Share

Mengusir Bayang

Hari sudah menjelang sore kala Ari memutuskan untuk berhenti. Peluh pada tubuhnya tak ubahnya air yang mengguyur tanpa jeda.

Ia sudah amat kelelahan hingga harus mengistirahatkan badan. Perutnya terasa lapar bahkan dua botol air mineral berukuran besar sudah habis ditenggaknya sedari tadi.

Demi mengusir bayangan Lara, ia rela meneruskan permainan. Diamati oleh banyak pasang mata. Pun menjadi tontonan para wanita.

Pada restoran cepat saji di lantai Ground, Ari mendaratkan bokongnya. Ia telah memesan banyak makanan. 

"Sajikan semua secara bersamaan," pinta Ari pada sang pramusaji.

Ia sengaja meminta hal demikian agar ia bisa beristirahat barang sebentar. Matanya terasa berat untuk sekadar mengedar pandang.

Tanpa ragu, ia merebah pada sofa di ujung restoran. Meski kakinya menggantung, yang dibutuhkan hanyalah meluruskan punggung.

"Nyama

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status