Share

Terpaksa Menikahi Duda Impoten
Terpaksa Menikahi Duda Impoten
Author: Nona Vie

Pertemuan

Author: Nona Vie
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seorang gadis berlari kencang di pinggir jalan yang terlihat begitu sepi malam itu. Lecet di kakinya tidak lagi dia hiraukan, entah kemana sepatu heels yang sejak tadi sempat dia buka dengan paksa. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana cara dia untuk pergi dari kejaran orang jahat itu.

"Hei, jangan lari kau!" teriakan seorang pria membuat gadis itu semakin mengencangkan langkah kakinya.

"Kanaya!" teriak pria itu lagi.

Namun, Naya terus berlari dengan kencang. Dia tidak ingin menjadi budak nafsu pria itu. Hingga ketika sebuah mobil melaju di jalanan itu, Naya langsung berlari ketengah dan menghadang mobil itu untuk berhenti.

Hampir saja tubuh kecilnya tertabrak jika saja supir mobil itu tidak menginjak rem dengan cepat.

"Hei, apa kau mau mati!" bentaknya dengan kuat.

"Tuan, tolong saya Tuan. Tolong selamatkan saya dari kejaran orang jahat itu, saya mohon," pinta Naya begitu memelas. Dia menggedor-gedor pintu mobil itu dengan kuat. Alex, pria itu sudah dekat kearah Naya hingga membuat dia semakin ketakutan.

"Tuan, tolong!" pinta Naya kembali. Dia terlihat ketakutan saat ini.

"Minggir!" seru supir mobil itu. Dia ingin melajukan mobilnya kembali, namun ucapan seorang wanita membuat dia mengurungkan niatnya.

Wanita itu membuka pintu mobil untuk Naya, "naiklah," ujarnya pada Naya.

Tanpa berpikir panjang Naya langsung masuk ke dalam mobil itu hingga akhirnya mobil melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan Alex yang nampak meradang.

"Naya! awas kau!" teriaknya begitu kesal.

Naya hanya bisa menahan tangis dan memandang Alex yang masih mengumpat di belakang sana. Dia takut jika pria itu akan menjadikannya budak nafsu. Naya sudah berhasil melarikan diri dari Alex yang membelinya di sebuah tempat pelacuran. Jadi sekarang, dia harus bisa pergi dari kejaran pria itu.

"Siapa dia?" tanya wanita paruh baya itu. Masih terlihat cantik dan begitu elegan di usianya yang tidak muda lagi.

Naya menarik nafas dalam-dalam dan mengusap air mata di wajahnya yang sudah berantakan, "dia orang yang ingin menjadikan saya pelacurnya, Nyonya," jawab Naya. Suaranya masih bergetar, karena dia memang sangat takut saat ini.

Wanita itu mengangguk pelan. Dia terus memperhatikan Naya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Cukup cantik dan masih muda, tapi sayang sudah menjadi seorang gadis malam.

"Siapa namamu, dan mau kemana?" tanya wanita itu.

Naya terdiam, dia bingung harus menjawab apa karena untuk sekarang dia sama sekali tidak tahu harus kemana. Hidup Naya sudah hancur dan berantakan. Dia diusir dari rumah oleh ayahnya sendiri dan malah berakhir di tempat pelacuran. Dimana lagi tempat yang aman untuk gadis malang seperti dia? Apakah masih ada orang baik di dunia ini setelah semua yang terjadi pada kehidupannya?

"Saya Kanaya, Nyonya. Saya, saya tidak tahu mau kemana," lirih Naya. Dia tertunduk, menyembunyikan wajahnya yang ingin menangis kembali.

"Kamu bisa kerumah saya," ujar wanita itu. Dia masih terus memandang Naya, namun kali ini dengan senyum penuh arti. Membuat Steve yang membawa mobil sesekali melirik kearah Nyonya nya. Sepertinya dia tahu apa yang diinginkan oleh Nyonya besar ini.

"Saya boleh ke rumah anda, Nyonya?" tanya Naya kembali.

Wanita itu mengangguk dan tersenyum tipis, "kamu bisa memanggilku Nyonya Dena, aku akan menolong mu dari kejaran pria itu, tapi dengan satu syarat," ucap Nyonya Dena.

"Syarat?" gumam Naya.

"Ya, kamu harus mau menikah dengan putraku," jawab Nyonya Dena.

