Home / Romansa / Terpaksa Jadi Playboy / Bab 2. Si Pembuat Celaka

Share

Bab 2. Si Pembuat Celaka

Author: WN. Nirwan
last update Last Updated: 2025-03-14 12:07:52

KENZO

 

Apa yang terjadi? Hal terakhir yang aku ingat adalah aku mendadak menginjak rem di sebuah perempatan. Sebab, ada mobil lain yang melintas di depan mobilku.

 

Selanjutnya, ingatanku masih kabur. Aku memang sempat mendengar bunyi tubrukan yang sangat keras saat mobilku menabrak mobil lain itu. Tapi setelah itu, pandanganku gelap. Aku kira, aku tak sadarkan diri setelah tabrakan itu.

 

Saat aku mulai dapat membuka mataku, aku mendengar bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga. Kupastikan bunyi itu bukan berasal dari mobilku. Mungkinkah dari mobil yang kutabrak? Dengan kepala pusing, aku mencoba melihat ke depan, untuk melihat situasi saat ini.

 

Saat mendongak itulah, aku melihat sebuah mobil yang sudah ringsek di bagian sampingnya. Kulihat seseorang di belakang kemudi, tampaknya tak sadarkan diri. Kepalanya terkulai menimpa klakson. Ternyata, dari situlah bunyi klakson itu berasal.

 

Selanjutnya, pandanganku berpindah ke mobilku sendiri. Bagian depan mobilku juga ringsek. Tingkat kerusakannya sepertinya sama parahnya dengan kerusakan mobil yang aku tabrak barusan.

 

Tapi, bukan kerusakan itu yang aku khawatirkan sekarang. Sebab, meski hanya mengandalkan penerangan lampu jalan, aku sepertinya mengenali mobil yang kutabrak itu.

 

Bukannya sombong, di kota ini, berapa banyak orang yang memiliki mobil seperti mobil yang aku tabrak itu? Aku semakin yakin bahwa aku mengenali mobil tersebut.

 

Berbekal pengetahuanku atas mobil yang aku tabrak tersebut, samar-samar aku mulai mengenali sosok yang kepalanya terkulai di atas kemudi itu. Entahlah, aku harus mendekat untuk memastikannya.

 

Aku lalu mencoba bergerak agar dapat keluar dan menghampiri sosok yang menjadi korban dari ulahku itu, tapi tidak bisa. Sepertinya tubuhku terjepit. Tapi aku tidak mungkin pasrah begitu saja.

 

Aku lalu menoleh untuk meminta bantuan gadis yang kubawa malam ini. Kulihat Cindy—ya ampun, aku baru mengingat namanya di saat seperti ini—masih duduk di sebelahku. Kepalanya terkulai ke sisi kiri. Darah mengucur, membasahi wajahnya yang cantik.

 

Aku panik melihat keadaannya. Lalu memanggil-manggil namanya. Dia masih hidup, ‘kan? Iya, ‘kan?! Astaga, apa aku sudah membunuh orang dalam insiden ini?!

 

“Subhanallah!”

 

Tiba-tiba suara seorang wanita lain menarik perhatianku. Aku mencari-cari sosok yang berteriak itu. Siapa tahu, aku bisa meminta tolong padanya.

 

Kulihat seorang gadis tengah mengenakan pakaian panjang berwarna putih yang mirip dengan pakaian yang Mami kenakan setiap lebaran. Apa ya namanya? Mukena?

 

Ah, kenapa aku ini?! Bukan itu yang seharusnya aku perhatikan. Aku berteriak keras, meminta tolong pada gadis cantik yang terkejut melihat kecelakaan ini.

 

Sebentar, cantik? Di bawah remang lampu jalan, pagi-pagi buta begini, usai kecelakaan yang mungkin memakan korban jiwa, aku masih sempat memuji seorang gadis asing? Gila kau, Kenzo! Fokus pada kecelakaan ini! Otakku pasti sudah bergeser karena memikirkan hal yang seharusnya tidak aku pikirkan dalam keadaan gawat seperti ini.

