Share

Kabar

Ari baru usai menghabiskan sarapannya saat Tarissa datang ke restoran. Ia mencebik, kemudian menatap jalan raya. Bukan tanpa sebab, kemarin ia ditinggal pergi begitu saja.

Bukannya mendekat, Tarissa malah mengambil duduk jauh dari jangkauan Ari. Sebenarnya ia ingin mendekati Ari lagi. Namun, kepergiannya kemarin seolah menjelma menjadi jarak yang membentangi keduanya.

Jam sudah menunjuk ke angka sepuluh. Bukan lagi waktunya sarapan, tetapi Tarissa bersikukuh membeli makanan utama. Meksi sudah disarankan berbagai menu makanan ringan yang tinggi kalori, ia enggan mendengar.

Sembari menunggu, ia terus menatap punggung Ari yang tampak teratur naik turun. Pandangannya mengedar, seolah-ah tengah mencari bahan perbincangan.

Ari yang merasa mulai bebas pun akhirnya mengambil ponsel, mulai mengaktifkan. Hal pertama yang dilakukan adalah menghubungi Rendi. Ia sudah terlalu rindu meski hanya dua hari tak bertem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status