Naya langsung meringis mendengar itu. Menikah? Dengan putranya? Apa Nyonya Dena tidak salah bicara. Bagaimana mungkin dia meminta Naya untuk menikah dengan putranya? Mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu tapi dia sudah meminta hal itu.

Apa jangan-jangan putra Nyonya Dena cacat? atau lumpuh?

"Bagaimana? saya tidak menawarkan kesempatan ini dua kali. Jika kamu menolak, maka saya akan menurunkan kamu di tempat ini," ucap Nyonya Dena. Dia berkata dengan serius dan terdengar tidak bisa di bantah.

Naya bingung, harus apa dia sekarang? Jika dia menolak, sudah pasti Alex akan menemukannya. Tapi jika dia menerima, apa mungkin bisa. Naya masih berusia 21 tahun saat ini. Masih begitu muda.

"Pilihan ada di tanganmu, iya atau tidak," tegas Nyonya Dena kembali.

Naya tertunduk, dan akhirnya dia hanya bisa mengangguk pasrah. Daripada melayani banyak pria, lebih baik dia melayani satu orang pria, bukan.

Nyonya Dena tersenyum sinis melihat Naya, dia tahu ini tidak akan bagus. Tapi keluarga Bagaspati berada dalam keadaan genting saat ini. Putranya harus segera menikah untuk menyelamatkan perusahaan dan nama baik yang hampir hancur. Mungkin dengan menggunakan Naya bisa sedikit menjadi jalan keluar untuk keluarga mereka.

"Kamu tenang saja, kamu hanya perlu melayani putraku dengan baik. Hanya untuk beberapa waktu, setelah itu kamu bisa pergi," Nyonya Dena berucap dengan begitu tenang. Dia tidak tahu jika perasaan Naya yang saat ini tidak baik-baik saja.

Terusir dari rumah karena fitnah ibu tirinya, hampir menjadi seorang jalang juga karena ibu tirinya, dan sekarang dia harus menerima nasib untuk menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal. Terpaksa semua harus Naya lakukan, dia sangat berharap jika dia bisa terbebas dari kejaran Alex yang begitu menginginkan dirinya.

Satu jam kemudian, mereka tiba di sebuah rumah mewah yang cukup megah. Naya turun dan mengikuti Nyonya besar itu masuk kedalam rumah. Terlihat sepi karena hari sudah hampir larut. Hanya ada seorang pelayan yang menyambut mereka. Pandangan pelayan itu terlihat memandang Naya dengan sinis. Tapi tidak Naya hiraukan.

"Bantu dia bersihkan diri. Satu jam lagi temui aku di ruang tengah," ujar Nyonya Dena pada pelayannya.

Pelayan itu mengangguk patuh dan langsung beralih pada Naya.

"Ayo," ajaknya.

Naya hanya mengangguk, sebelum pergi dia menoleh ke arah Nyonya Dena yang sudah pergi meninggalkan mereka tanpa kata.

Naya membersihkan diri di kamar tamu. Mengganti pakaiannya dengan sebuah pakaian baru, tidak tahu dari mana pelayan itu mendapatkannya. Naya tidak lagi perduli. Dia masih mengenangkan nasibnya yang seperti ini. Terlunta-lunta kesana dan kemari padahal sebelumnya dia memiliki kehidupan yang indah. Semua berubah karena ibu tirinya.

"Ayo, Nyonya sudah menunggumu di luar," ucap pelayan itu.

"Bibi, apa Bibi tahu bagaimana putra Nyonya Dena?" tanya Naya. Dia sudah tidak sabar sekali. Dia penasaran seperti apa putra Nyonya Dena. Apakah seorang autisme atau pria yang lumpuh hingga Nyonya Dena mau menikahkan Naya pada putranya.

"Bibi tidak bisa menjawab. Lebih baik kita pergi," ajak pelayan itu.

Naya hanya bisa menghela nafas dan pergi keluar mengikuti pelayan itu berjalan ke ruang tengah. Rumah ini cukup besar, bahkan lebih besar dari rumah keluarga Naya. Tapi rumah ini terlihat menyeramkan dan sepi.

Di ruang tengah terlihat Nyonya Dena bersama dengan seorang pria. Pria yang nampak gagah dan berwibawa. Wajahnya tidak nampak karena dia duduk membelakangi Naya. Tidak mungkin pria itu adalah orang yang ingin dinikahkan padanya, bukan?

"Nyonya," sapa Bibi pelayan.