 

Namun gadis itu mengabaikan aku. Sepertinya memang tak mendengar suaraku. Ia bahkan berlari ke balik mobil yang aku tabrak, lalu kembali terlihat memapah seseorang yang sangat aku kenali.

 

“Papi??!!” sergahku terkejut.

 

Iya, itu Papi. Ayahku. Pria yang membesarkan aku selama ini. Jadi dia adalah penumpang mobil yang aku tabrak ini?!

 

Benakku kembali mengingat bahwa pagi ini, pesawat pribadi Papi tiba dari perjalanan bisnis ke Eropa. Aku tak mengira, jadwalnya bisa dipercepat seperti ini. Mungkin Papi hendak memberi kejutan pada aku dan Mami. Entahlah.

 

Aku hanya bisa memandang gadis itu yang tengah membawa Papi yang terluka ke tepi jalan. Mulai menyesali kecerobohanku yang mengemudi dalam pengaruh alkohol.

 

Gadis itu masih mengabaikan aku. Setelah menolong pria yang duduk di jok sebelah jok pengemudi—ya ampun, ternyata dia adalah asisten Papi, Bang Rano, gadis itu berusaha mengeluarkan supir pribadi Papi.

 

Saat supir yang tidak aku ingat namanya itu sedang dievakuasi oleh gadis itu, orang-orang mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi. Aku kembali berteriak, meminta tolong pada mereka yang baru tiba.

 

Aku hanya ingin mendekat, memastikan keadaan Papi. Beliau masih hidup, tapi aku tidak tahu seberapa parah keadaannya….

 

***

 

HUSNA

 

“Orang-orang di mobil yang satunya, bagaimana, Pak?” tanyaku pada Pak RT saat menyadari bahwa masih ada korban selamat di mobil lain yang terlibat dalam kecelakaan ini.

 

“Nanti ditangani polisi dan damkar, karena mereka terjepit. Kita bawa dulu tiga orang ini,” jawab Pak RT.

 

Di lingkunganku, orang yang memiliki mobil hanya Pak RT. Sehingga, Pak RT menyuruh putranya mengantar ketiga korban di mobil pertama ke rumah sakit.

 

Pak RT lalu menoleh pada kerumunan orang yang tengah melihat lokasi kecelakaan. Kemudian menatapku.

 

“Nak Husna bisa menemani para korban ke rumah sakit? Menjaga dulu sampai keluarganya tiba di sana.”

 

Aku tersentak. Teringat pada Asma dan brownies yang sedang kusiapkan. Tapi kelihatannya, Pak RT sangat berharap agar aku yang menemani anaknya ke rumah sakit. Apakah benar, di antara kerumunan warga, tidak ada satu pun yang bisa dimintai tolong mengurus korban di rumah sakit?

 

Lima menit kemudian, aku sudah duduk memangku Asma di jok penumpang bagian depan. Di jok tengah, para korban duduk dengan tubuh penuh luka.

 

Sebelum mobil yang kami tumpangi berbelok ke salah satu jalan, aku menyempatkan diri melihat keadaan mobil lain yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Berdoa semoga para korban di sana juga bisa diselamatkan tepat waktu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 3. Penjual Kue

