"Rey, kalau aku nggak ngulang skripsi dari awal apa nggak bisa?" tanya Melinda penuh harap. Dia menjilat bibir bawahnya yang seksi lalu berdiri dan berjalan ke kursi Reynold.Kedua lengannya melingkari bahu pria muda itu dari belakang. "Aku bisa kok bikin kamu puas asal kamu mau bantuin skripsiku, mau ya?" bujuk Melinda berbisik di samping telinga Reynold.Namun, Reynold tidak menginginkan hal-hal seperti itu bersama mahasiswinya. Dia pun melepaskan lilitan tangan Melinda di tubuhnya lalu berkata, "Kalau nggak mau ngulang bikin skripsinya berarti kamu tetap ikut bimbingan Prof. Untari Sudibyo aja, Mel. Itu syarat dariku karena memang bidang pembahasan skripsinya beda dengan bidangku. Akademik pasti nanyain lah, 'kan aneh! Masa kubilang karena kamu mesum sama aku apa tidur sama aku jadi aku mau jadi dosen pembimbing skripsi kamu?""Ehh ... jahat banget sih! Jangan bilang gitu dong sama akademik. Rey, bantuin aku ... ini sudah tahun kesembilan, aku nggak boleh kuliah lebih lama lagi!" u
Bukan James namanya kalau tidak homesick berpisah jauh dari Laura. Padahal baru 2 hari saja dia berada di Perth."Bang Leeray, Bang Mike, aku mau pulang duluan ya ke Yogya nanti sore. Siang ini mau beli oleh-oleh buat anak-anakku dulu," ujar James saat sarapan bersama keluarga abang-abangnya.Michael terkekeh mendengar ucapan adik nomor tiganya itu. Dia lalu berkata, "James, kamu sudah kangen sama binimu 'kan? Makanya buru-buru pulang gini ... jujur aja!"Wajah James sontak merona karena malu. "Ahh ... Bang Mike ini!" sahutnya lalu melanjutkan sarapan paginya.Leeray pun tidak mau ketinggalan membully adik kandung bungsunya itu. "Lain kali ajakin si Laura, kalau perlu masukin koper kalau dia nolak. Kamu gimana sih James jadi suami kok nggak tegas?!" selorohnya memanas-manasi James."Mulai deh ngebully adik sendiri!" rajuk James kekanak-kanakan.Deasy yang duduk di samping Leeray pun menertawakan suami kakaknya yang berondong ganteng itu. "Memang Kak Laura di Yogya nggak sendirian 'kan
Pukul 04.30 WIB pesawat yang ditumpangi James mendarat dengan mulus di landasan YIA di Kulon Progo. James tidak ingin merepotkan Reynold dan Laura untuk menjemputnya, dia menggunakan jasa taksi bandara untuk mengantarkannya pulang ke Jasmine Park Apartment.Perjalanan itu memakan waktu sekitar 2 jam hingga dia sampai di lobi apartment. Seusai membayar argo taksi bandara itu, James naik ke unit milik Reynold di lantai 8 dengan lift. Dia menyeret kopernya sendiri lalu memasukkan kode akses pintu unit itu.James melirik jam tangannya dan memang masih pukul 05.15. Belum ada yang bangun biasanya saat dia berolahraga pagi pukul 05.00. Dia pun meninggalkan kopernya di samping sofa bersama tas plastik besar oleh-olehnya dari Perth.Dia masuk ke kamar tidur dan mendapati Laura sedang tidur berpelukan dengan Reynold. James menghela napas dalam-dalam untuk mengusir rasa cemburunya yang wajar muncul melihat pemandangan istrinya dan Reynold di atas ranjang yang begitu mesra.Perlahan James melangk
"Jake, Josh, kalian nurut sama Dad dan Papa Rey ya selama Mommy tinggal ke Bali!" pesan Laura di ruang tengah apartment sebelum diantar James ke kampus FKH UGM sore itu.Kedua bocah 8 tahun itu memeluk erat mommy kesayangannya sambil menangis sesenggukan karena baru pertama kali berpisah jauh satu sama lain. "Okay, Mom! Take care you're self," ucap si kembar."Ayolah, jangan cengeng, Kids! Mommy hanya pergi 4 hari ke Bali. Masih ada Daddy dan Papa Rey juga di sini," bujuk James sekalipun dia juga bakal merindukan istrinya."Baiklah, nanti Mommy akan selalu berkirim pesan dengan kalian ya, Jake and Josh. Waktunya berangkat sekarang," ujar Laura lalu mengecup kening kedua putera kembarnya yang mulai bertambah tinggi itu."James, Rey, si kembar masih kurang sehat karena flu batuk, kalau ada yang aneh-aneh ... kuharap tidak ada sih, tapi kalau memang ada yang tidak beres, bawa mereka ke rumah sakit saja," pesan Laura lalu memeluk dan mengecup kedua suaminya bergantian.Reynold pun menjawa
Tanpa Laura di tengah ranjang malam itu, James dan Reynold tidur saling memunggungi satu sama lain. Mereka merasa insomnia karena wanita cantik yang biasa menghangatkan malam-malam mereka sedang dalam perjalanan ke Bali. "TOK TOK TOK." Pintu kamar itu diketok dari luar. "Mas ... Mas ... Jacob sama Joshua demam tinggi!" seru Mikha panik dari depan pintu berusaha membangunkan kedua ayah si kembar.Dengan segera James dan Reynold bangun lalu berlari ke pintu. James membuka pintu lalu berkata, "Sudah diukur suhunya, Mikha?"Dia dan Reynold bergegas ke kamar putera mereka masing-masing."Paaa, Josh nggak enak badan," rengek Joshua di kasurnya dengan suara serak. Sementara Reynold menaruh punggung tangannya ke dahi putera kandungnya itu.'Panas sekali rasanya!' batin Reynold panik."Bang, kita bawa ke rumah sakit aja sekarang!" seru Reynold dari dalam kamar Joshua.James sudah menggendong Jacob yang memakai piyama superman di pelukannya. "Ayo berangkat, Rey. Naik mobilku saja!" ujarnya.