Nyonya Dena dan pria itu langsung menoleh kearah mereka. Hingga kini Naya bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.

"Dia Kanaya, gadis yang akan menikah denganmu," ucapan Nyonya Dena membuat Naya terkejut. Begitu pula dengan pria itu.

"Dia? yang benar saja, Ma," sahut pria itu. Rayden Bagaspati. Matanya langsung menatap tajam pada Naya. Pasalnya dia tahu siapa Naya. Gadis yang pernah dia temui di sebuah club' malam dua hari yang lalu.

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Menikah

    "Apa Ma, menikah dengan dia? Yang benar saja!" Suara berat Rayden yang terkejut membuat Naya tertunduk takut. Dia sangat terkejut jika orang yang akan menikah dengannya adalah Rayden. Begitu pula dengan Rayden."Nak, Mama mau kamu menikah. Jangan membantah lagi. Ini demi kebaikan kamu dan juga nama baik kamu selama ini." Nyonya Dena berbicara dengan tegas, tanpa ingin dibantah hingga membuat Rayden Bagaspati menahan nafas emosi. "Apa Mama tidak tahu siapa gadis ini?" tanya Rayden dengan suara berat yang tertahan. Dia tidak pernah berbicara kasar pada ibunya selama ini. Meski saat ini dia benar-benar terkejut. "Kenapa memangnya? Hanya untuk enam bulan Rayden. Setelah itu kamu boleh menceraikannya. Setidaknya kamu bisa membuat Naya sebagai alat terapi untukmu," sahut Nyonya Dena. Rayden tersenyum miris dan menggeleng tidak percaya, "gadis jalang yang Mama ambil dari tempat pelacuran, malah Mama jadikan istri untukku. Ini benar-benar gila," gumamnya. Rayden tahu Naya, dia pernah meliha

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Malam Pertama Yang Menyedihkan

    Naya duduk didalam kamar Rayden seorang diri. Memandangi sebuah figura besar yang ada di dinding kamar itu. Figura lukisan Monalisa. Cukup estetik namun terkesan menyeramkan. Begitulah dia saat ini yang sudah menjadi bagian dari keluarga Bagaspati. Keluarga yang terkenal dengan kemewahan dan nama baik. Hingga harus menyebabkan Naya menjadi sesuatu yang membantu Rayden memulihkan nama baik itu. "Untuk apa kau di kamarku?" Tiba-tiba suara Rayden membuat Naya terlonjak kaget. Dia yang melamun sama sekali tidak menyadari jika Rayden sudah masuk ke dalam kamar setelah satu harian menghilang.Naya berdiri, dia memandang Rayden dengan ragu. Wajah pria itu datar dan begitu dingin. Membuat suhu diruangan yang semula hangat kini menjadi seperti ingin membeku."Maaf, Tuan. Nyonya Dena meminta saya untuk tidur disini." Nada bicara Naya terdengar bergetar. Bahkan tubuhnya juga ikut bergetar seiring dengan langkah kaki Rayden yang mendekat."Apa yang sudah kau janjikan pada Mama hingga dia mau men

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Mulai Berani

    Sarapan pagi ini di meja makan terasa hening. Wajah datar Rayden membuat Naya tidak bisa menikmati makanannya dengan fokus. Apalagi pandangan Nyonya Dena yang terus memandang Naya dengan lekat. Entah apa yang ada di pikiran wanita itu, yang jelas dia pasti memikirkan bagaimana mereka malam tadi."Besok Mama akan ke Jerman." Nyonya Dena mulai membuka percakapan setelah sejak tadi mereka hanya bisa terdiam.Rayden dan Naya langsung menoleh pada wanita itu. Ucapan Nyonya Dena terasa seperti sebuah peringatan jika ujian pernikahan ini akan segera dimulai. Baik bagi Rayden tapi tidak untuk Naya."Mama mau melihat Nenek?" tanya Rayden. Suara denting sendok dan piring yang beradu membuat Naya mengerjapkan matanya sekilas."Ya, Nenekmu sedang sakit saat ini. Kamu sudah ada Naya yang mengurus, jadi Mama akan pergi kesana," jawab Nyonya Dena.Rayden hanya bisa tersenyum tipis saja. Perkataan Nyonya Dena terasa begitu menyakitkan telinga. Apa ibunya berpikir jika Rayden tidak bisa mengurus diri