    KENZOSudah tiga bulan berlalu sejak kecelakaan di pagi buta itu. Aku sudah pulih setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Cindy juga sudah dioperasi hingga patah tulang kaki yang ia alami, sudah tertangani. Korban-korban lain, yakni Bang Rano dan supir Papi, juga sudah membaik.Akan tetapi, yang paling aku syukuri adalah keadaan Papi. Beliau kini sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan, beliau baru saja pulang dari Jepang dengan membawa serta Mami agar Mami tidak marah-marah terus setiap kali melihatku.Mami masih marah padaku. Ya, aku menyadarinya. Ulahku yang mengemudi dalam keadaan mabuk, sudah membawa musibah bagi kami dan orang-orang kami kenal.Setelah pulang dari Jepang, aku belum tahu apakah Mami sudah melupakan kemarahannya padaku atau masih menyimpannya. Aku sendiri hanya bisa diam. Sudah terlalu banyak kekacauan yang aku lakukan hingga membuatku pasrah setiap kali Mami memarahiku.Orang tuaku juga menuntutku untuk ikut memberikan sumbangan yang cukup besar pada pa

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 4. Supir Keren

    HUSNAAsma tidak sabar menunggu jemputan dari Bu Krisye dan Pak Kenta. Adikku itu pernah mendengar bahwa pasangan suami istri itu adalah pengusaha yang kaya raya, sehingga penasaran dengan kediaman mereka. Dia yakin, dia akan betah tinggal di sana karena kediaman pasangan suami istri itu pastilah menyerupai istana yang megah dan luas.Oleh sebab itu, ia mondar-mandir di teras rumah kontrakan kami. Menunggu dengan tak sabar anak Bu Krisye dan Pak Kenta yang katanya akan menjemput kami.“Kita hanya menginap semalam, bukan mau tinggal di situ selamanya. Itu juga karena rasa terima kasih Bu Krisye dan Pak Kenta karena waktu itu kita menolong Pak Kenta,” kataku mengingatkan adikku yang sedang bersemangat itu.“Ih, Kakak ini. Siapa tahu besok-besok kita malah bisa tinggal selamanya di sana. Kak Husna diangkat jadi anak, terus kita bisa pindah dari sini, deh,” balas Asma, masih yakin dengan khayalannya.“Oke, cukup. Kamu terlalu banyak nonton sinetron. Mana ada orang yang sudah gede kayak Ka

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 5. Permintaan Bu Krisye

    KENZOHusna ternyata baru berusia sembilan belas tahun, hanya terpaut setahun denganku. Dia dan adiknya adalah gadis-gadis berasal dari keluarga sederhana dan dibesarkan di kota ini.Menurut Mami, mereka berdua adalah anak yatim piatu. Setahun sebelumnya, keduanya kehilangan orang tua dalam kecelakaan tunggal di pinggiran kota.Setelah mengetahui latar belakang kakak-beradik itu, aku mulai memahami maksud Mami dan Papi untuk menolong mereka. Bagaimana pun, aku nyaris mengalami hal yang sama dengan mereka. Bedanya, Papi selamat dalam kecelakaan itu hingga aku tidak perlu kehilangan sosok ayah seperti yang dialami oleh Husna dan adiknya.Apa yang aku ketahui tentang Husna, semuanya berasal dari Mami. Sebab, meskipun kini dia duduk di sebelahku, gadis itu membisu dengan kepala agak menunduk. Mungkin malu atau risih. Atau justru gugup karena baru kali ini naik sedan semewah ini?Di belakang kami, adik Husna, Asma, tak henti-hentinya mengagumi interior mobil yang aku kendarai. Ia sesekali

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 6. Visi Papi

    KENZOMalam itu, aku tengah melakukan rutinitasku. Berenang bolak-balik di kolam renang standar Olimpiade di kediaman kami untuk menjaga kebugaranku.Sebelum kecelakaan tiga bulan yang lalu, aku bahkan sanggup melakukannya sebanyak dua puluh kali, yakni sama dengan menempuh jarak sepanjang satu kilometer. Namun kini, bisa berenang bolak-balik sebanyak lima kali saja sudah hebat bagiku. Aku memang butuh waktu untuk pulih seperti sedia kala.Saat aku tengah menyelesaikan putaran terakhirku, Papi tampak berjalan mendekati kolam renang. Beliau tidak mengenakan pakaian renang, pertanda hanya ingin menemuiku. Maka, setelah menyelesaikan sesi latihanku, aku bergegas naik untuk menemuinya.Aku lalu mengenakan jubah mandi. Belum sempat mengikatkan talinya, Papi sudah mengatakan sesuatu yang membuat jantungku seolah berhenti mendadak.“Nak, setelah lulus kuliah nanti, kamu langsung menikah, ya. Dengan Husna. Dia calon istri yang cocok buat kamu.”Aku melotot. Aku yakin pendengaranku tidak berma

