“Pa, nanti Mas bisa main mobil-mobilan sama adek di perut Mama?”
“Bisaaa.” Ipang mengangguk dengan yakin. “Mas bisa ajak Adek main mobil-mobilan atau boneka-bonekaan kayak pas main sama Raras.”
“Asyiiik! Nggak sabar! Nggak sabar!”
Suri yang sedang menemani dua keponakannya itu ikut bertepuk tangan senang dengan Taka, sementara Raras yang ada di pangkuan Ipang juga ikut tertawa saja. Meskipun baik Ipang maupun Suri yakin kalau Raras belum mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.
Siang itu Ipang dan Suri duduk-duduk santai di ruang keluarga kediaman Ipang. Julie sedang tidur siang dan Ipang berinisiatif mengajak anak-anaknya bermain, supaya istrinya bisa beri
"Kamu siap-siap dulu aja, Babe. Biar anak-anak aku yang urus," kata Ipang kepada Julie yang tengah menggendong Retta, anak ketiga mereka. Lelaki itu baru saja selesai membantu Taka berpakaian."Nggak repot kalau kamu yang urus anak-anak sendirian?"Berbeda dengan Julie yang meragu, Retta di gendongan Julie tampak bertepuk tangan tidak sabaran untuk berpindah ke gendongan sang ayah.Anak ketiga mereka yang menggemaskan itu terlahir sempurna, seorang anak perempuan yang lahir di bulan Maret dan diberi nama Diajeng Maretta Ailendra. Sama halnya dengan Raras, Retta bisa dibilang lumayan manja dengan Ipang."Nggak." Ipang menggeleng dengan yakin. "Kan udah pada mandi sama ganti pakaian."
“Udah, Julie! Kamu nggak usah nangisin laki-laki kurang ajar itu! Sekalipun dia datang berlutut ke sini sekarang, Papa nggak akan ampunin dia!”Julie bisa mengerti kenapa pengantin perempuan bisa menangis di hari pernikahannya.Tapi Julie tidak mengerti kenapa hal yang membuatnya menangis adalah bukannya karena bahagia telah resmi menyandang status sebagai istri, melainkan karena video calon suaminya, Raveno, yang belum lama ini ia terima.Video berdurasi dua puluh menit itu menampilkan bagaimana Raveno bercinta dengan perempuan yang merupakan sahabatnya, di sebuah hotel bintang lima yang ada di Bali.Perempuan yang tidur dengan Raveno itu sendiri yang mengirimkannya pada Julie dengan tambahan pesan, ‘Aku lagi berbaik hati, jadi aku kasih tahu bagaimana kelakuan Raveno sebelum kalian menikah.’“Julie,” panggil ayahnya yang patah hati karena putrinya diperlakukan dengan tidak pantas. “Sayang, jangan nangis…. Biar Papa yang urus semuanya.”Padahal semalam Raveno masih menginap di hotel
“Jules, kamu sadar nggak sih kalau kamu akan terjebak seumur hidup sama Mas Ipang? Oh, bukan akan, tapi lebih tepatnya, kamu resmi terjebak seumur hidup sama dia.”Julie langsung memukul lengan Permaisuri Keysa Ailendra atau yang biasa dipanggil Suri itu dengan sadis. “Kalau ngomong nggak usah macem-macem.”“Emangnya kalau nggak seumur hidup sama Mas Ipang, kamu nanti mau cerai dari dia?”“Nggak tahu.”“Kalau kamu nggak tahu masa depan kayak apa yang akan kamu hadapin sama Mas Ipang, kenapa kamu nikah sama dia?”Julie menatap sahabatnya dengan intens. Beberapa jam yang lalu ia memang resmi menjadi bagian dari keluarga besar Ailendra, istri dari Ipang, sekaligus kakak ipar Suri.Julie tak pernah berpikir ia akan menikah dengan musuhnya sejak SMA tersebut. Ketika pagi tadi Ipang menawarinya untuk menikah dengannya, Julie merasa jadi orang paling bodoh sedunia.Tapi ketika Ipang mengemukakan alasan rasional yang bisa menyelamatkan wajah mereka berdua dan keluarga mereka, tawaran itu terd
“Mulai hari ini kamu akan tinggal di rumahku.”“Aku punya apartemen kok.”“Suami-istri mana yang tinggal terpisah padahal masih satu kota?”Julie mendengus. “Suami-istri kayak kita.”Ipang mendecakkan lidahnya. Lama-lama lidahnya bisa tipis karena terlalu sering berdecak akibat tingkah Julie. Telapak tangannya yang besar mampir ke puncak kepala Julie dan mengacak rambutnya hingga perempuan itu melotot padanya.“Bola matamu hampir keluar,” ledek Ipang sambil menarik tangannya sebelum digigit Julie.Dulu ia memang tidak suka kalau Julie ada di sekitarnya, tatapan perempuan itu meskipun hanya sedetik terarah padanya, membuat Ipang tidak nyaman. Namun, sejak kemarin Ipang jadi menemukan hobi baru—membuat Julie kesal.Pagi itu mereka masih sarapan bersama keluarga besar mereka di hotel. Ipang dan Julie duduk berempat dengan Suri dan Candy—tentu saja pengaturan itu dilakukan oleh Julie.Tadinya Julie ingin sarapan sendirian, tapi Ipang bersikeras meminta perempuan itu menunggunya hingga sel
