Share

Teror Ghaib 132

Di kantin kampus, saat makan siang, Sabrina marah-marah karena Desy tak masuk kuliah. Dia kesal karena gadis itu mengingkari janjinya.

“Udah dong, Sabrina, jangan cemberut terus,” kata Anne. Gadis itu bingung kalau melihat Sabrina memburuk suasana hatinya seperti sekarang. Selain itu, dia lelah menghadapi Sabrina yang uring-uringan.

“Gimana aku nggak kesel? Desy tuh nggak nepatin janjinya. Dia bilang mau kasih samplenya ke kita. Tapi mana?” katanya, “kalau nggak punya bilang nggak punya saja nggak apa-apa sebenernya. Bukannya malah kabur.”

“Kamu nggak coba telfon dia?” tanya Anne sambil memotong basonya.

“Udah, tadi pagi. Tapi nggak direspon,” baals Sabrina. Dia mengaduk-aduk jusnya dengan kasar.

“Coba deh telfon lagi. Barangkali dia mau ngerespon,” kata Anne.

Sabrina lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi dia letakkan di atas meja. Dia lalu mencari nomor Desy di kontaknya dan menelepon gadis itu. Dia menghembuskan napas lega setelah akhirnya mendengar suara Desy dari seberang.

“Ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status