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 7 Si Gaun Biru

    KENZO“Papi, Mami, Ken minta waktu untuk mencari sendiri cewek eh, calon istri yang Ken mau. Ken bukannya tidak suka dengan pilihan Mami dan Papi, tapi Ken mau mencari calon istri yang bisa memahami Ken.”“Kamu ‘kan belum kenal Husna dengan baik. Tahu dari mana, dia tidak akan memahamimu?” sahut Papi.“Atau mungkin karena Husna terlalu alim untuk kamu, Nak? Kamu mencari gadis yang bisa diajak bersenang-senang tapi juga mau bekerja, begitu?” sela Mami.Dengan berat hati, aku mengangguk. Membuat Papi dan Mami menatapku dengan tajam, seolah bisa menusuk jantungku.Percakapanku dengan kedua orang tuaku tempo hari melintas lagi di benakku. Hingar bingar musik di club tak lantas membuatku tertarik untuk melantai. Aku masih memikirkan cara, bagaimana menemukan wanit

    Last Updated : 2025-04-08
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 8 Duit

    KENZOSetelah aku menabrak mobil Papi tiga bulan yang lalu, fasilitas yang kunikmati selama ini, dikurangi dengan drastis. Termasuk urusan kendaraan. Jika sebelumnya, ke mana-mana aku mengendarai mobil sport—yang kini telah hancur, maka kini aku hanya menggunakan sedan dengan spesifikasi jauh di bawah mobilku terdahulu.Namun, ternyata itu sudah lebih dari cukup bagi Vita. Ia tersenyum senang saat aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang menggunakan H*nda Civ*c T*rbo yang selama ini hanya terparkir di kediaman keluargaku.Tengah malam itu, dalam perjalanan pulang, kami terlibat pembicaraan yang cukup lama dan intens. Gadis bergaun biru itu mengaku sebagai mahasiswi di sebuah universitas yang namanya belum pernah kudengar sebelumnya. Entahlah. Mungkin aku yang kurang pengetahuan.“Kamu kuliah atau kerja?” tanyanya dengan suara agak mendesah.“Dua-duanya,

    Last Updated : 2025-04-08
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 9 Brownies

    HUSNA“Tante, saya tidak punya uang untuk dipinjamkan,” tolakku.“Masa’ sih? Tante lihat kamu bisa punya toko kue dengan peralatan yang bagus begini. Masa’ iya, tidak punya uang?” sergah Tante Fitri. Dia mendekati rak tempatku memajang aneka kue kering.“Ini? Ini semua harganya berapa?” tanyanya sambil menunjuk rak tersebut. “Kamu bohong kalau bilang nggak ada duit.”Gini deh. Dia yang mau meminjam, tapi malah dia pula yang memaksa. Sudah ditolak, malah tetap memaksa.“Saya memang punya uang, tapi untuk kehidupan saya dan Asma sehari-hari. Jadi tidak bisa saya pinjamkan,” jawabku.“Berapa sih, kebutuhan kalian berdua? Sebulan palingan dua juta, ‘kan? Tidak sampai lima juta, ‘kan? Makanya Tante mau pinjam. Tiga juta saja!”Ini orang maksa, ya. S

    Last Updated : 2025-04-08
  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 10 Bang Ojol

