Hai semuanya ... apa kabar? Semoga kalian masih mengikuti novel pertamaku ini ya ... Sebenarnya aku sedang mengerjakan 7 novel ongoing saat ini yang beberapa tidak ada di GN, jadi update novel ini nggak tentu harinya, maafkan aku ... Oya, tentang Hendrawan, ternyata aku menyukai tokoh ini dan akan kubuatkan mini story kalau novelku yang lain sudah kelar. Yogyakarta ... I'm in Love nanti judulnya. Hendrawan dan Karenina yang jadi tokoh utamanya, genrenya lebih ke daily life dan teenlit rate 16+ nggak ada adult scene, paling banter kayaknya kissing. Aku sadar terkadang novel yang kutulis adegannya terlalu eksplisit nyaris vulgar, mungkin aku perlu belajar dari waktu ke waktu untuk menyempurnakan caraku menuturkan kisah-kisah tokoh di novelku. Oya, kalau jadi Agustus nanti aku akan menelurkan 1 lagi karya comedy romance 21+ judulnya Di Atas Ranjang Istri Binalku ceritanya tentang Sexolog cantik lulusan Italia dan CEO cupu yang nerd pengidap Venustraphobia. Kayaknya sih seru, tapi kada
Angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi menerbangkan gaun selutut warna kuning yang dikenakan Laura. Dia memegangi topi lebarnya agar tidak terbang tertiup angin.Pemuda tampan yang berdiri di sebelahnya menatap penuh kekaguman. Senja di pantai dan wanita yang cantik adalah perpaduan yang elok untuk dilihat. Sayangnya wanita yang satu itu sudah bersuami dengan 2 orang anak."Prof, Anda secantik bidadari ...," puji Joel pada Laura yang sontak membuat pipi wanita itu merona."Itu terlalu berlebihan, Joel. Aahh ... sepertinya kita harus kembali ke bus karena sudah hampir pukul 6 sore," ujar Laura lalu berjalan cepat berbalik arah menuju ke arah parkiran bus pariwisata.Dengan segera Joel berlari mengejar dosen cantiknya itu lalu menarik tangan Laura hingga terhempas ke tubuhnya yang berotot. "Aarrghh!" pekik Laura terkejut seraya membulatkan matanya. Joel ingin mencium bibirnya, tetapi Laura melengos dan ciuman itu menyerempet pipi Laura. "Lepaskan, Joel! Kau ternyata terlalu berbahaya
James dan Reynold menjalani hari-hari yang sibuk di kampus dan juga mengurusi putera mereka masing-masing yang opname di rumah sakit karena ISPA. "Jadi kesimpulannya berbagai jenis bakteri memiliki cara-cara tersendiri untuk menginfeksi tubuh inangnya dan kepekaan antibiotik harus terus diuji resistensinya. Apa ada pertanyaan sebelum kelas saya bubarkan?" ujar James di depan mimbar kuliah ruang 101.Wajah para mahasiswinya seperti biasa seperti terpesona sedikit bengong menatap wajah ganteng profesornya yang masih muda itu. 99% orang yang mengidolakan Park Seo Joon akan mengatakan bahwa dia kembar beda bapak ibu dengan artis top negeri ginseng itu.Istrinya saja dulu sering memanggilnya dengan sebutan 'oppa' saking bucinnya pada aktor What's Wrong With Secretary Kim itu. Seorang mahasiswi mengangkat tangannya."Ya, mau nanya apa, Mel?" sahut James pada Imelda yang sering bandel menggodanya. "Oppa Profesor, kalau pemberian vitamin apa bisa membunuh bakteri di dalam tubuh inang?" tan
Saat berada di dalam bus 1, Laura baru tersadar kalau ponselnya hilang. Dia meminta sopir bus 1 agar tidak berangkat dulu dan turun lagi dari bus untuk masuk ke toko oleh-oleh mencari ponselnya ditemani Panji dan Hendrawan."Tadi jalan kemana aja, Bu Laura?" tanya Panji sembari menyusuri lorong rak baju wanita."Di sini-sini aja kok, Nji. Sama di kamar pas yang itu ...," jawab Laura dan tersadar kalau ponsel yang dia pegang memang jatuh saat meronta di pelukan Joel tadi.Akhirnya dia berkata lagi, "Sepertinya hilang, Nji, Hen. Kita balik ke bus deh. Besok aku beli ponsel baru kalau sudah sampai di Yogya aja."Kedua pemuda itu pun menuruti keinginan Laura dan kembali bertiga naik ke bus 1.Laura merasa gelisah, dia cemas Joel yang mengambil ponselnya dan membuka-buka file di dalamnya tanpa seizinnya. Kehidupan pribadinya ada di dalam ponsel itu. Pesan-pesan dengan kedua suaminya dan foto-foto bersama keluarga kecilnya yang aneh bagi orang awam. Dia pun menghela napas dengan berat.Sebe
