Tanpa Laura di tengah ranjang malam itu, James dan Reynold tidur saling memunggungi satu sama lain. Mereka merasa insomnia karena wanita cantik yang biasa menghangatkan malam-malam mereka sedang dalam perjalanan ke Bali. "TOK TOK TOK." Pintu kamar itu diketok dari luar. "Mas ... Mas ... Jacob sama Joshua demam tinggi!" seru Mikha panik dari depan pintu berusaha membangunkan kedua ayah si kembar.Dengan segera James dan Reynold bangun lalu berlari ke pintu. James membuka pintu lalu berkata, "Sudah diukur suhunya, Mikha?"Dia dan Reynold bergegas ke kamar putera mereka masing-masing."Paaa, Josh nggak enak badan," rengek Joshua di kasurnya dengan suara serak. Sementara Reynold menaruh punggung tangannya ke dahi putera kandungnya itu.'Panas sekali rasanya!' batin Reynold panik."Bang, kita bawa ke rumah sakit aja sekarang!" seru Reynold dari dalam kamar Joshua.James sudah menggendong Jacob yang memakai piyama superman di pelukannya. "Ayo berangkat, Rey. Naik mobilku saja!" ujarnya.
Pukul 06.00 WIB ponsel James berdering tanda ada panggilan video call masuk. Dia mengecek id penelepon ternyata itu Laura. Dia merasa galau antara mengatakan kondisi kedua putera kembarnya atau menyembunyikannya dari Laura. James cemas kalau Laura jadi kepikiran Jake dan Josh selama di Bali."Halo, Honey. Apa sudah sampai di Bali?" tanya James dengan suara bassnya yang menggetarkan hati istrinya di ujung telepon."Halo, Baby boy. Sudah sampai di pelabuhan sih, ini bus study tour lagi antre turun dari kapal feri. Bagaimana kabar Jake dan Josh? Apa mereka baik-baik saja di sana?" balas Laura.James melirik ke arah Jacob yang sudah bangun dan duduk bersandar di bed pasien di sisinya. Dia berkata tanpa suara 'Mommy'.Kemudian Jacob meminta ponsel di tangan daddynya yang dioper ke tangannya oleh James."Hello, Mom. I missed you. I'm on hospital now since last night," ujar Jacob dengan suara serak memandangi wajah mommy tersayangnya di layar ponsel."Apa kamu sudah mendingan sekarang, Jake?
Sesampainya di kamar penginapan di Uluwatu, Bali, Laura yang mendapat kamar sendiri sebagai dosen pembimbing segera membongkar koper pakaiannya untuk mencari baju ganti sebelum mandi. Dia memilih sebuah floral midi dress dengan motif bunga Daffodil warna kuning. Bunga Daffodil memiliki banyak filosofi yang berbeda di berbagai negara semacam simbol keberuntungan dan harapan serta kecantikan. Nama lain bunga ini adalah Narsiscus.Laura tidak berlama-lama mandi karena harus mengawasi anak didiknya selama study tour. Seusai mandi dia berdandan natural dan menyemprotkan Elizabeth Arden eau de toilette Green Tea for woman, parfum yang tidak pernah dia ganti sejak dulu merknya. Dia suka aromanya yang menenangkan pikiran dan lembut saat tercium di hidung.Setelah itu Laura menyiapkan barang bawaannya di sling bag agar tidak tercecer lalu membawa topi lebar untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari nanti. Hari ini mereka akan jalan-jalan ke Pantai Canggu dan Pantai Kuta menjelang sore. Na
Selepas bus study tour meninggalkan komplek kampus Udayana, mereka menuju ke obyek wisata Pantai Canggu. Perjalanan itu berlangsung sekitar 1 jam lebih hingga akhirnya sampai di parkiran bus pariwisata pantai itu.Hari sudah menjelang sore hari sekitar jam 15.00 WITA. Para peserta study tour diberikan jam bebas hingga pukul 18.00 WITA nanti untuk berjalan-jalan di Pantai Canggu dan sekitarnya, yang terpenting mereka tidak boleh lebih dari pukul 18.15 WITA kalau masih ingin pulang ke homestay naik bus study tour. Laura bersama Pak Ryan Bramantyo dan Pak Surya Andaru mengawasi anak-anak didik mereka dari tepi pantai. Mereka duduk-duduk di bangku kayu untuk berjemur yang ditaruh berjejer di sepanjang garis pantai yang berpasir coklat itu.Penampilan Laura sudah mirip turis bule dengan gaun midi dress warna kuningnya dan topi lebar berwarna krem yang berpita pink. Dia mengenakan kaca mata Rayband untuk mencegah silau mentari menjelang senja."Wah, sayang banget ya Prof. James nggak ikut