    HUSNASetelah Kenzo meninggalkan tokoku, tubuhku luruh, bersembunyi di balik meja kasir. Kedua tangan menutup wajahku yang terasa panas. Ya ampun, pagi-pagi begini, sudah dibuat baper hanya karena Kenzo membeli produk jualanku.Tapi, aku mengakui, kemunculan Kenzo di tokoku yang tiba-tiba, ibarat hujan pengusir panas yang ditimbulkan oleh Tante Fitri. Sudah mengusir aku dan adikku, tiba-tiba muncul hanya untuk meminjam uang. Mending beli browniesku beberapa, ini malah hanya memaki setelah aku menolak keinginannya.Aku menatap dua lembar uang berwarna merah yang diberikan oleh Kenzo barusan. Pembuka hari yang baik. Ditambah dengan pembelian brownies dari pelangganku, pagi ini aku sudah membukukan penjualan senilai tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah.Aku bersyukur atas apa yang kudapatkan. Mudah-mudahan bisa bertambah jauh lebih banyak pada penghujung hari, agar aku kelak bisa mewujudkan impianku un

    Last Updated : 2025-04-09

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 46

    HUSNA“Teman … dia curhat sudah diputusin pacarnya,” jawabku sekenanya. Kemudian buru-buru memutuskan panggilan secara sepihak, sebelum Novi membicarakan hal yang memusingkan aku lagi. Maaf, Novi.Aku pikir, untuk apa pula menjelaskan pada Himawari dengan detil tentang Novi. Himawari mungkin tidak mengingat Novi sama sekali. Kalaupun ia ingat tentang sepupuku itu, aku yakin, dia tidak akan tertarik.Himawari mengangguk-ngangguk. Untuk mengalihkan pembicaraan, aku segera mengajaknya masuk ke dalam.“Tadi ke sini dengan siapa?” tanyaku sambil menghidangkan minuman dingin.“Diantar supir. Tapi sudah kusuruh pulang,” jawab Himawari cuek.“Loh, nanti pulangnya bagaimana?” tanyaku tanpa menyembunyikan rasa heranku.“Aku panggil lagi supirnya ke sini.”Astaga

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 45

    KENZOPada akhirnya, secara diam-diam, aku memang menitikkan air mata. Bukan hanya karena tergugah oleh rentetan kata-kata Putri padaku, melainkan juga perbuatan gadis yang baru saja menolakku itu.Aku tidak memperhatikan lagi apa yang Putri katakan padaku karena mendadak tubuhku limbung. Kepalaku terasa ringan hingga pandanganku seperti berputar-putar.Astaga! Seperti inikah rasanya ditolak? Atau, aku yang terlalu berlebihan menanggapinya? Seorang ‘playboy’ yang biasa menjadi rebutan kaum hawa, kini harus terpuruk karena bukan menjadi pilihan seorang gadis berkelas seperti Putri. Hah.Aku yakin, aku tidak terkena vertigo. Tekanan darahku pun mungkin tetap normal. Aku hanya … terhenyak melihat apa yang terjadi setelah Putri mengatakan rangkaian kalimatnya yang membuatku seperti ditampar berulang-ulang dengan sangat keras. Putri mengucapkan terima kasih untuk hadiah cokelat

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 44

    HUSNAPagi menjelang siang itu, aku menyempatkan diri keluar sebentar untuk membeli nasi padang untuk kami bertiga, termasuk untuk Asma yang belum pulang sekolah. Lauknya rendang ditambah perkedel kesukaan Asma.Kami berdua makan duluan tanpa menunggu Asma. Himawari pun makan dengan lahap. Rupanya dia tidak hanya kehausan, tetapi juga kelaparan.Aku sempat khawatir bahwa Himawari akan muntah lagi mengingat nasi padang mengandung santan dan berbumbu kuat yang bisa memicu masalah pada lambungnya lagi. Namun, tampaknya kekhawatiran itu berlebihan. Himawari kembali berseri setelah perutnya diisi dengan makanan yang enak.Aku sebenarnya ingin bertanya pada Himawari, setelah badannya sehat, apakah dia sudah mau pulang? Apa perlu kuhubungi adiknya, atau Kenzo sekalian?Tapi, aku tidak mungkin mengusir pahlawanku seperti itu. Bagaimanapun, Himawari pernah menolongku saat dilabrak keluarga sendiri.Tapi, dia sudah terlalu lama di rumahku …. Lagipula, dia sainganku dalam ….Aku tercekat, menutu

