Celine tertegun.Tidak hanya dia, bahkan Lala juga tidak tahu apa yang terjadi.Sebentar! Nyonya Yuni bukannya mau mencari masalah dengan Celine? Apaan sikap yang tulus dan bahkan bisa dibilang "memohon" ini?Selain itu, dia seorang nyonya tua Keluarga Jayadi, apa yang bisa dibantu Celine? Sampai-sampai memohon padanya?"Nyonya Yuni, apa yang bisa kubantu?" tanya Celine.Di benaknya muncul beberapa hal, tapi langsung dielak olehnya."Cuma kamu yang bisa membantuku," gumam Yuni lagi. Kemudian, dia memanggil sopir yang datang bersamanya.Semua orang baru sadar kalau sopir itu membawa sebuah kotak.Kotak ini terlihat klasik dan indah, seperti sebuah barang antik. Hanya lihat sekilas saja sudah tahu kalau harganya tidak murah.Namun, isi dari kotak itu barulah inti dari semua ini.Semua orang fokus pada kotak itu, Yuni bahkan tidak menunggu sampai sopirnya menyerahkan kotak itu, dia langsung maju dan mengambil kotak itu sendiri.Sikapnya terlihat sangat terburu-buru."Celly, lihat ...." Yu
Celine langsung terkejut.Bahkan informasi ini saja bisa diketahui! Benar juga, apa yang tidak bisa diselidiki Keluarga Jayadi?Seharusnya bukan diselidiki setelah pesta kemarin, berarti sudah dari sebelumnya, Nyonya Yuni sudah tahu dia bisa memperbaiki kebaya.Celine semakin merasa Yuni sangat lucu."Kamu nggak mau melihat kebaya itu kembali ke bentuk awalnya?" kata Yuni mencoba untuk memancing Celine."Nggak."Dia tidak punya perasaan apa-apa pada kebaya itu.Yuni pun terdiam, apa perlu seterus terang itu?Yuni tidak bisa mengatakan apa-apa, tapi dia tetap tersenyum penuh kasih sayang seakan-akan sedang memikirkan sesuatu. Kemudian, dia menghela napas panjang dan berkata, "Kalau pengrajin itu masih hidup, entah apa yang akan dia rasakan waktu melihat kebaya yang hancur itu."Di benak Celine muncul kebaya yang dipajang di gelas kaca di kediaman Jayadi itu.Kalau dia masih hidup, apa yang akan dia rasakan?Dia bakal merasa sayang dan ingin mencoba memperbaiki bagian yang rusak agar kem
Celine tidak penting, masalahnya Hansen tadi berbalik sambil mengangkat telepon, lalu sambil mendengarkan telepon sambil naik ke atas, sama sekali tidak melihatnya.Seakan-akan dari awal sampai akhir hanya ada Celine dan Hansen, sedangkan dia tidak ada di sini.Tidak hanya itu, Yuni tadi bukannya datang untuk menyusahkan Celine?Kalaupun tidak, dia menunggu seharian di sini, amarah yang sudah mendidih seharian harusnya dilampiaskan, tapi situasi tadi ...."He ... hehe ...."Lala tertawa saking kesalnya.Di permukaan dia tertawa, tapi hatinya dipenuhi dengan amarah, diam-diam mengumpat Yuni .Lalu teringat Yuni mengundang Celine ke kediaman Jayadi sepuluh hari lagi untuk melihat kebaya, takutnya melihat kebaya hanya alasan, tujuan aslinya adalah untuk menyanjung Celine.Lala menyadarinya.Sekarang Celine mewarisi Grup Nadine, juga putri mantan kepala Keluarga Tjangnaka. Bahkan orang seperti Yuni juga harus merendah untuk menyanjung Celine.Perasaan iri membuat Lala semakin kesal.Dia se
"Kemarin semuanya tenang saja, tapi hari ini .... Ini dikirim dari istri Direktur Grup Universal. Anak perempuan mereka yang paling kecil ulang tahun kedelapan belas, jadi mengundang Nona ke pestanya.""Yang ini dikirim sama istrinya Komandan Sucipto, putra pertamanya ulang tahun pernikahan, mengundang Nona untuk hadir.""Terus yang ini ....""Yang ini ...."Setiap mengambil satu undangan, Wahyu melaporkan orang yang mengundang, matanya mulai berkunang-kunang.Seakan-akan setiap keluarga di Mastika punya hal gembira yang mau dirayakan dan mengundang Celine untuk hadir.Wahyu tentu saja tahu kenapa bisa begini. Sekarang Celine adalah nona dengan kedudukan paling atas di Mastika. Setelah kemarin memproses informasi ini seharian, mereka akhirnya mulai bertindak."Nona, lihat, Nona tertarik sama keluarga yang mana?"Wahyu melihat Celine. Sejak tahu Celine adalah cucu kandung Richard, dia kembali semangat seperti waktu Richard masih hidup.Tidak hanya cara panggilnya berubah, dia bahkan mer