Hai semuanya ... apa kabar? Semoga kalian masih mengikuti novel pertamaku ini ya ... Sebenarnya aku sedang mengerjakan 7 novel ongoing saat ini yang beberapa tidak ada di GN, jadi update novel ini nggak tentu harinya, maafkan aku ... Oya, tentang Hendrawan, ternyata aku menyukai tokoh ini dan akan kubuatkan mini story kalau novelku yang lain sudah kelar. Yogyakarta ... I'm in Love nanti judulnya. Hendrawan dan Karenina yang jadi tokoh utamanya, genrenya lebih ke daily life dan teenlit rate 16+ nggak ada adult scene, paling banter kayaknya kissing. Aku sadar terkadang novel yang kutulis adegannya terlalu eksplisit nyaris vulgar, mungkin aku perlu belajar dari waktu ke waktu untuk menyempurnakan caraku menuturkan kisah-kisah tokoh di novelku. Oya, kalau jadi Agustus nanti aku akan menelurkan 1 lagi karya comedy romance 21+ judulnya Di Atas Ranjang Istri Binalku ceritanya tentang Sexolog cantik lulusan Italia dan CEO cupu yang nerd pengidap Venustraphobia. Kayaknya sih seru, tapi kada
Angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi menerbangkan gaun selutut warna kuning yang dikenakan Laura. Dia memegangi topi lebarnya agar tidak terbang tertiup angin.Pemuda tampan yang berdiri di sebelahnya menatap penuh kekaguman. Senja di pantai dan wanita yang cantik adalah perpaduan yang elok untuk dilihat. Sayangnya wanita yang satu itu sudah bersuami dengan 2 orang anak."Prof, Anda secantik bidadari ...," puji Joel pada Laura yang sontak membuat pipi wanita itu merona."Itu terlalu berlebihan, Joel. Aahh ... sepertinya kita harus kembali ke bus karena sudah hampir pukul 6 sore," ujar Laura lalu berjalan cepat berbalik arah menuju ke arah parkiran bus pariwisata.Dengan segera Joel berlari mengejar dosen cantiknya itu lalu menarik tangan Laura hingga terhempas ke tubuhnya yang berotot. "Aarrghh!" pekik Laura terkejut seraya membulatkan matanya. Joel ingin mencium bibirnya, tetapi Laura melengos dan ciuman itu menyerempet pipi Laura. "Lepaskan, Joel! Kau ternyata terlalu berbahaya
James dan Reynold menjalani hari-hari yang sibuk di kampus dan juga mengurusi putera mereka masing-masing yang opname di rumah sakit karena ISPA. "Jadi kesimpulannya berbagai jenis bakteri memiliki cara-cara tersendiri untuk menginfeksi tubuh inangnya dan kepekaan antibiotik harus terus diuji resistensinya. Apa ada pertanyaan sebelum kelas saya bubarkan?" ujar James di depan mimbar kuliah ruang 101.Wajah para mahasiswinya seperti biasa seperti terpesona sedikit bengong menatap wajah ganteng profesornya yang masih muda itu. 99% orang yang mengidolakan Park Seo Joon akan mengatakan bahwa dia kembar beda bapak ibu dengan artis top negeri ginseng itu.Istrinya saja dulu sering memanggilnya dengan sebutan 'oppa' saking bucinnya pada aktor What's Wrong With Secretary Kim itu. Seorang mahasiswi mengangkat tangannya."Ya, mau nanya apa, Mel?" sahut James pada Imelda yang sering bandel menggodanya. "Oppa Profesor, kalau pemberian vitamin apa bisa membunuh bakteri di dalam tubuh inang?" tan
Saat berada di dalam bus 1, Laura baru tersadar kalau ponselnya hilang. Dia meminta sopir bus 1 agar tidak berangkat dulu dan turun lagi dari bus untuk masuk ke toko oleh-oleh mencari ponselnya ditemani Panji dan Hendrawan."Tadi jalan kemana aja, Bu Laura?" tanya Panji sembari menyusuri lorong rak baju wanita."Di sini-sini aja kok, Nji. Sama di kamar pas yang itu ...," jawab Laura dan tersadar kalau ponsel yang dia pegang memang jatuh saat meronta di pelukan Joel tadi.Akhirnya dia berkata lagi, "Sepertinya hilang, Nji, Hen. Kita balik ke bus deh. Besok aku beli ponsel baru kalau sudah sampai di Yogya aja."Kedua pemuda itu pun menuruti keinginan Laura dan kembali bertiga naik ke bus 1.Laura merasa gelisah, dia cemas Joel yang mengambil ponselnya dan membuka-buka file di dalamnya tanpa seizinnya. Kehidupan pribadinya ada di dalam ponsel itu. Pesan-pesan dengan kedua suaminya dan foto-foto bersama keluarga kecilnya yang aneh bagi orang awam. Dia pun menghela napas dengan berat.Sebe