“Kamu pengangguran atau kerja apa?”“Pengangguran.”Ipang baru sadar kalau selama ini ia telah memblok jalur informasi mengenai Julie. Meskipun mereka sering berada di satu tempat atau acara yang sama, tapi nyatanya Ipang tak tahu apa-apa soal Julie.Hari ini adalah hari kedelapan sejak mereka menikah dan Ipang tak tahu apa yang dilakukan Julie sehari-hari. Bekerja? Pengangguran?Ipang tak tahu. Karena sejak mereka tinggal serumah, Julie belum bangun saat Ipang akan berangkat kerja dan Ipang pulang ke rumah tanpa menemukan Julie hingga ia tertidur.“Kenapa nanya-nanya?” tanya Julie sebelum kemudian menguap tanpa menutup mulutnya, membuat Ipang langsung mengernyit ketika melihatnya.“Karena kamu kayak nggak pernah kelihatan di rumah.”“Oh.” Julie merespons seadanya. Ia mengisi piringnya dengan lauk yang ada di meja makan dan memakan makanannya dengan kondisi yang masih mengantuk.Ipang sendiri memilih untuk tidak bertanya kenapa baru kali ini Julie bergabung di meja makan dengannya. Ia
“Siapa sangka punya istri ternyata merepotkan kayak begini?”Gumaman Ipang disambut dengan toyoran di kepalanya, hal itu tentu saja langsung membuat Ipang melotot pada Julie yang kini ia papah.“Jules…,” geram Ipang dengan kekesalan yang sudah di ubun-ubun. “Nggak sopan kamu sama yang lebih tua!”Tanpa diduga, Julie langsung mendongak dan berteriak, “Berisik!”Ipang menghela napasnya dan kembali berusaha membawa Julie keluar dari The Clouds. Belum ada lima belas menit sejak ia tiba di klub malam milik sahabatnya, Badai. Di chat-nya tadi, Suri mengatakan kalau Julie tengah ke toilet dan Ipang memutuskan untuk mengecek keberadaan Julie terlebih dahulu di sana.Siapa sangka perempuan berstatus istrinya tersebut, tengah disentuh oleh lelaki hidung belang yang wajahnya ingin ia hantamkan ke aspal saat itu juga.“Mas!”Seruan yang disertai tepukan di bahunya membuat Ipang menoleh, mendapati adiknya yang ternyata mencarinya sejak tadi hingga menemukan ia dan Julie di sini, sudah dekat dengan
“Kalian mending pulang aja.”Ipang menoleh kepada Julie yang duduk di sampingnya. Lagi-lagi, perempuan itu mengunyah sambil tertidur. Namun, sepertinya baik Janu dan Septa serta istri mereka, sudah biasa dengan pemandangan tersebut.“Iya, yang nginep di sini sekarang Septa kok,” kata Janu yang menambahkan ucapan Septa sebelumnya. Tatapan Janu kemudian beralih pada kaos Ipang yang punya sebuah pulau baru—yang tentu saja bukan motif asli kaos tersebut.“Tahan juga kamu diingusin Julie.” Janu tak bisa menahan tawanya. “Aku sama Septa udah biasa sama situasi begitu. Jadi saranku, ke mana pun kamu pergi, mending kamu bawa baju ganti.”Septa ikut mengangguk. “Julie kalau nangis—mau itu nangisin Papa atau ikan mati pun, sama-sama heboh. Air mata sama ingusnya di mana-mana.”Anak kedua Rayyan itu bergidik pelan, otomatis langsung mendapat pukulan ringan dari Felia, istrinya.“Giliran anaknya tidur aja, diejek terus,” tegur Felia yang hanya direspons kekehan oleh Septa.“Thanks buat sarannya,”
“Ipang?”Ipang tak menyahut ketika Julie malah menyebut namanya. Yang ia lakukan justru mengamati sosok perempuan yang sekilas tadi ia dengar bernama Kina tersebut.“Lebih baik kamu hargai kemauan istri saya,” tegas Ipang lagi.Kina terlihat berpikir selama beberapa saat, tapi pada akhirnya ia menyerah dan pamit pada Julie dengan raut wajah yang sulit ditebak olehnya.“Kamu ngapain di sini?” tanya Julie begitu hanya mereka berdua yang ada di teras A Class, salon Julie yang selama beberapa tahun ini banyak dibicarakan orang dan menjadi salon paling sering dikunjungi di daerah Jakarta Selatan tersebut.“Mau ketemu kamu,” jawab Ipang. “Apa aku nggak dipersilakan masuk? Aku pengen liat tempat kerja kamu.”“Kalau udah liat, mau nambahin modal nggak?” tanya Julie balik dengan asal.Tanpa menunggu jawaban Ipang, Julie melenggang masuk begitu saja ke salonnya. Ipang pun mengikuti sang istrinya masuk ke salon tersebut. Ini kali kedua Ipang datang ke sini, tapi kali pertamanya ia muncul bersama