Donny sama sekali tidak melihat Albert, dia langsung menghampiri Celine dan terus menatap Celine.Tatapannya seperti ayah yang tidak puas melihat putrinya, tapi juga seperti melihat seseorang yang dia cintai melalui putrinya."Aku datang menjemput Celly ke kantor."Donny berkata.Yang namanya bos memang berbeda, hanya bicara biasa saja sudah membuat orang tidak bisa melawan. Orang-orang yang tadinya masih mau mengatakan sesuatu bahkan tidak bisa menyela lagi.Albert dalam hati berpikir, kamu datang menjemput Celly, siapa yang berani rebutan denganmu?Sementara Hansen dalam hati berpikir, karena mau menjemput Celly ke kantor, dia tidak bisa berkata apa-apa.Andreas yang berdiri jauh dalam hati berpikir, untung saja dia pintar, dia Cuma datang melihat-lihat istrinya.Celine tanpa sadar tenggelam dalam tatapan Donny terhadapnya. Apakah ini tatapan seorang ayah kepada putrinya? Hanya dengan ditatap saja Celine bisa merasakan "kebahagiaan", hatinya terasa hangat, membuatnya merasa tidak pua
Seperti dugaannya, Hansen masih tetap Hansen yang dulu.Memangnya kenapa kalau Hansen pintar? Asalkan dia memakai wajah Lala ini, Hansen akan percaya apa pun yang dia katakan. Benar-benar ... mudah ditipu!Tepat ketika dia sudah kesenangan, dia mendengar Hansen berkata, "Kalau begitu, hari ini nggak usah ke kantor, istirahat saja di rumah.""Nggak!" Tidak bisa!Setelah menjawab, Lala baru sadar kalau reaksinya ini berlebihan.Dia berusaha untuk tersenyum lalu berkata manja seperti biasa, "Kak, aku bisa, kok. Celly selelah itu saja tetap ke kantor, aku mana boleh istirahat di rumah? Aku mau bantu Kakak dan Celly."Membantu?Dia cuma mau tahu lebih banyak tentang Grup Nadine sebagai persiapan untuk rencananya.Dia mau ... Grup Nadine!Hansen tersenyum penuh kasih sayang. "Oke kalau begitu, naiklah, dasar kamu ini."Hansen berkata ringan, tapi begitu dia membelakangi Lala, senyumannya langsung menghilang....Celine pertama kalinya duduk satu mobil dengan ayahnya.Meski ruangannya luas, C
Waktu mendapat kabar dari Donny, Yuni langsung merasa sangat senang, dia mulai berjalan mondar-mandir di ruang tamu."Donny bakal datang, Donny bakal datang ...."Dia sangat bersemangat, terus menggumam sendiri. Kemudian, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Dia mau datang, berarti pesta kali ini nggak boleh sembarangan!"Harus mewah, harus besar, harus megah, harus menunjukkan kekayaan Keluarga Jayadi supaya Donny yang merupakan mitra mereka menyadari kehebatan Grup Jayadi.Namun, semua ini perlu ada yang siapkan.Yuni ingin melakukan semuanya sendiri, tapi bagaimanapun dia sudah tua.Pilihan pertamanya adalah Andreas.Namun, teringat pesta kali ini memakai nama Fera dan cucunya ini tidak mengakui ibu tirinya itu.Setelah berpikir lama, Yuni akhirnya membuat keputusan.Omar!Dia yang paling cocok.Setelah membuat keputusan, Yuni sama sekali tidak mengulur waktu dan langsung telepon Omar dan memintanya datang.Satu jam kemudian, Omar tiba.Fera juga ikut bersamanya."Pesta ulang tahun Fera
Dulu Fera tidak dihormati karena semua orang salah paham terhadap Fera. Namun, asalkan salah paham itu hilang, semuanya akan baik-baik saja.Omar pun berencana menjelaskan salah paham ini di pesta ulang tahun kali ini.Fera sedang memikirkan pesta ulang tahun ini, dia mengikuti semua ucapan Omar lalu tersenyum bahagia. "Terima kasih, Kak Omar, kamu yang terbaik."Sayangnya, yang dia inginkan bukanlah sikap baik Omar.Yang dia inginkan ...."Kak Omar, kita sekeluarga sudah lama nggak berkumpul, entah bagaimana keadaan Dylan sekarang."Sejak Dylan masuk rumah sakit, Andreas melindunginya dengan sangat ketat. Bahkan Fera juga tidak bisa mencari tahu tentang Dylan.Tidak hanya dia, Omar juga tidak tahu apa-apa tentang putranya ini.Namun, satu keluarga berkumpul ...."Fera, kamu tenang saja, aku bakal cari cara untuk mencari tahu lokasi Dylan," janji Omar."Iya."Bagus kalau bisa menemukan Dylan.Dengan adanya Dylan, pesta ulang tahun akan lebih seru....Omar pun mencari Dylan seperti yan