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Kedatangan Rengga

    Naya memandang wajah Rayden dengan lekat. Wajah tampan yang begitu mempesona dan rupawan. Tidak ada celah dan cacat dari fisik yang dimiliki oleh Rayden. Tapi sayang, pria ini cacat dari dalam. "Aku kira kau gadis penakut yang cengeng, tapi ternyata kau seorang kucing yang begitu buas," Rayden berucap dengan tangan yang masih menahan tubuh Naya di atas tempat tidur."Awalnya saya memang takut, tapi setelah saya mengenal Tuan beberapa hari ini, saya menjadi paham, jika orang yang saya takuti hanyalah seorang pria yang butuh sandaran," jawab Naya.Rayden langsung mendengus, rahangnya langsung mengeras mendengar penuturan Naya barusan. "Kau mau mengatai ku lemah, ha!" geram Rayden. Sepertinya dia merasa begitu tersinggung.Naya menggeleng pelan, dia masih memandang wajah tampan itu dengan lekat. "Saya tidak pernah melihat kelemahan seseorang, tapi saya hanya melihat apa yang dibutuhkan oleh orang itu," jawab Naya."Jiwa jalang mu memang sudah mendarah daging ternyata, betapa banyaknya l

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Takut Petir

    Setelah kepulangan Rengga dari rumah itu, Naya langsung pergi menuju kamar Rayden. Dia benar-benar penasaran dengan apa yang diucapkan oleh pria itu. Bagaimana mungkin Rayden masih menyimpan semua barang-barang mantan istrinya?Apa sebegitu cintanya dia pada wanita itu, hingga tidak sedikitpun Rayden ingin melepaskan kenangan mereka. Tapi, jika masih cinta seharusnya mereka tidak berpisah kan? Bukankah istrinya bisa membantu Rayden untuk sembuh.Naya sangat penasaran hingga akhirnya dia memilih memberanikan diri untuk membuka lemari Rayden dan tidak mengindahkan perkataan Rayden tempo hari. Jika pria itu tahu Naya menyentuh barang-barangnya, sudah Naya pastikan jika dia pasti akan marah besar.Naya tertegun, matanya mengerjap saat dia melihat beberapa sisa pakaian wanita di dalam lemari ini. Lemari yang memang tidak pernah Rayden buka selama ini karena dia memiliki lemari pakaian yang lain."Jadi ini barang mantan istrinya," Naya bergumam seorang diri. Semua masih lengkap, mungkin Ray

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Berdarah

    Naya memandang Rayden dengan sedih. Perkataan pria itu membuat hatinya merasa tersayat. Kenapa dia selalu berpikiran jika Naya adalah seorang wanita murahan? Padahal Rayden tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya."Tuan, tolong jangan tinggalkan saya di luar sini!" Naya berteriak saat Rayden berbalik dan menutup pintu balkon. Dia ingin mendekat, namun pria itu malah mendorong tubuhnya dengan kuat hingga Naya terhempas keluar."Tuan!" Naya menangis ketakutan, apalagi angin yang cukup kencang dan juga petir yang semakin kuat.Pria itu memandang Naya dingin. Tanpa merasa iba dia langsung menutup pintu dan membiarkan Naya menangis sendirian di tengah hujan deras itu."Tuan! Tolong buka pintunya! Saya takut!" teriak Naya begitu kuat. Dia memukul-mukul daun pintu kaca itu dan memelas memandang Rayden. Berharap pria itu akan iba, tapi yang dia dapatkan malah wajah dingin Rayden."Tuan saya takut," Naya berucap dengan tubuh yang gemetar. Dia terus berusaha untuk membuka pintu, namun Rayden sud

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Rumah Sakit

    Ternyata dimana-mana kau memang selalu mengikutiku ya," Alex berucap dengan begitu angkuh. Melihat wajah pria itu membuat Rayden benar-benar muak."Banyak hal yang lebih penting selain mengikutimu, pergi dari sini!" usir Rayden dingin.Namun, Alex malah terkekeh sinis dan mengedikkan bahunya. "Yeah, aku memang akan pergi. Berada di sini hanya membuatku mengingat mantan istrimu yang cantik itu."Rayden langsung memandang Alex dengan tajam. Sepertinya pria ini memang ingin membuat emosi Rayden memuncak. "Pergi atau aku akan menghajarmu sekarang," geram Rayden dengan dada yang sudah bergemuruh hebat.Alex begitu menyukai kemarahan Rayden. Dia seolah memantikkan api untuk membuat Rayden semakin murka. "Aku memang akan pergi. Untuk apa juga aku terus berada di sini," jawabnya. Namun, sebelum pergi dia kembali memandang ke arah Rayden."Jangan lupa datang besok malam datang ke pesta ulang tahun perusahaan mantan mertuamu. Tapi kau ingat, kau juga harus membawa seorang wanita agar kau tidak