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 43

    HUSNANovi masih meneleponku hingga tiga kali, tapi semua panggilannya kuabaikan. Aku tidak mau mendengarkan lagi ucapannya yang memicu air mataku untuk keluar.Sesaat kemudian, Novi mengirimkan pesan yang hanya aku baca. Ia memberitahukan keberadaan Kenzo dan Novi saat ini.Di kampus, ya? Tempat pendidikan tinggi yang hanya menjadi impian untukku. Apa Novi menyuruhku ke sana dan melabrak mereka?Aku mengucapkan istigfar saat pemikiran untuk memergoki Kenzo dan Putri itu tercetus di benakku. Apa hakku melakukan itu? Lagipula, baik Putri mau pun Kenzo adalah orang-orang yang baik padaku. Tidak mungkin aku menyerang mereka seperti itu.Dadaku kembali terasa panas. Perih. Darahku seperti mengalir lebih cepat saat aku membantah pikiran burukku sendiri. Aku memang tidak boleh menyakiti hati Kenzo dan Putri. Tapi, bagaimana caranya agar hatiku sendiri bisa menjadi tenang?“Husna … ada air minum, nggak? Aku haus ….”Aku tersentak dan menoleh. Melihat Himawari sudah berdiri tak jauh dariku. A

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 42

    HUSNA“Nov, kalau kamu nggak punya kerjaan lain selain ngemis-ngemis apa yang nggak aku miliki, mendingan kamu ngapain. Kalau memang mau sama Ken, bilang aja ke dia langsung, jangan ke aku,” semburku.Bahkan jika Putri atau Himawari memang punya hubungan khusus dengan Kenzo, aku bisa apa? Mau melarang? Baik aku dan Kenzo sama-sama belum mengatakan apa-apa tentang perjodohan yang diinginkan oleh Bu Krisye dan Pak Kenta itu. Jadi terserah masing-masing dalam menyikapinya.“Tapi cewek seperti kita nggak akan punya kesempatan kalau saingannya cewek tajir seperti Putri, teman sekolahmu dulu.”Sesuai dugaanku, ternyata gadis yang Novi maksud adalah Putri.Justru karena itu, Novi! Aku sudah punya kesempatan untuk menjadi pasangan Kenzo, tapi belum aku ambil karena … aku menyadari diriku. Siapa sih, aku ini? Apa aku memang pantas menjadi calon pasangan Kenzo?Aku ikhlas menolong Pak Kenta, tak mengharapkan imbalan sekalipun imbalan itu adalah Kenzo. Jadi, kesempatan itu masih aku diamkan hing

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 41

    HUSNA“Assalamu ‘alaikum,” sapaku ogah-ogahan. Bagaimana pun, aku masih enggan menerima orang yang sudah mengusikku tempo hari.Agak lama tak terdengar jawaban. Aku hanya mendengar tangisan lirih. Eh, Novi menangis?Jujur, aku masih menyimpan dendam pada keluarga yang sudah mengusir aku dan Asma. Novi adalah bagian dari keluarga itu. Mau terlibat langsung dalam pengusiran mau pun hanya menyaksikan tanpa mencegah, bagiku sama saja. Sama jahatnya.Akan tetapi, saat mendengar tangisan lirih Novi di seberang sana, hatiku seperti digores. Novi yang aku tahu adalah anak yang pandai bergaul, ekspresif dan blak-blakan. Kenapa ia justru terdengar rapuh seperti ini?“Una …. Kalau aku minta Ken, maksudku Kenzo, dari kamu. Nggak apa-apa, ‘kan?”Sekonyong-konyong, Novi berbicara. Tapi kata-katanya membuat hatiku tergores. Ah, bukan hanya itu. Aku merasakan sesuatu yang panas di dadaku. Perasaan yang tidak asing. Singkat saja. Aku geram mendengarnya.Kenapa sepertinya semua orang menyukai dan mengi

