. Saat Sinna dan Shanine sering menasehati serta mencoba mengatur hal-hal kecil nan penting demi hidupnya, Bagindo lebih sering membangkang.“Percuma punya istri dua tapi nggak ada yang didengerin,” cibir Salwa yang duduk di ruang tengah bersama Bagindo, Sinna, Shanine, dan hamp
“Kalian ini apa nggak punya kehidupan? Pulang sana! Ngapain di sini?”“Punya kok,” jawab Ipang. “Tapi aku mau di sini.”“Inget anak dan istrimu, Mas. Masa kamu tinggalin mereka begitu?!"“Mereka ngerti kok kenapa aku ke sini.”“Pulang sana! Besok juga Papa pulang. Ngapain sih kamu sampai nginep di sini berhari-hari?!” Kemudian seolah belum puas mengomeli Ipang, Bagindo beralih pada Raden yang duduk di sebelah Ipang. “Kamu juga pulang sana! Mamamu sama siapa di rumah?”“Sama Mama Salwa dan Mama Sinna. Ada Suri, Nilam, Sultan, dan Gusti juga kok.” Raden menjawab dengan santai. “Justru kalau kami pulang, Papa yang sendirian di sini.”“Ya, terus kenapa?”“Papa yakin mau sendirian?”Julie pernah bilang, katanya lelaki saat sedang sakit bisa dibagi menjadi dua kategori. Ada yang berubah jadi sangat manja sampai-sampai bertingkah seperti anak kecil (Ipang salah satunya) dan ada juga yang berubah jadi sangat galak hingga menyebalkan.Bagindo sepertinya adalah tipe kedua.Kalau dipikir-pikir,