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Pergi Ke Pesta

    Keadaan Naya sudah jauh lebih baik. Tapi yang tidak baik adalah kesendirian ini yang terasa menyiksa hatinya. Sudah dua hari Naya berada di rumah sakit. Selama itu pula dia hanya sendirian, sesekali Rayden datang itupun hanya untuk melihat keadaan Naya. Sore ini dia sudah bisa pulang, dan akan kembali ke rumah keluarga Bagaspati. Entah sampai kapan Naya akan bertahan di sana. Belum ada dua Minggu tapi dia sudah merasa berat. Apalagi dengan sikap dingin Rayden yang selalu memandangnya penuh benci.Naya menghela nafas, tujuannya dan permintaan Nyonya Dena belum tercapai, dia harus bisa bertahan untuk enam bulan lagi. Menjadi istri yang baik dan tentunya merebut sedikit perhatian Rayden. Tapi, apa mungkin bisa?Tiba-tiba pintu yang terbuka membuat Naya menoleh. Pria itu masuk ke dalam, sepertinya dia baru saja pulang dari perusahaan. Terlihat masih memakai setelan formal yang begitu pas membalut tubuh gagahnya. Jika saja pria ini adalah suami yang mencintainya, mungkin Naya pasti akan m

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Cerita Tentang Rayden

    Hari sudah larut malam, Naya masih belum bisa terpejam. Dia masih terbaring di samping Rayden. Pria itu sudah terlelap setelah dia menangis dan meluahkan rasa kesalnya tadi. Naya memandangi wajah Rayden dengan lekat, meski Rayden jahat tapi hati Naya yang memang lembut dan tidak tegaan begitu mengiba melihat pria ini. Pria yang gagah tapi tidak bisa melakukan hal itu, dan apa artinya kegagahan yang dia miliki, apa artinya kekuasaan yang dia punya jika sebagai seorang lelaki dia tidak berguna.Baru kali ini Naya melihat sisi lemah Rayden, dia yang angkuh, pemarah, dan bersifat bossy nyatanya hanyalah topeng dibalik kelemahan yang dia punya.Rumor yang beredar ternyata benar, dan pantas saja Nyonya Dena begitu berharap Naya bisa menyembuhkan pria ini. Tapi, bagaimana mungkin.Naya menghela nafas, dia beranjak dari sisi Rayden perlahan-lahan agar tidak membangunkan pria itu. Rasanya sangat haus dan dia juga belum bisa tidur saat ini.Naya memilih untuk keluar dari kamar, mencari udara s

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Percobaan yang Gagal

    Hari sudah larut malam, Rayden duduk di meja kerja dengan tatapan kosong. Tidak ada yang dia lakukan di sana selain duduk dan termenung. Beberapa saat lalu dia baru saja selesai mengecek laporan saham, dan sekarang tidak ada lagi yang bisa dikerjakan.Bukan tidak ada yang bisa dikerjakan, tapi entah kenapa sesuatu tiba-tiba mengganggu pikiran pria itu.Hingga tidak lama, suara pintu yang terbuka membuat Rayden menoleh. Naya masuk dengan membawa segelas teh hangat ke dalam. Gadis itu terlihat lesu meski dia sudah mencoba untuk tersenyum.“Teh anda, Tuan,” ujarnya.Rayden tidak menjawab, dia hanya memperhatikan Naya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Memandangi keseluruhan penampilan dan tubuh Naya. Gadis yang sudah membuat dia tidak menentu beberapa waktu terakhir. Naya cantik, putih dan lembut. Meskipun dia kurus dan lesu, tapi itu tidak mengurangi kecantikan alami yang dia miliki.Ini sudah hari ketiga dia membiarkan Rama tinggal di rumah mewahnya. Apa kini waktunya dia menagih jan