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 40

    HUSNAAku membiarkan Himawari minum, menghabiskan isi botol yang tersisa. Kondisinya cukup mengkhawatirkan. Walaupun dia adalah sainganku, aku tidak akan tega membiarkannya menderita seperti ini.Hah? Saingan? Astaga Husna, sadarlah! Jangan terbawa mimpi lagi. Jika Kenzo menolakmu, maka itu wajar. Yang tidak wajar adalah jika Kenzo menolak gadis seperti Himawari atau Putri.Putri. Entah kenapa, bayangan teman sekolahku itu melintas di benakku. Teringat pada hadiah dari Kenzo untuknya pada saat makan malam bersama. Kenzo pasti sangat dekat dengannya sampai bersedia memberikan gelang secantik itu. Atau, sejak awal, Kenzo memang menginginkan Putri?“Hoek!”Himawari kembali muntah, membuat pikiranku yang sedang ke mana-mana, kembali ke toko ini. Air minum yang sudah melewati tenggorokannya, kini ditumpahkan lagi.Aku juga pernah mengalami apa yang dia

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 39

    KENZO“Apa? Kamu suka aku?” sergah Putri. Ia tampak terkejut. Tidak mengira bahwa aku menyukainya.Aku pun terkejut. Benar-benar terkejut. Terkejut bukan karena melihat reaksi Putri. Melainkan karena aku tidak menyangka, aku mampu mengatakannya.Aku mengira bahwa aku hanya membisikkan kata-kata itu dalam benakku saja. Tapi ternyata tidak. Aku mengucapkannya, tanpa basa-basi!Apa aku terlalu gugup, hingga tak sengaja meluncurkan kalimat itu dari mulutku? Apa ini? Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri hingga berbicara di luar kendaliku?Cokelat praline dalam genggaman Putri nyaris terlepas, sebagai bagian dari reaksi keterkejutan dirinya atas kata-kata yang aku lontarkan. Putri segera menyelamatkan pemberianku itu, lalu buru-buru meletakkan kaleng tersebut di sisinya.“Beneran, Ken? Kamu nggak lagi ngelindur, ‘kan? Nggak main-main, ‘kan?” tanya Putri sambil menatap mataku. Ia seperti polisi yang sedang menginterogasi seorang tersangka.Aku gelagapan. Bingung mau bicara apa setelah

  • Terpaksa Jadi Playboy   Bab 38

    HUSNA“Kalian saling sayang ya, karena sejak kecil sudah saling kenal?” tanyaku hati-hati.Saatnya menggali informasi. Aku ingin tahu, seperti apa sebenarnya hubungan di antara dua orang keluarga jauh ini.Sayangnya, Himawari terlalu ‘mabuk’ untuk menjawab. Gadis itu malah menangis sesenggukan lagi.“Dia jahat! Aku nggak terima, pokoknya!” seru Himawari. Kemudian menghabiskan potongan brownies yang terakhir.Uh. Aku harus bersabar. Orang patah hati memang sulit diajak bicara.Eh? Patah hati? Apa memang benar, di antara Himawari dan Kenzo, memang ada hubungan yang sangat kuat?Sepertinya iya. Kalau tidak, kenapa Himawari tampak frustrasi seperti ini? Kalau mereka hanya berteman, tidak mungkin Himawari akan sekalut ini.Aku memilin ujung jilbabku, menahan diri agar tidak larut dalam p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status