Pukul 06.00 WIB ponsel James berdering tanda ada panggilan video call masuk. Dia mengecek id penelepon ternyata itu Laura. Dia merasa galau antara mengatakan kondisi kedua putera kembarnya atau menyembunyikannya dari Laura. James cemas kalau Laura jadi kepikiran Jake dan Josh selama di Bali."Halo, Honey. Apa sudah sampai di Bali?" tanya James dengan suara bassnya yang menggetarkan hati istrinya di ujung telepon."Halo, Baby boy. Sudah sampai di pelabuhan sih, ini bus study tour lagi antre turun dari kapal feri. Bagaimana kabar Jake dan Josh? Apa mereka baik-baik saja di sana?" balas Laura.James melirik ke arah Jacob yang sudah bangun dan duduk bersandar di bed pasien di sisinya. Dia berkata tanpa suara 'Mommy'.Kemudian Jacob meminta ponsel di tangan daddynya yang dioper ke tangannya oleh James."Hello, Mom. I missed you. I'm on hospital now since last night," ujar Jacob dengan suara serak memandangi wajah mommy tersayangnya di layar ponsel."Apa kamu sudah mendingan sekarang, Jake?
Sesampainya di kamar penginapan di Uluwatu, Bali, Laura yang mendapat kamar sendiri sebagai dosen pembimbing segera membongkar koper pakaiannya untuk mencari baju ganti sebelum mandi. Dia memilih sebuah floral midi dress dengan motif bunga Daffodil warna kuning. Bunga Daffodil memiliki banyak filosofi yang berbeda di berbagai negara semacam simbol keberuntungan dan harapan serta kecantikan. Nama lain bunga ini adalah Narsiscus.Laura tidak berlama-lama mandi karena harus mengawasi anak didiknya selama study tour. Seusai mandi dia berdandan natural dan menyemprotkan Elizabeth Arden eau de toilette Green Tea for woman, parfum yang tidak pernah dia ganti sejak dulu merknya. Dia suka aromanya yang menenangkan pikiran dan lembut saat tercium di hidung.Setelah itu Laura menyiapkan barang bawaannya di sling bag agar tidak tercecer lalu membawa topi lebar untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari nanti. Hari ini mereka akan jalan-jalan ke Pantai Canggu dan Pantai Kuta menjelang sore. Na
Selepas bus study tour meninggalkan komplek kampus Udayana, mereka menuju ke obyek wisata Pantai Canggu. Perjalanan itu berlangsung sekitar 1 jam lebih hingga akhirnya sampai di parkiran bus pariwisata pantai itu.Hari sudah menjelang sore hari sekitar jam 15.00 WITA. Para peserta study tour diberikan jam bebas hingga pukul 18.00 WITA nanti untuk berjalan-jalan di Pantai Canggu dan sekitarnya, yang terpenting mereka tidak boleh lebih dari pukul 18.15 WITA kalau masih ingin pulang ke homestay naik bus study tour. Laura bersama Pak Ryan Bramantyo dan Pak Surya Andaru mengawasi anak-anak didik mereka dari tepi pantai. Mereka duduk-duduk di bangku kayu untuk berjemur yang ditaruh berjejer di sepanjang garis pantai yang berpasir coklat itu.Penampilan Laura sudah mirip turis bule dengan gaun midi dress warna kuningnya dan topi lebar berwarna krem yang berpita pink. Dia mengenakan kaca mata Rayband untuk mencegah silau mentari menjelang senja."Wah, sayang banget ya Prof. James nggak ikut