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Rasa Benci Ibu tiri Naya

    Naya memandang Evelyn yang berjalan mendekat ke arahnya bersama Nyonya Ambar, ibu tiri Naya. Dada Naya langsung bergemuruh, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan dua wanita ular ini. Masih Naya ingat bagaimana jahatnya mereka yang memfitnah Naya begitu kejam hingga membuat Naya masuk ke dalam rumah pelacuran itu.“Lihat, Ma, dia sudah kurus dan jelek. Meski memakai pakaian mahal tapi sepertinya dia kelelahan melayani sugar Daddynya,” Evelyn memandang Naya dengan pandangan meremeh. Dia tidak menyadari jika perkataannya itu membuat Rayden yang ada di sana juga ikut meradang.Nyonya Ambar melebarkan matanya dan memandang kesal pada Evelyn. Apa gadis itu tidak tahu jika ada Rayden di sini. “Tuan muda Bagaspati, anda ada di sini juga? Ada perlu apa? Apa anda ingin mengatakan sesuatu tentang perusahaan itu?” Nyonya Ambar langsung mendekat ke arah Rayden. Sedangkan Evelyn sedikit terkesiap, sepertinya dia tidak tahu jika Rayden adalah tuan muda Bagaspati itu.Rayden hanya diam, dia me

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Bertemu Rama

    Naya langsung bersembunyi di sebalik tubuh Rayden. Dia langsung gemetaran ketika mereka malah berpasasan di depan lobi restauran.Alex tersenyum sinis, dia terus memandangi Naya dengan lekat dan tajam. “Sejauh apapun kau mencoba untuk pergi, kau akan tetap bertemu denganku, Naya.”“Jangan coba-coba untuk menyentuhnya. Apa kau mau masuk rumah sakit lagi?” Rayden menatap tajam Alex. Pria ini tidak juga jera untuk mengganggu dan menakuti Naya. Masih Rayden ingat betapa kejamnya Alex memperlakukan Naya beberapa waktu lalu.Dia memang ingin menjadikan Naya sebagai pelampiasan untuk membuat Alex marah dan cemburu. Tapi jika mengingat bagaimana takutnya Naya dengan pria ini, entah kenapa Rayden menjadi tidak tega.“Untuk kali ini kau bisa membawanya, tapi jangan harap hidup kalian akan tenang sampai kapanpun,” ancam Alex. Dia memandang Rayden penuh benci, dan setelah itu langsung masuk ke dalam restauran.Tapi sebelum itu Alex menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Naya. Naya tidak memanda

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Kelaparan

    Naya terbangun, dia menggeliatkan tubuhnya yang sudah terasa pegal. Perutnya yang lapar membangunkan dia dari tidurnya yang terasa nyaman. Atau mungkin karena dia sudah merasa bosan.Naya terkesiap saat merasa ada sesuatu yang menyelimuti tubuhnya. Sebuah jas, jas siapa. Pikirnya. Dan yang lebih membuat Naya terkejut tentu saja tatapan mata Rayden yang kini sedang menatapnya dari meja kerja.“Sepertinya kau terlalu nyaman berada di kantorku, ya,”Ucapan Rayden membuat Naya tersenyum getir, dia beranjak dan duduk sambil meraih jas itu. Terasa hangat dan harum aroma maskulin yang ada di jas ini mirip seperti harum aroma … tubuh Rayden.‘Apa ini jasnya,’ batin Naya heran. Dia melirik ke arah Rayden. Pria itu nampak mengemasi barang-barangnya yang ada di atas meja.“Bersihkan wajahmu, kita pergi sekarang.”“Kemana?” tanya Naya tanpa sadar. Bahkan suaranya masih terdengar serak dan berat.Rayden menoleh, memandang Naya dengan pandangan datar tapi itu sudah cukup membuat Naya mengerti untuk

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Perusahaan Bagaspati

    “Mau apa kau kemari?” Rayden langsung menyerang Rengga dengan pertanyaan. Wajahnya datar dan tentunya kembali tidak bersahabat. Dan itu membuat Naya semakin merasa takut.Naya memilih mundur, dan berdiri dibalik tubuh Rayden, mengabaikan tatapan Rengga yang sejak tadi tidak pernah lepas dari tubuhnya. Entah apa yang ada di dalam kepala pria itu, tapi Naya benar-benar tidak suka dengan cara Rengga menatapnya. Apalagi Rayden.“Aku hanya ingin meminta laporan keuangan bulan lalu, sekaligus mengajukan beberapa klien seperti biasa.”“Urus itu dengan Agra. Aku tidak punya waktu untuk mengurus kecurigaan kalian,” Rayden kembali menarik tangan Naya dan langsung masuk ke dalam lift. Meninggalkan Rengga yang hanya bisa mencebikkan bibirnya. “Sombong sekali, lihat saja kalau sampai satu tahun kau juga tidak bisa memiliki pewaris, maka kau yang akan merasakan ada di posisiku!” Meskipun mendengar, tapi Rayden tetap mengabaikan perkataan Rengga. Dia memilih dan berdiri di balik pintu lift. Meman