James sudah bersiap-siap menjemput istrinya di kampus setelah menjalani 5 hari study tour ke Bali dengan bus pariwisata. "Halo, Honey. Sudah sampai mana?" tanya James di telepon. Dia baru saja memasak sarapan untuk Jacob dan Joshua."Halo, Baby boy. Maaf, sepertinya aku akan terlambat sampai di Yogya. Bus yang aku tumpangi mogok di Banyuwangi setelah turun dari kapal feri," jawab Laura dari dalam bus 1.Memang bus 1 sempat mengalami mogok di jalan dan saat ini sedang dibetulkan oleh montir panggilan di pinggir jalan kota Banyuwangi. "Ohh ... apes banget sih! Apa sudah selesai dibetulin atau masih mogok di sana, Laura?" tanya James lagi sambil duduk di sofa ruang tengah."Lagi dicoba dinyalain mesinnya sama sopir busnya, James," jawab Laura sambil mengipas-ngipasi wajahnya karena cuacanya agak panas dan AC busnya mati."Hmm ... ya sudah, kalau sudah sampai Solo, kabarin ya Sayang?!" ujar James tak sabar ingin bertemu lagi dengan istri tercintanya."Oke, James. Bye, kututup teleponnya
"Baby boy, apa Jake dan Josh sudah sembuh total?" tanya Laura di dalam mobil Fortuner putih yang melaju kencang. Dia sedikit meringis karena James mengemudikannya lumayan kencang."Mereka sudah sehat kok, nggak batuk lagi. Jangan kuatir, Honey," jawab James yang masih fokus menyetir.Tak perlu waktu lama bagi James mengantar pulang istrinya ke Jasmine Park apartment. Dengan penuh semangat dia menurunkan koper Laura dari mobil dan menyeret koper itu sembari menggandeng mesra tangan Laura menuju ke lift."TING."Lift itu akhirnya sampai di lantai 8 lalu mereka berdua menuju ke unit 8002 milik Reynold. Saat Laura masuk ke dalam apartment kedua putera kembarnya berlari menghambur memeluk mommy kesayangan mereka."MOM!" seru Jacob dan Joshua serempak sambil tertawa gembira karena mommy kesayangan mereka akhirnya pulang juga setelah 5 hari yang terasa begitu lama."Aku rindu masakan Mom, masakan rumah sakit buruk sekali rasanya!" ujar Jacob dengan wajah berbinar ceria menggandeng Laura ke a
Setiap sentuhan James di tubuhnya seolah menyalakan gairah Laura. Suaminya itu bagaikan seorang alpha di cerita-cerita werewolf yang kadang ia baca di waktu senggangnya. Dan di sinilah ia terjebak dalam permainan cinta sang Alpha James. Bukan hutan larangan atau tebing tempat melolong menatap bulan purnama. Hanya sebuah kamar mandi yang suhunya mulai terasa hangat di kulit telanjangnya yang basah dan licin sehabis berendam di bathtub bersama James.Tangan James terulur membantu Laura keluar dari bathtub. Dia menempatkan keset kering di depan kloset duduk. "Berdirilah di sini, Honey!" pintanya yang dituruti Laura. Dengan lembut James mengeringkan tubuh Laura dengan handuk, dia senyum-senyum melirik wajah Laura yang penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan bersama. James bersenandung merdu lagu Charlie Puth 'Dangerously' yang mendapat tawa geli dari Laura."I loved you dangerously more than the air that I breathe. Knew we would crash at the speed that we were going. Didn't care i
Saat terbaring di bawah tubuh Reynold, dia selalu menerima sebuah perasaan memuja yang begitu kuat. Suami keduanya itu berbeda dengan James yang begitu dominan. Reynold lebih santai dan senang merayunya dengan kata-kata manis.Kecupan-kecupan yang pasti menimbulkan kiss mark itu menjalar di collar bone Laura. "Aku merindukanmu, Cantik," gumam Reynold sembari membelai tubuh indah istrinya."Aakkhh ... Rey, isapanmu terlalu bersemangat!" rajuk Laura saat puncak buah dadanya disedot kencang oleh Reynold.Perlahan Reynold melebarkan pangkal paha Laura lalu menyusupkan lidahnya ke tengah lipatan merah muda itu. Dia rindu dengan rasanya dan ingin cairan cinta istrinya sebanyak mungkin seiring kepuasan yang pasti dirasakan Laura."Oohh ... Rey ...," panggil Laura sembari memejamkan matanya dengan tubuh bergetar hebat saat dia klimaks.Setelah puas mencecap cairan cinta Laura, dia pun meleburkan batang kejantanannya yang sudah sangat tegang ke dalam tubuh Laura lalu mulai berpacu di atasnya.