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Rasa Kesal Diandra

    Naya memandang Diandra yang kini berdiri di hadapan mereka. Dia juga menoleh ke arah Rayden yang masih duduk di kursinya. Pria itu mengusap mulutnya dengan tisu dan langsung menoleh pada Diandra.“Mau apa kau kemari?” Rayden memandang Diandra dengan lekat. Seperti biasa, mantan istrinya itu akan selalu tampil modis dengan pakaian formalnya. Selalu cantik dan juga menarik. Tapi wajahnya yang angkuh sangat jauh berbeda dari Naya yang lembut.Rayden mengerjapkan mata, kenapa dia jadi membandingkan Diandra dan Naya? Sialan.“Aku hanya rindu dengan rumah ini,” Tanpa merasa canggung ataupun malu, Diandra langsung duduk di hadapan Rayden. Duduk dengan senyum yang cukup memikat.Sungguh demi apapun, Naya hanya bisa memandang aneh. Kenapa ada wanita tidak tahu malu seperti Diandra. Rayden hanya masa lalu, tapi dia bisa bersikap seperti ini. “Ini bukan rumahmu lagi, kau lupa?” Nada suara yang terdengar dingin dan datar, mampu membuat Naya takut, tapi tidak dengan Diandra.“Ya, aku tahu. Tapi a

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Kedatangan Diandra

    Naya membuka mata perlahan, dia menggeliat seiring matanya yang terbuka lebar. Namun, dia langsung terkejut saat melihat Rayden ada di sebelahnya dan masih nampak tertidur dengan tenang.Tubuh Naya menjadi kaku dan tegang, bahkan nafasnya terasa berhenti untuk beberapa saat ketika melihat Tuan muda ini tidur dengannya.Mata Naya mengerjap, dia baru ingat jika malam tadi Rayden memintanya untuk tidur di atas ranjang. Naya berpikir jika Rayden yang akan tidur di sofa. Tapi nyatanya, mereka malah tidur di atas ranjang yang sama.Hanya sebuah bantal guling yang menjadi pemisah di antara mereka. Dan sekarang, Naya bisa memandangi wajah tampan suaminya ini dari dekat.Sangat tampan, pria dewasa yang seharusnya sudah memiliki istri dan anak. Tapi Rayden masih sendiri dalam traumanya.Naya beralih, dia memandang langit-langit kamar. Jam masih menunjukkan pukul lima tiga puluh. Mungkin Rayden begadang malam tadi hingga saat ini dia masih tertidur.Karena tidak ingin mengganggu, Naya memutuskan

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Perubahan Sikap Rayden

    Cukup lama Naya berada di rumah sakit, mungkin hampir seminggu. Dan setelah keadaannya pulih Rayden membawa Naya kembali ke rumah. Selama seminggu di rumah sakit, Rayden tidak pernah pulang ke rumah. Setiap malam dia selalu menemani Naya di sana. Bukan hanya khawatir dengan keadaan gadis itu, tapi dia juga khawatir jika Alex datang dan membawa Naya kembali."Turun," Suara Rayden membuat Naya sedikit terkesiap. Selama di perjalanan dia hanya diam dan melamun saja. Tidak tahu harus senang atau tidak, tapi Rayden kembali membawanya ke rumah ini.Naya tidak menjawab, dia hanya keluar dari dalam mobil dan berjalan mengikuti Rayden masuk.Agra berjalan di belakang Naya, sesekali dia memperhatikan istri Tuannya itu yang sedikit lesu. "Selamat datang kembali Nona, Tuan," sapa Bu Minah.Naya tersenyum, dia mengangguk pelan memandang satu-satunya orang yang tulus padanya di rumah ini. Tapi … biasanya Vian yang akan menyambut mereka, kemana dia?"Nona sudah baikan?" Bu Minah terlihat khawatir

DMCA.com Protection Status